Anda di halaman 1dari 2

Strategi Bank Syariah Indonesia cabang Palembang dalam mengantisipasi dan

mengatasi risiko dalam pembiayaan Kredit kepemilikan rumah (KPR)


Muhammad Aji Bakri, Reza Sagita, Romi Fadilah

Abstrak
Penelitian ini mengkaji permasalahan divisi marketing Bank syariah Indonesia dalam
menghadapi dan memitigasi risiko pembiayaan macet terhadap produk pembiayaan Kredit
Kepemilikan rumah (KPR). Tujuan penelitian ini adalah bagaimana strategi divisi marketing
di bank syariah Indonesia meminimalisir tingkat risiko pembiayaan macet dalam produk KPR
sehingga bank syariah Indonesia cabang palembang dianggap sehat dan mengurangi dampak
dari Non-Perfoming Financing. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode kualitatif
melalui wawancara dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan evaluasi
untuk divisi marketing Bank Syariah Indonesia dan mengurangi dampak non-perfoming
financing dalam produk KPR, serta meningkatkan dan menjaga status bank sehat dalam bank
syariah Indonesia kc Palembang dan meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat
Palembang.
Kata Kunci: Risiko pembiayaan, Kredit ke[pemilikan rumah, Bank Syariah

Pengenalan/latar belakang
Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia sejak terbentuknya Bank
Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992 dan pembentukan Undang-Undang No.21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah menjadi titik kebangkitan perekonomian berbasis
syariah di sektor lembaga keuangan, yaitu Perbankan. Sekarang, Bank syariah di Indonesia
yang berstatus Bank Umum Syariah (BUS) hanya terdiri atas Bank Muamalat dan Bank
Syariah Indonesia dan beberapa bank syariah berstatus unit usaha syariah seperti bank BTN
Syariah, Bank Danamon syariah, dan lain-lain.
Salah satu prinsip perbankan syariah yang berbeda dengan cara perbankan
konvensional yaitu penggunaan interest (Bunga). Dalam bank syariah, penggunaan bunga
merupakan implementasi dari Riba dan Al-Quran melarang penggunaan prinsip Riba
sebagaimana dijelaskan dalam surat al-baqarah ayat 275 yang berbunyi: "Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." Alternatif perbankan syariah dalam
mendapatkan pendapatan komersial melalui sistem bagi hasil sesuai dengan Nisbah yang
ditetapkan dari kesepakatan akad (kontrak). Bank syariah tidak hanya sebatas menghimpun
dana dan menyalurkan dana tetapi dengan menjualbelikan produk-produk yang disediakan
oleh bank syariah sendiri seperti rumah dan kendaraan.

Studi literatur
Menurut UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, Pembiayaan merupakan
penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa Transaksi bagi hasil
dalam bentuk mudarabah dan musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau
sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang
murabaha, salam dan, istishna, transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh, serta
transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dam/atau UUS (Unit Usaha Syariah) dan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan, atau bagi hasil1.
Sementara KPR merupakan fasilitas Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada nasabah
perorangan dalam membeli atau memperbaiki rumah2. Dalam BSI, nama merek dagang KPR
adalah BSI Griya Reguler.
BSI Griya Reguler (dengan slogan Wujudkan rumah impian, langka mudah untuk kebaikan)
memiliki layanan pembiayaan seperti pembelian rumah baru/rumah lama
(Second)/ruko/rukan/apartemen, pembelian kavling siap bangun, pembangunan/ renovasi
rumah, ambil alih pembiayaan dari bank lain (Take oveer), dan Refinacing untuk pemenuhan
kebutuhan dasar3. Manfaat dari produk BSI Griya reguler yaitu Angsuran ringan dan Tetap,
Kemudahan Pembayaran dengan fasilitas autodebet Tabungan BSI, Proses pembiayaan
mudah dan cepat secara online, dan bebas biaya provisi, penalti, dan appresial (biaya
appresial sampai dengan 5 miliar).
Selain BSI Griya Reguler, ada beberapa sub produk dari produk BSI Griya, yaitu BSI Griya
Simuda, BSI Griya Mabrur, BSI Griya Take Over, dan BSI KPR Sejahtera. Setiap sub produk
BSI Griya memiliki persyaratan dan manfaat yang berbeda-beda dengan BSI Griya reguler.
dari produk BSI Griya, penggunaan akad dalam produk tersebut juga berbeda-beda dari
pilihan dari sub-produk BSI Griya tergantung dari kesepakatan nasabah dengan Bank. Jika
nasabah meminta pembiayaan pembangunan rumah dengan bersepakat dengan bank syariah
Indonesia, maka Bank Syariah Indonesia menggunakan akad Istisnha dengan margin yang
disepakati dengan kedua belah
bank syariah pada umumnya menggunakan akad. Akad merupakan kesepakatan antara kedua
pihak untuk mengikatkan diri tentang suatu perbuatan hukum tertentu yang akan dilakukan
sesuai dengan prinsip syariah.4

metodelogi

1
UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah Hal. 5
2
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/47 tentang KPR
3
https://www.bankbsi.co.id/produk&layanan/produk/bsi-griya-reguler tentang KPR Griya Reguler
4
Z.A.Wangsawidjaja, “Pembiayaan Perbankan Syariah” hal.130

Anda mungkin juga menyukai