Oleh :
Ferdian Adam
3 MRK 4 / 11
1741320028
2020
1. PENDAHULUAN
1.1 Lingkup dan Tujuan:
• Menentukan waktu sinyal, kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang bersinyal
• M K J I digunakan untuk simpang bersinyal terisolir, kendali waktu tetap, bentuk geometri
normal dan dilengkapi peralatan sinyal lalu lintas
• Alasan penggunaan sinyal lalu lintas:
a. Menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas (kapasitas dpt
dipertahankan)
b. Memberi kesempatan kendaraan dan/atau pejalan kaki dari jalan minor utk memotong
jalan utama
c. Mengurangi jumlah kecelakaan akibat tabrakan antar kendaraan dan/atau pejalan kaki
yang bertentangan
1.2 Karakteristik Sinyal
Dengan sinyal, kapasitas dpt didistribusikan ke berbagai pendekat melalui
pengalokasian waktu hijau
Penggunaan sinyal tiga lampu (hijau, kuning, merah) diterapkan utk
memisahkan lintasan dari gerakan kendaraan yg saling bertentangan
Sinyal digunakan utk memisahkan konflik utama maupun konflik kedua
3 Konflik utama = antara gerakan lalulintas dr pendekat yg saling
berpotongan (termasuk pejalan kaki)
3 Konflik kedua = antara gerakan lalulintas membelok dr lalulintas
lurus melawan (termasuk pejalan kaki)
Perhitungan arus lalu lintas dalam smp/jam bagi masing-masing jenis kendaraan
untuk kondisi terlindung dan/ atau terlawan (yang disesuaikan tergantung pada
fase sinyal dan Gerakan belok kanan yang diijinkan) dengan menggunakan lebel
berikut
Hitung arus lalu lintas total (Qmx) dalam kend/jam dan smp/jam pada masing-
masing pendekat untuk kondisi-kondisi arus berangkat terlindung dan / atau
teralawan (yang sesuai pada fase sinyal dan geakan belok kanan yang diijinkan
Hitung untuk masing-masing pendekat rasio kendaraan belok kiri PLT, belok kanan
PRT dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Hitung rasio kendaraan tak bermotor dengan membagi arus kendaraa tak bermotor
QUM kend/jam dengan arus kendaraan bermotor QMV kend/jam. Gunakan
persamaan sebagai berikut :
B-1 : Fase Sinyal
Ada 2 konflik di simpang :
1. Konflik utama : konflik yang terjadi akibat gerakan lalu lintas yang datang
dari jalan-jalan yang saling berpotongan
2. Konflik kedua: konflik yang terjadi akibat Gerakan membelok dari arus lalu
lintas lurus melawan dan Gerakan lalu lintas harus melawan dan Gerakan lalu
lintas membelok dengan pejalan kaki yang menyeberang
Contoh :
5. Untuk meningkatkan keselamtan berlalu lintas, maka digunakan lebih dari dua
fase
Terlawan
Arus Terlindung
Jika arus belok kanan diberangkatkan pada fase yang berbeda dengan arus lurus dari arah
berlawanan.
Terlindung
Terlindung
Terlindung
Sinyal 2 Fase
Hanya memisahkan Konflik Utama
Arus belok kanan dari semua arah merupakan arus terlawan.
Q R dari Barat dan Timur Terlawan Q R dari Utara dan Selatan
Terlawan
Sinyal 3 Fase
Memisahkan Konflik Utama
Arus belok kanan terlindung sebagian.
Q R dari Barat dan Timur Q R dari Utara dan Q R dari Utara Terlindung
Terlawan Selatan Terlawan
Sinyal 3 Fase
Memisahkan Konflik Utama
Arus belok kanan terlindung sebagian.
Q R dari Barat dan Timur Q R dari Utara dan Selatan Q R tidak ada
Terlawan Terlindung
Sinyal 4 Fase
Q RTidak Ada
Q R Tidak Ada
C-1 : Tipe Pendekat
Pendekat didefenisikan sebagai daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk
kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis henti (Bila gerakan lalu-lintas ke kiri
atau ke kanan dipisahkan dengan pulau lalu-lintas, sebuah lengan persimpangan jalan
dapat mempunyai dua pendekat)
Lebar pendekat (WA) didefenisikan sebagai lebar dari bagian pendekat yang diperkeras,
yang digunakan oleh lalu-lintas buangan setelah melewati persimpangan jalan (m)
Lebar masuk (WMASUK) didefenisikan sebagai lebar dari bagian pendekat yang
diperkeras, diukur pada garis henti (m)
Lebar keluar (WKELUAR) merupakan lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang
digunakan oleh lalu-lintas buangan setelah melewati persimpangan jalan (m)
Lebar efektif (We) adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan
dalam perhitungan kapasitas (yaitu dengan pertimbangan terhadap WA, WMASUK, dan
WKELUAR dan gerakan lalu-lintas membelok (m)
C-5 Rasio Arus/ Rasio Arus Jenuh
Tundaan lalu-lintas rata-rata setiap pendekat (DT) akibat pengaruh timbal balik dengan
gerakan- gerakan lainnya pada simpang. Untuk menghitung tundaan pada setiap
pendekat, gunakan persamaan sebagai berikut :
dimana :
DT = tundaan lalu-lintas rata-rata (det/smp)
C = waktu siklus yang disesuaikan (det)
A = Lihat Grafik berikut
Tundaan geometri rata-rata masing – masing pendekat (DG) akibat pertambahan dan
percepatan ketika menunggu giliran pada suatu simpang dan/atau ketika diberhentikan
oleh lampu merah, gunakan persamaan berikut :
dimana :
DG1 = tundaan geometri rata rata untuk pendekat j (det/smp)
Tundaan rata-rata untuk seluruh simpang (D1) dihitung dengan membagi jumlah nilai
tundaan dengan arus total (QTOT) dalam smp/jam
FLOWCHART SIMPANG BERSINYAL
PERUBAHAN
Ubah penentuan fase, lebar pendekat, aturan
membelok dsb.