Kolelitiasis
1. Definisi
tetapi biasanya <2,5 cm dan terdiri dari 3 jenis utama yaitu batu
al, 2014).
2. Epidemiologi
8
9
perempuan berusia >65 tahun (Longo dan Fauci, 2013). Di Negara Asia
10,7%, India Utara 7,1%, dan Taiwan 5,0% (Chang et al., 2013).
Prevalensi kejadian batu empedu tertinggi terjadi pada suku Indian Pima
et al, 2010). Rasio penderita batu empedu pada wanita terhadap pria
adalah 3:1 pada usia dewasa reproduktif, dan berkurang menjadi 2:1 pada
3. Etiologi
a. Supersaturasi kolesterol
lebih tinggi maka ia akan diangkut oleh vesikel yang mana vesikel
menjadi satu dan dengan adanya protein musin akan membentuk kristal
atau disatukan.
4. Patofisiologi
Kolesterol bersifat tidak larut air dan dibuat menjadi larut air
(Sjamsuhidajat, 2010).
batu pigmen dan batu campuran. Lebih dari 90% batu empedu adalah
Spencer, 2010).
a. Batu kolesterol
1) Supersaturasi kolesterol
nukleasi.4
pada pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. Batu pigmen
yang steril.
terlalu besar ataupun karena adanya striktur, batu akan tetap berada
5. Gejala Klinis
a. Asimtomatik
b. Simtomatik
kuadran kanan atas. Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang
c. Komplikasi
akut adalah nyeri perut kanan atas yang tajam dan konstan, baik
tekan pada kanan atas abdomen dan tanda klasik ”Murphy sign”
kolestitis akut atau kronik. Bentuk akut ditandai dengan nyeri hebat
kanan- kiri saat tidur. Nausea dan muntah sering terjadi. Nyeri dapat
(Doherty, 2015).
2013).
6. Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
hati dan sklera ikterik. Perlu diketahui bahwa bila kadar bilirubin
(Sjamsuhidajat, 2010).
c. Pemeriksaan Penunjang
oleh batu. Kadar bilirubin serum yang tinggi mungkin disebabkan oleh
kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut
7. Komplikasi
di duktus sistikus sehingga kandung empedu tidak dapat diisi lagi oleh
2010).
8. Penatalaksanaan
a. Kolesistektomi terbuka
dapat terjadi adalah cedera duktus biliaris yang terjadi pada 0,2%
b. Kolesistektomi laparaskopi
(Garden, 2017).
banyak ahli bedah mulai melakukan prosedur ini pada pasien dengan
seperti cedera duktus biliaris yang mungkin dapat terjadi lebih sering
kandung empedu tanpa insisi yang besar. Insisi kecil 2-3 cm dilakukan
batas iga kanan. Insisi keempat di abdomen bagian atas dekat dengan
dari insisi tersebut (Hunter and Pham, 2014 dan Lawrence, 2013).
c. Disolusi medis
batu secara lengkap terjadi sekitar 15%. Jika obat ini dihentikan,
kekambuhan batu tejadi pada 50% penderita. Kurang dari 10% batu
batu kolesterol diameternya < 20 mm, batu kurang dari 4 batu, fungsi
kandung empedu baik dan duktus sistik paten (Hunter and Pham,
2014).
d. Disolusi kontak
per kutan telah terlihat efektif dalam melarutkan batu empedu pada
2007).
90% kasus. Kurang dari 4 dari setiap 1.000 penderita yang meninggal
dilakukan pada penderita batu saluran empedu yang lebih tua, yang
a. Usia (forty)
penderita batu empedu pada kelompok umur 20-39 tahun baik pada
resiko tinggi dari kelompok umur pada kejadian batu empedu (Park,
tahun.
baik menetap maupun seperti kolik bilier (nyeri kolik yang berat pada
perut atas bagian kanan) jika ductus sistikus tersumbat oleh batu,
sehingga timbul rasa sakit perut yang berat dan menjalar ke punggung
atau bahu. Mual dan muntah sering kali berkaitan dengan serangan
melilit, perut terasa kembung, dan lain-lain (Xiao, 2014 & Yekelar,
2012).
30
tersering pada pasien kolelitiasis adalah nyeri ulu hati yang terdapat
pada 56,77% pasien, disusul dengan mual yang terdapat pada 52,08%
adalah nyeri perut kanan atas atau nyeri ulu hati (51,4%) dan disusul