Disusun Oleh :
DEWI MAISYATIR RODIYAH
(14401.20.21010)
Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk yang terbentuk dalam
kandung empedu. Komposisi dari kolelitiasis adalah campuran dari
kolesterol, pigmen empedu, kalsium dan matriks inorganik. Lebih dari 70%
batu saluran empedu adalah tipe batu pigmen, 15-20% tipe batu kolesterol
dan sisanya dengan komposisi yang tidak diketahui. Di negara-negara Barat,
komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sehingga sebagian batu
empedu mengandung kolesterol lebih dari 80% (Majalah Kedokteran
Indonesia, volum 57, 2007).
III. ETIOLOGI
Empedu normal terdiri dari 70% garam empedu (terutama kolik dan asam
chenodeoxycholic), 22% fosfolipid (lesitin), 4% kolesterol, 3% protein dan
0,3% bilirubin.
batu empedu masih belum diketahui dengan sempurna namun yang paling
penting adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan
susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu.3 Sementara itu,
komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka
kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu
(Denis, 2005)
Menurut Lesmana (2000), Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor
resiko dibawah ini. Namun, semakin banyak faktor resiko yang dimiliki
seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis. Faktor
resiko tersebut antara lain :
1. Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
2. Usia lebih dari 40 tahun .
3. Kegemukan (obesitas).
4. Faktor keturunan
5. Aktivitas fisik
6. Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
7. Hiperlipidemia
8. Diet tinggi lemak dan rendah serat
9. Pengosongan lambung yang memanjang
10. Nutrisi intravena jangka lama
11. Dismotilitas kandung empedu
12. Obat-obatan antihiperlipedmia (clofibrate)
13. Penyakit lain (seperti Fibrosis sistik, Diabetes mellitus, sirosis hati,
pankreatitis dan kanker kandung empedu) dan penyakit ileus (kekurangan
garam empedu)
14. Ras/etnik (Insidensinya tinggi pada Indian Amerika, diikuti oleh kulit
putih, baru orang Afrika)
IV. KLASIFIKASI
Menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Batu kolesterol Berbentuk oval, multivokal atau mulberi dan mengandung
lebih dari 70% kolesterol. Terjadi karena kenaikan sekresi kolesterol dan
penurunan produksi empedu.
2. Batu kalsium bilirubinan (pigmen cokelat)
Berwarna coklat atau cokelat tua, lunak, mudah hancur dan mengandung
kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama. Bentuk berlapis-lapis,
ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi.
3. Batu pigmen hitam
Berwarna hitam atau hitum kecoklatan, seperti bubuk dan kaya akan zat
hitam yang tak terekstraksi terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai
hemolisis kronis/sirosis hati tanpa infeksi.
V. PATOFISIOLOGI
Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat anion ini :
bilirubinat, karbonat, fosfat dan asam lemak. Pigmen (bilirubin) pada kondisi
normal akan terkonjugasi dalam empedu. Bilirubin terkonjugasi karena adanya
enzim glokuronil tranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena
kurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase tersebut yang akan
mengakibatkan presipitasi/pengendapan dari bilirubin tersebut. Ini disebabkan
karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air tapi larut dalam
lemak.sehingga lama kelamaan terjadi pengendapan bilirubin tak terkonjugasi
yang bisa menyebabkan batu empedu tapi ini jarang terjadi.
VI. PATHWAY
VII.MANIFESTASI KLINIS
1. Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme, menjalar ke pundak kanan atau
punggung.
2. Kandung empedu membesar dan nyeri
3. Ikterus = Perubahan warna Kulit
4. Nyeri di kwadran kanan atas
5. Mual dan muntah
6. Kembung
7. Febris (38,5°C)
8. Beraknya warna pucat, kencing warna gelap sebagai
9. Blumberg Signs ( kekakuan dan nyeri lenting)
10. Berkurangnya absorbsi lemak dan vitamin yang larut di usus
IX. PENATALAKSANAAN
2. Penatalaksanaan bedah
Doenges, M. E., rumah tegalan. M. F., & Mur. A. C. (2010). Perawatan peduli
Rencana Pedoman
Grossman, S., & pelabuhan, C. M. (2014). PelabuhanS patofisiologi: konsep dari
mengubahed kesehata negarabagian (edisi ke-9), Cina: LippincottWiliam &
Wilkins.
Penggembala. T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA internasional perawatan
diagnosis:
Rebeiro, G. Mendongkrak, L., Scully. N., & Wilson, D. (2013). Keperawatan dasar
Manual
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1. Data Umum
Melakukan pengkajian umum tentang identitas pasien, meliputi
nama pasien, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaan, alamat,
pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer register, diagnosa medis, dan
lain-lain.
2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien
saat pengkajian.Biasanya keluhan utama yang klien rasakan nyeri
abdomen pada kuadran kanan atas.
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang
Meliputi pengembangan dari pengaruh utama yang terdiri dari :
P : Provokative /palliative yaitu faktor penyebab keluhan pada ppok
yaitu sesak nafas, batuk yang disertai dahak yang sulit untuk di
keluarkan pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan dan
sesak bertambah dengan adanya aktifitas ringan.
Q : Qualitative /quantity bagaimana gejala dirasakan? Apakah
menyebar atau lokal, berapa kali gejala dirasakan?
R : Region Dibagian mana gejala dirasakan , apakah gejala dirasakan
menyebar kebagian lain? Adanya nyeri perut biasanya akan terasa pada
daerah perut bagian atas.
S : Skala Seberapa parah gejala dirasakan, apakah masih dalam batas
normal atau terasa nyeri hebat?
T : Time Kapan gejala timbul , seberapa sering gejala timbul ?
b. Dahulu
Jenis penyakit apakah yang dideritanya? apakah pernah dirawat di
RS? Apakah mempunyai riwayat alergi? Apakah pernah
sebelumnya penyakit sekarang di derita di masa lalu.
c. Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang sama penyakitnya dengan pasien?
Apakah keluarga mempunyai herediter seperti diabetes melitus? Di
dalam riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji secra spesifik
4. PEMERIKSAAN FISIK
Secara sistemik dari kepala sampai ujung kaki
a) Kepala Biasanya rambut tidak bersih karena pasien dengan
PPOK mengalami penurunan toleransi terhadap aktifitas termasuk
perawatan diri.
b) Mata Biasanya mata simetris, sklera tidak ikterik
c) Telinga Biasanya telinga cukup bersih,bentuk simetris dan fungsi
pendengaran normal
d) Hidung Biasanya hidung simetris, hidung bersih
e) Leher Biasanya tidak ditemukan benjolan.
f) Paru
(1) Inspeksi biasanya terlihat klien mempunya bentuk dada barrel
chest penggunaan otot bantu pernafasan
(2) Palpasi biasanya premitus kanan dan kiri melemah
(3) Perkusi bisanya hipersonor
(4) Auskultasi biasanya terdapat ronkhi dan wheezing sesuai
tingkat keparahan obstruktif
g) jantung
(1) inspeksi bisanya ictus cordis tidak terlihat
(2) palpasi biasanya ictus cordis teraba
(3) auskultasi biasanya irama jantung teratur
h) abdomen
(1) inspeksi perut tampak membesar
(2) palpasi ginjal adanya nyeri tekan
Palpasi hepar
5. Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan
makanan
4.
Hipertermia b.d Infeksi pada kandung empedu