8A/1
Akan tetapi suku baduy lebih senang dengan sebutan “urang kenakes” yang
mempunyai makna orang kenakes berdasarkan asal daerah mereka yang
tinggal di Kenakes. Masyarakat suku baduy terkenal benar-benar menjaga
adat istiadat dan sangat mencintai alam sekitarnya. Karena suku baduy
sangat sadar bahwa mereka hidup berdampingan dengan alam. Sebab itu
banyak ajaran suku baduy yang berupa larangan bila diabaikan akan
terkena hukum alam
1. Kelompok Masyarakat
Kelompok masyarakat suku baduy dibagi menjadi dua kelompok
masyarakat, yaitu kelompok baduy dalam atau kelompok tangtu dan
kelompok baduy luar atau sering disebut kelompok masyarakat panamping.
2. Bahasa
ABRAHAM
8A/1
4. Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Baduy pada umumnya adalah bertani
sebagaimana yang telah dilakukan selama ratusan tahun, maka mata
pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma. Selain
itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-
buahan yang mereka cari di hutan seperti durian dan asam keranji, serta
madu hutan. dan menjual buah-buahan yang mereka dapatkan dari hutan.
Perdagangan yang pada awalnya hanya dilakukan dengan barter kini sudah
menggunakan mata uang rupiah. Orang baduy menjual hasil pertaniannya
dan buah-buahan melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan
hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes
terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan
Ciboleger.
5. Pernikahan
Prosesi pernikahan di masyarakat baduy hampir sama dengan masyarakat
pada umumnya, hanya saja dalam masyarakat baduy pasangan menikah
dengan perjodohan, pada awalnya orang tua laki-laki akan bersilaturahmi
kepada orang tua perempuan dan memperkenalkan anak masing-masing.
Setelah ada kesepakatan, kemudian dilanjutkan dengan proses 3 kali
pelamaran.
Uniknya, dalam ketentuan adat, Orang Baduy tidak mengenal poligami dan
perceraian. Mereka hanya diperbolehkan untuk menikah kembali jika salah
satu dari mereka sudah meninggal.