Jawab:
3.Suku Badui pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu badui dalam dan badui luar.Suku Badui
Dalam cenderung tertutup dari dunia luar dan juga taat pada peraturan sedangkan Suku Badui
luar cenderung sudah terpengaruh oleh budaya luar.
4.Suku Badui atau kadang sering disebut Baduy merupakan masyarakat adat dan sub-etnis
dari suku Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Populasi mereka
sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri
mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk
didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Badui Dalam.
Secara etnis Badui termasuk dalam suku Sunda, mereka dianggap sebagai suku Sunda yang
belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.
Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari
kota Rangkasbitung
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar
mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan
pengetahuan tersebut dari sekolah.
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping,
dan dangka (Permana, 2001).
Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Badui Dalam), yang
paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung Cibeo, Cikertawana, dan
Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua
(warna tarum) serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu
dengan orang asing.
Kelompok masyarakat kedua yang disebut panamping adalah mereka yang dikenal
sebagai Kanekes Luar (Badui Luar), yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar
mengelilingi wilayah Kanekes Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu,
dan lain sebagainya. Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala
berwarna biru gelap (warna tarum).
Faktor penghambat perubahan sosial budayanya antara lain:
1. Kehidupan masyarakat yang terasing
Khususnya Suku Badui dalam memiliki hidup yang mengasingkan diri dan
menjauhi dunia luar
2. Sikap Masyarakat yang tradisional
Menurut masyarakat Badui Perubahan sosial merupakan hal hal yang melawan
hukum adat dan dianggap tabu.