Menerapkan
Menerapkan Melakukan
kewaspadaan
pengendalian pendidikan
isolasi untuk
semua pasien administrasi dan pelatihan
Kewaspadaan
Isolasi
Kewaspadaan
Standar
Kewaspadaaan
berdasarkan
penularan
Kebersihan
tangan
Praktik Alat
Menyuntik Pelindung
yang Aman Diri (APD)
Desinfeksi
Peralatan Kewaspadaan Kebersihan
Perawatan standar Pernafasan
Pasien
Tatalaksana Kebersihan
Limbah Lingkungan
Penanganan
Linen
Gown,
sarung tangan,
Airbone (prosedur masker N95,
APD
Pengelolaan
APD
Keterbatasan
APD
WHO - Keterbatasan APD
1. Minimalisasi kebutuhan APD dalam pelayanan kesehatan
(3) Apabila tidak ada masker, maka tutup mulut dan hidung
menggunakan tissue / menggunakan lengan atas bagian dalam saat
batuk atau bersn. Tissue segera buang ke tempat sampah tertutup
2 Kebersihan tangan
Sumb er: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices for health-care facilities.
World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-prevention/publications/decontamination/en/
Apa itu
dekontaminasi?
Pada langkah pertama, kontaminasi material
asing dilepaskan secara fisik, seperti debu,
kotoran. Langkah ini juga akan melepaskan
Pembersihan material, seperti darah, sekresi, ekskresi dan
mikroorganisme, untuk mempersiapkan alat
medis untuk didisinfeksi atau disterilisasi.
• Prinsip-prinsip dasar pembersihan dan disinfeksi berlaku untuk semua area perawatan pasien.
• Selalu pastikan alat perawatan pasien dibersihkan sebelum digunakan kembali untuk
• pasien lain
• Jika mungkin, khususkan persediaan pembersihan di area-area berisiko lebih tinggi
• (seperti ruang isolasi, bersalin, dan operasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di area/ruang
isolasi
Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US
Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019.
https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource- limited/environmental-cleaning-508.pdf
Prinsip-prinsip Pembersihan (2)
• Selalu bergerak dari area paling bersih ke area paling kotor-
• bersihkan dari area tinggi ke area rendah, dari luar ke dalam
• area isolasi dibersihkan terakhir
• Disarankan menggunakan sapu lembab dan lap basah untuk meminimalisasi debu
• Gunakan sistem 3 ember untuk pembersihan dan disinfeksi
• Air untuk pembersihan harus air bersih
• Penyemprotan disinfektan tidak disarankan
• Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US
Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019.
https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource- limited/environmental-cleaning-508.pdf
Pembersihan lingkungan di ruang/area
isolasi
Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services,
CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf
Langkah-langkah pembersihan
• Pembersihan rutin:
pembersihan berkala (serta
disinfeksi, saat dibutuhkan)
saat ruangan masih
digunakan yang bertujuan
membersihkan material
organik, meminimalisasi
kontaminasi mikrobial, dan
memberikan ruangan yang
tampak bersih, terutama
permukaan di zona pasien
Langkah-langkah pembersihan akhir
Mengelola limbah kegiatan perawatan dengan aman adalah tanggung jawab semua staf
Kewaspadaan transmisi
dapat dibagi menjadi
tiga yaitu: droplet,
2) Kewaspadaan Transmisi
Kontak, dan airborne.
Penerapan kewaspadaan Transmisi
1) Pasien dengan gangguan sistem pernapasan dimasukkan dalam ruangan khusus dan
pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah.
2) Petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan menggunakan APD standar (gaun,
masker bedah, pelindung mata/wajah dengan kacamata atau faceshield, dan sarung
tangan).
3) Pasien bukan dengan gangguan pernapasan boleh langsung masuk ke ruang tunggu
pasien poliklinik umum, pasien dan petugas cukup menggunakan masker bedah.
Penerapan kewaspadaan transmisi
1) Memastikan penerapan jaga jarak minimal 1 meter dapat diterapkan di semua area
fasyankes.
2) Melakukan pelarangan pengunjung dan penunggu pada pasien dewasa kasus suspek,
kasus probable atau terkonfirmasi positif COVID-19.
3) Mengorganisir logistik APD agar persediaan digunakan dengan benar.
Membuat kebijakan tentang kesehatan dan perlindungan petugas kesehatan
seperti:
a) Petugas kesehatan dalam keadaan sehat, apabila sakit tidak boleh bekerja.
b) Pengaturan waktu kerja maksimal 40 jam seminggu dengan waktu kerja harian 7-8 jam dan
tidak melebihi 12 jam.
c) Memantau aspek kesehatan pekerja dengan penekanan pada surveilans ISPA pada petugas
kesehatan.
d) Pemantauan kesehatan pada petugas kesehatan secara berkala sesuai indikasi medis.
e) Melakukan penilaian kelaikan kerja untuk petugas dengan komorbid dan kondisi khusus
seperti kehamilan, sebelum ditugaskan memberikan pelayanan pasien COVID-19.
f) Melakukan penilaian kembali bekerja (return to work) pada petugas pasca sakit
Membuat kebijakan tentang kesehatan dan perlindungan petugas kesehatan
seperti:
g) Memastikan adanya jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan kerja bagi petugas di
fasyankes.
h) Melakukan penentuan Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada petugas yang terkena
COVID-19 akibat kerja (sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/Menkes/327/2020 tentang Penetapan COVID-19 Akibat Kerja sebagai
Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Pekerjaan Tertentu).
Pendidikan dan pelatihan