Anda di halaman 1dari 71

KEWASPADAAN ISOLASI DI

MASA PANDEMI COVID 19


Bernadetta Indah M,Amd.Kep,S.KM,M.Kes
HIPPII Jawa Timur
PETA SEBARAN COVID 19 JAWA TIMUR
18 OKTOBER 2020
Bagaimana Virus covid 19
dapat menyebar?
• Penyebaran COVID-19 dari orang ke orang terutama
melalui droplet dan transmisi kontak
• Virus dari hidung dan tenggorokan terbawa tetesan dari
mulut atau hidung ketika orang yang terinfeksi berbicara,
batuk, bernyanyi atau bersin.
• Pada hari setelah terpapar, orang yang terinfeksi dapat
menularkan virus kepada orang lain sebelum gejala
muncul (1-3 hari sebelum timbulnya gejala) dan di awal
perjalanan penyakit.
• Seseorang yang menyentuh permukaan atau benda yang
terkena virus, kemudian menyentuh mata, hidung, atau
mulutnya sebelum membersihkan tangan juga dapat
terinfeksi
Penularan Covid 19
Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko
COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Menerapkan
Menerapkan Melakukan
kewaspadaan
pengendalian pendidikan
isolasi untuk
semua pasien administrasi dan pelatihan
Kewaspadaan
Isolasi

Kewaspadaan
Standar

Kewaspadaaan
berdasarkan
penularan
Kebersihan
tangan

Praktik Alat
Menyuntik Pelindung
yang Aman Diri (APD)

Desinfeksi
Peralatan Kewaspadaan Kebersihan
Perawatan standar Pernafasan
Pasien

Tatalaksana Kebersihan
Limbah Lingkungan

Penanganan
Linen

1. Penerapan Kewaspadaan Standar


1. Hand Hygiene 5 Momen
Dengan Tehnik Yang Benar

• Rekomendasi WHO : meningkatkan


praktek kebersihan tangan di fasilitas
public dan fasilitas pelayanan kesehatan
• Petugas kesehatan harus melakukan
kebersihan tangan
• menggunakan teknik yang tepat dan
sesuai dengan 5 momen
• Meningkatka kebersihan tangan dengan
menggunakan WHO multimodal HH
Hand Hygiene di Zona merah Covid 19

• Saat mencuci tangan, gosokan diperlukan untuk menghilangkan mikroba


sementara dari tangan.
• Saat menggunakan ABHR, pastikan semua permukaan terkena dan celupkan
jari ke dalam ABHR di telapak tangan dan kemudian lanjut ke permukaan
tangan lainnya
• Sarung tangan tidak memberikan perlindungan menyeluruh. SELALU
MENCUCI TANGAN SETELAH MELEPAS SARUNG TANGAN
• Jangan pernah mengaplikasikan ABHR ke sarung tangan. Ini merusak dan
meningkatkan risiko kontaminasi
APD
Alat Pelindung
2.Penggunaan Alat Pelindung Diri memerlukan 4 unsur
Diri (APD) yang harus dipatuhi:
1. Tetapkan Indikasi penggunaan APD
Gown
Masker bedah
Droplet & Kontak Google/face shield
Sarung tangan
Sepatu pelindung

Gown,
sarung tangan,
Airbone (prosedur masker N95,

aerosol) penutup kepala,


goggles,/face shield,
sepatu pelindung
Cara “memakai” dengan
benar
Penggunaan Alat
Pelindung Diri Cara “melepas” dengan
memerlukan 4 unsur benar
yang harus dipatuhi
Cara mengumpulkan
(disposal) yang tepat setelah
dipakai
Hal – hal yang a) Melepaskan semua aksesoris di tangan seperti
cincin, gelang dan jam tangan
harus dilakukan b) Menggunakan baju kerja/ scrub suit sebelum
memakai APD
pada penggunaan c) Melakukan kebersihan tangan sebelum dan
APD: setelah memakai APD
d) Menggunakan sarung tangan saat melakukan
perawatan kepada pasien
e) Melepaskan sarung tangan setelah selesai
melakukan perawatan di dekat pasien dan
lakukan kebersihan tangan
f) Memakai APD di anteroom atau ruang
Hal – hal yang khusus.
g) APD dilepas di area kotor segera
harus dilakukan setelah meninggalkan ruang perawatan
pada penggunaan h) Menggunakan masker N95 pada saat
APD: melakukan tindakan yang
menimbulkan aerosol
i) Mengganti googles atau faceshield
pada saat sudah kabur/kotor
j) Mandi setelah melepaskan APD dan
mengganti dengan baju bersih
a) Menyentuh mata, hidung dan mulut saat menggunakan APD
Hal-hal yang tidak b) Menyentuh bagian depan masker

boleh dilakukan c) Mengalungkan masker di leher


d) Menggantung APD di ruangan kemudian mengunakan
pada penggunaan Kembali
e) Menggunakan APD keluar dari area perawatan
APD f) Membuang APD dilantai
g) Menggunakan sarung tangan berlapis saat bertugas apabila
tidak dibutuhkan
h) Menggunakan sarung tangan terus menerus tanpa indikasi
i) Menggunakan sarung tangan saat menulis,memegang rekam
medik pasien, memegang handle pintu, memegang HP
j) Melakukan kebersihan tangan saat masih menggunakan sarung
Tantangan IPCN dalam menghadapi Pandemic Covid 19 : APD
Pengetahuan
petugas
kesehatan
Standarisasi
APD yang
pasti dan
tepat

APD
Pengelolaan
APD

Keterbatasan
APD
WHO - Keterbatasan APD
1. Minimalisasi kebutuhan APD dalam pelayanan kesehatan

Kelompokkan pasien terkonfirmasi


Laksanakan pelayanan medis jarak Gunakan pembatas fisik untuk Tunda prosedur dan perawatan inap
COVID-19 tanpa koinfeksi dengan
jauh (telemedicine) dan saluran siaga mengurangi pajanan virus covid elektif yang tidak mendesak, kurangi
mikroorganisme menular lainnya
(hotline) 19,seperti partisi kaca atau plastik frekuensi kunjungan pasien kronis,
dalam ruangan yang sama

Pertimbangkan penggunaan APD


tertentu hanya jika berada dalam
Pengunjung disarankan tidak
Tunjuk tenaga kerja/tim tenaga kerja kontak erat langsung dengan pasien
Batasi jumlah tenaga kesehatan yang diizinkan mengunjungi pasien
yang khusus merawat pasien COVID- atau saat menyentuh lingkungan .
masuk ke ruangan pasien COVID-19 terkonfirmasi atau kemungkinan
19 masker dan pelindung wajah saja
(probable) COVID-19,
yang dikenakan, tanpa sarung tangan
atau jubah dan scrub
2. Pastikan APD digunakan secara rasional dan
tepat
Jenis APD yang digunakan saat Tenaga kesehatan yang terlibat
merawat pasien COVID-19 akan dalam perawatan pasien langsung
berbeda-beda tergantung situasi, harus menggunakan APD sesuai
jenis tenaga kerja, dan kegiatannya indikasi

Bagi masyarakat umum, orang-


orang yang mengalami gejala yang
Khusus untuk prosedur-prosedur
menunjukkan COVID19 atau yang
yang menghasilkan aerosol dan
merawat pasien COVID-19 di
perawatan-perawatan dukungan
rumah harus mendapatkan masker
APD Lengkap
medis dan instruksi
penggunaannya
3. Koordinasikan mekanisme-mekanisme
pengelolaan rantai pasokan APD
Promosi pendekatan pengelolaan
permintaan terpusat guna menghindari
Perkiraan penggunaan APD berdasarkan duplikasi persediaan dan dipastikannya
model kuantifikasi rasional guna Pemantauan dan pengendalian kepatuhan yang ketat pada aturan-
memastikan rasionalisasi persediaan permintaan APD aturan pengelolaan persediaan esensial
yang diminta untuk membatasi pembuangan,
kelebihan persediaan, dan kurangnya
persediaan

Pemantauan distribusi APD secara Pemantauan dan pengendalian distribusi


keseluruhan APD dari gudang fasilitas medis.
Pertimbangan persediaan APD terbatas
1. Penggunaan APD diperpanjang (APD digunakan lebih lama daripada
biasanya sesuai standar)
2. Pemrosesan kembali dan penggunaan ulang (setelah pembersihan
atau dekontaminasi/sterilisasi) baik APD berulang pakai atau sekali
pakai;
3. Pertimbangan penggunaan alternatif alat-alat standar rekomendasi
WHO
Metode pemrosesan Kembali harus
memperhatikan :
1. Efikasi proses untuk menjamin disinfeksi atau sterilisasi
2. Metode pemrosesan kembali yang tidak menimbulkan toksisitas
residual bagi tenaga kesehatan
3. Terjaganya integritas dan bentuk fungsional alat. Lebih lanjut, saat
mempertimbangkan untuk di proses ulang ikuti petunjuk alat jika
ada
Proses Ulang dengan Hydrogen Peroksida
diuapkan
Gas Plasma dan Etilena Oksida
Proses Ulang dengan Iridasi Ultraviolet
Proses Ulang Inkubasi Panas Lengas
Proses ulang APD ,jika harus dilakukan
1. Pilih metode dan jenis proses ulang yang akan dikerjakan dengan
menggunakan referensi atau literatur yang sudah teruji dan diakui
oleh standar Internasional atau Nasional
2. Lakukan uji APD yang akan diproses ulang dengan melibatkan,para
ahli dari Universitas atau RS yang dapat bekerjasama melakukan uji
APD, petugas yang ahli di CSSD, Mikrobiologi, Patologi klinik,
Perawat dan dokter yang menggunakan APD pada prosedur
Tindakan, Farmasi bagian pengadaan
3. Buat standar proses yang benar jika hasil memenuhi kriteria
keselamatan petugas , pasien dan lingkungan
Proses ulang yang perlu dihindari
Metode-metode tertentu perlu dihindari karena menyebabkan
kerusakan pada masker, toksisitas, atau hilangnya efisiensi filtrasi:
• Mencuci, sterilisasi uap pada suhu 134°C,
• Disinfeksi dengan pemutih/natrium hipoklorit atau alkohol,
• Iradiasi Oven mikrogelombang menunjukkan efek biosida saat
dikombinasikan dengan kelembapan sehingga radiasi dibarengi oleh
uap panas
Reuse APD
(1) Perhatikan etika batuk atau bersin
Kebersihan
Pernafasan (2) Gunakan masker kain /masker bedah apabila mengalami ganguan
system pernafasan.

(3) Apabila tidak ada masker, maka tutup mulut dan hidung
menggunakan tissue / menggunakan lengan atas bagian dalam saat
batuk atau bersn. Tissue segera buang ke tempat sampah tertutup

(4) lakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan sekret


pernafasan

(5) Pisahkan penderita dengan infeksi pernafasan idealnya > 1meter


di ruang tunggu Fasyankes
Tujuh langkah menuju suntikan aman

1 Tempat kerja bersih

2 Kebersihan tangan

3 Jarum suntik aman yang steril

4 Wadah steril untuk obat dan pelarut

5 Pembersihan dan antisepsis kulit

6 Pengambilan benda tajam


sebagaimana mestinya

7 Pembuangan limbah yang sesuai


https://www.who.int/infection-prevention/tools/injections/training-education/en/
Apa itu
dekontaminasi?
Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen
dari benda-benda sehingga aman dipegang,
untuk diproses lebih lanjut, digunakan atau dibuang

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumb er: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices for health-care facilities.
World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-prevention/publications/decontamination/en/
Apa itu
dekontaminasi?
Pada langkah pertama, kontaminasi material
asing dilepaskan secara fisik, seperti debu,
kotoran. Langkah ini juga akan melepaskan
Pembersihan material, seperti darah, sekresi, ekskresi dan
mikroorganisme, untuk mempersiapkan alat
medis untuk didisinfeksi atau disterilisasi.

Proses mengurangi jumlah kemungkinan


Disinfeksi mikroorganisme ke tingkat bahaya yang lebih
rendah. Proses ini mungkin tidak menonaktif-
kan spora bakteri, prion dan beberapa virus.

Sterilization Proses validasi yang digunakan untuk mem-


buat suatu benda bebas dari kemungkinan
mikroorganisme, termasuk virus dan spora
bakteri, tetapi tidak termasuk prion.
Prinsip-prinsip Pembersihan (1)
• Definisi pembersihan: Pelepasan fisik material asing (seperti debu, kotoran) dan material organik
(seperti darah, sekresi, ekskresi, mikroorganisme). Pembersihan melepaskan mikroorganisme secara
fisik, bukan membunuhnya. Pembersihan dilakukan dengan air, deterjen dan tindakan mekanis.

• Prinsip-prinsip dasar pembersihan dan disinfeksi berlaku untuk semua area perawatan pasien.
• Selalu pastikan alat perawatan pasien dibersihkan sebelum digunakan kembali untuk
• pasien lain
• Jika mungkin, khususkan persediaan pembersihan di area-area berisiko lebih tinggi
• (seperti ruang isolasi, bersalin, dan operasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di area/ruang
isolasi
Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US
Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019.
https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource- limited/environmental-cleaning-508.pdf
Prinsip-prinsip Pembersihan (2)
• Selalu bergerak dari area paling bersih ke area paling kotor-
• bersihkan dari area tinggi ke area rendah, dari luar ke dalam
• area isolasi dibersihkan terakhir
• Disarankan menggunakan sapu lembab dan lap basah untuk meminimalisasi debu
• Gunakan sistem 3 ember untuk pembersihan dan disinfeksi
• Air untuk pembersihan harus air bersih
• Penyemprotan disinfektan tidak disarankan
• Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US
Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019.
https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource- limited/environmental-cleaning-508.pdf
Pembersihan lingkungan di ruang/area
isolasi

• Tingkatkan frekuensi pembersihan oleh petugas kebersihan di area perawatan pasien


• Area isolasi harus diberi persediaan pembersihannya sendiri yang terpisah dari area
perawatan pasien bersih
• Semua limbah dari area isolasi dianggap terkontaminasi dan harus dibuang sesuai
metode limbah terkontaminasi di fasilitas Anda
• Petugas kebersihan harus memastikan bahwa APD yang sesuai sudah dikenakan ketika
membersihkan ruang atau area isolasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di
area/ruang isolasi
Anjuran prosedur dan
frekuensi pembersihan
Rawat inap umum

Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services,
CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf
Langkah-langkah pembersihan
• Pembersihan rutin:
pembersihan berkala (serta
disinfeksi, saat dibutuhkan)
saat ruangan masih
digunakan yang bertujuan
membersihkan material
organik, meminimalisasi
kontaminasi mikrobial, dan
memberikan ruangan yang
tampak bersih, terutama
permukaan di zona pasien
Langkah-langkah pembersihan akhir

Pembersihan akhir: pembersihan


dan disinfeksi setelah pasien
dipulangkan atau dipindahkan.
Termasuk pembersihan material
organik dan pengurangan besar
serta eliminasi kontaminasi mikrobial
untuk memastikan tidak ada
perpindahan mikroorganisme ke
pasien berikutnya.
Pembersihan di Fasilitas kesehatan
Pembersihan di Fasilitas kesehatan
Area Pasien Frekuensi Petunjuk tambahan

Screening/triage Sehari 2x • Fokus pada permukaan yg sering


area disentuh , kemudian lantai (akhir)
Kamar rawat inap- 2-3 x/ sehari khususnya • Fokus pada permukaan sering disentuh,
kohorting yang untuk permukaan dengan dimulai dengan permukaan yang umum,
ditempati pasien sering disentuh kemudian pindah ke setiap tempat tidur
pasien; gunakan kain baru untuk setiap
tempat tidur jika memungkinkan; lalu
lantai (terakhir)
Pembersihan di Fasilitas kesehatan

Area Pasien Frekuensi Petunjuk tambahan


Kamar rawat inap Setiappasien pindah • Permukaan dengan sentuhan
kohorting yang tdk atau pulang rendah, permukaan dengan
ada pasien sentuhan tinggi, lantai (dalam
urutan); limbah dan linen dibuang,
tempat tidur dibersihkan dan
didesinfeksi
Pembersihan di Fasilitas kesehatan
Area Pasien Frekuensi Petunjuk tambahan

Ruang Rawat jalan Setelah setiap


kunjungan pasien • Permukaan dengan sentuhan tinggi
(khususnya untuk untuk didesinfeksi setelah setiap
permukaan sentuhan kunjungan pasien
tinggi) dan setidaknya • Permukaan sekali sentuh rendah
terminal sekali sehari sekali sehari, permukaan sentuh
bersih tinggi, lantai (dalam urutan itu);
limbah dan linen dihapus, tempat
tidur pemeriksaan dibersihkan dan
didesinfeksi
Pembersihan di Fasilitas kesehatan

Area Pasien Frekuensi Petunjuk tambahan


Kamar mandi Toilet kamar pasien • Permukaan dengan sentuhan tinggi,
pasien/toilet pribadi: setidaknya dua termasuk gagang pintu, sakelar
kali sehari lampu, penghitung, faucet,
Toilet bersama: kemudian wastafel, kemudian toilet
setidaknya tiga kali dan akhirnya lantai (sesuai urutan
sehari itu)
• Hindari berbagi toilet antara staf dan
pasien
Pembersihan di Fasilitas kesehatan

Area Pasien Frekuensi Petunjuk tambahan


Lorong/koridor Sedikitnya 2 • Permukaan yang seringdi
kali/hari sentuhan termasuk pagar
dan peralatan di lorong, lalu
lantai (terakhir)
• Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen
terpakai atau kotor
• Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal
Lingkungan: cara •
mungkin untuk menghindari kontaminasi
Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat
mengelola linen perawatan
• Jika linen sangat kotor
yang sudah • bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan)
digunakan di dengan sarung tangan serta menggunakan
benda yang datar dan keras
bangsal • buang material padat ke toilet siram dan buang
alat lap ke tempat sampah
• tempatkan linen kotor ke wadah antibocor
yang diberi label jelas (seperti kantong dan
wadah tertutup) di area perawatan pasien.
Mengelola linen yang sudah digunakan
di bangsal

Linen di bangsal perawatan


Cara penataan dan
pasien harus disimpan di
pemindahan linen bersih
area khusus (misal, di
harus menghindarkan
lemari atau ruangan) atau
kontaminasi (misal, dalam
wadah tertutup yang jauh
wadah tertutup)
dari jangkauan publik.
Proses pengelolaan
limbah

Mengelola limbah kegiatan perawatan dengan aman adalah tanggung jawab semua staf
Kewaspadaan transmisi
dapat dibagi menjadi
tiga yaitu: droplet,
2) Kewaspadaan Transmisi
Kontak, dan airborne.
Penerapan kewaspadaan Transmisi

1) Pasien dengan gangguan sistem pernapasan dimasukkan dalam ruangan khusus dan
pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah.
2) Petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan menggunakan APD standar (gaun,
masker bedah, pelindung mata/wajah dengan kacamata atau faceshield, dan sarung
tangan).
3) Pasien bukan dengan gangguan pernapasan boleh langsung masuk ke ruang tunggu
pasien poliklinik umum, pasien dan petugas cukup menggunakan masker bedah.
Penerapan kewaspadaan transmisi

4) Memberi penanda khusus untuk mengatur jarak minimal 1meter di lokasi-lokasi


antrian pasien/pengunjung.
5) Membuat penghalang fisik (barrier) antara petugas dan pengunjung. Pembatas
terbuat dari kaca atau mika dan dapat dipasang pada: loket pendaftaran, apotek,
penerimaan spesimen, kasir, dan lain-lain.
6) Mengatur penempatan posisi meja konsultasi, tempat tidur periksa dan kursi pasien
dengan tenaga kesehatan, dan lain -lain yang mencegah aliran udara dari pasien ke
pemeriksa/petugas.
Menempatkan kasus suspek atau terkonfirmasi positif di
ruang Isolasi:

1) Pasien COVID-19 dengan menggunakan ruangan tersendiri jika memungkinkan atau


melakukan kohorting dengan memberi jarak tempat tidur minimal 1 meter - 1.8 meter
dengan ventilasi yang baik.
2) Apabila menggunakan ventilasi natural, ventilasi yang adekuat sebesar 60L/s per pasien.
3) Ruangan tidak harus tekanan negatif kecuali pasien dengan penyakit penyerta yang lain/
komorbid dan kondisi menurun dengan pemasangan alat dan Tindakan yang berisiko
menghasilkan aerosol dan menimbulkan airborne, maka wajib ditempatkan di ruang isolasi
dengan tekanan negative
4) Petugas kesehatan yang memberikan perawatan untuk pasien sebaiknya ditetapkan untuk
mengurangi transmisi
Pengendalian Administrasi

1) Memastikan penerapan jaga jarak minimal 1 meter dapat diterapkan di semua area
fasyankes.
2) Melakukan pelarangan pengunjung dan penunggu pada pasien dewasa kasus suspek,
kasus probable atau terkonfirmasi positif COVID-19.
3) Mengorganisir logistik APD agar persediaan digunakan dengan benar.
Membuat kebijakan tentang kesehatan dan perlindungan petugas kesehatan
seperti:

a) Petugas kesehatan dalam keadaan sehat, apabila sakit tidak boleh bekerja.
b) Pengaturan waktu kerja maksimal 40 jam seminggu dengan waktu kerja harian 7-8 jam dan
tidak melebihi 12 jam.
c) Memantau aspek kesehatan pekerja dengan penekanan pada surveilans ISPA pada petugas
kesehatan.
d) Pemantauan kesehatan pada petugas kesehatan secara berkala sesuai indikasi medis.
e) Melakukan penilaian kelaikan kerja untuk petugas dengan komorbid dan kondisi khusus
seperti kehamilan, sebelum ditugaskan memberikan pelayanan pasien COVID-19.
f) Melakukan penilaian kembali bekerja (return to work) pada petugas pasca sakit
Membuat kebijakan tentang kesehatan dan perlindungan petugas kesehatan
seperti:

g) Memastikan adanya jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan kerja bagi petugas di
fasyankes.
h) Melakukan penentuan Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada petugas yang terkena
COVID-19 akibat kerja (sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/Menkes/327/2020 tentang Penetapan COVID-19 Akibat Kerja sebagai
Penyakit Akibat Kerja yang Spesifik pada Pekerjaan Tertentu).
Pendidikan dan pelatihan

1. Pendidikan dan pelatihan tentang COVID-19 dengan materi:


a) Segitiga epidemiologi
b) Rantai Infeksi
c) Konsep Infeksi
d) Program PPI
e) Kewaspadaan Isolasi (Kewaspadaan standar dan Kewaspadaan berdasarkan transmisi)
f) Konsep COVID-19
g) Alat pelindung diri
h) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
i) Pengelolaan limbah
Pendidikan dan Pelatihan

2). Berikan sosialisasi kepada masyarakat tentang COVID-19


a) Rantai Infeksi untuk awam
b) Kewaspadaan Standar
c) Kewaspadaan berdasarkan transmisi
d) Konsep COVID-19
• Covid 19 merupakan jenis Virus influensa yang mudah menular melalui manusia
ke manusia, dengan cara kontak langsung dan tidak langsung melalui airborne
pada Tindakan aerosol, droplet, kontak
• Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi bekerjasama dan berkoordinasi
Kesimpulan dengan Tim Satgas Covid RS dalam menentukan kebijakan dan regulasi covid 19
yang akan diterapkan di rumah sakit
• Tim Satagas Covid 19 melaksanakan monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan
setiap regulasi covid 19 secara rutin untuk menentukan strategi pencegahan dan
penatalaksanaan pasien dan staf selama pandemic covid 19
Sumber-sumber informasi untuk COVID-19

Laman Coronavirus Utama WHO


https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
Semua dokumen panduan teknis coronavirus (COVID-19)
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/technical-guidance
Dokumen PPI
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/technical-guidance/infection-prevention-and-control
https://www.who.int/infection-prevention/publications/en/
Pertanyaan dan Jawaban
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses

Pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus disease


(covid-19) revisi ke-5, 13 Juli 2020
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai