X
Provider during contact vvith patient vvith x x
suspected or con:rrrmed COVID-19
Provider caring for patient during aerosol• x x
generating procedure including second stage of
labor
COVID, coronavirus disease 2019; PPE, personal protective equipment; URTI, upper
respiratory tract infection.
Boelig et al. Labor and delivery guidance for COVID-I 9. AJOG .M'FM" 2020.
pada saat merawat
pasien
au konfirmasi COVID-19
Sumber: www.cdc.gov/coronavirus
APD
4 unsur yang harus
dipatuhi :
2 Kebersihan tangan
Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen
dari benda-benda sehingga aman dipegang, untuk
diproses lebih lanjut, digunakan atau dibuang.
Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi
• Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen terpakai atau kotor
• Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untuk
menghindari kontaminasi
• Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat perawatan
• Jika linen sangat kotor
• bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan) dengan sarung tangan
serta menggunakan benda yang datar dan keras
• buang material padat ke toilet siram dan buang alat lap ke tempat sampah
• tempatkan linen kotor ke wadah antibocor yang diberi label jelas
(seperti
kantong dan wadah tertutup) di area perawatan pasien.
Mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal
• Cara penataan dan pemindahan linen bersih harus menghindarkan
kontaminasi (misal, dalam wadah tertutup)
• Linen di bangsal perawatan pasien harus disimpan di area khusus
(misal, di lemari atau ruangan) atau wadah tertutup yang jauh dari
jangkauan publik.
8. Pengelolaan limbah
Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan HANYA untuk prosedur yang menyebabkan aerosol
seperti:
- bronkoskopi, intubasi trakea, trakeostomi, inhalasi, resusitasi jantung paru dapat
menyebabkan dihasilkannya aerosol
Hal-hal berikut ini diperyaratkan:
• Ruangan tunggal dengan ventilasi yang memadai: ventilasi alami dengan aliran udara setidaknya
160L/s per pasien
• atau di ruangan bertekanan negatif dengan setidaknya 12 pergantian udara per jam dan arah
aliran udara yang terkendali saat ventilasi mekanis digunakan
• Ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan – termasuk mereka yang terjangkit COVID-19 –
harus menjalani perawatan kesehatan rutin seperti biasanya.
Haruskah ibu hamil menjalani pemeriksaan
COVID-19?
• Protokol dan kelayakan pemeriksaan dapat berbeda, tergantung
dari
daerah.
• Tidak.
• WHO menyarankan untuk hanya melakukan operasi caesar ketika
dibenarkan secara medis. Cara persalinan seharusnya dilakukan secara per
individu dan berdasarkan keinginan ibu hamil serta indikasi kebidanan.
Apakah ibu yang terjangkit COVID-19 dapat
menyusui?
• Ya.
• Ibu yang terjangkit COVID-19
dapat menyusui jika mereka ingin
melakukannya. Mereka harus:
• Menerapkan kebersihan
pernapasan selama menyusui,
mengenakan masker bila ada;
• Mencuci tangan sebelum dan
sesudah menyentuh bayi;
• Rutin mencuci dan
membersihkan permukaan-
permukaan yang disentuh.
Apakah saya dapat menyentuh dan memegang bayi
saya jika saya terjangkit COVID-
19?
• Ya.
• Kontak erat dan pemberian ASI eksklusif sejak dini membantu bayi untuk berkembang.
Anda harus didukung untuk:
• Menyusui dengan aman, dengan menerapkan kebersihan pernapasan;
• Memegang bayi baru lahir secara kontak kulit (skin to skin), dan
• Berada dalam satu kamar dengan bayi.
Anda harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi Anda, dan
memastikan semua permukaan bersih.
Saya terjangkit COVID-19 dan kondisi saya sangat tidak
sehat
untuk menyusui secara langsung. Apa yang dapat saya
lakukan?
• Jika Anda berada dalam kondisi yang sangat tidak sehat untuk menyusui
bayi Anda karena terjangkit COVID-19 atau adanya komplikasi lain,
maka Anda harus didukung untuk memberikan ASI kepada bayi Anda
dengan aman melalui suatu cara yang memungkinkan, yang tersedia,
dan yang dapat diterima oleh Anda sendiri. Hal ini termasuk:
• Memerah ASI;
• Relaktasi/Menyusui kembali;
• Donor ASI.
Apakah ibu hamil lebih berisiko terjangkit COVID-19?
• Saat ini masih dilakukan penelitian untuk memahami dampak infeksi COVID-19
pada ibu hamil. Data yang tersedia masih terbatas, namun saat ini masih belum
ada bukti yang menyatakan bahwa ibu hamil lebih berisiko
terkena penyakit parah dibandingkan populasi umum.
Namun, karena adanya perubahan pada tubuh dan sistem imunitas ibu hamil,
mereka dapat mengalami dampak yang cukup parah karena beberapa penyakit
infeksi saluran pernapasan. Sehingga penting bagi ibu hamil untuk melakukan
langkah pencegahan demi melindungi diri mereka dari COVID-19, dan melaporkan
gejala yang mungkin timbul (termasuk demam, batuk, atau kesulitan bernapas) ke
penyedia layanan kesehatan.
• WHO akan terus mengkaji dan memperbarui informasi dan saran seiring
tersedianya bukti-bukti.
Face shields bagi bayi dan bayi baru lahir
• • Tidak direkomendasikan
• Meningkatkan risiko suddent
infant
death syndrome
• Dapat menyebabkan kesulitan
bernafas dan mati lemas
• Hidung dan mulut tersumbat
plastik atau komponen busa
face shield
• Gerakan babi menyebabkan
perubahan posisi face shield,
menyebabkan jeratan tali.
KESIMPULAN