Anda di halaman 1dari 61

MODUL 5

MANAJEMEN LIMBAH MEDIS DAN PERLINDUNGAN DIRI


DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESPRO OLEH BIDAN
DI MASA PANDEMI
Penjelasan Singkat
Menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki bidan dalam
melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan/Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB).

Bidan perlu melaksanakan PPI di fasilitas kesehatan untuk melindungi klien,


petugas kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta
masyarakat dengan cara memutus siklus penularan penyakit infeksi melalui
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi.

1
Tujuan Pembelajaran
Umum:
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta latih diharapkan mampu memahami dan memberikan
layanan kesehatan reproduksi yang aman sesuai dengan tingkat risiko di masa pandemi baik bagi diri
sendiri, klien, dan masyarakat.
Khusus:
a. Peserta latih mampu menilai risiko penularan penyakit dari layanan kesehatan yang diberikan di
Tempat Praktek Mandiri Bidan (TPMB).

b. Peserta latih mau dan mampu melaksanakan langkah-langkah perlindungan diri menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standar dalam memberikan layanan kepada klien.

c. Peserta latih memahami dan mampu melaksanakan pengelolaan limbah medis sebagai upaya
pencegahan penularan penyakit bagi diri sendiri, klien, keluarga dan masyarakat.
2
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
A. Tinjauan Umum
1. Pentingnya PPI oleh nakes.
2. Kategori limbah di Fasyankes.
3. Sumber limbah di Fasyankes.
B. Pencegahan dan pengendalian infeksi untuk fasilitas layanan Kesehatan:
1. Prinsip kewaspadaan standar pada masa pandemic COVID-19.
2. Panduan cara memasang dan melepas APD untuk kewaspadaan terhadap droplet dan kontak dari
COVID-19.
3. Cara yang tepat untuk membersihkan tangan sesuai dengan metode yang direkomendasikan WHO.
C. Metode Manajemen Limbah:
1. Praktik untuk meminimalkan, memisahkan, mengumpulkan, mengangkut, dan menyimpan limbah
layanan Kesehatan.
2. Metode pengolahan dan pembuangan akhir yang direkomendasikan untuk fasilitas layanan Kesehatan.

3
Metode Pembelajaran

1. Diskusi dan tanya jawab.


2. Pertemuan virtual dengan Zoom atau Microsoft Team.
3. Pemaparan materi.
4. Penugasan:
a. Pre dan post test.
b. Peserta membuat dan mengirimkan video berdasarkan penugasan: hand
hygiene, pemasangan APD, pelepasan APD.

4
Media dan Alat Bantu
1. Jaringan internet.
2. Laptop/Komputer/Tablet/telepon pintar.
3. Bahan Tayang/slide.
4. Bahan Video Tutorial.
5. Modul
6. ATK
7. Bahan/alat praktek (misalnya APD) /alat peraga.

5
Langkah-Langkah Pembelajaran

• Pengkondisian
• Paparan materi
• Diskusi dan tanya jawab
• Penugasan

6
URAIAN MATERI

7
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

87
Pentingnya Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) bagi tenaga kesehatan
• Tindakan medis berpotensi menularkan penyakit infeksi.
• “Healthcare-associated infections” (HAIs) tidak terbatas infeksi pada pasien,
tetapi juga pada petugas Kesehatan.
• Tujuan PPI membantu mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan
pelayanan kesehatan.
• Permenkes No. 27/2017 tentang PPI di Fasyankes.
• Fasyankes memungkinkan pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan, juga
menghasilkan limbah yang dapat menularkan penyakit.
• Pengelolaan limbah di fasilitas pelayanan Kesehatan.

9
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
untuk Fasyankes
Prinsip kewaspadaan standar :
1. Kebersihan tangan 6. Pengelolaan linen
2. Penggunaan APD (sarung tangan, 7. Penyuntikan yang aman
masker, gaun, kaca mata, sepatu) 8. Kebersihan pernapasan (etika
3. Pengendalian lingkungan batuk/bersin)
4. Pengendalian limbah 9. Penempatan pasien
5. Pengelolaan Peralatan Pasien dan Alat 10. Perlindungan Kesehatan petugas
Medis Lainnya.
10
4 Kelompok Risiko Pajanan Bagi Bidan
1. Risiko rendah, tidak kontak langsung pasien suspek/probable/konfirmasi
COVID-19.
2. Risiko sedang, kontak langsung dengan pasien yang belum diketahui status
terinfeksi COVID-19.
3. Risiko tinggi, melakukan pelayanan pada suspek/probable/konfirmasi COVID-
19 namun tidak termasuk melakukan tindakan aerosol.
• Risiko sangat tinggi, melakukan pelayanan tindakan aerosol pada pasien
suspek/probable/konfirmasi COVID-19, serta tenaga kesehatan yang melakukan
pengambilan spesimen pernapasan (nasofaring dan orofaring) dan otopsi.

11
Alat Pelindung Diri (APD)
• Pakaian khusus/peralatan yang dipakai melindungi diri dari bahaya
yang ada di lingkungan kerja.
• APD digunakan sesuai indikasi dan risiko paparan.
• Indikasi penggunaan APD: Jika melakukan tindakan yang berisiko
terpercik/terciprat darah, produk darah dan cairan tubuh.
• Pelepasan APD secara sistematis harus dilakukan segera setelah
selesai tindakan.
• Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung
tangan sambil menulis dan menyentuh permukaan lingkungan.

12
JENIS APD

Pelindung kepala (Topi) Kacamata dan pelindung wajah MASKER

GAUN/COVERALL
SEPATU

SARUNG TANGAN 13
Prinsip Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD)
• Selalu bersihkan tangan Anda sebelum dan setelah menggunakan APD.
• APD harus tersedia di tempat dan di saat diperlukan:
• Dengan ukuran yang tepat
• Pilih sesuai risiko atau sesuai langkah pencegahan berdasarkan transmisi.
• Selalu kenakan sebelum memeriksa pasien.
• Selalu lepas segera setelah tugas selesai dan/atau meninggalkan area perawatan pasien.
• JANGAN PERNAH menggunakan kembali APD-disposable.
• Bersihkan dan disinfeksi APD-reusable setelah digunakan, jika akan digunakan lagi.

14
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

Cara “memakai“ dengan BENAR,


Cara “melepas“ dengan BENAR,
PERHATIAN
Cara mengumpulkan (“disposal”)
dengan BENAR

15
CARA MENGGUNAKAN DAN MELEPASKAN APD

16
VIDEO CARA MENGENAKAN DAN MELEPASKAN APD

MODUL 5A, 12 menit 11 detik

17
KEBERSIHAN TANGAN

18
KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan tangan yang baik dan benar
merupakan hal yang penting dan pilar
dalam mencegah dan mengendalikan
infeksi pada pelayanan kesehatan

19
LIMA WAKTU KEBERSIHAN TANGAN

20
ENAM LANGKAH KEBERSIHAN TANGAN

21
Prinsip-Prinsip Dalam Kebersihan Tangan
• Pastikan semua petugas kesehatan sudah memahami 5 • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan
(lima) waktu serta 6 (enam) langkah kebersihan tangan jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang
mengandung protein dan lemak.
• Mematuhi langkah langkah kebersihan tangan secara
berurutan dengan baik dan benar. • Bebaskan area tangan sampai pergelangan tangan jika
menggunakan baju lengan panjang (digulung ke atas).
• Tersedia sarana kebersihan tangan.
• Gunakan bahan yang mengandung alkohol untuk
• Sebelum melakukan kebersihan tangan, pastikan kuku
mendekontaminasi tangan secara rutin, bila tangan tidak
tetap pendek, bersih dan bebas dari pewarnaan kuku,
jelas terlihat kotor.
tidak menggunakan kuku palsu, hindari pemakaian
asesoris tangan (jam tangan, perhiasan), tutupi luka • Sabun cair dianjurkan di dalam botol yang memiliki
atau lecet dengan pembalut anti air. dispenser, jika menggunakan sabun batangan maka
sabun di potong kecil untuk sekali pakai.

• Kertas tisu sekali pakai sebagai pengering tangan, jika


tidak memungkinkan dapat menggunakan handuk sekali
pakai.
22
Jika Tampak kotor:
Tidak Tampak KEBERSIHAN Hand wash (cuci
kotor:
Hand rub TANGAN tangan dengan
sabun)

23
VIDEO PROSEDUR KEBERSIHAN TANGAN

MODUL 5B, 7 menit 52 detik

24
Pengelolaan Limbah
di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

25
LIMBAH
BERDASARKAN BENTUK
a. Limbah Cair
b. Limbah Padat
c. Limbah Gas
BERDASARKAN JENIS
a. Limbah Infeksius
b. Limbah Non Infeksius
c. Limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3)
BERDASARKAN SUMBER
a. Limbah Medis
b. Limbah Industri
c. Limbah Domestik

26
PENATALAKSANAAN LIMBAH INFEKSIUS
ü Dimasukkan dalam wadah dengan kantong plastik kuning
ü Wadah harus kuat, tahan air dan mudah dibersihkan
ü Penempatan wadah dekat dengan area tindakan
ü Jika wadah sudah berisi ¾ segera diangkat, diikat kuat dan
tidak boleh dibuka lagi
ü Pembuangan akhir limbah infeksius, dapat dimusnahkan
dengan insenerator atau bekerjasama dengan pihak ketiga.
ü Jika bekerja sama dengan pihak ketiga maka pastikan mereka
memiliki perijinan, fasilitas pengelolaan limbah sesuai dengan
peraturan dan perundang undangan
27
PENATALAKSANAAN LIMBAH NON INFEKSIUS
ü Dimasukkan dalam wadah dengan kantong plastik Hitam.
ü Wadah harus yang kuat, tahan air dan mudah dibersihkan.
ü Tempatkan wadah dekat dengan area tindakan.
ü Jika wadah sudah berisi ¾ segera diangkat, diikat kuat dan
dibawa ke TPS.
ü Limbah non infeksius seperti botol-botol obat dapat
dilakukan recycle dengan melakukan pembersihan terlebih
dahulu.
ü Pembuangan akhir limbah non infeksius di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah ditentukan oleh
Pemda setempat.
28
PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM
• Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam.
• Jangan letakkan limbah benda tajam sembarang tempat.
• Segera buang limbah benda tajam ke kontainer (safety box) yang tersedia.
• Selalu buang limbah benda tajam sendiri oleh si pemakai.
• Tidak menyarungkan kembali (recapping) jarum suntik bekas pakai.
• Kontainer limbah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
• Kontainer (safety box) dibuang setelah terisi ⅔ penuh.

29
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
• Limbah cair yang berasal dari seluruh sumber
harus diolah melalui unit pengolah limbah
cair (IPAL).
• Limbah cair seperti feces, urin, darah dibuang
pada pembuangan atau pojok limbah
(spoelhoek).
• Pastikan terdapat tempat penampungan
limbah sementara, yang terpisah dari area
pelayanan dengan ruangan tertutup.
• Penyimpanan limbah tidak menempel di
lantai - gunakan papan penyanggah atau
palet. Dilakukan pembersihan rutin. Dikelola
sesuai peraturan perundang- undangan

30
Sumber limbah di Fasyankes
• Limbah non B3/limbah domestik berasal dari ruangan rawat
inap, instalasi gizi, kegiatan administrasi, pembersihan
lingkungan, dan kegiatan lainnya.

• Limbah B3 atau limbah medis berasal dari pelayanan medis


maupun pelayanan penunjang medis.

31
MANAJEMEN LIMBAH DI FASYANKES

LIMBAH DI FASYANKES

INFEKSIUS NON INFEKSIUS LIMBAH BENDA


Limbah infeksius adalah (semua limbah yang tdk TAJAM adalah
semua limbah yang gerkontaminasi darah, semua limbah yang
terkontaminasi cairan cairan tubuh) dapat melukai kulit
tubuh pasien yang masuk ke pem
Contoh: kertas, kotak, darah (jarum
botol, wadah plastik, suntik,jarum
sisa makanan, sisa hecting, skalpel,
pembungkus obat, ampul, bisturi,
sampah kebun, dll semua benda yang
mempunyai
Limbah Cair :
permukaan tajam)
IPAL Limbah Padat :
Incenerator
Daur ulang/
TPA Incenerator 32
Metode Manajemen Limbah

• Praktik untuk meminimalkan, memisahkan, mengumpulkan,


mengangkut, dan menyimpan limbah layanan kesehatan.

• Proses pengelolaan limbah dimulai dari identifikasi,


pemisahan, labeling, pengangkutan, penyimpanan hingga
pembuangan/ pemusnahan.

33
Identifikasi Jenis Limbah
• Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat, cair, dan gas.
• Kategori limbah medis padat terdiri dari:

• benda tajam, • limbah genotoksik,


• limbah infeksius, • limbah farmasi,
• limbah patologi, • limbah dengan kandungan logam berat,
• limbah sitotoksik, • limbah kimia,
• limbah tabung bertekanan, • limbah radioaktif.

34
Pemisahan Limbah
• Limbah infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh à
kantong plastik berwarna kuning.
• Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan
tubuh à kantong plastik berwarna hitam.
• Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam à wadah
tahan tusuk dan air.
• Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah cair
(spoelhoek).

35
Wadah Tempat Penampungan
Wadah tempat penampungan sementara limbah infeksius berlambang biohazard.
Wadah limbah di ruangan:
● Harus tertutup.
● Mudah dibuka dengan menggunakan pedal kaki.
● Bersih dan dicuci setiap hari.
● Terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat.
● Jarak antar wadah limbah 10-20 meter, diletakkan di ruang tindakan dan wadah
tidak boleh diletakkan di bawah tempat tidur pasien.
● Ikat kantong plastik limbah jika sudah terisi ¾ penuh.
36
Pengangkutan
● Menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup
dan mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer,
petugas menggunakan APD ketika
mengangkut limbah
● Lift pengangkut limbah berbeda dengan lift
pasien, bila tidak memungkinkan, atur waktu
pengangkutan limbah.

37
Tempat Penampungan Limbah Sementara
● Tempat Penampungan Sementara limbah sebelum dibawa ke tempat penampungan akhir
pembuangan.
● Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat.
● Beri label pada kantong plastik limbah.
● Setiap hari limbah diangkat dari TPS minimal 2 kali sehari.
● Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus.
● Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup, limbah tidak boleh ada yang tercecer.
● Gunakan APD ketika menangani limbah.
● TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga kebersihannya dan
kondisi kering.

38
VIDEO PENGELOLAAN LIMBAH

MODUL 5C, 3 menit 26 detik

39
Metode Pengolahan dan Pembuangan Akhir

40
Pengolahan Limbah
● Limbah infeksius dimusnahkan dengan insinerator.
● Limbah non-infeksius dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
● Limbah benda tajam dimusnahkan dengan insinerator.
● Limbah cair dibuang ke spoelhoek.
● Limbah feces, urin, darah dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah
(spoelhoek).

41
Penanganan Limbah Benda Tajam/Pecahan Kaca
• Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam.
• Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat.
• Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia tahan tusuk
dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.
• Selalu buang sendiri oleh si pemakai.
• Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping).
• Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
• Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan rumah
tangga.
42
Penanganan Limbah Benda Tajam/Pecahan Kaca

• Syarat wadah penampung limbah benda tajam:


- Tahan bocor dan tahan tusukan.
- Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan.
- Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi.
- Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan.
- Ditutup dan diganti setelah 2/3 bagian terisi dengan limbah.
- Ditangani bersama limbah medis.

43
Pembuangan Limbah Benda Tajam

• Harus dimasukkan ke dalam kantong medis sebelum insinerasi.


• Bila tidak mungkin dibakar/insenerasi – dapat dikubur dan dikaporisasi bersama
limbah lain.
• Apapun metode yang digunakan haruslah tidak memberikan kemungkinan
perlukaan.

44
Pembuangan Limbah

45
Alternatif Pembuangan Limbah Medis di DTPK
Limbah dikubur di lokasi dengan ketentuan Permen LH no P.56/Menlhk-Setjen/2015 pasal 25-28:
• bebas banjir, tanah longsor;
• berjarak paling sedikit 20 m (dua puluh meter) dari sumur dan/atau perumahan;
• kedalaman kuburan minimal 1,8 meter;
• diberikan pagar pengaman dan papan penanda kuburan Limbah B3.
• mengisi kuburan Limbah B3 dengan Limbah B3 maksimal setengah dari jumlah volume total, dan
ditutup dengan kapur dengan ketebalan paling rendah 50 cm sebelum ditutup dengan tanah.
• memberikan sekat tanah dengan ketebalan minimal 10 cm pada setiap lapisan Limbah B3 yang
dikubur.
• melakukan pencatatan, perawatan, pengamanan, dan pengawasan terhadap limbah B3 yang
dikubur.

46
Alternatif Pembuangan Limbah Medis di DTPK

47
PENATALAKSANAAN
LINEN

48
KATEGORI LINEN
•Linen kotor
•Linen terkontaminasi.

49
PRINSIP PENGELOLAAN LINEN
1. SPO penatalaksanaan linen: penanganan,
pengangkutan dan distribusi linen harus
jelas.
2. Harus mengenakan APD lengkap.
3. Linen dipisahkan sejak dari lokasi
penggunaan.
4. Semua linen kotor segera
dibungkus/dimasukkan ke dalam kantong
kuning di lokasi penggunaannya dan tidak
boleh disortir atau dicuci di lokasi dimana
linen dipakai.
5. Linen yang terkontaminasi darah atau
cairan tubuh dimasukkan kantong kuning
dan diangkut/ditransportasikan secara
berhati-hati agar tidak terjadi kebocoran.

50
PRINSIP PENGELOLAAN LINEN

6. Buang kotoran ke spoelhoek/toilet, pengangkutan dengan troli


yang terpisah. Pastikan kantong tidak bocor/lepas ikatan
selama transportasi. Kantong tidak perlu ganda.
7. Pastikan alur linen kotor dan linen terkontaminasi sampai di
laundry TERPISAH dengan linen yang sudah bersih.
8. Cuci dan keringkan linen di ruang laundry. Linen terkontaminasi
langsung masuk mesin cuci yang segera diberi disinfektan.
9. Hilangkan cairan tubuh yang infeksius pada linen melalui 2
tahap yaitu dengan deterjen selanjutnya dengan Natrium
hipoklorit (Klorin) 0,5%. Perendaman harus di wadah tertutup.

51
TERIMA
KASIH
52
TUGAS PERORANGAN

a
Setiap peserta latih membuat video saat melakukan kegiatan-kegiatan
berikut:
A. Mencuci tangan dengan cairan berbahan dasar alkohol (handrub),
B. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dalam dispenser
tertutup (hand wash),
C. Memasang APD,
D.Melepas APD dan membuang APD sekali pakai,

b
• Pengambilan gambar video dilakukan di tempat praktik mandiri setiap peserta latih
dengan kualitas gambar baik/jelas dan pencahayaan cukup.
• Setiap video dilengkapi dengan shooting awal berupa prolog yang menjelaskan
nama kegiatan yang direkam, nama peserta latih, lokasi alamat praktik mandiri
bidan, dan nomor kontak peserta.
• Faktor penilaian video antara lain kelengkapan penempatan sarana dan prasarana
untuk melakukan kebersihan tangan serta pemasangan dan pelepasan APD.
• Peserta latih merekam satu video utuh tanpa potongan untuk satu kegiatan.
• Durasi video disesuaikan dengan standar pelaksanaan tiap-tiap kegiatan.

c
Pengiriman Video:
• Video dikirim dalam bentuk satu file kompilasi berisi 4 (empat) video kegiatan atau
4 (empat) file video tersebut dikirim masing-masing secara terpisah.
• Link pengiriman tugas: http://bit.ly/TaskModul5
• Video harus diterima panitia paling lambat satu hari sebelum penutupan pelatihan.
• File video yang dikirim dilengkapi dengan identitas peserta latih, nomor modul,
judul video, dan tanggal pengiriman (format penulisan: tanggal.bulan.tahun).
• Contoh penulisan nama file video:

d
SELAMAT BEKERJA!

Anda mungkin juga menyukai