Anda di halaman 1dari 26

Pertemuan 5

BATANG TEKAN
(COMPRESSION MEMBER)

Bahan Ajar : STRUKTUR BAJA I


Oleh : Irzal Agus, S.T., M.T.

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik UNIDAYAN Baubau
ELEMEN BATANG TEKAN
❑ Batang tekan yang hanya menerima
gaya tekan secara sentris saja dijumpai
pada struktur rangka atap, jembatan,
menara dan struktur lain yang bersifat
rangka.
❑ Pada struktur rangka atap dan jembatan
umumnya dijumpai pada batang-
batang tepi atas, sedikit pada batang-
batang diagonal dan vertikal.
❑ Batang ini tidak mengalami momen dan
gaya lintang, hanya ada gaya normal
tekan yang bekerja sentris, tepat pada
garis berat penampang, oleh karena Gambar : Struktur rangka atap.
Sumber : STEELROOFTRUSS, 2011.
sifat dari struktur rangka itu sendiri
dimana buhul-buhulnya dapat berotasi
❑ Pada struktur portal, kolom merupakan
sehingga gaya-gaya dalam yang lain
seperti momen dan gaya lintang akan elemen utama yang memikul gaya tekan,
tereduksi dengan sendirinya. tetapi masih mengandung gaya dalam
momen dan gaya lintang.
TEKUK ELASTIS EULER
Pada tekuk elastis, komponen struktur yang dibebani gaya tekan, masih dalam dalam
keadaan elastis, akan melengkung secara perlahan-lahan, seperti pada gambar. Gaya
yang bekerja sentris pada batang menyebabkan batang tersebut melentur sejauh y,
sehingga terjadi momen lentur tambahan sekunder yang besarnya : Mx = P.y
d2 y −Mx P
Garis lentur dibeikan oleh persamaan : = = .y
dx2 EI EI

Dimana :
E = modulus elastisitas baja
I = momen inertia batang.
Gambar : Kolom tekuk Euler.

Persamaan garis lentur diatas adalah persamaan homogen linear orde kedua (second-order
homogeneous linear differential equation) apabila di integralkan akan menghasilkan
π2 .E.I
persamaan beban kritis yang bekerja pada batang tekan : Pcr=
Lk2
Dimana : Lk = Panjang tekuk batang
Pcr
Tegangan kritis : fcr=
Ag
π2 .E.I
fcr =
Ag . Lk2
I
Untuk jari-jari inertia : r =
Ag
π2 . E . r2
Maka, fcr =
Lk2
Untuk kelangsingan batang :
Lk
λ=
r
π2 . E
Doperoleh : fcr =
λ2

Gambar : Batang tekan kolom struktur portal.


Sumber : AISC Presentation
Pendekatan EULER diatas hanya terjadi pada batang tekan dalam kondisi elastis dengan
kelangsingan yang besar (λ > 110, batang panjang), artinya batang tekan sudah menekuk
sebelum tegangan mencapai leleh. Untuk kelangsingan sedang (λ < 110, batang sedang)
akan terjadi tekuk inelastis, yaitu pada sebagian penampang sudah leleh dan untuk batang
pendek (λ < 20) seluruh penampang leleh, seperti dilukiskan gambar berikut :

Pada daerah tekuk inelastik besaran modulus


elastis E menurun menjadi Et (E > Et), dan
kurva tegangan-regangan tidak lagi linear,
dan rumus EULER diatas berubah menjadi :

π2 .Et
fcr=
λ2

Gambar : Kurva panjang batang/kolom versus kekuatan kritis.


Grafik yang menggambarkan hubungan tegangan – kelangsingan seperti berikut :

Gambar : Kurva hubungan antara tegangan (f) versus kelangsingan (λ).

Persamaan Euler diatas bergantung kepada anggapan berikut ini,


a. Kolom/batang benar-benar lurus.
b. Beban bekerja secara sentris, tanpa eksentrisitas gaya.
c. Kolom/batang mempunyai perletakan sendi pada kedua ujungnya.
d. Tidak terjadi puntir selama pelenturan.
e. Kolom/batang tidak cacat.
PANJANG TEKUK
Panjang tekuk (Lk) batang tekan sangat tergantung kepada jenis perletakannya, seperti
kolom dengan tumpuan jepit dapat mengekang ujungnya dari berotasi dan translasi,
sehingga mampu menahan beban yang lebih besar dibandingkan tumpuan sendi.
Panjang tekuk dihitung seperti berikut :

Gambar : Garis lentur akibat


tekuk berdasarkan jenis
perletakan.

Apabila Lk = k . L, dimana k faktor


panjang tekuk, maka nilai k
dapat dilihat pada table.
Tabel : Faktor Panjang tekuk (k)

Untuk kolom pada struktur portal, faktor panjang tekuknya (k) dipengaruhi oleh nilai G pada ujung-
ujung kolom. Nilai G pada salah satu ujung adalah ratio jumlah kekakuan semua kolom terhadap
jumlah kekakuan semua balok yang bertemu di ujung tersebut yang ditulis dengan rumus :

IcA = Momen inertia kolom yang bertemu di titik A.


IcB = Momen inertia kolom yang bertemu di titik B.
LcA = Panjang kolom yang bertemu di titik A.
LcB = Panjang kolom yang bertemu di titik B.
IbA = Momen inertia balok yang bertemu di titik A.
IbB = Momen inertia balok yang bertemu di titik B.
LbA = Panjang balok yang bertemu di titik A.
LbB = Panjang balok yang bertemu di titik B.
Untuk tumpuan jepit nilai G = 1
Gambar : Untuk tumpuan sendi nilai G = 10
Kolom dan balok portal.
Faktor panjang tekuk (k) dihitung dengan memasukan nilai G kedua ujung-ujungnya pada
nomogram gambar dibawah. Dari kedua titik nilai G tersebut ditarik garis yang memotong
garis skala k. Titik potong ini menunjukan nilai k dari kolom tersebut. Perlu diperhatikan
bahwa ada dua nomogram, yaitu untuk struktur tak bergoyang dan untuk struktur
bergoyang. Struktur tak bergoyang artinya jika ujung-ujung dari kolom yang ditinjau tidak
dapat berpindah kearah lateral.

Batas Kelangsingan Batang Tekan.


Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap tekan, angka perbandingan
kelangsingan :

𝒍𝒌
λ= 𝒓
< 200.
Dimana :
lk = panjang tekuk = k . L ; r = jari-jari inertia.
Gambar : Nomogram faktor panjang tekuk kolom portal.
Contoh Soal :
Hitunglah nilai k untuk masing-masing kolom pada struktur portal seperti gambar dibawah ini.

Penyelesaian :

- Kekakuan tiap elemen balok dan kolom,


dihitung dalam tabel berikut :

Tabel : Kekakuan elemen balok dan kolom.


- Faktor G tiap titik buhul (Joint)
Tabel : Perhitungan faktor G tiap titik buhul (Joint).
Contoh memakai nomogram
untuk portal bergoyang, kolom AB :

- Faktor panjang tekuk (panjang efektif) k masing-masing kolom.


Tabel : Faktor panjang tekuk, k.
PENGARUH TEGANGAN SISA (Residual Stress)
Tegangan sisa (Residual Stress), adalah tegangan yang tertinggal dalam suatu komponen
struktur baja, pada proses pembuatannya maupun dalam pemakaiannya. Yang dapat
diakibatkan oleh antara lain :
a. Proses pendinginan yang tidak merata setelah profil struktural dibentuk dengan
penggilingan panas.
b. Lenturan atau lendutan dingin selama fabrikasi.
c. Proses pelobangan dan pemotongan selama fabrikasi.
d. Proses pengelasan.
Pada penampang profil sayap lebar (wide flange)
atau profil H yang digiling panas, sayap yang
merupakan bagian yang lebih tebal mendingin lebih
lambat daripada daerah badan (web). Ujung sayap
yang lebih terbuka terhadap udara lebih cepat dingin
daripada daerah pertemuan sayap dan badan, ini
berakibat ujung-ujung sayap dan tengah-tengah
badan mengalami tegangan residu tekan. Sedangkan
pada daerah pertemuan sayap dan badan
mengalami tegangan residu tarik. Gambar : Pola tegangan residu yang
umum pada profil giling.
Gambar : Pengaruh tegangan residu pada kurva
tegangan-regangan rata-rata.

Sumber : Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Gambar : Kurva kekuatan yang menunjukkan
Design dan Perilaku”, Jilid 1, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, pengaruh tegangan residu (E = 29.000 ksi).
1990.

SNI 03-1729-2002, pada tabel 7.5.1, menetapkan pengaruh tegangan residu pada pelat sayap 70 MPa
untuk penampang yang dirol/digiling panas, dan 115 MPa untuk penampang yang dilas. Misal pada
sayap profil dengan mutu baja BJ-34, dengan tegangan leleh fy = 210 MPa, harus dikurangi sebesar 70
MPa menjadi fy = 210 MPa – 70 MPa = 140 MPa.
Tahanan Tekan Nominal (SNI 03-1729-2002).
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan sentris akibat beban terfaktor Nu menurut SNI 03-
1729-2002, pasal 9.1, harus memenuhi : Nu < n . Nn
Dimana :
n = adalah faktor reduksi kekuatan (lihat SNI, Tabel 6.4-2), = 0,85.
Nu = beban terfaktor.
Nn = kekuatan tekan nominal.

Gaya tekuk elastis.


SNI pasal 7.6.1, gaya tekuk elastis komponen struktur (N) ditetapkan sebagai berikut :
Ag . fy 1 Lk fy
Ncr = …………. λc = π . r …… Lk = k.L, k adalah factor Panjang tekuk, L adalah Panjang
λc2 E
teoritis kolom dan fy = tegangan leleh material.

Daya dukung nominal komponen struktur tekan


Daya dukung nominal komponen struktur tekan dihitung sebagai berikut :
fy fy
Nn = Ag.fcr = Ag. …………. fcr =
ω ω Keterangan:
Untuk : λc ≤ 0,25 maka ω = 1 Ag = luas penampang bruto, mm²
1,43 fcr = tegangan kritis penampang, MPa
0,25 < λc < 1,2 maka ω =
1,6−0,67λc fy = tegangan leleh material, MPa
λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25λc2 ω = koefisien tekuk.
Contoh :
Lalukanlah evaluasi terhadap komponen struktur tekan berikut dengan memakai profil WF
300.200.9.14. Kondisi perletakan jepit – sendi. Beban aksial terfaktor Nu = 120 ton = 1200 kN.
Mutu baja BJ-37 (fy = 240 MPa, fu = 370 MPa). Panjang batang L = 4500 mm.

DATA-DATA :

WF 300.200.9.14
d = 298 mm
b = 201 mm
tf = 14 mm
tw = 9 mm
L = 4500 mm
r = 18 mm
Ag = 8336 mm²
rx = 126 mm
ry = 47,7 mm
h = d-2(tf+r) = 298-2(14+18) = 234 mm
Contoh :
Lalukanlah evaluasi terhadap komponen struktur tekan berikut dengan memakai profil WF
300.200.9.14. Kondisi perletakan jepit – sendi. Beban aksial terfaktor Nu = 120 ton = 1200 kN.
Mutu baja BJ-37 (fy = 240 MPa, fu = 370 MPa). Panjang batang L = 4500 mm.

DATA-DATA :

WF 300.200.9.14
d = 298 mm
b = 201 mm
tf = 14 mm
tw = 9 mm
L = 4500 mm
r = 18 mm
Ag = 8336 mm²
rx = 126 mm
ry = 47,7 mm
h = d-2(tf+r) = 298-2(14+18) = 234 mm
PENYELESAIAN :

a. Kelansingan batang.
Faktor panjang tekuk, k = 0,80 (jepit-sendi, tabel 1)
Tekuk ke arah sumbu – X :
Lkx = k . L = 0,8 . (4500) = 3600 mm.
L 3600
λx = kx = =28,57<200 (memenuhi)
rx 126

Tekuk ke arah sumbu – Y :


Lky = k . L = 0,8 . (4500) = 3600 mm.
Lky 3600
λy = = =75,47<200 (memenuhi)
𝑦 47,7

b. Kekuatan nominal terfaktor batang tekan.


Ke arah sumbu – X :
1 Lkx fy 1 240
λcx = π . r . = π . 28,57 . =0,3152 untuk π=3,14
x E 200000
1,43 1,43
Untuk 0,25 < λcx < 1,2 …… maka : ωx = = =1,0297
1,6 −0,67λcx 1,6 −0,67. (0,3152)
Kekuatan nominal batang tekan :
fy 240
Nn = Ag . fcr = Ag . ω = (8336). = 1942935 N = 1942,935 kN
x 1,0297

Kekuatan nominal terfaktor :


Nu = n . Nn = 0,85 . (1942,935) kN = 1651,49 kN > 1200 kN. (memenuhi).

Ke arah sumbu – Y :
1 Lky fy 1 240
λcy = π . r . = π . 75,47 . =0,8326 untuk π=3,14
y E 200000
1,43 1,43
Untuk 0,25 < λcy < 1,2 …… maka : ωy = = =1,3722
1,6 −0,67λcy 1,6 −0,67. (0,8326)

Kekuatan nominal batang tekan :


fy 240
Nn = Ag . fcr = Ag . ω = (8336). = 1457980 N = 1457,980 kN
y 1,3722

Kekuatan nominal terfaktor :


Nu = n . Nn = 0,85 . (1457,980) kN = 1239,28 kN > 1200 kN. (memenuhi).
LATIHAN :

Gambar : Bangunan Portal Baja.


Diketahui :
Struktur portal seperti tergambar. Ukuran profil kolom E – F dan tinggi tingkat H lihat data soal.
Mutu baja BJ-34. Data lain lihat tabel terlampir.

Diminta :
Lakukan evaluasi terhadap kolom E – F tersebut.
Penyelesaian :
a). Data-data
- Balok C – F, WF 400.200.8.13, Ix = 23700 cm .
- Balok F – I, WF 400.300.10.16, Ix = 38700 cm .
- Balok B – E, WF 450.200.9.14, Ix = 33500 cm .
- Balok E – H, WF 450.300.11.18, Ix = 56100 cm .
- Kolom D – E, WF 300.300.11.17, Ix = 23400 cm .
- Kolom E – F, WF 250.125.6.9, Ix = 4050 cm , Iy = 294 cm . (yang lain lihat soal)

b). Kekakuan elemen portal


- Balok C – F, Ix/ L = 23700 / 600 = 39,500 cm³.
- Balok F – I, Ix / L = 38700 / 900 = 43,000 cm³.
- Balok B – E, Ix / L = 33500 / 600 = 55,833 cm³.
- Balok E – H, Ix / L = 56100 / 900 = 62,333 cm³.
- Kolom D – E, Ix / L = 23400 / 350 = 66,857 cm³.
- Kolom E – F, Ix / L = 4050 / 300 = 13,500 cm³. (yang lain lihat soal)
c). Faktor Panjang tekuk
Kolom E−F 13,500
GF = = =0,16
Balok C−F+Balok F−I 39,500+43,000
Kolom E−F+Kolom E−D 13,500+66,857
GE = = =0,68
Balok B−E+Balok E−H 55,833+62,333
Dari nomogram diperoleh faktor panjang tekuk, k = 1,12

DATA-DATA :

WF 250.125.6.9
d = 250 mm
b = 125 mm
tf = 9 mm
tw = 6 mm
L = 3000 mm
r = 12 mm
Ag = 3766 mm²
rx = 104 mm
ry = 27,9 mm
h = d-2(tf+r) = 250-2(9+12) = 208 mm
a. Kelansingan batang.
Faktor panjang tekuk, k = 1,12
Tekuk ke arah sumbu – X :
Lkx = k . L = 1,12 . (3000) = 3360 mm.
Lkx 3360
λx = = =32,31 < 200 (memenuhi)
rx 104

Tekuk ke arah sumbu – Y :


Lky = k . L = 1,12 . (3000) = 3360 mm.
Lky 3360
λy = = =120,43 < 200 (memenuhi)
𝑦 27,9

b. Kekuatan nominal terfaktor batang tekan.


Ke arah sumbu – X :
1 Lkx fy 1 210
λcx = . . = . 32,31 . = 0,3334 untuk π=3,14
π rx E π 200000
1,43 1,43
Untuk 0,25 < λcx < 1,2 …… maka : ωx = = =1,0388
1,6 −0,67λcx 1,6 −0,67. (0,3334)
Kekuatan nominal batang tekan :
fy 210
Nn = Ag . fcr = Ag . ω = (3766). = 761320,8 N = 761,320 kN
x 1,0388

Kekuatan nominal terfaktor :


Nu = n . Nn = 0,85 . (761,320) kN = 647,122 kN

Ke arah sumbu – Y :
1 Lky fy 1 210
λcy = π . r . = π . 120,43 . =1,2428 untuk π = 3,14
y E 200000
Untuk λcy ≥ 1,2 …… maka : ωy =1,25 . 𝜆2𝐶 = 1,25 . (1,2428) ² = 1,9307

Kekuatan nominal batang tekan :


fy 210
Nn = Ag . fcr = Ag . ω = (3766). = 409627,8 N = 409,627 kN
y 1,9307

Kekuatan nominal terfaktor :


Nu = n . Nn = 0,85 . (409,627) kN = 348,183 kN

Anda mungkin juga menyukai