GASTRONOMI
( Gp372016 )
Dosen Pembimbing :
Bimo Aji Nugroho, S. Pd., M.pd
Oleh :
Kelompok
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur peyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah tentang sejarah, budaya, lansekap geografis dan metedo.
Pada kesempatan kali ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayahNya.
2. Orang tua yang sudah memberikan dukungan baik secara materiil maupun moril.
3. DOSEN PEMBIMBING selaku dosen pembimbing mata kuliah Gastronomi.
4. Dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan dan pengetahuan serta menjadi bahan motivasi bagi pembaca. Namun,
penyusun menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada laporan
penelitian ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga penyusun dapat menyempurnakan laporan ini.
Demikian prakata yang dapat penyusun sampaikan, semoga bermanfaat bagi
kehidupan kita. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………................................................
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………….........................................
1.3 Tujuan Penulisan
……………………………………….........................................
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan asal muasal nama nasi gandul...........................................
2.2 Bahan - bahan pembuatan nasi gandul..................................................
2.3 Cara pembuatan nasi gandul....................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Usaha makanan (kuliner) merupakan salah satu usaha yang dewasa ini
berkembang pesat. Keadaan ini menimbulkan persaingan yang ketat antar
perusahaan, sehingga memaksa perusahaan untuk lebih memperhatikan kondisi
lingkungan yang dapat mempengaruhi perusahaan dan untuk mengetahui strategi
seperti apa yang harus diterapkan dalam perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai
tujuan agar tetap bertahan dan terus berkembang. Untuk mencapai tujuan tersebut,
perusahaan harus menerapkan strategi yang tepat untuk dapat menggunakan
kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan
perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus ditingkatkan.
3
pemasaran. Diantaranya adalah: strategi dalam persaingan, strategi produk, dan
strategi "Daur Hidup Produk", dan sebagainya ( Anoraga, 2012: 137- 138 )
Nasi gandul merupakan salah satu kuliner khas Pati. Nasi gandul sepintas
mirip dengan perpaduan soto dan gule, berupa daging yang dengan kuah yang
berwarna kecoklatan dengan rasa gurih manis. Nasi gandul ini begitu khas karena
penyajiannya wajib menggunakan daun pisang sebagai alas piringnya. Biasa disajikan
dengan berbagai pelengkap, misalnya telur pindang, daging atau jeroan yang
dipotong-potong menggunakan gunting atau cukup dengan tempe yang digoreng
garing. Ada berpuluh warung yang menjual nasi gandul namun yang cukup terkenal
adalah warung nasi gandul . Pemilik warung nasi gandul , Bapak Meled yang
mengatakan bahwa beliau telah berjualan nasi gandul sejak 1955.
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mendapatkan laba yang optimal. Begitu juga dengan warung nasi gandul pak meled .
Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut warung nasi gandul harus mampu
bersaing dengan para pesaingnya. Pemilik harus mengerti betul kekuatan dan
kelemahan apa yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, pemilik juga harus mencari
peluang sebesar-besarnya dan meminimalisir ancaman yang dapat mengakibatkan
terganggunya keberlangsungan hidup usahanya. Oleh karena itu pemilik harus dapat
menentukan strategi yang tepat agar mampu merealisasikan tujuanya
1. Bagaimana sejarah dari makanan khas pati nasi gandul / sego gandul?
2. Apa saja bahan - bahan yang di perlukan untuk membuat makanan khas nasi
3. Bagaimana cara membuat makanan khas pati nasi gandul / sego gandul?
1. Untuk mengetahui sejarah dari makanan khas pati nasi gandul / sego gandul
4
2. Untuk mengetahui bahan - bahan apa saja yang di perlukan untuk membuat
3. Untuk mengetahui cara membuat makanan khas pati nasi gandul / sego gandul
3. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Gastronomi pada program studi Pendidikan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Nasi gandul atau biasa di sebut sego gandul adalah salah satu kuliner khas
yang berasal dari Pati - jawa tengah yang telah melegenda sejak tahun 1950-an.
Melansir dari laman Kebudayaan Kemdikbud, dipercaya bahwa sego gandul
dipopulerkan oleh Pak Meled, seorang warga dari desa Gajahmati yang pertama kali
berjualan sego gandul pada tahun 1955. Usaha sego gandul Pak Meled diteruskan
oleh menantunya setelah beliau meninggal di tahun 2002 hingga saat ini, Desa
Gajahmati dikenal sebagai pelopor dan pusat Sego Gandul di Pati - jawa tengah .
Nama sego gandul diketahui berasal dari para pembeli sego gandul. Sego bermakna
nasi, dan gandul bermakna sesuatu yang menggantung. Bila ditelusuri asal usulnya,
pada saat pertama kali dijajakan, sego gandul dijual dengan pikulan berisi dua buah
wadah besar. Satu wadah berupa kuali ( wajan ) untuk kuah, dan satu wadah lagi
merupakan bakul berisi nasi dan alat makan. Pikulan dengan perlengkapan berjualan
tersebut dijajakan secara keliling dengan berjalan kaki, dan kedua wadah besar
menggantung di kedua sisi. Sehingga tampak menggantung dan bergoyang kesana
kemari seirama langkah kaki sang penjual.
Jika dahulu Nasi Gandul dijual dengan cara berkeliling kampung, kini sudah
tidak ditemui penjual Nasi Gandul yang berkeliling. Penjual Nasi Gandul umumnya
menetap di sebuah bangunan atau kaki lima Sebab itulah kuliner ini dinamakan nasi
gandul, dan nama ini melekat hingga sekarang meski sego gandul tak lagi dijual
dengan cara dipikul, melainkan di warung makan atau berjualan di pinggir jalan mirip
dengan nasi pindang yang berasal dari kudus tetapi kalau nasi gandul atau sego
gandul tidak menggunakan daun melinjo. Penyajian dan pelengkapanya juga berbeda
apabila dibandingkan dengan nasi pindang. Nasi gandul sepintas mirip dengan
perpaduan soto dan gulei berupa daging 10dengan kuah yang berwarna kecoklatan
dengan rasa gurih manis. Nasi gandul ini begitu khas karena penyajiannya wajib
menggunakan daun pisang sebagai alas piringnya Fungsinya untuk menetralisir panas
dari masakan agar lebih nikmat saat disajikan. . Nasi gandul merupakan makanan
6
berkuah yang warnanya merah kecoklatan. Biasa Saat disajikan, pembeli akan
diminta untuk memilih berbagai perlengkapan misalnya telur pindang atau daging
yang digunakan untuk pelengkap mulai dari jeroan sapi, daging hingga lidah sapi
menjadi menu pelengkapnya .yang dipotong - potong menggunakan gunting atau
cukup dengan tempe yang digoreng garing Saat digigit, tempe dan nasi gandul ini
bertekstur lebih keras jika dibanding tempe pada umumnya. Namun, saat dikunyah
menjadi pecah dan mudah untuk dicerna. Zaman dahulu Nasi Gandul dihargai relatif
cukup mahal, sehingga tidak semua orang mampu membelinya. Namun tidak
demikian untuk saat ini. Seporsi Nasi Gandul Pati dihargai Rp. 15.000. Semua bahan
untuk membuat Nasi Gandul mudah didapat dan tersedia di pasar-pasar tradisional.
Biasanya, penjual nasi gandul sudah memiliki langganan yang akan mengantar
bahan-bahan tersebut.
Sedangkan asal muasal nama sego gandul dituturkan oleh Pak Sardi, salah
seorang penjual nasi gandul di Pati sejak tahun 1978, Pak Sardi adalah generasi
penjual Nasi Gandul Pati yang lebih muda dibanding Pak Meled. Sampai saat ini ada
sekitar 50an pedagang yang berjualan Nasi Gandul di Pati. Pak Sardi mengatakan,
“Nasi gandul itu masak dagingnya, daging sapi, kan sapi dipotong sore hari, lalu
pahanya sapi digantungkan dan dipotong, terus diiris untuk dicampur kuah. Itu
namanya nasi gandul, karna paha sapi digantung” ungkap Sardi mengenai versi lain
asal mula munculnya nama Nasi Gandul. Jadi, kalau dari versi Pak Sardi, dasar dari
penamaan ‘gandul’ pada sego gandul bukan karena cara jualannya yang dipikul,
melainkan karena paha sapinya yang digantung sebelum dipotong untuk dijadikan
lauk. Masyarakat sekitar juga berpendapat bahwa dahulu penjual nasi gandul kepala
nya botak dan dagangan nasi gandul tersebut dipikul oleh 2 orang dengan kepala
botak, sehingga seperti gondal gandul. Oleh sebab itu, pembeli menyebutnya sebagai
nasi gandul. Selain itu nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul
yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian
diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh
para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak
menyentuh piring).
Sampai saat ini, penikmat Nasi Gandul masih banyak jumlahnya. Tidak ada
perbedaan yang berarti antara Nasi Gandul dahulu dan sekarang. Pada
perkembangannya, Nasi Gandul saat ini disajikan dengan tambahan aneka lauk pauk
sebagai hidangan pelengkap, di antaranya telur bacem, perkedel kentang, tempe
goreng dan lainnya. Saat ini tidak semua penikmat Nasi Gandul menggunakan suru,
tetapi ada juga yang menggunakan sendok berbahan stainless. Jika pada mulanya
7
kuah Nasi Gandul dimasak menggunakan kuali tanah, sebagian besar pedagang kini
beralih menggunakan panci atau kuali alumunium dengan alasan lebih praktis. Setiap
penjual Nasi Gandul memiliki cara pembuatan, bahan-bahan, dan takarannya sendiri.
Hanya saja bahan dan komponen penting dari Nasi Gandul Pati masih tetap sama.
Penikmat Nasi Gandul tidak hanya berasal dari Kabupaten Pati, melainkan juga
banyak berasal dari luar kota. Hal ini berkat cerita tutur dari mulut ke mulut. Bagi
masyarakat Pati sendiri, kuliner khas daerah ini bukan hanya sekedar makanan
pelepas lapar, melainkan telah menjadi identitas serta 3memiliki makna tersendiri.
Nasi Gandul juga menjadi menu utama ketika berkumpul bersama keluarga pada saat
lebaran. Makanan ini juga menjadi salah satu alasan orang Pati untuk rindu dan ingin
pulang ke kampung halaman bagi mereka yang merantau ke luar daerah.
Bumbu halus:
8
3). 1 ruas kencur
7). Jahe
9). Merica
11). Jintan
Pelengkap:
1). Sambel
4). Perkedel
1. Didihkan air, masukkan jeroan rebus 10 menit. Angkat lalu buang airnya agar
tidak bau amis. Ganti air bau lalu rebus lagi sampai jeroan empuk. Angkat lalu
potong-potong
2. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan sampai wangi, dengan menggunakan
apikecil. Masukkan serai, daun jeruk, dan daun salam, aduk sampai bumbu
matang.
3. Masukkan jeroan kedalam rebusan matang, tuangi santan, kasi garam, gula,
pala bubuk, kecap manis, dan merica. Masak sampai bumbu meresap.
9
4. Penyajian: siapkan piring yang sudah dialasi daun pisang, tata nasi di atasnya
beri potongan daging, lalu siram dengan kuah. Taburi bawang goreng, sajikan
dengan pelengkap.
3). Rebus 10 menit. Angkat lalu buang airnya agar tidak bau amis. Ganti air baru lalu
rebus lagi sampai jeroaan empuk. Angkat, lalu potong-potong.
2). Tumis bumbu halus sampai wangi, dengan menggunakan api kecil. Masukkan
serai, daun jeruk, dan daun salam, aduk sampai bumbu matang.
3). Masukkan daging, aduk sampai berubah warna. Tuangi air, masak sampai daging
empuk.
4). Masukkan jeroan ke dalam rebusan daging, tuangi santan, bumbui garam, gula,
pala bubuk, kecap manis dan lada bubuk. Masak sampai bumbu meresap. Koreksi
rasa, bila sudah pas, matikan api.
1). Siapkan piring yang sudah dialasi daun pisang ( slamir ) , tata nasi diatasnya, beri
potongan daging, Taburi bawang goreng.
2). Pembeli bisa memilih sendiri baceman yang diinginkan, bisa jeroan, daging, atau
babat.
3). Ditambahkan sedikit sambal, yang terbuat dari cabe rawit rebus yang dihaluskan
dan kecap manis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
Upaya untuk mempertahankan berbagai pangan lokal mayarakat pati jawa
tengah adalah dengan adalah dengan menanamkan kesadaran kepada masyarakat dan
dengan cara memasarkan pangan lokal tersebut krpada masyarakat umum dengan
membuat inovasi atau penambahan variasi dan peningkatan kualitas bahan daerah
agar dapat diterima dengan baik oleh sesama masyarakat.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
11
https://id-theasianparent-com.cdn.ampproject.org/v/s/id.theasianparent.com/nasi-
gandul
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3732459/mengapa-kuliner-khas-dari-
pati-ini-disebut-nasi-gandul
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/2355
https://dinasarpus.patikab.go.id/halaman/detail/nasi-gandul
12