Anda di halaman 1dari 8

Nama: Zahra Tazkiyah Amalia

NIM: 043794667

1. Pengertian etnosentrisme, prejudis dan diskriminasi

ETNOSENTRISME
Etnosentrisme berasal dari kata etnik, yang berarti kelompok manusia. Etnosentrisme adalah
suatu presepsi yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat berkebudayaan yang mereka miliki
dengan menganggap bahwa kebudayaan yang mereka miliki lebih baik dari budaya lainnya atau
dapat dikatakan etnosentrisme itu adalah fanatisme dalam suku bangsa. Para ahli telah
mengungkapkan pendapat mereka tentang etnosentrisme, seperti:
1. Sumnel (dalam lubis 1999) mengartikan etnosentrisme sebagai kecenderungan manusia
untuk mengikuti naluri biologinya yang mementingkan diri sendiri lebih unggul dari
orang lain dan menjadi seorang Individualistik.
2. Hariyono (1993). Menurutnya etnosentrisme merupakan suatu perasaan In group
(dalam kelompok) dan Out group (luar kelompok) dalam suatu dasar sikap yang
dilakukan oleh seseorang.
3. Harris (1985). Ia berpendapat bahwa etnosentrisme adalah kecendurangan seseorang
yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dibandingkan kelompok yang lain
sehingga hal tersebut mendorong tindakan-tindakan yang tidak rasional seperti
melakukan kekerasan,peperangan, tawuran dan sebagainya.
4. Coleman dan Cressey (1984) menurutnya etnosentrisme berarti seseorang yang berasal
dari kelompok etnis yang cenderung melihat budaya mereka sebagai yang terbaik
dibandingkan dengan kebudayaan yang lain.
5. Zastrow (dalam lubis 1999) mengatakan etnosentrisme adalah segala suatu yang
dilakukan oleh kelompok etnis secara tertutup tanpa mempertimbangkan keadaan
kelompok lainnya.
6. Levine dan Campbell ( dalam scott 1988) mengartikan bahwa etnosentrisme adalah
pandangan kelompok tertentu dimana yang berasal dari satu budaya untuk menilai
budaya lain yang memiliki nilai berlawanan atau berbeda dengan kebudayaannya.
7. Taylor, Peplau dan Sears (2000) mengartikan etnosentrisme sebagai suatu hal yang
mengacu pada kepercayaan kelompok masyarakat bahwa kebudayaannya selalu lebih
baik atau superior dari pada kebudayaan yang lain.
8. Hogg (2003) menyampaikan pendapatnya bahwa etnosentrisme adalah kegiatan yang
melibatkan distribusi internal dan eksternal dalam kehidupan masyarakat.
9. Dayakisni dan Yuniardi (2004). Menurut Dayakisni dan Yuniardi, etnosentrisme adalah
sikap dalam memandang dan melakukan interpretasi terhadap individu maupun
kelompok lain berdasarkan nilai-nilai yang ada pada budayanya sendiri.
10. Poerwati. Ia menjabarkan etnosentrisme sebagai pandangan sebuah kelompok yang
berpendapat bahwa kelompok sendiri merupakan pusat segalanya dan kelompok lain
akan selalu dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompoknya sendiri.
11. Menurut KBBI, etnosentrisme merupakan sikap atau pandangan yang berpangkal pada
masyarakat dan kebudayaan sendiri, umumnya disertai dengan sikap dan pandangan
yang meremehkan individu dan kebudayaan lainnya.
12. Menurut wikipedia, entosentrisme adalah pandangan terhadap kebudayaan lain atas
dasar nilai dan kebudayaan sendiri.
Dari sekian banyak penjabaran tentang etnosentrisme, dapat disimpulkan bahwa
etnosentrisme merupakan presepsi atau pandangan yang dimiliki oleh individu yang
menganggap bahwa budaya yang mereka miliki lebih baik dibandingkan dengan budaya lainnya,
atau bisa dibilang entosentrisme merupakan sikap fanatik terhadap kebudayaan sendiri
sehingga memunculkan sikap egoisme dan memandang rendah kebudayaan lain. Penganut
paham etnosentrisme berpotensi akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak rasional seperti
melakukan kekerasan,peperangan, tawuran dan sebagainya. Tindakan-tindakan tidak rasional
inilah yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, sehingga
etnosentrisme kini menjadi isu nasional bagi negara Indonesia.

PREJUDIS
Menurut terminologi, prejudice (prasangka) merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin,
yaitu prae, yang berarti sebelum, dan Judicium yang berarti keputusan (Hogg, 2002). Pengertian
prejudis menurut para ahli:
1. Chambers English Dictionary (dalam Brown, 2005) menyampaikan arti prejudis
(prasangka) sebagai penilaian atau pendapat yang diberikan oleh seseorang tanpa
melakukan pemeriksaan sebelumnya.
2. Hogg (2002), berpendapat bahwa prasangka merupakan sikap sosial atau keyakinan
kognitif yang bersifat merendahkan, ekspresi dari sebuah perasaan yang negatif, rasa
bermusuhan atau perilaku diskriminatif terhadap anggota dari suatu kelompok sosial
tertentu sebagai akibat dari keanggotaannya dalam kelompok tertentu.
3. Baron dan Graziano (1991) menjabarkan prasangka sebagai suatu sikap negatif terhadap
kelompok sosial tertentu. Dalam hal ini, Baron dan Graziano (1991) menyatakan bahwa
prasangka merupakan aspek yang penting dari hubungan antar kelompok.
4. Burchell dan Fraser (2001) juga mendefinisikan prasangka sebagai sikap negatif atau
sikap tidak suka terhadap suatu kelompok dan anggota didalamnya.
5. Gordon Allpor. Dalam bukunya yang berjudul “The Neture of Prejudice”, ia
mendefinisikan prasangka sebagai sikap antipati berdasarkan generalisasi yang keliru
dan tidak fleksibel, yang kemudian akan mengarah kepada sebuah kelompok secara
keseluruhan atau kepada individ yang berasal dari kelompok tersebut. Antipati itu
mungkin dirasakan atau diekspresikan.
6. Johnson (dalam Liliweri, 2005) ia berpendapat bahwa prasangka merupakan suatu sikap
yang mungkin bersifat positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip setiap
individu tentang anggota dari kelompok tertentu. Sama seperti sikap, prasangka
meliputi keyakinan untuk menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai
dengan peringkat nilai yang kita berikan.
7. Menurut Gerungan (2004) prasangka merupakan perasaan orang-orang terhadap
kelompok manusia tertentu, golongan ras atau kebudayaan yang berbeda dengan
golongan orang yang berprasangka itu.
8. Sobur (2013) mengartikan prasangka sebagai suatu kecenderungan dasar penyakit
masyarakat yang kurang menguntungkan bagi sebagian orang atau kelompok-kelompok
tertentu.
9. Hanurawan (2015). Menurutnya, prasangka adalah sikap yang ditunjukkan kepada
anggota suatu kelompok tertentu berdasarkan ciri-ciri keanggotaan pada kelompok itu.
10. Myers (2012), ia mendefinisikan prasangka sebagai praduga berupa penilaian negatif
mengenai suatu kelompok dan setiap individu dari anggotanya. Beberapa definisi
prasangka mencangkup penilaian positif, tetapi hampir semua penggunaan prasangka
merujuk pada sisi negatif.
11. Menurut wikipedia, prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta
yang relevan mengenai objek tersebut. 
Ditinjau dari segi bahasa dan penuturan para ahli, dapat disimpulkan bahwa prejudis
(prasangka) merupakan perasaan, penilaian, ataupun pendapat dari sebuah individu yang
ditujukan untuk sebuah kelompok kebudayaan atau individu yang berasal dari kebudayaan
tersebut, tanpa melakukan riset sebelumnya. Prejudis dapat bersifat positif dan juga negatif,
namun kebanyakan kasus prejudis lebih condong ke arah negatif, dan akan merugikan sebagian
orang atau kelompok-kelompok tertentu. Hal inilah yang menyebabkan prejudis dianggap
sebagai sumber permasalahan bagi bangsa Indonesia, karea dapat memecah belah persatuan
dan kesatuan.

DISKRIMINASI
Istilah diskriminasi berasal dari bahasa Inggris, “discrimination” yang pertama kali digunakan
pada abad ke-17. Kata diskriminasi berakar dari bahasa latin yaitu discriminant, kata ini
menjelaskan tentang perilaku yang menyudutkan korban minoritas, dengan perlakuan yang
berbeda. Berikut adalah arti diskriminasi menurut para ahli:
1. Menurut Theodorson dan Thedorsan, diskriminasi adalah perlakuan yang tidak
seimbang terhadap perorangan atau kelompok, mengkategorikan berdasarkan ras, suku
bangsa, agama, atau anggota kelas sosial.
2. Menurut Brigham, diskriminasi merupakan perlakuan kelompok mayoritas yang
membedakan kelompok minoritas, seperti suku bangsa, bahasa, adat istiadat, agama,
dan kebangsaan.
3. Watson (1984) menyatakan bahwa diskriminasi adalah perlakuan negatif terhadap
kelompok tertentu
4. Menurut Sears, Freedman, dan Peplau (1999) diskriminasi merupakan sikap menerima
atau menolak orang lain berdasarkan keanggotaannya dalam suatu kelompok.
5. Dilansir dari buku Kamus Sosiologi (2012) yang ditulis oleh Agung Tri Haryanto dan Eko
Sujatmiko, diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-
golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu.
6. Menurut KBBI, diskriminasi merupakan perbedaan perilaku terhadap sesama warga
negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan lain sebagainya.
7. Dalam wikipedia, diskriminasi merupakan perilaku yang merujuk pada pelayanan yang
tidak adil terhadap individu tertentu, dimana layanan ini dilakukan berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut.
8. PBB mengartikan diskriminasi sebagai perilaku berdasarkan perbedaan dalam
kategorisasi yang dibuat oleh alam atau masyarakat, yang tidak ada hubungannya
dengan kemampuan individu atau jasanya.
Setelah membaca pengertian diskriminasi dari beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa
diskriminasi merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu atau kelompok mayoritas kepada
kelompok minoritas, dan bersifat negatif serta membedakan-bedakan pelayanan berdasarkan
ras, agama, ekonomi, warna kulit dan lain sebagainya. Perilaku diskriminasi akan menimbulkan
konflik antara kelompok satu dan kelompok lainnya. Inilah mengapa kita harus menjauhi
perilaku diskriminasi karena akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
yang pada hakikatnya terdiri dari beragam suku, agama, ras, bangsa, dan budaya.

2. Contoh kasus etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi .

(A) Etnosentrisme
Kericuhan di Wamena (23/9/2019). Kericuhan ini terjadi di Kota Wamena, Kota Jayapura
Provinsi Papua. Kericuhan ini dipicu oleh berita hoaks yang tersebar di masyarakat pada mingu
sebelumnya. Hoaks itu menyebutkan seorang guru yang berkata rasis kepada muridnya, dan
memicu kemarahan sejumlah warga. Sebagai bentuk penolakan terhadap ujaran berbau rasis
yang beredar, sekumpulan siswa SMA PGRI dan masyarakat kurang lebih berjumlah 200 orang
berjalan menuju sebuah sekolah di Wamena, Senin (23/9/2019) pukul 09.00 waktu setempat.
Namun dalam perjalanannya, jumlah masa terus bertambah dan menyebabkan kericuhan
dibeberapa titik seperti Kantor Bupati Jayawijaya dan sepanjang Jalan Sudirman. Terjadi aksi
lempar batu, pembakaran bangunan, mulai dari rumah warga hingga kantor-kantor institusi,
dan tembakan dari kepolisian sebagai upaya memukul mundur massa tak bisa dihindarkan.
Sebanyak 16 warga tewas dan 65 lainnya terluka berdasarkan keterangan Komandan Kodim
1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto.
Jika terus berlangsung, etnosentrisme akan menjadi sumber masalah bagi bangsa Indonesia,
karena dampak yang ditimbulkannya. Seperti misalnya kasus diatas, yang berawal dari ujaran
rasis yang ditujukan untuk suatu individu yang berujung dengan kericuhan yang memakan
korban, serta mengakibatkan banyak kerugian.

(B) Prejudis
Pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Di berbagai daerah, mahasiswa yang
merupakan perantau dari Papua kerap kali mendapatkan perlakuan yang kurang
menyenangkan. Bukan hanya sikap rasis yang diterima karena warna kulit dan rambut keriting
yang mereka miliki, tapi juga prasangka (prejudis) dalam alasan politik terkait adanya isu Papua
merdeka. Disejumlah daerah, asrama para mahasiswa Papua kerap diawasi intel, dikepung
aparat, hingga sasaran amukan warga. Seperti contoh kasus pengepungan asrama mahasiswa
Papua yang terjadi di Surabaya (17/8/2019). Kasus ini memiliki 2 sudut pandang yang berbeda
1. Sudut pandang kepolisian.
Menurut pernyataan kepala Polrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho, kejadian ini
bermula dari munculnya laporan suatu ormas terkait kecurigaan adanya penistaan
simbol negara yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Papua. Saat itu, Jumat
(16/8/2019), ormas melakukan aksi di depan asrama sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul
21.00 WIB. Namun, aksi massa tersebut dapat dihentikan setelah polisi berhasil
membubarkan massa. Pihak kepolisian telah mengimbau ormas tersebut untuk bersedia
membubarkan diri. Sementara itu, polisi tetap melakukan pengamanan di asrama
tersebut untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan. "Kenyataannya, jam 21.00 WIB
(asrama) sudah bersih dan kami sudah mengamankan. Di sana (asrama) hanya tinggal
petugas yang mengamankan (mahasiswa Papua) di asrama tersebut," ujar Sandi.
Pada Jumat (16/8/2019) malam, massa yang tergabung dalam gabungan ormas itu
datang ke kantor polisi dan membuat laporan. Keesokan hari, Sabtu (17/8/2019) sekitar
pukul 10.00 WIB, polisi mencoba berkomunikasi dengan mahasiswa Papua karena ada
laporan tentang penistaan lambang negara berupa pembuangan bendera Merah Putih
tersebut. Namun polisi tidak mendapat tanggapan terkait negosiasinya. Kemudian,
pihak kepolisian meminta bantuan kepada pihak RT, RW, lurah, camat, hingga
perkumpulan warga Papua di Surabaya untuk mengimbau mahasiswa asal Papua keluar
dari asrama dan mengadakan dialog dengan kepolisian. Namun usaha tersebut tetap
tidak membuahkan hasil. Di waktu yang bersamaan, pihak kepolisian juga mendapat
informasi dari gabungan ormas yang melayangkan laporan ke Polrestabes Surabaya dan
menyampaikan bahwa apabila tidak ada jawaban dari para mahasiswa mengenai
penyebab pembuangan bendera, massa tersebut akan kembali mendatangi asrama
mahasiswa Papua. Karena negosiasi yang dilakukan mengalami kebuntuan, dan pihak
kepolisianpun telah mengeluarkan peringatan sebanyak 3 kali sebelum akhirnya
melakukan penindakan dan mengeluarkan surat perintah. Penindakan dengan
mengangkut paksa mahasiswa Papua itu dinilai merupakan upaya terakhir yang
dilakukan polisi. Dialog yang dilakukan dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB
tidak membuahkan hasil, kemudian polisi membawa 43 mahasiswa Papua tersebut ke
Polrestabes Surabaya. Pemeriksaan terhadap puluhan mahasiswa itu selesai pukul 23.00
WIB. Seusai diperiksa, 43 mahasiswa Papua itu langsung dipulangkan pada Minggu
(18/8/2019) pukul 00.00 WIB.
2. Sudut pandang mahasiswa Papua.
Juru Bicara Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) Surya Anta bersuara
terkait peristiwa penyerangan dan pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya,
Jawa Timur. Berdasarkan informasi yang didapat dari mahasiswa, Surya menjelaskan
awal mula kejadan yang terjadi pada tanggal (16/8), sore sekitar pukul 16.00 WIB. Selain
aparat keamanan, sejumlah organisasi massa juga turut menyerang dan mengepung
asrama, jelas Surya. "Mahasiswa Papua yang sedang berkumpul di Asrama Kamasan
Surabaya, dikepung oleh beberapa aparat. Saya tidak tahu apakah TNI, Polri. Tapi juga
ada penyerangan dari Ormas reaksioner juga," ungkap Surya dalam konferensi pers di
Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (18/8). Surya menjelaskan awal mula pengepungan
yang disebabkan oleh perusakan bendera yang berada didepan asrama. Pihak aparat
menduga, perusakan tersebut dilakukan oleh oknum mahasiswa yang ada di asrama.
Surya menyayangkan tindakan tersebut, karena menurutnya, aparat tidak melakukan
investigasi mendalam terkait perusakan Bendera Pusaka. Selain itu, aparat juga
'membiarkan' ormas reaksioner yang turut melakukan pengepungan. Dan diperparah
dengan tindakan aparat justru ikut menyerang asrama yang disertai tembakan gas air
mata. "Saya menyayangkan, pihak aparat yang ada di lokasi sebelumnya tidak
melakukan proses penanyaan atau investigasi kepada mahasiswa di asrama terlebih
dahulu. Bukannya mengamankan penyerangan, tapi malah menembakkan gas air mata,
dan ikut menyerang," katanya. Secara rinci, Surya mengatakan pengepungan dan
penyerangan ini juga diiringi perusakan berbagai fasilitas asrama. Para pengepung juga
beberapa kali melontarkan makian bernada rasis yang ditujukan kepada mahasiswa
Papua. "Penembakan gas air mata berkali-kali, dan juga perusakan fiber di pagar
asrama. Makian bernada rasis pun terus dilakukan," ujarnya. Dalam peristiwa itu,
setidaknya 5 orang mahasiswa mengalami luka-luka. Keesokan harinya, Sabtu (17/8),
polisi merangsek ke dalam asrama dan mengangkut para mahasiswa ke Polrestabes
Surabaya. Mereka menjalani pemeriksaan oleh polisi. Namun, dari hasil pemeriksaan
tersebut, seluruh mahasiswa Papua mengaku tak tahu menahu perihal perusakan
bendera merah putih yang ditemukan di depan asrama mereka. "Dari hasil pemeriksaan
mengaku tidak mengetahui (perusakan bendera), makanya sementara kita pulangkan ke
asrama yang bersangkutan," ujar Sandi.
Prejudis atau prasangka akan menjadi masalah yang akan mengganggu ketenraman
bangsa Indonesia. Seperti yang telah terjadi dalam kasus diatas. Prasangka buruk
terhadap mahasiswa asal Papua yang kemudian terjadinya penggerebekan dengan
paksa. Tentu saja hal ini akan menimbulkan dampak buruk seperti , timbulnya rasa
kurang aman pada masyarakat Papua yang akan tinggal di luar wilayah Papua.

(C) Diskriminasi
Penolakan keluarga Slamet untuk tinggal di desa Pleret, Bantul. Slamet Jumiarto merupakan
seorang seniman lukis yang mengontrak di dusun Karet, kecamatan Preret Kabupaten Bantul,
DIY, awal pekan ini ditolak warga setempat karena ia menganut agama Katholik, sementara
warga setempat semua beragama Islam. Awalnya, ia pindahan ke dusun itu ada hari Sabtu
(30/3). Sehari kemudian ia mendatangi rumah ketua RT untuk menyerahkan berkas surat yang
dipersyaratkan bagi warga pendatang. Namun, ia langsung ditolak karena adanya aturan tidak
tertulis bahwa warga menolak pendatang non-muslim. Peraturan ini tidak pernah dilaporkan ke
pemerintah desa tersebut dan warga telah memberlakukannya sejak tahun 2015. “Tanggal 31
Maret 2019 saya datang ke tempat pak RT 08 untuk mengumpulkan berkas surat Nikah, KTP
dan Kartu Keluarga. Begitu melihat kita ini Katholik, non Muslim, kita ditolak dengan alasan
karena ada kesepakatan warga di dusun Karet bahwa warga non-Islam ditolak tidak boleh
bertempat tinggal semetara maupun permanen. Pagi harinya (tanggal 1 April 2019) saya
ketemu Ketua Kampung, sama saja saya ditolak, akhirnya saya putuskan untuk melaporkan hal
ini ke sekretaris Sultan Hamengkubuwono X (Gubernur DIY),” ujarnya. Karena kekecewaannya,
Slamet memutuskan untuk melaporkan kejadian itu kepada sekretaris Sultan
Hamengkubuwono X yang kemudian meneruskannya kepada Sekda DIY dan selanjutnya
disampaikan ke pemda kabupaten Bantul. “Yang pasti aturan dari desa setempat yang melarang
pendatang harus Islam itu dicabut, sementara saya sekeluarga masih berembug dan belum
kami putuskan entah akan tetap tinggal disitu atau pindah. Yang pasti dengan kejadian ini saya
berharap ini menjadi pembelajaran kita semua, jangan sampai kejadian ini juga ada di desa-
desa lain,” ujarnya.

Tindak diskriminasi atau membeda-bedakan ini merupakan masalah besar bagi bangsa
Indonesia dan harus segera dituntaskan. Dalam kasus diskriminasi diatas, kita dapat melihat
bahwa kasus diskriminasi akan menyebabkan suatu pihak dirugikan. Seperti keluarga pak
Slamet, mereka tidak diizinkan untuk tinggal di suatu wilayah karena alasan agama. Padahal,
seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia membebaskan warganya untuk memeluk
agamanya masing-masing.
https://www.kompasiana.com/dallanta1009022451/5b935aa26ddcae6a9220a792/
etnosentrisme (Selasa, 10 Mei 2022 / 14.00 WIB)
https://www.kumpulanpengertian.com/2015/11/pengertian-prasangka-menurut-para-
ahli.html (Selasa, 10 Mei 2022 / 16.05 WIB)
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/12707/05.%202%20bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y#:~:text=Dalam%20buku%20disebutkan%20definisi%20dari,salah
%20seorang%20anggota%20kelompok%20tersebut. (Rabu, 11 Mei 2022 / 07.10 WIB)
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61cc090b8efe4/pengertian-diskriminasi-berserta-
contohnya-di-lingkungan-sosial (Rabu, 11 Mei 2022 / 09.40 WIB)
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/07/5-pengertian-diskriminasi-menurut-para-ahli-
penyebab-jenis-bentuk-cara-menghindari-dan-contoh-diskriminasi.html (Rabu, 11 Mei 2022 /
10.30 WIB)
https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/24/061500065/kronologi-ricuh-wamena-
penyebab-dampak-hingga-tanggapan-presiden (Rabu, 11 Mei 2022 / 11.33 WIB)
https://regional.kompas.com/read/2019/08/21/05464021/ini-penjelasan-lengkap-polisi-soal-
pengepungan-asrama-mahasiswa-papua-di?page=all (Rabu, 11 Mei 2022 / 11.50 WIB)
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190819072043-20-422556/kronologi-
pengepungan-asrama-papua-surabaya-versi-mahasiswa (Rabu, 11 Mei 2022 / 12.05 WIB)
https://www.voaindonesia.com/a/karena-beda-agama-slamet-jumiarto-ditolak-tinggal-di-desa-
pleret-bantul/4860378.html (Rabu, 11 Mei 2022 / 13.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai