A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Lahirnya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah
Pasca reformasi 1998 dimaksudkan untuk merubah paradigma Pemerintah
Daerah yang bercorak sentralistik menajdi Pemerintah yang bercorak
desentralisasi.Undang-Undang No.22 tahun 1999 tersebut juga merupakan
peletak batu pertama azas otonomi daerah untuk pelaksanaan Pemerintah
Daerah.Akan tetapi karena masih mengandung beberapa kelemahan dan
perlu disesuaikan dengan pelaksanaan ide pemilihan Kepala Daerah secara
langsung dan juga karena adanya perubahan UUD 1945,maka undang-
undang itu direvisi dengan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah (selanjutnya disebut UU No.32 tahun 2004) sebagai
pengganti Undang-Undang No.22 tahun 1999.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,dapat dirumuskan permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini yaitu sejauh manakah pendelegasian
kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah di bidang
pertanahan?
B. PEMBAHASAN
Pelimpahan wewenang oleh pemerintah kepada penjabatnya didaerah untuk
menjalankan roda pemerintah disebut dengan dekonsentrasi .hal ini berabrti
dekonsentrasi tersebut wewenang untuk mengurus persoalan yang terjadi di
Daerah dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.
Dalam rangka otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 ,pelimpahan kewenangan dalam otonomi adalah mengenai bidang
pemerintah .walaupun ketentuan Pasal 11 ayat (2) undang-undang tersebut
mencakup kewenangan dibidang pertanahan,tidak berarti mencakup
kewenangan dibidang hukum tanah nasional.
Sebagaimana terdapat dalam keputusan Presiden (Kepres) No.34 tahun 2003
tentang Kebijakan Nasional di bidang Pertanahan dalam pasal 1 dan 2,sebagai
berikut :
a. Kewenangan Pemerintah Pusat Di Bidang Pertanahan
Adapun yang menjadi kewenangan dari pemerintah pusat dalam bidang
pertanahan sebagaimana yang termuat dalam pasal 1 Kepres No.34 tahun
2003 meliputi,
- Penyusunan basis data tanah-tanah aset Negara/Pemerintah /Pemerintah
Daerah di seluruh indonesia.
- Penyiapan aplikasi data tekstual dan spesial dalam pelayanan tanah dan
penyusunan basis data penguasaan dan pemikiran ,yang dihubungkan dalam
e-government,e commerce dan e paymen.
b. Kewenangan Pemerintah Daerah Di Bidang pertanahan
Adapun kewenagan pemerintah daerah sebagaiman termuat dalam pasal 2
keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 Tentang Kebijalan Nasional di
bidang Pertanahan .menyebutkan tentang bagian kewenanagan pemerintah
dibidang pertahanan yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten
kota.kewenangan trsebut antara lain:
- Pemberian izin yang meliputi (a) izizn yang diberikan kepada
perusaaanuntuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka
penanaman modal yang berlaku sebagai sebagai izin pemindahan hak dan
untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal.
(b).perusahaan adalah persorangan atau badan hukum yang telah
memperoleh izin untuk melakukan penanaman modal diIndonesia sesuai
ketentuan yang berlaku dan (c). Penanaman modal adalah yang
menggunakan maupun tidak menggunakan fasilitas penanaman asing
maupun penanaman modal dalam negeri.
C. PENUTUPAN
Pada dasarnya kewenangan pemerintah dalam bidang urusan tanah merupakan
urusan wajib pemerintah daerah .namun pada kenyataannya mencermati realitas
yang terjadi dalam konteks otonomi daerah,pemerintah pusat masih terkesan
setengah-setengah dalam mendelegasikan kewenangan yang berkaitan dengan
masalah pertanahan tersebut.hal ini dapat dilihat dari adanya kecendrungan atau
dominasi kewenangan yang digariskan peraturan perundang-undangan kepada
pemerintah pusat dalam masalah pertanahan .kenyataan tersebut tentu akan
berimplikasi kepada tidak tercapainya cita-cita reformasi khususnya dalam hal
kemandirian daerah dalam mengatur dan mengurus permasalahan yang terjadi
di daerah.