Anda di halaman 1dari 7

Vol.

III Nomor 2 Oktober 2017

HAKEKAT ORGANISASI PERANGKAT DAERAH


(Suatu Tinjauan Teoritis dan Yuridis)
Oleh :
Dr. H. Rahyunir Rauf, M.Si
Dosen Ilmu Pemerintahan FISIPOL – UIR

ABSTRAK
Keberadaan Pemerintahan Daerah dapat dilihat lihat pada pasal 18 ayat UUD RI Tahun 1945
menyatakan bahwa pemerintahan daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. Seiring terjadinya perkembangan di
bidang pemerintahan khususnya pemerintahan daerah, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004. Dalam membantu menjalankan urusan konkuren dan urusan pemerintahan umum
tersebut, maka Kepala Daerah Kabupaten/Kota dibantu oleh perangkat daerah. Perangkat Daerah
berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 terdiri dari; Sekretariat daerah, Sekretariat DPRD,
Inspektorat, Dinas Daerah dan Badan Daerah, serta untuk kabupaten/Kota perangkat daerah
ditambah dengan kecamatan. Dalam menyusun organisasi perangkat daerah harus memperhatikan
kewenangan daerah dalam sistem pemerintahan daerah sebagai tindak lanjut dari urusan
pemerintahan yang telah dibagi dengan jelas dalam UU Nomor 23 Tahun 2014. Nomenklatur dan
basaran dinas harus mengacu pada urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dan yang
dilimpahkan kewenangannya kepada Gubernur dan Bupati/Walikota. Dalam realisasinya nama
dinas masih ada yang tidak sama dengan nama urusan yang diselenggarakannya. Dan ada dinas
yang menyelenggarakan urusan yang bukan menjadi urusan konkuren dengan sub kewenangan
daerah yang berasngkutan. Oleh karena itu, pengelompokkan instansi pemerintah dengan sebutan
dinas, badan dan kantor memiliki konsep tersendiri dalam kajian ilmu pemerintahan. Sehingga
diperlukan adanya peninjauan kembali terhadap sebutan dinas, badan, dan kantor yang ada di
daerah yang pada umumnya sudah meng-implementasikan peraturan daerah tentang Organisasi
Perangkat Daerah mulai januari 2017.

Kata Kunci: Organisasi, Perangkat Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintahan


Daerah, Pemerintah Daerah.

ABSTRACT

Existence Governance of visible Area see section 18 sentence of UUD RI of Year 1945 expressing
that governance of authoritative area to arrange and manage xself Business of Governance [of]
according to Autonomous Ground and the Aid Duty. Along the happening of growth [in] area of
governance specially the area governance, governmental of Number 23 Year 2014 about
Governance of Area in the place of of Number 32 Year 2004. In assisting to run business of
konkuren and business of the governance, hence Regional Leader of Kabupaten/Kota assisted by
area peripheral. Peripheral of Area [of] pursuant to UU of Number 23 Year 2014 consisted of;
Area secretariat, Secretariat DPRD, Inspectorate, On duty Area and Area Body, and also for
kabupaten/Kota of peripheral of area added with subdistrict. In compiling organization of
peripheral of area have to pay attention to kewenangan of area in system of governance of area as
follow-up from business of governance divided clearly in UU of Number 23 Year 2014.
nomenclature And basaran on duty have to relate [at] business of governance delivered to area and
overflowed [by] kewenangannya to Governor and Bupati/Walikota. In realisasinya of name on
duty which there (be) still unlike name of business which carrying out of. And there [is] on duty
carrying out business which is non becoming business of konkuren with sub of kewenangan of
area which berasngkutan. Therefore, pengelompokkan of governmental institution with the title on
duty, body and office own separate concept in study of governance science. [Is] so that needed
[by] existence of sighting return to mention on duty, body, and office [of] exist in area which is
generally have meng-implementasikan of by law [of] about Organization of Peripheral of Area
start januari 2017

345
Vol. III Nomor 2 Oktober 2017

Keyword: Organizational, Area Peripheral, Organizational [of] Area Peripheral Area


Governance, Local Government.

A. Latar Belakang dengan istilah “Kantor”, contohnya; “Kantor


Pada hakekatnya, pemberian otonomi kementerian Agama
yang seluas-luasnya kepada daerah Provinsi/Kabupaten/Kota”.
diarahkan untuk dapat mempercepat Urusan Pemerintahan konkuren yang
terwujudnya kesejahteraan masyarakat menjadi kewenangan daerah berdasarkan
sebagai tujuan dari penyelenggaraan pasal 11 UU Nomor 23 Tahun 2014 yakni;
pemerintahan daerah melalui upaya 1. Urusan pemerintahan konkuren
peningkatan terhadap pelayanan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat ayat (3) yang menjadi kewenangan
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan daerah terdiri atas Urusan
pembangunan di daerah. Melalui suatu Pemerintahan Wajib dan Urusan
otonomi luas, dalam lingkungan strategis Pemerintahan Pilihan.
globalisasi, daerah diharapkan mampu untuk 2. Urusan pemerintahan Wajib
meningkatkan daya saing dengan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memperhatikan prinsip demokrasi, terdiri atas Urusan Pemerintahan yang
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan berkaitan dengan pelayanan dasar dan
kekhususan serta potensi dan urusan pemerintahan yang tidak
keanekaragaman Daerah dalam sistem berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Urusan Pemerintahan Wajib yang
Dalam perkembangan dan dinamika berkaitan dengan Pelayanan Dasar
bidang pemerintahan khususnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
perkembangan pemerintahan daerah, adalah Urusan Pemerintahan Wajib
pemerintah telah mengeluarkan Undang- yang sebagian substansinya merupakan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pelayanan Dasar.
Pemerintahan Daerah. Pada pasal 9 UU Dalam membantu menjalankan urusan
Nomor 23 Tahun 2014, dinyatakan bahwa; konkuren dan urusan pemerintahan umum
1. Urusan pemerintahan terdiri atas tersebut, maka Kepala Daerah
urusan pemerintahan absolut, urusan Kabupaten/Kota dibantu oleh perangkat
pemerintahan konkuren, dan urusan daerah. Secara yuridis keberadaan perangkat
pemerintahan umum. daerah kabupaten/kota dalam UU Nomor 23
2. Urusan pemerintahan absolut Tahun 2014, terdiri dari;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 1. Sekretariat Daerah
adalah urusan pemerintahan yang 2. Sekretariat DPRD
sepenuhnya menjadi kewenangan 3. Inspektorat
Pemerintah Pusat. 4. Dinas Daerah Daerah
3. Urusan pemerintahan konkuren 5. Badan Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 6. Kecamatan
adalah urusan pemerintahan yang
dibagi antara Pemerintah Pusat dan B. Permasalahan
Daerah provinsi dan Daerah Dengan perubahan UU Nomor 23
kabupaten/kota. Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah,
4. Urusan pemerintahan konkuren yang maka pemerintah provinsi dan
diserahkan ke Daerah menjadi dasar kabupaten/kota juga melakukan perubahan
pelaksanaan otonomi daerah. terhadap organisasi perangkat daerah (OPD)
5. Urusan pemerintahan umum masing-masing yang mulai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diimplementasikan secara efektif semenjak
adalah Urusan Pemerintahan yang bulan Januari 2017. Dalam perubahan
menjadi kewenangan Presiden sebagai organisasi perangkat daerah tersebut terilihat
kepala pemerintahan. adanya beberapa permasalahan yang terkait
Urusan pemerintahan absolut juga ada dengan perubahan pada masing-masing OPD
di daerah, sehingga urusan absolut di daerah sebagai mana amanah dari UU keberadaan
dapat dijalankan oleh Gubernur sebagai Kelurahan, diantaranya adalah sebagai
wakil pemerintag pusat di daerah dan oleh berikut;
Instansi vertikal setelah mendapatkan 1. Terjadinya kekeliruan nama dinas
pelimpahan kewenangan dari pemerintah dengan nama urusan yang
pusat. Instansi vertikal di daerah disebut dijalankannya.

346
Vol. III Nomor 2 Oktober 2017

2. Terjadinya kerancuan dalam a) Otoritas yang memerintah dari suatu


pengkategorian antara sebutan “dinas” unit politik.
dengan badan. b) Kekuasaan yang memerintah suatu
3. Adanya urusan yang tidak muncul masyarakat politik (political will)
sebagai nama Dinas, akan tetapi hanya c) Aparatur yang merupakan badan
menjadi salah satu bidang pada salah pemerintahan yang berfungsi dan
satu dinas. menjalankan kekuasaan.
C. Pembahasan d) Kekuasaan untuk membuat peraturan
1. Pengertian Pemerintahan perundang-undangan untuk menangani
Dalam sejarah perkembangannya, perselisihan dan membicarakan
pada hakekatnya pemerintahan ada dan putusan administrasi dan dengan
diadakan pada awalnya untuk memenuhi monopoli atas kekuasaan yang sah.”
bentuk kebutuhan dasar masyarakatnya Selanjutnya pengertian Pemerintahan
sendiri, yakni kebutuhan akan rasa aman, menurut Ndraha (1997;6-7), yakni;
dala hal ini negara berfungsi sebagai penjaga “ pemerintahan adalah gejala sosial,
malam, dimana sebagaian besar masyarakat artinya terjadi di dalam hubungan
menjaga sebahagian besar masyarakat antar anggota masyarakat, baik
lainnya yang tidur pada malam hari, individu dengan individu,
sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhan kelompok dengan kelompok,
akan rasa aman, rasa tertib dan rasa tentram. maupun antar individu dengan
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kelompok. Dalam bahasa Inggris,
fungsi dasar dari suatu pemerintah yakni Pemerintahan disebut government
“pelayanan”, yang dalam hal ini adalah (Latin Gubernare, Greek kybernan,
dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat artinya to steer, mengemudikan
atau publik. Baik pelayanan pemerintahan, atau mengendalikan), sehingga
pelayanan pembangunan, dan pelayanan semula lambang pemerintahan itu
kemasyarakatan maupun pelayanan berbentuk kemudi kapal.”
pemberdayaan. Menurut Sri Maulidah Lebih lanjut dinyatakan oleh Ndraha
(2014;3), bahwa; (2003;6), bahwa;
“ fungsi dasar pemerintah dalam bentuk “Pemerintahan adalah organ
pelayanan tersebut, selanjutnya berwenang memproses pelayanan
ditindaklanjuti dengan 3 (tiga) fungsi publik dan berkewajiban
utama pemerintah; yakni; fungsi memproses pelayanan sipil bagi
pelayanan pemerintahan, fungsi setiap orang melalui lembaga
pelayanan pembangunan dan fungsi pemerintah, sehingga setiap
pelayanan kemasyarakatan, sehingga anggota masyarakat yang
dengan perkembangan dan dinamika bersangkutan menerimanya pada
masyarakatnya, pemerintah pada saat saat diperlukan, sesuai dengan
ini menurut pendapat beberapa ahli ketentuan (harapan) yang
memiliki fungsi utama dari pemerintah diperintah atau publik. Oleh karena
tersebut ditambah dengan fungsi yang itu, Pemerintahan adalah sebuah
ke empat yakni fungsi pemberdayaan sistem multi program yang
masyarakat, sehingga fungsi utama bertujuan memenuhi dan
pemerintah menjadi 4 fungsi (walaupun melindungi kebutuhan, serta
masih terdapat perdebatan tentang tuntutan yang diperintah akan jasa
fungsi utama dari pemerintah tersebut), publik dan layanan sipil.”
karena masyarakat pada saat ini sudah Sedangkan pengertian pemerintahan
sangat dinamis.” menurut Ryaas Rasyd dalam Giroth
Berdasarkan epistemologi, kata (2004;65) adalah;
pemerintahan berasal dari kata pemerintah, “apa yang dilakukan oleh pemerintah,
Pemerintah menurut Sumaryadi (2010;18), selanjutnya pemerintahan memaknai sebagai
bahwa; proses yang adil berdasarkan hukum kepada
“secara umum pemerintah dapat setiap pribadi warga negara, memberi
didefenisikan sebagai organisasi yang pelayanan bagi kemajuan bangsa bersama.”
memiliki kekuasaan untuk membuat dan Selanjutnya tugas pokok pemerintah dapat
menerapkan hukum serta undang-undang di diringkas menjadi tiga fungsi utama yang
wilayah tertentu. Pemerintah merupakan hakiki, yakni;
sebuah organisasi yang memiliki: a) Pelayanan (service)
b) Pemberdayaan (empowerment)

346
Vol. III Nomor 2 Oktober 2017

c) Pembangunan (Development). keewenangan dan tanggungjawab


Oleh karena itu, pemeritah memiliki administrasi antara departemen
tiga fungsi yang hakiki, yang merupakan pusat dengan pejabat pusat di
penjabaran dari tugas pokok pemerintah, lapangan. Sehingga dekonsentrasi
ketiga fungsi hakiki pemeritah tersebut, itu lebih banyak hanya berupa
yakni; memberikan pelayanan kepada pergeseran volume pekerjaan dari
masyarakat (service), memberdayakan departemen pusat kepada
segala potensi yang dimiliki (empowerment) perwakilannya yang ada di daerah
serta melaksanakan pembangunan tanpa adanya penyerahan
(development). Ketiga fungsi tersebut harus kewenangan untuk mengambil
dilakukan secara bersamaan oleh pemerintah keputusan atau keleluasaan untuk
karena ketiganya merupakan satu kesatuan membuat keputusan.”
yang tidak dapat dipisahkan satu sama Sedangkan dekonsentrasi berdasarkan
lainnya. pasal 1 ayat point (9) UU Nomor 23 Tahun
Terkait dengan pengertian 2014, adalah; pelimpahan sebagian urusan
pemerintahan, lebih lanjut dinyatakan oleh pemerintahan yang menjadi kewenangan
Jo Ann G Ewalt (2001;10), yang pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai
memberikan pengertian, yakni; wakil pemerintah pusat, kepada instansi
“ Governance identifies the power vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada
dependence involved the Gubernur dan Bupati Walikota sebagai
relationships beetwen institutions penanggungjawab urusan pemerintahan
involved in collective action. umum.”
Organizations are dependent Asas dekonsentrasi merupakan
upon each other for the pelimpahan kewenangan terhadap sebagian
achievement of collective action, urusan pemerintah pusat, dari pemerintah
and thas must exchange resources pusat kepada pejabat dan perangkat
and negetiatie shared pemerintah pusat di daerah.”
understandings of iltimate Desentralisasi menurut
program goals.” Koesoemahatmaja dalam Koswara (2010;64),
Menurut Sadu wasistiono (2003;41), adalah;
bahwa; salah satu tugas pokok pemerintah “pelimpahan kekuasaan
yang terpenting adalah memberikan pemerintahan pusat kepada daerah-
pelayanan umum kepada masyarakat. Oleh daerah untuk mengurus rumah
karena itu, organisasi pemerintah sering pula tangganya sendiri (daerah-daerah
disebut sebagai pelayan masyarakat (public otonom). Desentralisasi adalah
servant). merupakan sistem untuk
Pada negara kesatuan Republik mewujudkan asas demokrasi, yang
Indonesia, keberadaan pemerintahan daerah memberikan kesempatan kepada
diakui dalam UUD Negara Kesatuan rakyat untuk ikut serta dalam
Republik Indonesia Tahun 1945, proses penyelenggaraan kekuasaan
Pemerintahan daerah merupakan sub sistem negara.”
dari sistem pemerintahan nasional. Oleh Desentralisasi ketatanegaraan menurut
karena itu, dalam penyelenggaraan Koswara (2010;62) dibagi menjadi dua
pemerintahan daerah di dasarkan pada asas macam, yakni:
penyelenggaraan pemerintahan daerah. 1. Desentralisasi teritorial (teritoriale
2. Asas Penyelenggaraan Pemerintahan decentralisatie), yaitu pelimpahan
Daerah kekuasaan untuk mengatur dan
Dalam penyelenggaraan pemerintahan mengurus rumah tangga daerah masing-
di Indonesia, didasarkan pada asas masing (otonom).
penyelenggaraan pemerintahan daerah. 2. Desentralisasi fungsional (functionele
Secara umum asas penyelenggaraan decentralisatie), yaitu pelimpahan
pemerintahan daerah di Indonesia terdiri kekuasaan untuk mengatur dan
dari; asas dekonsentrasi, asas desentralisasi mengurus seseuatu atau kepentingan
dan asas tugas pembantuan. tertentu.
Asas Dekonsentrasi menurut Asas Desentralisasi menurut pasal 1
pandangan Rondinelli dalam Koswara point (8) UU Nomor 23 Tahun 2014 adalah;
(2010;56), bahwa; penyerahan urusan pemerintahan oleh
“ dekonsentrasi pada hakekatnya pemerintah pusat kepada daerah otonom
hanya merupakan pembagian berdasarkan asas otonomi.

347
Vol. III Nomor 2 Oktober 2017

Sedangkan desentralisasi menurut 3. Asas tugas pembantuan.


pandangan Ramlan Surbakti (2013;7-8), Pada UU ini asas dekonsetrasi
bahwa: disejalankan dengan asas desentralisasi.
“ Desentralisasi didefenisikan dalam Namun semenjak keluarnya UU Nomor 22
berbagai bentuk pengertian baik Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah,
oleh para akademisi maupun para diyatakan bahwa asas penyelenggaraan
konsultan pembangunan dan para pemerintahan daerah di Indonesia mengalami
praktisi. Begitu banyak dan perubahan, yakni; asas penyelenggaraan
beragamnya pengertian yang pemerintahan daerah terdiri dari;
diberikan sehingga desentralisasi 1. Asas otonomi daerah
cenderung berbeda-beda bagi 2. Asas tugas pembantuan.
kalangan yang berbeda. Selain itu Oleh karena itu, lebih lanjut menurut
pengertian desentralisasi juga Wilhelmus Lamba (2010;77-78), bahwa;
mengalami perkembangan dari “ penyelenggaraan pemerintahan
yang semula hanya berupa daerah di Indonesia dewasa ini
pengalihan kekuasaan, telah mengalami perubahan.
kewenangan dan tanggungjawab Perubahan paradigma
dari pusat kepada daerah menjadi penyelenggaraan pemerintahan
juga mencakup berbagi otoritas daerah dari sentralisasi menuju
dan sumberdaya dalam desentraliasi, menunjukkan
mempengaruhi kebijakan publik di komitmen pemerintah pusat untuk
dalam masyarakat.” memberikan kesempatan yang
Desentralisasi merupakan penyerahan luas kepada pemerintahan daerah
urusan pemerintahan dari pemerintah pusat dalam mengatur dan mengurus
kepada daerah otonom dan didasarkan pada rumah tangga daerah secara
asas otonomi daerah. otonom.”
Sedangkan tugas pembantuan menurut 3. Teori Pengembangan Organisasi
Koswara dan Sadu Wasistiono, dkk. (2006;7), Pada hakekatnya kelurahan dan
adalah: penugasan dengan kewajiban kecamatan merupakan organisasi, dalam hal
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya ini organisasi pemerintahan. Seiring dengan
kepada yang menugaskannya. terjadi perubahan Undang-Undang tentang
Asas Tugas Pembantuan menurut Pemerintahan Daerah, maka terjadi juga
(Berdasarkan pasal 1 point (11) UU Nomor perubahan dan pengembangan organisasi.
23 Tahun 2014, adalah; penugasan dari Menurut Prajudi Atmosudirdjo (1982;323),
pemerintah pusat kepada daerah otonom bahwa;
untuk melaksanakan sebagian urusan “Organisation Development atau
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pengembangan Organisasi mempunyai dua
pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah arti, yakni;
provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk (1) Sebagai fungsi Administrator atau fungsi
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan Administrasi, yang disebut juga organisation
yang menjadi kewenangan daerah provinsi. development (tidak boleh disingkat OD), dan
Asas tugas pembantuan merupakan (2) sebagai fungsi spesialis (specialist
suatu bentuk penugasan dari pemerintah pusat function), sebagai suatu teknik management
kepada daerah otonom untuk melaksanakan (management technique) yang dipergunakan
sebagian urusan pemerintahan pusat yang untuk menghadapi masalah-masalah
menjadi kewenangan dari pemerintah pusat organisasi tertentu, seringkali disingkat
atau dari pemerintah daerah provinsi kepada dengan OD atau O.D.
daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan Pengembangan organisasi sebagai
sebagian urusan pemerintahan yang menjadi fungsi administrator adalah kegiatan yang
kewenangan daerah provinsi. merupakan fungsi dan kewajiban daripada
Dalam implementasinya, asas administrator serta manager-manager
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bawahan untuk selalu mengembangakn dan
Indonesia mengalami perubahan, pada menyesuaikan organisasi yang dipimpinnya
undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 kepada perkembangan tugas pokok (mission),
Tentang Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah kepada perkembangan keadaan lingkungan,
dinyatakan bahwa asas penyelenggaraan kepada kemajuan teknologi yang
pemerintahan daerah terdiri dari; dipergunakan kepada kemajuan personil serta
1. Asas dekonsentrasi, produktivitas, dan sebagainya.
2. Asas desentralisasi, dan Pengembangan organisasi itu dilakukan

348
Vol. III Nomor 2 Oktober 2017

secara terus-menerus setiap kali timbul Sehubungan dengan hal tersebut, maka
perkembangan keadaan yang menurut Rahyunir Rauf (2016;145), bahwa;
membutuhkannya dan berlangsung menurut “Terkait dengan unsur perangkat
teori-teori organisasi yang lazim berlaku serta daerah dapat dinyatakan hal-hal sebagai
filosofi organisasi yang dianut.” berikut :
Konsep pengembangan organisasi 1) Perangkat Daerah terdiri dari dua
menurut pandangan Sondang, P.Siagian bentuk, yakni perangkat daerah
(1986;204), bahwa; provinsi dan perangkat daerah
“Apabila orang berbicara tentang kabupaten/kota, baik yang diatur UU
perubahan organisasional, kebiasaan yang Nomor 23 Tahun 2014 maupun yang
lumrah terdapat adalah untuk memikirkan diatur pada UU Nomor 32 Tahun 2004.
hal-hal seperti; 2) Pada UU Nomor 23 Tahun 2014
1. Bagan Organisasi, dinyatakan bahwa unsur perangkat
2. Penerapan berbagai prinsip organisasi daerah provinsi terdiri dari 5 (lima)
seperti; unsur yang terdiri dari sekretariat
a. rantai komando, daerah, sekretariat DPRD, Inspektorat,
b. keseimbangan antara wewenang dan Dinas Daerah, dan Badan Daerah.
tanggungjawab, Sedangkan pada UU Nomor 32 Tahun
c. pendelegasian wewenang, 2004 perangkat daerah provinsi hanya
d. sentralisasi versus desentralisasi, terdiri dari 4 (empat) unsur, yakni;
terutama dalam pnegambilan keputusan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
operasional, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis
e. rentang kendali, Daerah. Sedangkan unsur perangkat
f. pengelompokan tugas-tugas yang daerah kabupaten/kota pada UU Nomor
sejenis dan sebagainya”. 23 Tahun 2014 terdiri dari dari 6
Dengan demikian dapat dikatakan (enam) unsur, yakni sekretariat daerah,
bahwa dalam pengembangan organisasi akan sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas
berdampak terhadap bagan Organisasi, rantai Daerah, Badan Daerah dan Kecamatan.
komandi, keseimbangan antara wewenang Dalam implementasinya organisasi
dan tanggungjawab, pendelegasian perangkat daerah masih ada yang kurang
wewenang, sentralisasi versus desentralisasi, sesuai dengan hakekat dari UU Nomor 23
terutama dalam pnegambilan keputusan Tahun 2014, hal ini masih terlihat adanya
operasional, rentang kendali, serta nama dinas yang tidak sama dengan 32
pengelompokan tugas-tugas yang sejenis dan urusan konkuren yang diserahkan kepada
sebagainya”. daerah, masih ada dinas yang menjalankan
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun urusan yang bukan termasuk kedalam 32
2014, pengertian tentang pemerintahan urusan wajib seperti Dinas Pemadam
daerah yakni; Pemerintah Daerah dan Kebakaran, masih ada 32 urusan konkuren
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. yang bukan dijalankan oleh Dinas seperti
Pengertian pemerintah daerah terdiri dari; Satuan Polisi Pamong Praja.
Kepala Daerah dan Perangkat Daerah. Unsur Pada hakekatnya organisasi Perangkat
Perangkat Daerah Provinsi terdiri dari; Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor
1. Sekretariat Daerah 23 Tahun 2014, adalah;
2. Sekretariat DPRD 1) Urusan konkuren yang menjadi
3. Inspektorat Daerah kewenangan daerah harus dijalankan
4. Dinas Daerah oleh “Dinas Daerah” bukan badan
5. Perangkat Daerah. daerah atau nama lain, karena dinas
Sedangkan unsur Perangkat Daerah daerah merupakan unsur penyelenggara
untuk pemerintah daerah Kabupaten/Kota urusan yang menjadi kewenangan
terdiri dari; daerah, seperti; urusan kesehatan
1. Sekretariat Daerah dilaksanakan oleh dinas kesehatan.
2. Sekretariat DPRD 2) Jumlah Dinas daerah tidak boleh lebih
3. Inspektoran Daerah dari 32 dinas, karena jumlah urusan
4. Dinas Daerah konkuren yang diserahkan kepada
5. Badan Daerah daerah hanya 32 urusan, akan tetapi
6. Kecamatan (Kelurahan sebelumnya boleh kurang dari 32 urusan karena
sebagai perangkat daerah pada saat ini urusan konkuren dapat digabungkan
dari perangkat daerah menjadi dalam satu dinas sesuai dengan rumpun
perangkat kecamatan). pemerintahan.

349
Vol. III Nomor 2 Oktober 2017

3) Urusan yang diluar dari 32 urusan Driven Panong Praja, STPDN Press,
pemerintahan konkuren tidak boleh Jatinangor.
dilaksanakan oleh organisasi perangkat Nyoman, Sumaryadi, I. (2010), Sosiologi
daerah dengan sebutan dinas daerah Pemerintahan; Dari Perspektif
akan tetapi harus dilaksanakan oleh Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi,
“badan daerah”. dan Sistem Kepemimpinan
C. Penutup Pemerintahan di Indonesia, Ghalia
1. Kesimpulan Indonesia, Jakarta.
1. Urusan konkuren yang menjadi Prajudi, Atmosudirdjo, 1982, Administrasi
kewenangan daerah harus dijalankan dan Management Umum, Ghalia
oleh Dinas Daerah bukan badan daerah Indonesia, Jakarta.
atau nama lain. Rahyunir, Rauf, 2016, Posisi Dewan
2. Jumlah Dinas daerah tidak boleh lebih Perwakilan Rakyat Daerah Dalam
dari 32 dinas, karena jumlah urusan Sistem Pemerintahan Daerah,
konkuren yang diserahkan kepada Marpoyan Tujuh, Pekanbaru.
daerah hanya 32 urusan, akan tetapi Ramlan, Surbakti, 2013, Defisiensi Berbagai
boleh kurang dari 32 urusan karena Aspek Kebijakan Otonomi Daerah,
urusan konkuren dapat digabungkan Jurnal Ilmu Pemerintahan, Edisi 43
dalam satu dinas sesuai dengan rumpun Tahun 2013, Masyarakat Ilmu
pemerintahan. Pemerintahan Indonesia (MIPI),
3. Urusan diluar dari 32 urusan Jakarta.
pemerintahan konkuren tidak boleh Sadu, Wasistiono dan Fernandes
dilaksanakan oleh organisasi perangkat Somangunsong, 2015, Metodologi
daerah dengan sebutan “dinas daerah” Ilmu Pemerintahan (Edisi Revisi
akan tetapi harus dilaksanakan oleh Yang Diperluas), IPDN Press,
“badan daerah”. Sumedang/Bandung.
2. Saran Sadu, Wasistiono, Etin Indrayani, dan Andi
a) Disarankan kepada pemerintah daerah Pitono, 2006, Memahami Asas Tugas
kabupaten/kota untuk meninjau Pembantuan; Pandangan Legalistik,
kembali Peraturan Daerah tentang Teoritis, dan Implemantatif,
Organisasi Perangkat Daerah karena Fokusmedia, Bandung.
masih ada yang kurang sesuai dengan Sadu, Wasistiono, Ismail Nurdin, dan M.
hakaket UU Nomor 23 Tahun 2014. Fahrurozi, 2009, Perkembangan
b) Disarankan kepada pemeritah untuk Organisasi Kecamatan Dari Masa ke
meninjau kembali PP Nomor 18 Tahun Masa, Fokus Media, Bandung.
2016 Tentang Organisasi Perangkat Sondang, P. Siagian, 1982, Organisasi,
Daerah, karena ada ketidaksesuaian Kepemimpinan dan Perilaku
hakekat antara UU Nomor 23 Tahun Administrasi, Gunung Agung,
2014 dengan PP Nomor 18 Tahun Jakarta.
2016. Sri, Maulidiah, 2014, Pelayanan Publik;
Pelayanan Administrasi Terpadu
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan (PATEN), Indra Prahasta,
Jo Ann G. Ewalt, 2001, Theries of Bandung.
Governance and New Public Taliziduhu, Ndraha, 1997, Ilmu
Management: Links to Understanding Pemerintahan (Kybernologi), Rineka
Walfare Policy Implementation, Cipta, Jakarta.
Prepared for Presentation at The Sumber Peraturan-Perundangan:
Annual Conference of The American Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Society For Public Administration, Tahun 1945.
Newark, NJ. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Koswara, Kertapraja, E. 2010, Pemerintahan (Amandemen).
Daerah; Konfigurasi Politik Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Tentang Pemerintahan Daerah.
Dulu, Kini dan Tantangan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Globalisasi, Inner, Jakarta. Tentang Pemerintahan Daerah.
Lexy, M. Giroth, 2004, Edukasi dan Profesi Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
Pamong Praja, Public Policy Studies, Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Good Governance and Performance

350

Anda mungkin juga menyukai