Daerah, yang pelaksanaannya diatur dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun
1974.
Dalam Pasal 18 UUD 1945 dikatakan bahwa “Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar
negara, dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.”
Penjelasan Pasal 18 UUD 1945 menerangkan bahwa karena negara Indonesia itu adalah suatu
negara kesatuan, Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang juga
berbentuk negara. Wilayah Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi dibagi pula menjadi daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu bersifat otonom
diadakan badan perwakilan daerah, karena di daerah pun pemerintah akan bersendikan dasar
permusyawaratan.
Maksudnya ialah bahwa wilayah Indonesia dibagi menjadi sejumlah daerah besar dan kecil
yang bersifat otonom, yaitu daerah yang boleh mengurus rumah tangganya sendiri dan daerah
Daerah , yang dilaksanakan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun 1974.
UU No. 5 Tahun 1974 kemudian telah diganti dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang
1. Umum
DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di Daerah merupakan wahana untuk melaksanakan
Memilih anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari utusan daerah; pemilihan hanya
Bersama dengan Gubernur, Bupati, atau Walikota menetapkan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
Melaksanakan pengawasan
Mengadakan penyelidikan
3. Sekretariat DPRD
4. Kepala Daerah
Kepala daerah adalah alat Pemerintah Pusat dan alat Pemerintah Daerah. Sebagai alat
pemerintah pusat kepada daerah. Jadi, apabila dilihat dari segi pemerintah pusat, pemerintah
daerah otonom adalah organ pemerintah pusat. Akan tetapi, apabila dilihat dari segi
pemerintah daerah, pemerintah daerah adalah pemerintah otonom. Hal ini jelas terlihat dari
pengangkatan kepala daerah. Pengangkatan itu ditetapkan oleh pemerintah pusat. Oleh karena
itu, tugas dan wewenang pemerintahan daerah otonom harus dijelaskan dengan tegas. Dengan
dikerjakan bersama oleh pemerintah pusat dan juga oleh pemerintah daerah atau sama sekali
tidak dikerjakan, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah.
keseimbangan antara kewajiban yang diberikan kepada daerah dan struktus pemerintah
daerah.
a. Asas Desentralisasi
yang lebih kecil untuk mencapai penyelenggaraan pemerintahan secara efisien. Bagian
wilayah tersebut biasanya disebut Daerah (ditulis dengan huruf besar) atau Wilayah.
Dengan demikian maka Daerah/Wilayah dibentuk oleh Negara dan bukan sebaliknya.
Karena itu bagaimanapun luasnya wewenang dan urusan pemerintahan yang diberikan
kepada Daerah, tidak mungkin Daerah itu menjadi negara dalam Negara. Bahkan di
Pemberian ini lazimnya disebut penyerahan yang sebenarnya mengandung pengertian inti
dari desentralisasi, yaitu gerak laju menjauhi suatu Pusat/sentral. Gerak yang sebaiknya,
yaitu gerak laju menuju Pusat, adalah sentralisasi. Masalahnya ialah urusan apa yang
diserahkan dan berapa banyaknya? Mengapa harus ada pemberian urusan pemerintahan
urusan Daerah dan urusan selebihnya yang bukan Daerah, yang biasanya disebut urusan
Pusat, urusan Nasional atau urusan umum. Dengan kata lain, bertolak pada pengertian
dasar bahwa seluruh urusan pemerintahan dilaksanakan oleh Pemerintah, maka dengan
terbentuknya Daerah, sebagian kecil atau besar urusan pemerintahan tersebut diberikan
sebagian karena memang tidak seluruh urusan pemerintahan dapat diserahkan, karena
adanya dua macam pemerintahan seperti telah diterangkan di atas, yaitu yang bersifat
khas Daerah dan yang bersifat Nasional. Antara kedua jenis urusan pemerintahan tidak
dapat ditarik dengan tegas disebabkan selain adanya urusan campuran yang bersifat ya
Daerah ya Pusat, disebabkan pula oleh adanya kemungkinan bahwa suatu urusan yang
tadinya bersifat Nasional kemudian beralih menjadi urusan Daerah atau sebaliknya. Hal
tersebut dapat terjadi karena keadaan atau kebijaksanaan tertentu yang diambil oleh
Pemerintah Pusat.
Adalah logis bahwa yang diserahkan oleh pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
berikut:
Jelas kiranya bahwa perumusan di atas mengandung arti dasar desentralisasi. Ada dua hal
1. Bahwa urusan yang diserahkan itu menjadi urusan rumah tangga Daerah dan
2. Bahwa penyerahan termaksud hanya dilakukan oelh Pusat kepada Daerah dan bukan
masyarakat, terutama dengan kematangannya dalam politik atau dalam jaman penjajahan
pemerintahan baru akan tumbuh jika kesempatannya terbuka, jadi jika ada desentralisasi.
Keputusan dibuat oleh perangkat pemerintahan yang lebih bawah dan lebih dekat pada
masyarakat berarti bahwa keputusan tersebut dibuat oleh perangkat yang lebih tahu
tentang urusan yang bersangkutan, dan lebih tahu pula bagaimana memecahkan
masalahnya. Hanya daerah yang paling mengenal dan mengetahui kebutuhan dan
desentralisasi. Berikutnya adalah: apa yang didesentralisasi, apa yang diserahkan oleh
Untuk menjawab hal tersebut perlu dipelajari beberapa peraturan yang dikeluarkan dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi berdasarkan pasal 119 s/d 127 IS, yaitu mengenai
dilengkapi Pemerintah Daerah. Karena adanya Pemerintah Daerah ini, maka terjadilah
penyerahan urusan dari Pemeritah Hindia Belanda kepada Pemerintah Daerah atau dari
b. Asas Dekonsentrasi
pemerintah atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-
pejabatnya di daerah.
pemerintah bukan departemen yang mempunyai lingkungan kerja dari wilayah yang
bersangkutan.
Pemerintah Daerah, mengingat faktor-faktor efisiensi dan efektivitas dalam tata laksana
tersebar di seluruh daerah, dengan kata lain Pemerintah Pusat melaksanakan ambtelijke
desentralisasi.
Gubernur/bupati/walikota kepala daerah di samping berfungsi sebagai alat Pemerintah
Daerah juga sebagai alat Pemerintah Pusat atau dapat dikatakan sebagai aparatur
dekonsentrasi. Kepala-kepala jawatan vertikal yang berada di daerah berfungsi sebagai alat
Pemerintah Pusat, yang dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya secara operasional
a. Kepala jawatan vertikal memegang pimpinan dari satu bidang penyelenggaraan urusan
b. Kepala daerah, memiliki wilayah jabatan dan wilayah pemerintahan (bestuurskring), dan
wilayahnya.
urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah atau pemerintah daerah
Tidak semua urusan pemerintahan dapat diserahkan kepada Daerah menajdi urusan
rumah tangganya. Jadi beberapa urusan pemerintahan masih tetap merupakan urusan
pemerintah pusat. Akan tetapi adalah berat sekali bagi pemerintah pusat untuk
perngkat pemerintah pusat di daerah. Dan juga ditinjau dari segi daya guna dan hasil guna
daerah harus dilaksanakan sendiri oleh perangkatnya di daerah karena hal itu akan
memerlukan tenaga dan biaya yang sangat besar jumlahnya.lagipula mengingat sifatnya,
berbagai urusan sulit untuk dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ikutsertanya pemerintah
Pemerintahan Desa
penelitian dan pemikiran yang mendasar, agar dalam pengaturan Kabupaten mengenai
Desa/Marga, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah Propinsi Sumatera Selatan
Peraturan lebih lanjut mengenai desa/marga ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten. Pengaturan Daerah disebut wajib mengakui dan menghormati hak asal usul dan
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.
Pembagian daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan bentuk dan
mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan Negara dan hak asal usul
yang bersifat istimewa seperti Marga dan Dusun di Palembang. Negara Kesatuan RI
peraturan negara yang mengenai daerah-daerah itu akan mengingati hak asal usul daerah
tersebut.
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul nama lain yang dimaksud adalah
Marga. Dengan demikian DESA yang disebut nama lain (Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999), yang dimaksud adalah MARGA, yaitu sesuai dengan hak asal usul.
1. Yang dapat dipilih menjadi Kepala Desa adalah penduduk Desa/Marga adalah penduduk
c. Tidak pernah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang
Peraturan Daerah
2. Kepala Desa/Marga dipilih langsung oleh penduduk desa/marga dari calon yang
dan pemilihan
pemilihan yang terdiri dari para anggota BPD/BPM dan perangkat desa/marga. Panitia
Desa/Marga yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Bakal Calon yang
telah memenuhi persyaratan oleh panitia pemilihan diajukan kepada BPD/BPM untuk
5. Calon Kepala Desa/Marga yang dinyatakan terpilih adalah calon yang mendapatkan
dukungan suara terbanyak. Calon Kepala Desa/Marga yang terpilih tersebut ditetapkan
dengan Keputusan BPD/BPM berdasarkan laporan dan Berita Acara Pemilihan dari
panitia pemilihan dan disahkan oleh Bupati dengan menerbitkan Keputusan Bupati
dilantik oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk. Susunan kata-kata sumpah/janji
Tahun 1999
7. Masa jabatan Kepala Desa/Marga paling lama sepuluh tahun atau dua kali masa jabatan
Desa/Marga tersebut telah berakhir yang bersangkutan tidak boleh dicalonkan kembali
f. Mewakili desa/marganya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
hukumnya
h. Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa/marga yang
dapat dibantu oleh Lembaga Adat Desa/Marga. Segala perselisihan yang telah
bertindak adil, tidak diskriminatif serta tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
HUKUM TATA NEGARA
PERISTILAHAN HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG