Anda di halaman 1dari 6

KIMIA FARMASI II

Identifikasi Kation Golongan 1

Disusun oleh :

Fitria Sahwanda (20.44238.1019)

Windy Dewi Aprilia (20.44238.1021)

Icha Putri Ayu Kurniasari (20.44238.1024)

Ai Kania Sri Apriliyani (20.44238.1028)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

AKADEMI FARMASI YPF

BANDUNG

2021
I.TUJUAN

Mahasiswa dapat mengidentifikasi contoh kation golongan I yaitu Pb 2+ , Ag+, dan Hg+, yang
terdapat dalam sampel dengan tepat dan dapat menunjukan reaksi yang spesifik untuk setiap
kation yang terdapat dalam sampel.

II. TEORI DASAR

Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation suatu larutan.

Kation adalah ion yang bermuatan positif. Kation dikelompokkan dalam lima golongan
berdasarkan reaksi kation tersebut terhadap reagensia tertentu dengan membentuk endapan
atau tidak. Klasifikasi kation dapat didasarkan pada perbedaan kelarutan kation tersebut
terhadap klorida, sulfida, dan karbonat. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi
kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
ammonium karbonat Kation golongan I akan membentuk endapan dengan asam klorida.
Yang termasuk kation golongan I adalah timbal (II) Pb2+, merkurium (I) Hg+ , dan perak (I)
Ag+ .

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1.Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Bunsen
4. Beaker gelas
5. lakmus
6. kaki tiga
Bahan:
1. Larutan pb2+
2. Larutan Ag+
3. Larutan HgCl2
4. HCl
5. Aquadest
6. NH2
IV. PROSEDUR KERJA
 Identifikasi timbal (II) Pb2+
1. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi,
2. Tambahkan HCl encer akan terbentuk endapan putih.
3. Tambahkan aquadest yang sudah dipanaskan dengan Bunsen sampai mendidih
4. Tambahkan dengan K2CrO4
5. Catat dalam lembar kerja semua hasil pengamatan.
 Identifikasi raksa (I) Ag+
1. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi,
2. Tambahkan HCl encer akan terbentuk endapan putih,
3. Tambahkan aquadest yang sudah dipanaskan dengan Bunsen sampai mendidih
4. Tambahkan amonia encer, amati
5. Catat dalam lembar kerja semua hasil pengamatan.
 Identifikasi raksa (I) Hg+
1. Ambil larutan sampel ± 3 ml masukkan dalam tabung reaksi,
2. Tambahkan HCl encer akan terbentuk endapan putih,
3. Tambahkan aquadest yang sudah dipanaskan dengan Bunsen sampai mendidih
4. Tambahkan amonia encer, amati
5. Catat dalam lembar kerja semua hasil pengamatan.
V. HASIL PENGAMATAN

Kation Prosedur Pengamatan Dugaan Hasil Keterangan


Pb2+ +HCl Endapan Putih PbCl2 - Percobaan
encer Hg2Cl2 tidak berhasil
AgCl karena
kemungkinan
+ Air Larut PbCl2 - sampel Pb2+
Panas kadaluwarsa
+K2Cr2O4 Endapan PbCl2 - atau rusak.
Kuning
Ag+ +HCl Endapan Putih PbCl2 AgCl
encer Hg2Cl2
AgCl

+ Air Tidak Larut AgCl AgCl


Panas Hg2Cl2

+NH3 Larut Ag(NH3)2+Cl2 Ag(NH3)2+Cl2


Hg+ +HCl Endapan Putiih Hg2Cl2 -
encer AgCl
PbCl2
+ Air Tidak Larut AgCl Hg2Cl2 Percobaan
Panas Hg2Cl2 menggunakan
HCl tidak
berhasil
karena sample
sudah Hg2Cl2
Endpan Putih HgNH2Cl HgNH2Cl
+NH3 dan Hitam (Putih) (Putih)
Hg (Hitam) Hg (Hitam)

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum kimia farmasi kali ini memerlukan alat tabung reaksi,
bunsen, kaki tiga, beaker glass, pipet tetes. Dan zat kimia bermuatan kation seperti Pb2+, Ag+,
dan Hg+. Larutan untuk dilakukan pengamatan ditambahkan dengan larutan HCl, air panas,
K2Cr2O4 dan NH3. Dimana pada setiap penambahan masing-masing larutan akan
menghasilkan hasil yang berbeda.

Pada percobaan dengan Pb2+ tidak berhasil karena ada kemungkinan sampel tersebut
kadaluwarsa atau kontaminasi sehingga hasil tidak sesuai dengan teori yang ada. Pada sampel
Ag+, ketika ditambahkan dengan HCl encer menghasilkan endapan warna putih dengan
dugaan PbCl2, Hg2Cl2, AgCl serta menghasilkan AgCl. Sedangkan ketika dipanaskan menjadi
tidak larut dengan dugaan AgCl, Hg2Cl2. Tetapi tetap menghasilkan AgCl. Sampel Ag+ yang
ditambah dengan NH3, sampel dapat larut dengan dugaan Ag(NH 3)2+Cl2 dan menghasilkan
Ag(NH3)2+Cl2.

Pada percobaan dengan sampel Hg+ yang ditambahkan dengan larutan HCl encer
menghasilkan endapan putih, dengan dugaan Hg2Cl2, AgCl, PbCl2. Saat sampel dipanaskan
dengan air panas tidak berhasil karena larutan tambahan yang digunakan adalah Hg 2Cl2
sehingga tidak akan membuahkan hasil apapun. Pada saat penambahan dengan NH3 akan ada
endapan warna putih dengan dugaan HgNH2Cl dan menghasilkan HgNH2Cl. Adapun yang
menghasilkan endapan hitam dengan dugaan Hg dan menghasilkan Hg.

VII. KESIMPULAN

Dari pembahasan melalui praktikum tentang kation golongan I diatas dapat disimpulkan
bahwa sampel harus dijaga agar tidak terjadi kontaminasi, dan pengecekan sebelum
praktikum untuk memastikan sampel tidak kadaluawarsa yang akan menyebabkan hasil
pengamatan tidak berjalan lancar. Pada setiap penambahan larutan meski sama menghasilkan
endapan dengan warna yang sama, akan menghasilkan dugaan yang berbeda. Jika sampel
ditambah dengan HCl kental ada kemungkinan akan menghasilkan dugaan dan hasil
pengamatan yang berbeda. Endapan yang dihasilkan oleh sampel yang ditambah larutan
pereaksi lain juga berbeda hasilnya karena sifat yang ada pada masing-masing zat.

VIII. LAMPIRAN

Ag+ dengan NH3 = larut

Ag+ dengan HCl encer = endapan putih


Hg+ dengan air panas = tidak larut

Hg+ dengan NH3 = ada endapan granul hitam kecil dan putih.

IX. DAFTAR PUSTAKA


 Modul Pratikum Kimia Farmasi, Rustianningsih, M. Si, Akademi Farmasi YPF 2021.
 Vogel 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Bagian
I. Kalman Media Pusaka Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai