TUGAS AKHIR
Oleh:
HENNY SUSILOWATI
NIM D010316012
i
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER
BUNGKUS ROTI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE HARGA POKOK PROSES PADA SABITA
BAKERY BANJARMASIN
TUGAS AKHIR
Oleh:
HENNY SUSILOWATI
NIM D010316012
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Tugas Akhir ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Banjarmasin.
Tugas Akhir ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan
lain oleh siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan
sebagaimana mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri
Banjarmasin.
HENNY SUSILOWATI
NIM D010316012
v
Motto
“Tak ada seorang pun, yang hidup di dunia ini kecuali merasakan
kebahagiaan dan kesedihan. Meskipun begitu bersyukurlah ketika
kalian bahagia dan bersabarlah ketika kalian dilanda kesedihan.”
(Tafsir Baghowi Surat Al-Hadid: 23)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga
kesempatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Segala syukur saya
ucapkan kepada-Mu, karena sudah menghadirkan orang-orang yang berarti di
sekeliling saya. Yang selalu memberi semangat serta do’a, sehingga Tugas Akhir
saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
vii
ABSTRAK
Penentuan harga jual sangat penting dalam suatu perusahaan karena merupakan
dasar dalam penentuan laba yang maksimal. Perusahaan harus mengetahui secara
rinci mengenai biaya produksi yang akan dibebankan pada produk tersebut melalui
perhitungan harga pokok produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengklasifikasian biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk per bungkus
roti dengan menggunakan metode harga pokok proses full-costing pada Sabita
Bakery Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
Kerangka pemikiran (teoritis) ini adalah perhitungan harga pokok produk per
bungkus roti dengan menggunakan metode harga pokok proses full-costing. Selama
ini Sabita Bakery Banjarmasin memasukkan biaya plastik kemasan ke dalam biaya
bahan baku yang seharusnya biaya penolong, biaya tenaga kerja seperti biaya gaji
penjualan dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung seharusnya tidak
masuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung, dan menggolongkan biaya listrik,
biaya air, biaya telepon dan biaya gas elpiji ke dalam biaya lain-lain yang
seharusnya dalam konsep akuntansi biaya merupakan biaya overhead pabrik, serta
tidak melakukan perhitungan depresiasi aktiva tetap yang seharusnya dibebankan
ke dalam biaya overhead pabrik.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari harga pokok
produksi. Perhitungan Sabita Bakery Banjarmasin lebih tinggi dibandingkan
dengan perhitungan penulis. Hal ini terjadi setelah dilakukan penggolongan biaya
prosuksi dan perhitungan biaya produksi dengan benar. Selisih roti tawar sebesar
Rp76,07, roti bantal sebesar Rp76,06, roti manis sebesar Rp76,09, roti kering
sebesar Rp76,07, dan roti choco chips sebesar Rp76,18.
Kata kunci : Harga Pokok Produk, Metode Harga Pokok Proses, Biaya Produksi.
viii
ABSTRACT
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan atas rahmat dan hidayah-Nya dan tak lupa kita panjatkan Sholawat dan
Salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam
yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan sebaik-baiknya. Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada program
studi akuntansi di Politeknik Negeri Banjarmasin.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala sesuatu
yang telah diberikan kepada penulis baik berupa material maupun non material,
sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan, yaitu kepada :
1. Bapak, Ibu, adik, dan keluarga yang telah memberikan dukungan kepada
penulis baik do’a, materi, dan dukungan moril.
2. Bapak Joni Riadi, ST, MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Andriani, SE, MM, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
4. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin dan sekaligus penguji penulis yang telah
memberikan saran kepada penulis.
5. Ibu Widya Ais Sahla, SE, M.Sc, AK selaku pembimbing utama, yang telah
banyak membantu penulis dalam menyusun isi Tugas Akhir dengan
memberikan saran serta masukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Julkawait, SE, MM selaku pembimbing kedua, yang telah banyak
membantu penulis dalam hal tata tulis dan memberikan saran serta masukkan
dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Ibu Lea Emilia Farida, SE, MM yang telah memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis.
8. Bapak Sandra Iriawan, SE., MM., Ak, CA selaku penguji penulis yang telah
memberikan saran kepada penulis.
x
9. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
10. Lala dan Serly yang telah memberikan waktunya untuk menemani penulis
dalam mencari literatur.
11. Seluruh teman kelas VI A Akuntansi yang telah saling berbagi informasi dan
canda tawa di kelas.
12. Seluruh teman seperjuangan dan satu organisasi yaitu, Dina, Intan, Mita, Nida,
Maesa, Lisa, Septi, dan Mira.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dan dapat
memberikan manfaat serta dapat memberikan wawasan kepada kita semua.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
xii
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBASAN HASIL
PENELITIAN............................................................................... 28
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 28
1. Sejarah Singkat Sabita Bakery .......................................... 28
2. Struktur Organisasi ............................................................ 28
3. Bidang Usaha .................................................................... 30
4. Bahan-Bahan dan Peralatan yang Digunakan
Dalam Proses Produksi...................................................... 31
5. Proses Produksi ................................................................. 34
6. Hasil Produksi dan Pemasaran .......................................... 35
7. Penggolongan Biaya Menurut Perusahaan ........................ 37
8. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut
Perusahaan ......................................................................... 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 48
1. Penggolongan Biaya yang Disarankan Penulis ................. 48
2. Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap ................................ 50
3. Perhitungan Biaya Produksi yang Disarankan Penulis ..... 52
4. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Bungkus Roti ....... 66
5. Laporan Biaya Produksi yang Disarankan Penulis ........... 68
6. Jurnal yang Disarankan Penulis ........................................ 73
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk
Dalam Proses ................................................................................. 18
Tabel 4.1 Jenis Peralatan yang Digunakan Dalam Proses Produksi ............ 33
Tabel 4.3 Rincian Biaya Bahan Baku Roti Tawar Bulan Januari ................. 37
Tabel 4.4 Rincian Biaya Bahan Baku Roti Bantal Bulan Januari ................. 37
Tabel 4.5 Rincian Biaya Bahan Baku Roti Manis Bulan Januari ................. 38
Tabel 4.6 Rincian Biaya Bahan Baku Roti Kering Bulan Januari ................ 38
Tabel 4.7 Rincian Biaya Bahan Baku Roti Choco Chips Bulan Januari ...... 39
Tabel 4.10 Total Biaya Produksi Roti Tawar Bulan Januari .......................... 40
Tabel 4.11 Biaya Bahan Baku Roti Tawar Bulan Januari .............................. 41
Tabel 4.12 Biaya Tenaga Kerja Roti Tawar Bulan Januari ............................ 41
Tabel 4.14 Total Biaya Produksi Roti Bantal Bulan Januari .......................... 42
Tabel 4.15 Biaya Bahan Baku Roti Bantal Bulan Januari .............................. 42
Tabel 4.16 Biaya Tenaga Kerja Roti Bantal Bulan Januari ............................ 43
xiv
Tabel 4.17 Biaya Lain-Lain Roti Bantal Bulan Januari .................................. 43
Tabel 4.18 Total Biaya Produksi Roti Manis Bulan Januari ........................... 43
Tabel 4.19 Biaya Bahan Baku Roti Manis Bulan Januari ............................... 44
Tabel 4.26 Total Biaya Produksi Roti Choco Chips Bulan Januari ................ 46
Tabel 4.27 Biaya Bahan Baku Roti Choco Chips Bulan Januari .................... 46
Tabel 4.28 Biaya Tenaga Kerja Roti Choco Chips Bulan Januari .................. 47
Tabel 4.29 Biaya Lain-Lain Roti Choco Chips Bulan Januari ....................... 47
xv
Tabel 4.38 Perhitungan Biaya Produksi Roti Manis ....................................... 56
Tabel 4.46 Laporan Biaya Produksi Roti Tawar Bulan Januari ..................... 69
Tabel 4.47 Laporan Biaya Produksi Roti Bantal Bulan Januari ..................... 70
Tabel 4.48 Laporan Biaya Produksi Roti Manis Bulan Januari ...................... 71
Tabel 4.49 Laporan Biaya Produksi Roti Kering Bulan Januari ..................... 72
Tabel 4.50 Laporan Biaya Produksi Roti Choco Chips Bulan Januari ........... 73
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, Sabita Bakery Banjarmasin tidak
menggolongkan biaya-biaya produksi sesuai penggolongan akuntansi biaya
yang seharusnya. Hal ini mengakibatkan perusahaan kurang tepat dalam
menentukan harga pokok produk, yang akan berpengaruh kepada harga jual per
bungkus roti dan laba yang diinginkan perusahaan. Oleh karena itu penulis
mencoba memberikan alternatif untuk perhitungan harga pokok produk yang
tepat, agar Sabita Bakery Banjarmasin dapat menentukan harga jual produk
barang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
Agar lebih fokus terhadap bahasan permasalahan, maka penulis membatasi
masalah untuk perhitungan harga pokok produk per bungkus roti hanya untuk 5
jenis roti yang terlaris, diproduksi secara terus menerus dan memproduksi
banyak setiap harinya yaitu roti tawar, roti bantal, roti manis, roti kering dan roti
choco chips dari total keseluruhan 17 jenis roti pada Sabita Bakery Banjarmasin
untuk bulan Januari 2019. Metode yang digunakan dalam perhitungan harga
pokok produk adalah metode harga pokok proses dengan sistem perhitungan
harga pokok penuh (Full Costing).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari permasalahan yang telah diuraikan di atas maka, pada
penelitian ini penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana perhitungan harga
pokok produk per bungkus roti pada Sabita Bakery Banjarmasin dengan
menggunakan metode harga pokok proses?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan
harga pokok produk per bungkus roti pada Sabita Bakery Banjarmasin dengan
menggunakan metode harga pokok proses.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan teori-teori yang sudah pernah
5
A. Landasan Teori
1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
a. Pengertian akuntansi biaya
“Akuntansi biaya (cost accounting) adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan
penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu beserta
penafsiran terhadap hasilnya.” (Surjadi, 2013: 1).
Menurut Sofia Prima Dewi, pengertian akuntansi biaya ada 2 yaitu
ditinjau dari aktivitasnya dan ditinjau dari fungsinya. Ditinjau dari
aktivitasnya, akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya
pembuatan penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa
dengan cara-cara tertentu serta menafsirkan hasilnya. Apabila
ditinjau dari fungsinya, akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai
suatu kegiatan yang menghasilkan informasi biaya yang dapat
dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
manajemen. (Dewi dan Kristanto, 2014: 1).
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk
ataujasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap biaya
yang dipakai dalam produk/jasa tersebut, objek kegiatan akuntansi
biaya adalah biaya. Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan
dan penyajian, serta penafsiran informasi biaya adalah tergantung
untuk siapa proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi biaya dapat
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan.
Dalam hal ini proses akuntansi biaya merupakan bagian dari
akuntansi keuangan karena harus memperhatikan karakteristik
akuntansi keuangan. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula
untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal
ini proses akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi
manajemen yang harus memperhatikan karakteristik akuntansi
manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian
dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. (Mulyadi, 2016:
7).
Akuntansi biaya didefinisikan sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pendefinisian, pengukuran, pelaporan, dan
analisis berbagai unsur biaya langsung dan biaya tidak langsung
yang berhubungan dengan proses menghasilkan dan memasarkan
6
7
2) Faktor-faktor fungsional
Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap
antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan
produksi sehingga perlu diganti karena adanya perubahan
permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau
karena adanya kemajuan sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis
lagi jika dipakai. (Baridwan, 2014: 306).
d. Faktor-faktor dalam menentukan biaya depresiasi
Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah:
1) Harga perolehan (cost)
Yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-
biaya lain yang terjadi dalam memperoleh aktiva dan
menempatkannya agar dapat digunakan.
2) Nilai sisa (residu)
Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang
diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain
ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi
dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat
menjual/menukarkanya.
3) Taksiran Umur (Masa Manfaat)
Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva
dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-
kebijakan yang di anut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa
dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi
atau satuan jam bekerja dalam menaksir umur (masa manfaat)
aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan
fungsional. (Baridwan, 2014:306-307).
e. Metode perhitungan depresiasi
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung
beban depresiasi periodik. Untuk dapat memilih salah satu metode
hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan yang mempengaruhi
aktiva tersebut.
Metode-metode itu ialah:
1) Metode garis lurus (straight-line methode)
Metode ini adalah metode depresiasi (penyusutan aktiva) yang
paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini
depresiasi tiap periode jumlahnya sama hingga akhir umur
ekonomis aktiva tetap tersebut (kecuali kalau ada penyesuaian-
penyesuaian).
Harga Perolehan - Nilai Residu
Depresiasi = (1)
Taksiran Umur Kegunaan
14
“Harga pokok adalah bagian dari harga perolehan atau harga beli aktiva
yang ditunda pembebanannya atau yang belum dimanfaatkan dalam rangka
merealisasikan pendapatan.” (Surjadi, 2013: 4).
“Harga pokok produksi merupakan sekumpulan biaya yang
dikerluarkan dan diproses yang terjadi dalam proses manufaktur ataupun
memproduksi suatu barang yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.” (Magfirah dan Syam, 2016:
62).
Dari definisi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa harga
pokok produk dapat didefinisikan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memproses suatu produk, biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penerapan harga pokok
produksi bertujuan untuk menentukan harga pokok per satuan produk yang
akan dijual, sehingga ketika produk tersebut di serahkan ke konsumen maka
perusahaan dapat mengetehaui biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga
dapat memperhitungkan laba dari produk tersebut.
Jumlah Total Biaya Produksi
HPP = = Harga Pokok (Unit) (4)
Hasil Produksi (Unit)
6. Pengendalian Biaya Pada Harga Pokok Produksi
“Beberapa penetapan harga jual produk menggunakan biaya produksi
sebagai dasar dalam menghitung harga yang akan dibebankan kepada
konsumen dengan pendekatan full costing maupun variable costing.”
(Setiadi dkk, 2014: 73)
Metode full costing maupun variable costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada di antara
kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya
produksi yang berperilaku tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap
biaya produksi tetap ini akan mempunyai akibat pada perhitungan harga
pokok produksi dan penyajian laporan laba-rugi. Berikut ini penjelasan
dari kedua metode tersebut:
a. Full costing
Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang
seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel
dibebankan kepada produk. Sehingga tidak membedakan antara biaya
16
produksi variabel dan biaya produksi tetap. Harga pokok produk menurut
metode full costing terdiri dari:
Bahan Baku Rp xxx
Tenaga Kerja Langsung Rp xxx
Overhead Pabrik Tetap Rp xxx
Overhead Pabrik Variabel Rp xxx
Harga Pokok Produk Rp xxx
Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang tetap
maupun variabel, dibebankan kepada produk yang atas dasar tarif yang
ditentukan di muka. Maka akan ada biaya pabrik tetap akan melekat pada
harga pokok persediaan proses dan persediaan produk jadi yang belum
laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga penjualan)
apabila produk jadi tersebut telah terjual.
b. Variable costing
Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi
yang hanya membebankan biaya-biaya produksi yang bersifat variabel
saja ke dalam harga pokok produk. Sedangkan untuk biaya produksi tetap
dianggap sebagai period cost. Harga pokok produk menurut variable
costing terdiri dari:
Biaya Bahan Baku Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp xxx
Harga Pokok Produk Rp xxx
Dalam metode variabel costing, biaya overhead pabrik tetap
diperlakukan sebagai period cost dan bukan sebagai unsur harga pokok
produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya
dalam periode terjadinya. Dengan demikian biaya overhead pabrik tetap
di dalam metode variabel costing tidak melekat pada persediaan produk
yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam
periode terjadinya. (Mulyadi, 2016: 122).
“Menggunakan metode full costing lebih tinggi harga jualnya
dibandingkan harga jual dengan menggunakan metode variable costing.”
(Yulianti dan Saputra, 2017: 229)
Dari penjelasan di atas mengenai pengendalian biaya pada harga
pokok produksi ada 2 metode, yaitu full costing dan variable costing.
Metode full costing memperhitungkan semua biaya, biaya tetap maupun
biaya variabel, sedangkan metode variable costing hanya
memperhitungkan biaya variabel saja. Jadi dengan metode full costing
memperhitungkan biayanya lebih lengkap dan mempunyai nilai jual
lebih tinggi dibandingkan dengan metode variable costing.
17
Data Produksi:
Dimasukan dalam proses Rp xxx
Produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp xxx
Produkdalam proses akhir Rp xxx
Jumlah Produk yang dihasilkan Rp xxx
Biaya yang dibebankan dalam bulan Januari 2019
Total Per Bungkus
Biaya bahan baku Rp xxx Rp xxx
Biaya bahan penolong Rp xxx Rp xxx
Biaya tenaga kerja Rp xxx Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx Rp xxx
Jumlah Rp xxx Rp xxx
Pehitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp xxx
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku Rp xxx
Biaya bahan penolong Rp xxx
Biaya tenaga kerja Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx
Jumlah harga pokok produk dalam proses Rp xxx
Jumlah biaya produksi yang dibebankan yang Rp xxx
dibedakan dalam bulan Januari 2019
Sumber: (Mulyadi, 2016:71)
19
Lanjutan
Rumusan Bagaimana perhitungan Bagaimana Bagaimana perhitungan
Masalah harga pokok produk per perhitungan harga harga pokok produk per
bungkus roti pada Ivana pokok produk per bungkus roti pada
Bakery Banjarmasin bungkus roti dengan Sabita Bakery
dengan menggunakan menggunakan Banjarmasin dengan
metode harga pokok metode harga pokok menggunakan metode
proses? proses full-costing harga pokok proses?
pada Shireen Bakery
Banjarmasin?
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Untuk mengetahui Untuk mengetahui
perhitungan harga pokok perhitungan harga perhitungan harga
per bungkus roti pada pokok produk per pokok per bungkus roti
Ivana Bakery bungkus roti dengan pada Sabita Bakery
Banjarmasin dengan menggunakan Banjarmasin dengan
menggunakan metode metode harga pokok menggunakan metode
harga pokok proses proses full-costing harga pokok proses
pada Shireen Bakery
Banjarmasin
Metode Penelitian Studi kasus kuantitatif Studi kasus Studi kasus deskriptif
deskriptif
Hasil Penelitian Perhitungan harga pokok Shireen Bakery
produksi menggunakan Banjarmasin masih
metode full costing lebih kurang tepat dalam
menguntungkan daripada perhitungan dan
metode perusahaan penggolongan harga
karena laba yang pokok produk.
dihasilkan lebih tinggi Seharusnya dalam
dengan biaya produksi konsep akuntansi
yang lebih rendah. biaya, biaya
produksi terdiri dari
biaya bahan baku,
biaya bahan
penolong, biaya
tenaga kerja, dan
biaya overhead
pabrik.
Sumber: Maulina Firdayanti (2017), Meilita Annisa (2018)
23
24
a. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berupa dokumen-dokumen
yang dimiliki oleh Sabita Bakery Banjarmasin yang berhubungan dengan
masalah yang sedang dibahas oleh penulis, untuk memperoleh data berupa
sejarah perusahaan dan data biaya-biaya produksi.
b. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data melalui interview atau
memberikan pertanyaan pada pemilik, pekerja produksi atau pihak-pihak
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabita Bakery
Banjarmasin.
c. Observasi
Observasi yaitu pengamatan secara langsung ke tempat pembuatan
produk roti dan tempat penjualan produk.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dalam penelitian ini dengan mengumpulkan bahan
referensi dari berbagai literatur yang tersedia kemudian dilakukan dengan
cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori, seperti jurnal ilmiah, buku
atau karya tulis lainnya yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok
produk.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk melakukan pembahasan dalam
studi kasus deskriptif ini adalah dengan memperoleh data dari Sabita Bakery
Banjarmasin yang akan dianalisis sesuai dengan teori yang dipakai kemudian
ditarik kesimpulan. Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data-data biaya produksi yang didapat dari Sabita Bakery
Banjarmasin.
2. Mengelompokkan biaya produksi Sabita Bakery Banjarmasin sesuai dengan
penggologan dan klasifikasi menurut konsep akuntansi biaya berdasarkan
penentuan harga pokok produk full-costing yang memasukkan semua biaya
27
overhead pabrik baik golongan biaya tetap maupun biaya variabel dengan
cara berikut ini:
Bahan Baku Rp xxx
Tenaga Kerja Langsung Rp xxx
Overhead Pabrik Tetap Rp xxx
Overhead Pabrik Variabel Rp xxx
Harga Pokok Produk Rp xxx
3. Menghitung depresiasi aktiva tetap pada Sabita Bakery Banjarmasin dengan
menggunakan Metode Garis Lurus (Straight Line Methode).
Harga Perolehan - Nilai Residu
Depresiasi = (1)
Taksiran Umur Kegunaan
4. Perhitungan biaya produksi per produk roti pada bulan Januari 2019.
5. Melakukan perhitungan harga pokok produk per bungkus roti dengan
menggunakan metode harga pokok proses full-costing.
6. Membuat laporan biaya produksi per produk roti untuk bulan Januari 2019.
7. Mencatat jurnal yang diperlukan pada bulan Januari 2019
8. Menarik kesimpulan dan saran untuk Sabita Bakery Banjarmasin.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Sabita Bakery
Sabita Bakery Banjarmasin adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha manufaktur yang menjual berbagai macam roti. Sabita Bakery
berdiri sejak 9 April 2008 yang berlokasi Jalan Zafri Zam-Zam Komplek
LLSDP 1 RT 41 No. 11, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pemilik
sekaligus mengelola Sabita Bakery Banjarmasin adalah ibu Indriani.
Awal mula Sabita Bakery menjual hasil produknya di rumah, jadi
rumahnya sebagai tempat memproduksi dan menjual produk roti. Lalu
sabita bakery memproduksi dalam skala besar dan dititipkan di toko-toko,
warung, minimarket, hal ini diharapkan agar masyarakat mengenal produk
dari Sabita Bakery Banjarmasin dan sekarang membuka cabang di Jalan
Pangeran M. Noor (Simpang Pasir Mas) RT 20 No. 36 Banjarmasin. Sabita
Bakery Banjarmasin memproduksi rotinya secara terus menerus setiap
harinya kecuali hari minggu libur. Sabita Bakery Banjarmasin menjual
produk yang masih baru dengan kualitas yang baik dan diolah dari bahan-
bahan pilihan yang bebas dari pengawet. Sabita Bakery Banjarmasin
mempunyai motto “Bekerja Bersama dan Maju Bersama”.
Sabita Bakery Banjarmasin memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) kecil dengan Nomor : 503-581/SIUP.KB-IX/BP2TM/2010 dengan
modal awal Rp100.000.000,00 (termasuk tanah dan bangunan).
2. Struktur Organisasi
Struktur adalah suatu bentuk diagram yang menunjukkan aspek-aspek
penting perusahaan yang meliputi fungsi-fungsi utama dan hubungan
masing-masing saluan wewenang, tanggung jawab, dan tugas mulai dari
pimpinan dan karyawan.
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan yang formal, berstruktur
dan terkoordinasi dari kelompok yang bekerjasama dalam mencapai suatu
28
29
Pemilik
Perusahaan/Kasir
Bagian Bagian
Produksi Penjualan
yaitu roti tawar, roti bantal, roti manis, roti kering dan roti choco chips.
Untuk perhitungan harga pokok produksi penulis menggunakan metode
harga pokok proses.
4. Bahan-bahan dan Peralatan yang Digunakan dalam Proses Produksi
Bahan-bahan yang digunakan oleh Sabita Bakery Banjarmasin bahan-
bahan dengan kualitas yang baik, Sabita Bakery Banjarmasin sangat
memperhatikan kualitas agar cita rasa yang diproduksi oleh Sabita Bakery
Banjarmasin terjaga tidak berubah tekstur dan rasanya, dan juga kualitas
yang baik akan menghasilkan produk yang baik dan mengurangi produksi
gagal. Jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan dalam proses
pembuatan roti tawar, roti bantal, roti manis, roti kering dan roti choco chips
adalah :
a. Bahan baku roti tawar: (Jadi 30 Bungkus)
1) Tepung Cakra 9 kg
2) Gula 1 kg
3) Telur 6 butir
4) Margarin Blue Band 1 kg
5) Garam 20 gr
6) Susu Kaleng 1 kaleng
7) Susu Bubuk 1/2 kg
8) Pengembang (Ragi) 30 gr
9) Baking Powder 15 gr
10) Plastik Kemasan 30 lembar
11) Plester Bening 1 roll
b. Bahan baku roti bantal: (Jadi 30 Bungkus)
1) Tepung Cakra 9 kg
2) Gula 1 kg
3) Telur 6 butir
4) Margarin Blue Band 1 kg
5) Garam 20 gr
6) Susu Kaleng 1 kaleng
32
5. Proses Produksi
Proses produksi merupakan rangkaian kegiatan utama yang harus
dilakukan untuk merubah bahan mentah menjadi suatu barang yang berdaya
guna, proses produksi yang dijalankan oleh Sabita Bakery Banjarmasin
dilakukan secara massa dan terus menerus setiap harinya, terkecuali hari
minggu libur produksi.
Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh Sabita Bakery Banjarmasin
dalam menjalankan proses produksi dari proses pembuatan bahan baku
sampai produk jadi siap dijual dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Tahap awal
Tahap awal yaitu tahap yang merubah bahan mentah menjadi adonan
roti yang kalis dengan mencampurkan gula, tepung terigu, telur, margarin
dan dimasukkan kedalam mesin pengaduk roti (mesin mixer).
b. Tahap proses
1) Diamkan adonan selama 2 jam, setelah adonan mengembang dengan
baik dalam waktu 2 jam, maka adonan pun ditimbang sesuai dengan
berat yang diinginkan lalu diamkan sebentar lagi sampai adonan
lembut.
2) Setelah adonan lembut, maka adonan langsung dipotong dan
ditimbang kemudian dibentuk lalu didiamkan sebentar.
3) Adonan yang sudah dibentuk dan dimasukkan kedalam loyang
kemudian adonan dimasukkan kedalam oven hingga matang.
4) Adonan yang telah matang kemudian dikeluarkan dari oven, lalu
didinginkan beberapa saat. Setelah didinginkan, roti bisa dipotong-
potong dengan menggunakan kave.
c. Tahap akhir
Tahap ini adalah tahap untuk melakukan pengemasan pada roti agar
dapat menarik perhatian konsumen dan siap untuk dijual. Tahap-tahap
dalam proses produksi roti pada Sabita Bakery Banjarmasin dapat
dilihat pada bagan dibawah ini:
35
Penyiapan Bahan
Bagan 4.2 Tahapan Proses Produksi Roti Pada Sabita Bakery Banjarmasin
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Jumlah
Harga
No. Nama Produk Produksi Jumlah Persentase
Penjualan
(Bungkus)
1. Roti Tawar 3.540 Rp 10.000 Rp 35.400.000 25,25%
2. Roti Bantal 2.702 Rp 9.000 Rp 24.318.000 19,27%
3. Roti Kering 715 Rp 5.000 Rp 3.575.000 5,10%
4. Roti Manis 2.167 Rp 7.000 Rp 15.169.000 15,46%
5. Roti Susu Vanila 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
6. Roti Coklat Vanila 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
7. Roti Keju Vanila 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
8. Roti Full Coklat 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
9. Roti Vanilla Coklat 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
10. Roti Kombinasi Coklat Vanila 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
11. Roti Gulung Coklat 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
12. Roti Gulung Keju 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
13. Roti Boy 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
14. Roti Pizza 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
15. Roti Full Keju 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
16. Roti Coklat Keju 370 Rp 5.000 Rp 1.850.000 2,64%
17. Roti Choco Chips 455 Rp 5.000 Rp 2.275.000 3,25%
Jumlah 14.019 Rp 96.000 Rp 102.937.000 100,00%
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
455
e. Roti Choco Chips = x 100 % = 3,25%
14.019
7. Penggolongan Biaya Menurut Perusahaan
Sabita Bakery Banjarmasin dalam menggolongkan harga pokok
produksi roti tawar, roti bantal, roti manis, roti kering dan roti choco chips
yang dihasilkan selama bulan Januari 2019 sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku roti tawar, roti bantal, roti manis, roti kering, dan roti
choco chips disajikan pada tabel 4.3. sampai dengan tabel 4.7.
Tabel 4.3. Rincian Biaya Bahan Baku Roti Tawar Sabita Bakery
Banjarmasin Bulan Januari 2019
Takaran
No. Bahan Diperlukan Harga (Rp) Jumlah
Digunakan
1. Tepung Cakra 436 kg 10.000/kg Rp 4.360.000
2. Gula 70 kg 10.500/kg Rp 735.000
3. Telur 874 butir 1.500/butir Rp 1.311.000
4. Margarin Blue Band 280 kg 23.000/kg Rp 6.440.000
5. Garam 2 kg 2.000/bungkus Rp 16.000
6. Susu Kaleng 66 kaleng 8.500/kaleng Rp 561.000
7. Susu Bubuk 126 kg 35.000/kg Rp 4.410.000
8. Pengembang (Ragi) 7,5 kg 40.000/bungkus Rp 600.000
9. Baking Powder 1,2 kg 5.000/buah Rp 100.000
10. Plastik Kemasan 3.540 lembar 400/lembar Rp 1.416.000
11. Plester Bening 26 roll 2.000/roll Rp 52.000
Jumlah Rp 20.001.000
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.4. Rincian Biaya Bahan Baku Roti Bantal Sabita Bakery
Banjarmasin Bulan Januari 2019
Takaran
No. Bahan Diperlukan Harga (Rp) Jumlah
Digunakan
1. Tepung Cakra 191 kg 10.000/kg Rp 1.910.000
2. Gula 50 kg 10.500/kg Rp 525.000
3. Telur 390 butir 1.500/butir Rp 585.000
4. Margarin Blue Band 52 kg 23.000/kg Rp 1.196.000
5. Garam 1,5 kg 2.000/bungkus Rp 14.000
6. Susu Kaleng 78 kaleng 8.500/kaleng Rp 663.000
7. Susu Bubuk 78 kg 35.000/kg Rp 2.730.000
8. Pengembang (Ragi) 6,5 kg 40.000/bungkus Rp 480.000
9. Baking Powder 1,5 kg 5.000/buah Rp 75.000
38
Lanjutan
10. Keju Cheddar 8,5 kg 20.000/batang Rp 900.000
11. Selai Coklat 13 kg 15.000/bungkus Rp 405.000
12. Selai Nanas 13 kg 15.000/bungkus Rp 405.000
13. Selai Blueberry 13 kg 15.000/bungkus Rp 405.000
14. Selai Strawberry 13 kg 15.000/bungkus Rp 405.000
15. Plastik Kemasan 2.702 lembar 400/lembar Rp 1.080.800
Jumlah Rp 11.778.800
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.5. Rincian Biaya Bahan Baku Roti Manis Sabita Bakery
Banjarmasin Bulan Januari 2019
Takaran
No. Bahan Diperlukan Harga (Rp) Jumlah
Digunakan
1. Tepung Cakra 181 kg 10.000/kg Rp 1.810.000
2. Gula 40 kg 10.500/kg Rp 420.000
3. Telur 380 butir 1.500/butir Rp 570.000
4. Margarin Blue Band 42 kg 23.000/kg Rp 966.000
5. Garam 1 kg 2.000/bungkus Rp 8.000
6. Susu Kaleng 68 kaleng 8.500/kaleng Rp 578.000
7. Susu Bubuk 68 kg 35.000/kg Rp 2.380.000
8. Pengembang (Ragi) 5,5 kg 40.000/bungkus Rp 400.000
9. Baking Powder 1 kg 5.000/buah Rp 50.000
10. Perasa Vanilla 700 ml 13.000/botol Rp 455.000
11. Plastik Kemasan 2.167 lembar 400/lembar Rp 866.800
Jumlah Rp 8.503.800
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.6. Rincian Biaya Bahan Baku Roti Kering Sabita Bakery
Banjarmasin Bulan Januari 2019
Takaran
No. Bahan Diperlukan Harga (Rp) Jumlah
Digunakan
1. Tepung Cakra 17 kg 10.000/kg Rp 170.000
2. Gula 10 kg 10.500/kg Rp 105.000
3. Telur 34 butir 1.500/butir Rp 51.000
4. Margarin Blue Band 7 kg 23.000/kg Rp 161.000
5. Garam 160 gr 2.000/bungkus Rp 2.000
6. Susu Kaleng 17 kaleng 8.500/kaleng Rp 144.500
7. Susu Bubuk 13 kg 35.000/kg Rp 455.000
8. Pengembang (Ragi) 500 gr 40.000/bungkus Rp 40.000
9. Baking Powder 100 gr 5.000/buah Rp 10.000
10. Plastik Kemasan 715 lembar 650/lembar Rp 464.750
Jumlah Rp 1.603.250
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
39
Tabel 4.7. Rincian Biaya Bahan Baku Roti Choco Chips Sabita Bakery
Banjarmasin Bulan Januari 2019
Takaran
No. Bahan Diperlukan Harga (Rp) Jumlah
Digunakan
1. Tepung Cakra 12 kg 10.000/kg Rp 120.000
2. Gula 6 kg 10.500/kg Rp 63.000
3. Telur 48 butir 1.500/butir Rp 72.000
4. Margarin Blue Band 6 kg 23.000/kg Rp 138.000
5. Garam 120 gr 2.000/bungkus Rp 2.000
6. Susu Kaleng 12 kaleng 8.500/kaleng Rp 102.000
7. Susu Bubuk 5 kg 35.000/kg Rp 175.000
8. Pengembang (Ragi) 150 gr 40.000/bungkus Rp 40.000
9. Baking Powder 120 gr 5.000/buah Rp 5.000
10. Coklat 3 kg 15.000/batang Rp 225.000
11. Choco Chips 3 kg 12.500/bungkus Rp 200.000
12. Perasa Coklat 100 ml 8.000/botol Rp 16.000
13. Plastik Kemasan 455 lembar 650/lembar Rp 295.750
Jumlah Rp 1.453.750
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
c. Biaya lain-Lain
Biaya lain-lain yaitu biaya tambahan yang di keluarkan oleh
perusahaan untuk biaya pengolahan produk. Berikut tabel rincian biaya
lain-lain:
40
Jumlah total biaya produksi terdiri dari jumlah biaya bahan baku,
jumlah biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain.
a. Harga pokok produk roti tawar
Total biaya produksi roti tawar untuk bulan Januari 2019 yang
diperhitungkan oleh Sabita Bakery Banjarmasin sebagai berikut:
Rp21.594.275
HPP = = Rp6.100,08 atau Rp6.100/bungkus
3.540/bungkus
41
Perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-
lain dapat dilihat di tabel 4.11 sampai dengan tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.11. Biaya Bahan Baku Roti Tawar Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Takaran
No. Bahan Diperlukan Harga (Rp) Jumlah
Digunakan
1. Tepung Cakra 436 kg 10.000/kg Rp 4.360.000
2. Gula 70 kg 10.500/kg Rp 735.000
3. Telur 874 butir 1.500/butir Rp 1.311.000
4. Margarin Blue Band 280 kg 23.000/kg Rp 6.440.000
5. Garam 2 kg 2.000/bungkus Rp 16.000
6. Susu Kaleng 66 kaleng 8.500/kaleng Rp 561.000
7. Susu Bubuk 126 kg 35.000/kg Rp 4.410.000
8. Pengembang (Ragi) 7,5 kg 40.000/bungkus Rp 600.000
9. Baking Powder 1,2 kg 5.000/buah Rp 100.000
10. Plastik Kemasan 3.540 lembar 400/lembar Rp 1.416.000
11. Plester Bening 26 roll 2.000/roll Rp 52.000
Jumlah Rp 20.001.000
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.12. Biaya Tenaga Kerja Roti Tawar Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Rp 12.994.737
HPP = = Rp 4.809,30 atau Rp 4.809/bungkus
2.702/bungkus
Perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-
lain dapat dilihat di tabel 4.15 sampai dengan tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.15. Biaya Bahan Baku Roti Bantal Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Tabel 4.16. Biaya Tenaga Kerja Roti Bantal Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Rp9.479.326
HPP = = Rp4.374,40 atau Rp4.374/bungkus
2.167/bungkus
Perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-
lain dapat dilihat di tabel 4.19 sampai dengan tabel 4.21 berikut ini:
44
Tabel 4.19. Biaya Bahan Baku Roti Manis Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Takaran
No. Bahan Diperlukan Harga (Rp) Jumlah
Digunakan
1. Tepung Cakra 181 kg 10.000/kg Rp 1.810.000
2. Gula 40 kg 10.500/kg Rp 420.000
3. Telur 380 butir 1.500/butir Rp 570.000
4. Margarin Blue Band 42 kg 23.000/kg Rp 966.000
5. Garam 1 kg 2.000/bungkus Rp 8.000
6. Susu Kaleng 68 kaleng 8.500/kaleng Rp 578.000
7. Susu Bubuk 68 kg 35.000/kg Rp 2.380.000
8. Pengembang (Ragi) 5,5 kg 40.000/bungkus Rp 400.000
9. Baking Powder 1 kg 5.000/buah Rp 50.000
10. Perasa Vanilla 700 ml 13.000/botol Rp 455.000
11. Plastik Kemasan 2.167 lembar 400/lembar Rp 866.800
Jumlah Rp 8.503.800
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.20. Biaya Tenaga Kerja Roti Manis Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Rp1.925.060
HPP = = Rp2.692,39 atau Rp2.692/bungkus
715/bungkus
Perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-
lain dapat dilihat di tabel 4.23 sampai dengan tabel 4.25 berikut ini:
Tabel 4.23. Biaya Bahan Baku Roti Kering Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
No. Bahan Diperlukan Takaran Digunakan Harga (Rp) Jumlah
1. Tepung Cakra 17 kg 10.000/kg Rp 170.000
2. Gula 10 kg 10.500/kg Rp 105.000
3. Telur 34 butir 1.500/butir Rp 51.000
4. Margarin Blue Band 7 kg 23.000/kg Rp 161.000
5. Garam 160 gr 2.000/bungkus Rp 2.000
6. Susu Kaleng 17 kaleng 8.500/kaleng Rp 144.500
7. Susu Bubuk 13 kg 35.000/kg Rp 455.000
8. Pengembang (Ragi) 500 gr 40.000/bungkus Rp 40.000
9. Baking Powder 100 gr 5.000/buah Rp 10.000
10. Plastik Kemasan 715 lembar 650/lembar Rp 464.750
Jumlah Rp 1.603.250
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.24. Biaya Tenaga Kerja Roti Kering Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Rp1.658.825
HPP = = Rp3.645,77 atau Rp3.645/bungkus
455/bungkus
Perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-
lain dapat dilihat di tabel 4.27 sampai dengan tabel 4.29 berikut ini:
Tabel 4.27. Biaya Bahan Baku Roti Choco Chips Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Lanjutan
7. Susu Bubuk 5 kg 35.000/kg Rp 175.000
8. Pengembang (Ragi) 150 gr 40.000/bungkus Rp 40.000
9. Baking Powder 120 gr 5.000/buah Rp 5.000
10. Coklat 3 kg 15.000/batang Rp 225.000
11. Choco Chips 3 kg 12.500/bungkus Rp 200.000
12. Perasa Coklat 100 ml 8.000/botol Rp 16.000
13. Plastik Kemasan 455 lembar 650/lembar Rp 295.750
Jumlah Rp 1.453.750
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.28. Biaya Tenaga Kerja Roti Choco Chips Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Tabel 4.29. Biaya Lain-Lain Roti Choco Chips Sabita Bakery Banjarmasin
Bulan Januari 2019
Lanjutan
4. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Listrik, Biaya Air, Biaya Telepon, Biaya
Biaya Overhead Tetap
Depresiasi Aktiva Tetap
Biaya Listrik, Biaya Air, Biaya Telepon, dan Biaya Gas
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Elpiji
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
Tabel 4.34. Penggolongan Biaya Roti Choco Chips yang Disarankan Penulis
Bulan Januari 2019
b. Mesin mixer
Depresiasi Pertahun:
Rp20.000.000 - Rp8.000.000
Depresiasi = = Rp1.200.000
10 Tahun
52
Depresiasi Perbulan :
Rp1.200.000 : 12 = Rp100.000
a. Roti tawar
Lanjutan
Margarin Blue Band 280 kg x Rp 23.000 /kg = Rp 6.440.000,00
Garam 8 bungkus x Rp 2.000 /bungkus = Rp 16.000,00
Susu Kaleng 66 kaleng x Rp 8.500 /kaleng = Rp 561.000,00
Susu Bubuk 126 kg x Rp 35.000 /kg = Rp 4.410.000,00
Pengembang (Ragi) 15 bungkus x Rp 40.000 /bungkus = Rp 600.000,00
Baking Powder 20 buah x Rp 5.000 /buah = Rp 100.000,00
Total biaya bahan baku Rp 18.533.000,00
Biaya Bahan Penolong
Plastik Kemasan 3.540 lbr x Rp 400 /lbr = Rp 1.416.000,00
Plester Bening 26 roll x Rp 2.000 /roll = Rp 52.000,00
Total biaya bahan penolong Rp 1.468.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Produksi 3 Rp800.000 /bln x 25,25% = Rp 606.000,00
Total biaya tenga kerja langsung Rp 606.000,00
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Biaya Listrik Rp 1.027,10 /bln x 25,25% = Rp 259,34
Biaya Air Rp 20.000,00 /bln x 25,25% = Rp 5.050,00
Biaya Telepon Rp 7.680,00 /bln x 25,25% = Rp 1.939,20
Depresiasi Aktiva Tetap
Bangunan Rp 416.666,67 /bln x 25,25% = Rp 105.208,33
Mesin Mixer Rp 100.000,00 /bln x 25,25% = Rp 25.250,00
Gas Deck Oven Rp 200.000,00 /bln x 25,25% = Rp 50.500,00
Total Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 188.206,68
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya Listrik Rp 189.794,58 /bln x 25,25% = Rp 47.923,13
Biaya Air Rp 56.000,00 /bln x 25,25% = Rp 14.140,00
Biaya Telepon Rp 32.320 /bln x 25,25% = Rp 8.160,80
Biaya Gas Elpiji Rp 1.820.000 /bln x 25,25% = Rp 459.550,00
Total Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 529.773,93
Total Biaya Overhead Pabrik Rp 717.980,81
Total Biaya Produksi Rp 21.324.980,81
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
b. Roti bantal
Lanjutan
Gula 50 kg x Rp 10.500 /kg = Rp 525.000,00
Telur 390 butir x Rp 1.500 /butir = Rp 585.000,00
Margarin Blue Band 52 kg x Rp 23.000 /kg = Rp 1.196.000,00
Garam 7 bungkus x Rp 2.000 /bungkus = Rp 14.000,00
Susu Kaleng 78 kaleng x Rp 8.500 /kaleng = Rp 663.000,00
Susu Bubuk 78 kg x Rp 35.000 /kg = Rp 2.730.000,00
Pengembang (Ragi) 12 bungkus x Rp 40.000 /bungkus = Rp 480.000,00
Baking Powder 15 buah x Rp 5.000 /buah = Rp 75.000,00
Keju Cheddar 45 batang x Rp 20.000 /batang = Rp 900.000,00
Selai Coklat 27 bungkus x Rp 15.000 /bungkus = Rp 405.000,00
Selai Nanas 27 bungkus x Rp 15.000 /bungkus = Rp 405.000,00
Selai Blueberry 27 bungkus x Rp 15.000 /bungkus = Rp 405.000,00
Selai Strawberry 27 bungkus x Rp 15.000 /bungkus = Rp 405.000,00
Total biaya bahan baku Rp 10.698.000,00
Biaya Bahan Penolong
Plastik Kemasan 2.702 lbr x Rp 400 /lbr = Rp 1.080.800,00
Lanjutan
Total biaya bahan penolong Rp 1.080.800,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Produksi 3 Rp800.000 /bln x 19,27% Rp 462.480,00
Total biaya tenga kerja langsung Rp 462.480,00
Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik tetap
Biaya listrik Rp 1.027,10 /bln x 19,27% = Rp 197,92
Biaya air Rp 20.000,00 /bln x 19,27% = Rp 3.854,00
Biaya telepon Rp 7.680,00 /bln x 19,27% = Rp 1.479,94
Depresiasi aktiva tetap
Bangunan Rp 416.666,67 /bln x 19,27% = Rp 80.291,67
Mesin Mixer Rp 100.000,00 /bln x 19,27% = Rp 19.270,00
Gas Deck Oven Rp 200.000,00 /bln x 19,27% = Rp 38.540,00
Total biaya overhead pabrik tetap Rp 143.633,52
Biaya overhead pabrik variabel
Biaya listrik Rp 189.794,58 /bln x 19,27% = Rp 36.573,42
Biaya air Rp 56.000,00 /bln x 19,27% = Rp 10.791,20
Biaya telepon Rp 32.320 /bln x 19,27% = Rp 6.228,06
Biaya gas elpiji Rp 1.820.000 /bln x 19,27% = Rp 350.714,00
Total Biaya overhead pabrik variabel Rp 404.306,68
Total biaya overhead pabrik Rp 547.940,20
Total Biaya Produksi Rp 12.789.220,20
Sumber: Sabita Bakery Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
56
c. Roti manis
d. Roti kering
Tabel 4.40. Perhitungan Biaya Produksi Roti Choco Chips Sabita Bakery
Banjarmasin Bulan Januari 2019
Hal ini berarti bahwa biaya overhead pabrik tetap tersebut telah
digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 455 bungkus
dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan produk dalam proses.
Dengan demikian ekuivalensi biaya overhead pabrik tetap roti
choco chips adalah 455 bungkus + (0 x 100%) = 455 bungkus.
5) Biaya overhead pabrik variabel
a) Biaya overhead pabrik variabel untuk memproduksi roti tawar
pada bulan Januari sebesar Rp529.773,93 dapat menyelesaikan
3.540 produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan
tingkat penyelesaian biaya overhead pabrik variabel sebesar
100%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead pabrik variabel
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 3.540 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan
produk dalam proses. Dengan demikian ekuivalensi biaya
overhead pabrik variabel roti tawar adalah 3.540 bungkus + (0 x
100%) = 3.540 bungkus.
b) Biaya overhead pabrik variabel untuk memproduksi roti bantal
pada bulan Januari sebesar Rp404.306,68 dapat menyelesaikan
2.702 produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan
tingkat penyelesaian biaya overhead pabrik variabel sebesar
100%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead pabrik variabel
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi
sebesar 2.702 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan
produk dalam proses. Dengan demikian ekuivalensi biaya
overhead pabrik variabel roti bantal adalah 2.702 bungkus + (0
x 100%) = 2.702 bungkus.
c) Biaya overhead pabrik variabel untuk memproduksi roti manis
pada bulan Januari sebesar Rp324.368,51 dapat menyelesaikan
2.167 produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan
tingkat penyelesaian biaya overhead pabrik variabel sebesar
100%. Hal ini berarti bahwa biaya overhead pabrik variabel
66
Tabel 4.46. Laporan Biaya Produksi Roti Tawar Bulan Januari 2019
Sabita Bakery Banjarmasin
Data Produksi :
Dimasukkan dalam proses 3.540
Produk jadi yang ditransfer kegudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 3.540
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang
3.540 x Rp 6.024,01 Rp 21.324.980,81
Jumlah biaya produksi yang dibebankan
dalam bulan Januari 2019 Rp 21.324.980,81
Tabel 4.47. Laporan Biaya Produksi Roti Bantal Bulan Januari 2019
Sabita Bakery Banjarmasin
Data Produksi :
Dimasukkan dalam proses 2.702
Produk jadi yang ditransfer kegudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 2.702
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang
2.702 x Rp 4.733,24 Rp 12.789.220,20
Jumlah biaya produksi yang dibebankan
dalam bulan Januari 2019 Rp 12.789.220,20
Tabel 4.48. Laporan Biaya Produksi Roti Manis Bulan Januari 2019
Sabita Bakery Banjarmasin
Data Produksi :
Dimasukkan dalam proses 2.167
Produk jadi yang ditransfer kegudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 2.167
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang
2.167 x Rp 4.298,31 Rp 9.314.443,30
Jumlah biaya produksi yang dibebankan
dalam bulan Januari 2019 Rp 9.314.443,30
Tabel 4.49. Laporan Biaya Produksi Roti Kering Bulan Januari 2019
Sabita Bakery Banjarmasin
Data Produksi :
Dimasukkan dalam proses 715
Produk jadi yang ditransfer kegudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 715
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang
715 x Rp 2.616,32 Rp 1.870.667,91
Jumlah biaya produksi yang dibebankan
dalam bulan Januari 2019 Rp 1.870.667,91
Tabel 4.50. Laporan Biaya Produksi Roti Choco Chips Bulan Januari 2019
Sabita Bakery Banjarmasin
Data Produksi :
Dimasukkan dalam proses 455
Produk jadi yang ditransfer kegudang
Produk dalam proses akhir
Jumlah produk yang dihasilkan 455
Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer kegudang
455 x Rp 3.569,59 Rp 1.624.163,37
Jumlah biaya produksi yang dibebankan
dalam bulan Januari 2019 Rp 1.624.163,37
d. Biaya produksi roti kering dalam bulan Januari 2019, dicatat dengan
jurnal sebagai berikut:
1) Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku roti kering
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp 1.138.500,00
Persediaan bahan baku Rp 1.138.500,00
76
3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung roti choco chips
Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung Rp 78.000,00
Gaji dan upah Rp78.000,00
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian berkenaan dengan perhitungan harga pokok per
bungkus roti tawar, roti bantal, roti manis, roti kering dan roti choco chips
dengan menggunakan metode harga pokok proses, telah diketahui bahwa penulis
mencoba mengambil kesimpulan dari semua hal yang telah dibahas dan dari
hasil penelitian tersebut, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
9. Sabita Bakery Banjarmasin yang berdiri pada tanggal 9 April 2008
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur yang
memproduksi dan menjual berbagai macam roti yang terdiri berbagai rasa dan
bentuk.
10. Sabita Bakery Banjarmasin masih kurang tepat dalam melakukan
perhitungan harga pokok produk, karena tidak menggolongkan biaya yang
sesuai dengan konsep akuntansi biaya. Seperti biaya bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja dan Sabita Bakery Banjarmasin menggolongkan
biaya listrik, biaya air, biaya telepon, dan biaya gas elpiji dalam biaya lain-
lain sedangkan dalam konsep akuntansi biaya termasuk dalam biaya overhead
pabrik.
11. Penggolongan biaya produk menurut perusahaan adalah biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lain.
12. Sabita Bakery Banjarmasin menggolongkan unsur biaya bahan penolong ke
dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja non produksi atau biaya tenaga
kerja tidak langsung dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja bagian produksi
atau biaya tenaga kerja langsung dan masih belum melakukan perhitungan
penyusutan aktiva tetap, padahal biaya penyusutan ini merupakan biaya
overhead pabrik dan tidak menghitung penyusutan depresiasi aktiva tetap
yang seharusnya dibebankan ke dalam biaya overhead pabrik.
78
79
13. Perhitungan harga pokok produk roti tawar, roti bantal, roti manis, roti
kering dan roti choco chip menurut perusahaan dan penulis disajikan dalam
tabel berikut:
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat penulis
berikan dengan harapan dapat dijadikan pertimbangan dalam proses
pengambilan kebijakan atau keputusan yang mungkin bisa diterapkan di Sabita
Bakery Banjarmasin dimasa yang akan datang. Saran tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sabita Bakery Banjarmasin hendaknya melakukan penggolongan biaya yang
sesuai dengan konsep akuntansi biaya karena penggolongan biaya sangat
berpengaruh dalam perhitungan harga pokok produk yang lebih baik dan
untuk penentuan harga jual yang tepat.
2. Sabita Bakery Banjarmasin sebaiknya melakukan perhitungan harga pokok
produksi yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya, hal ini dilakukan agar
Sabita Bakery Banjarmasin dapat meminimalkan pembebanan pada biaya
produksi sekaligus meningkatkan potensi laba, selain itu perusahaan juga
mampu mengetahui penentuan harga jual produk yang sesungguhnya.
3. Sabita Bakery Banjarmasin sebaiknya memasukkan biaya depresiasi aktiva
tetap dalam perhitungan harga pokok produk karena biaya depresiasi aktiva
tetap merupakan elemen penting dalam menghitung biaya overhead pabrik
80
agar perhitungan harga pokok produk akan lebih akurat. Kemudian dalam
perhitungan penetapan harga jual menjadi lebih baik serta mampu
memaksimalkan laba yang di harapkan.
4. Sabita Bakery Banjarmasin sebaiknya tidak memasukkan perhitungan biaya
tenaga kerja non produksi seperti biaya gaji penjualan.
5. Sabita Bakery Banjarmasin sebaiknya mengganti biaya lain-lain dengan
biaya overhead pabrik yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Meilita. 2018. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Bungkus Roti Dengan
Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Full-Costing Pada Shireen Bakery
Banjarmasin. Tugas Akhir Pada Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dewi, Sofia Prima dan Septian Bayu Kristanto. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi 2.
Bogor: In Media.
Firdayanti, Maulina. 2017. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Bungkus Roti
Dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada Ivanna Bakery
Banjarmasin. Tugas Akhir Pada Politeknik Negeri Banjarmasin.
Mifta Magfirah dan Fazli Syam BZ. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok
Produksi Dengan Penerapan Metode Full Costing Pada UMKM kota Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 1 (2), 59-70.
Mulyadi. 2016. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Pradana Setiadi, David P.E. Saerang dan Treesje Runtu. 2014. Perhitungan Harga
Pokok Produksi Dalam Penentuan Harga Jual Pada CV. Minahasa Mantap
Perkasa. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 14 (2), 70-81.
Raiborn, Cecily A. dan Michael R. Kinney. 2011. Akuntansi Biaya Dasar dan
Perkembangan. Jakarta: Salemba Empat.
81
Somantri, Hendi. 2011. Akuntansi SMK Seri C - Penghitungan dan Pencatatan
Biaya
Produksi Metode Harga Pokok Pesanan dan Metode Harga Pokok Proses.
Jakarta: Armico.
Yuliyanti dan Rishi Septa Saputra. 2017. Analisis Harga Pokok Produksi Roti
Berdasarkan Metode Full Costing dan Variable Costing. Jurnal Online
Akuntan, 2 (2), 229-236.
82
Lampiran 1. Surat Balasan Ijin Penelitian
83
Lampiran 2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
84
Lampiran 3. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 1)
85
Lampiran 4. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 2)
86
87
Lampiran 5. Lembar Saran Anggota Penguji 1 Tugas Akhir
88
Lampiran 6. Lembar Saran Anggota Penguji 2 Tugas Akhir
89
Lampiran 7. Denah Perusahaan
90
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Henny Susilowati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 09 Oktober 1998
4 Alamat Jl. Belitung Darat GG Bina Warga 2 RT 27 RW 02 No. 58
5 NIM D010316012
6 Program Studi Akuntansi
7 Alamat E-mail hennysusilowati09@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 0812-9049-1077
9 Nama Ayah Hartono
B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kota Th. Lulus
SD SDN BELITUNG SELATAN 5 BANJARMASIN 2010
SLTP SMP NEGERI 5 BANJARMASIN 2013
SLTA SMKS MAESTRO ISLAMIC SCHOOL BANJARMASIN 2016
Tertanda,
Henny Susilowati