Anda di halaman 1dari 99

ANGGARAN BAHAN BAKU PADA IYAN

SASIRANGAN BANJARMASIN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Ahli Madya pada Program Studi
Akuntansi

Oleh :

AISYAH RIZKYA
D010316032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2019

i
ANGGARAN BAHAN BAKU PADA IYAN
SASIRANGAN BANJARMASIN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Ahli Madya pada Program Studi
Akuntansi

Oleh :

AISYAH RIZKYA
D010316032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2019

ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR

ANGGARAN BAHAN BAKU PADA IYAN SASIRANGAN


BANJARDIASIN
Yang disusun olch:

Nalna :AISYAH RIZKYA


NIⅣ I :D010316032
Program Studi :D3AKUNTANSI
Tclぬ dinyatakan lulus dalant sidang u1lan Tugas Akhir di Jurusan Akuntansi

・ dengan predik江
Politcknik Negc五 Bttarllnasin pada tanggal .… …………………

……・……dan ditcrima scbagd salah satu syarat untuk mcmperoleh gelar Ahli
Madya(A.Md).

1 122002

Tim Penguji dan Pembimbing

Ketua Penguji Widya Ais Sahla, SE, M.Sc


NIP 198802282014042002

Anggota Penguji Rusman IIwansyah,SE,MM


NIP 197203032014091002

Pembimbing I Noor Safrina,SE,MM,VISA


NIP 197203281999032002

Pembimbing II 1 Ndliya Nikmah,S.Pd,M.Pd


NIP 198012092005012002

lV
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Tugas Akhir ini merupakan hasil dari karya asli saya untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Banjarmasin.
Tugas Akhir ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan lain
oleh siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan
sebagaimana mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin.

Banjarmasin, ..................
Yang membuat pernyataan,

Aisyah Rizkya
NIM D010316032

v
MOTTO

“ Sebuah Keberhasilan adalah Terus Belajar dan Tak Kenal Putus Asa”

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, dengan ini
saya persembahkan Tugas Akhir ini untuk kedua orang tua tercinta, terimakasih
atas limpahan kasih sayang dan doa yang selalu dipanjatakan. Sebagai bakti,
hormat, dan rasa terimakasih, saya persembahkan karya kecil ini untuk orang tua
yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan yang tak terhingga, yang tidak
mungkin dapat saya balas, hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
persembahan ini semoga menjadi langkah awal untuk membuat ayah dan ibu
bangga.
Terimakasih ayah dan ibu.

vii
ABSTRAK

AISYAH RIZKYA (D010316032). PERHITUNGAN ANGGARAN BAHAN


BAKU PADA IYAN SASIRANGAN BANJARMASIN. Tugas Akhir, Program
Studi D3 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin,
2019.

Tujuan penelitian ini adalah menghitung anggaran bahan baku jenis kain katun
satin dan kain katun sutra pada Iyan Sasirangan Banjarmasin tahun 2019. Selama
ini Iyan Sasirangan Banjarmasin belum pernah membuat perencanaan terhadap
proses produksi dan pembelian bahan baku sehingga tidak bisa menentukan berapa
keperluan bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi tahun berikutnya,
sehingga terjadi penumpukkan bahan baku di gudang.
Kerangka pemikiran (teoritis) penelitian ini adalah membandingkan
perhitunggan anggaran penjualan dengan pendekatan tiga metode yaitu metode
least square, metode moment, dan metode kuadrat yang selanjutnya dihitung
menggunakan Standar Kesalahan Forecast (SKF) untuk menentukan metode yang
paling sesuai dari ketiga metode tersebut dengan mengambil nilai yang lebih kecil.
Setelah itu meramalkan produksi berdasarkan tahun-tahun sebelumnya dan
menghitung anggaran bahan baku dalam produksi satu periode.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan berdasarkan perhitungan nilai Standar
Kesalahan Forecast (SKF) metode yang paling tepat digunakan adalah metode
kuadrat untuk untuk kedua jenis kain yaitu kain katun satin dan kain katun sutra
karena memiliki nilai SKF terkecil. Pada perhitungan anggaran bahan baku tahun
2019 pada perhitungan anggaran pemakaian bahan baku tahun 2019 adalah untuk
kain sasirangan katun satin sebanyak 11.150 meter kain polos, 5.575 roll benang,
1.672 ons napthol , 1.672 ons frozen dan 1.672 ons indantherene. Sedangkan untuk
kain sasirangan katun sutra sebanyak 10.684 meter kain polos, 5.342 roll benang,
1.602 ons napthol, 1.602 ons frozen , dan 1.602 ons indantherene.

Kata kunci : Anggaran, Penjualan, Produksi, dan Bahan Baku

viii
ABSTRACT

AISYAH RIZKYA (D010316032). CALCULATION OF RAW MATERIAL


BUDGET IN IYAN SASIRANGAN BANJARMASIN. Final Project,
Accounting D3 Study Program, Accounting Department, Banjarmasin State
Polytechnic, 2019.

The purpose of this study was to calculate the budget for raw materials kind of
cotton satin and silk cotton fabrics from Iyan Sasirangan Banjarmasin in 2019.
During this time Iyan Sasirangan Banjarmasin had never made a plan for the
production and purchase of raw materials so that it could not determine the required
raw materials for the following year's production process, resulting a buildup of raw
materials in the warehouse.
The theoretical framework of this study is to compare sales budget calculations
with a three-method approach, namely the least square method, moment method,
and quadratic method which is then calculated using the Standard Error Forecast
(SKF) to determine the most suitable method of the three methods by taking the
value smaller ones. After that, forecast production based on previous years and
calculate the budget for raw materials in one period of production.
From the results of the study, it can be concluded that based on the calculation
of the Standard Error Forecast (SKF) value the most appropriate method used is the
quadratic method for both types of fabrics, namely cotton satin fabric and silk cotton
fabric because it has the smallest SKF value. The calculation of the 2019 raw
material budget for the calculation of the 2019 raw material usage budget is for
11,150 meters of plain satin cotton fabric, 5,575 thread rolls, 1,672 ounces of
napthol, 1,672 frozen ounces and 1,672 ounces of indantherene. As for silk cotton
sasirangan fabrics there were 10,684 meters of plain cloth, 5,342 thread rolls, 1,602
ounces of napthol, 1,602 ounces of frozen, and 1,602 ounces of indantherene.

Keywords : Budget, Sales, Production, and Raw Materials

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan Kehadirat ALLAH SWT atas limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan judul “Anggaran Bahan Baku pada Iyan Sasirangan
Banjarmasin “ Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Akuntansi pada Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari hambatan serta kesulitan,
namun berkat bantuan, bimbingan, nasihat, saran dan doa serta kerjasama dari
berbagai pihak, segala hambatan tersebut dapat penulis atasi dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kata sempurna. Maka
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak Politeknik Negeri Banjarmasin khususnya kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang membantu dengan memberikan doa, materi,
dan dukungan moril.
2. Bapak Joni Riadi, ST., MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri banjarmasin.
4. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd,. M.Pd . Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin.
5. Bapak Rusman Irwansyah, SE., MM selaku wali kelas penulis yang telah
memberikan masukkan, arahan, dan doa.
6. Ibu Noor Safrina, SE., MM., MSA dan Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd selaku
dosen pembimbing yang telah banyak mengorbankan waktu dan tenaga
untuk membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf - staf Jurusan Akutansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.

x
8. Bapak Sarkiannor, selaku pimpinan Iyan Sasirangan Banjarmasin yang
telah mengizinkan penulis melakukan penelitian tugas akhir serta bersedia
memberikan informasin dan data yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
9. Sahabat pejuang A.Md yaitu Agnes Dyah Ayuningtyas, Era Epipanias,
Normala, Nova Herlinda, Nadia Putri Anggraeni, dan Poni Sriatun yang
saling memberi semangat dan motivasi selama 3 tahun berada di Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
10. Teman- teman angkatan tahun 2016 kelas B akuntansi yang selalu
memberikan inspirasi dan semangat.
Tugas Akhir ini belum sempurna sehingga segala kritik dan saran dari
semua pihak yang sifatnya membangun demi pembelajaran kedepannya.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya,
khususnya bagi Mahasiswa/I Program Studi Diploma III Akuntansi.

Banjarmasin, Juli 2019

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................. i


Halaman Judul ................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan Tugas Akhir................................................................... iii
Halaman Pengesahan Tugas Akhir .................................................................. iv
Halaman Pernyataan Keaslian ......................................................................... v
Halaman Motto ................................................................................................ vi
Halaman Persembahan .................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................ viii
Abstract ........................................................................................................... ix
Kata Pengantar ................................................................................................ x
Daftar Isi .......................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................... xv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xviii

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Pemasalahan .......................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5


A. Landasan Teori ...................................................................... 5
1. Pengertian Umum Anggaran ............................................ 5
2. Keunggulan Anggaran ...................................................... 5
3. Fungsi Anggaran .............................................................. 6
a. Planning (Perencanaan) ............................................... 7
b. Organizing (Pengorganisasian) .................................... 7
c. Actuating (Menggerakkan) ......................................... 7
d. Controlling (Pengendalian) .......................................... 7
4. Jenis Anggaran ................................................................. 7
a. Segi dasar penyusunan ................................................. 7
b. Segi cara penyusunan .................................................. 8
c. Segi jangka waktu ........................................................ 8
d. Segi bidang .................................................................. 8
e. Segi kemampuan menyusun ........................................ 9
f. Segi fungsi ................................................................... 9
g. Segi metode penentuan harga pokok produk ............... 9
5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh ..................................... 10
a. Tingkat kesulitan .......................................................... 10
b. Partisipasi manajemen puncak ................................... 10

xii
c. Keadilan ..................................................................... 10
d. Kesulitan departemen anggaran ................................. 10
e. Struktur organisasi...................................................... 10
f. Sumber daya perusahaan ............................................ 11
6. Anggaran Penjualan ......................................................... 11
a. Faktor mempengaruhi anggaran penjualan ................ 11
b. Analisis trend ............................................................. 13
c. Standar kesalahan forecasting (SKF) ........................ 14
7. Anggaran Produksi ........................................................... 15
8. Anggaran Bahan Baku ...................................................... 17
a. Anggaran Pemakaian Bahan Baku ............................. 17
b. Anggaran Pembelian Bahan Baku .............................. 17
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................... 18

BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................... 21


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................... 21
B. Variabel Penelitian ........................................................... 21
1. Anggaran Bahan Baku ................................................ 21
a. Anggaran pemakaian bahan baku ......................... 21
b. Anggaran pembelian bahan baku .......................... 21
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................... 22
1. Data Primer ............................................................... 22
2. Data Sekunder ........................................................... 22
D. Metode Pengumpulan Data .............................................. 22
1. Teknik Wawancara ................................................... 22
2. Teknik Observasi .................................................... 23
3. Teknik Dokumentasi ............................................... 23
E. Teknik Analisis Data ........................................................ 23
1. Menggunakan 3 Metode .............................................. 23
a. Metode least square .............................................. 23
b. Metode moment ..................................................... 24
c. Metode kuadrat...................................................... 24
2. Standar Kesalahan Forecasting (SKF) ....................... 24
3. Persentase Rata-rata .................................................... 25
4. Menyusun Anggaran Produksi .................................... 25
5. Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku ..... 25

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 27


A. Hasil Penelitian ................................................................ 27
1. Gambaran Umum Perusahaan ................................... 27
2. Struktur Organisasi Perusahaan ................................ 27
a. Pimpinan............................................................... 29
b. Bagian Administrasi dan Keuangan ..................... 29
c. Bagian Produksi ................................................... 30
d. Bagian Pemasaran dan Penjualan ......................... 31
3. Tenaga Kerja ............................................................ 31
xiii
a. Jumlah karyawan ............................................... 32
b. Jam kerja karyawan............................................ 32
4. Sarana Peralatan Produksi........................................ 32
a. Bahan-bahan ...................................................... 32
b. Alat .................................................................... 33
5. Proses Produksi ........................................................ 33
a. Pembuatan Motif ............................................. 34
b. Menyirang/ Penjahita ...................................... 34
c. Pewarnaan ....................................................... 34
d. Finishing.......................................................... 35
6. Gambaran Data ........................................................ 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 38
1. Perhitungan Anggaran Penjualan .............................. 39
2. Perhitungan Anggaran Produksi ................................ 54
3. Perhitungan Anggaran Bahan Baku .......................... 58

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 67


A. Simpulan ........................................................................... 67
B. Saran ................................................................................. 68

Daftar Pustaka

Lampiran - Lampiran

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 18

Tabel 4.1 Nama Karyawan Iyan Sasirangan Banjarmasin ............................. 29

Tabel 4.2 Daftar Tenaga Kerja Iyan Sasirangan Banjarmasin ...................... 32

Tabel 4.3 Data Tingkat Produksi Sasirangan yang Belum Habis Terjual
Tahun 2013-2018 ............................................................................. 35

Tabel 4.4 Data Tingkat Produksi dan Data Penjualan Kain Katun Satin
dan Katun Sutra Tahun 2013-2018 (Per 2 Meter Kain) ................ 35

Tabel 4.5 Data Tingkat Produksi Sasirangan Tahun 2013 – 2018 (Per 2
Meter Kain) ..................................................................................... 36

Tabel 4.6 Data Tingkat Penjualan Sasirangan Tahun 2013-2018 (Per 2


Meter Kain) .................................................................................... 36

Tabel 4.7 Data Penjualan Kain Katun Satin Perbulan Tahun 2013-2018 ....... 37

Tabel 4.8 Data Penjualan Kain Katun Sutra Perbulan Tahun 2013-2018 ....... 37

Tabel 4.9 Data Harga Jual Kain Sasirangan Tahun 2013-2018 ..................... 38

Tabel 4.10 Forecast Penjualan Katun Satin dengan Metode Least Square .... 39

Tabel 4.11 Rumus Forecast Penjualan Metode Least Square ........................ 39

Tabel 4.12 Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Satin Metode Least
Square ........................................................................................... 39

Tabel 4.13 Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode Moment .... 40

Tabel 4.14 Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode
Moment ......................................................................................... 40

Tabel 4.15 Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode
Moment ......................................................................................... 41

Tabel 4.16 Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode Kuadrat .... 41

xv
Tabel 4.17 Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode
Kuadrat .................................................................................... 42

Tabel 4.18 Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode
Kuadrat .......................................................................................... 42

Tabel 4.19 Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan Metode Least
Square ........................................................................................... 43

Tabel 4.20 Rumus Forecast Penjualan Kain Kain Katun Sutra dengan Metode
Least Square .................................................................................. 43

Tabel 4.21 Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan Metode
Least Square .................................................................................. 44

Tabel 4.22 Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan Metode Moment ... 44

Tabel 4.23 Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan Metode
Moment ......................................................................................... 45

Tabel 4.24 Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan


Metode Moment ............................................................................ 45

Tabel 4.25 Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan Metode Kuadrat ... 46

Tabel 4.26 Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan Metode
Kuadrat ........................................................................................ 46

Tabel 4.27 Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan Metode
Kuadrat ......................................................................................... 46

Tabel 4.28 Tabel Komparatif Forecast Penjualan Tahun 2019 ...................... 47

Tabel 4.29 Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Satin Metode Least
Square ........................................................................................... 48

Tabel 4.30 Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Satin Metode Moment .. 48

Tabel 4.31 Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Satin Metode Kuadrat .. 49

Tabel 4.32 Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Sutra Metode Least
Square ........................................................................................... 50

Tabel 4.33 Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Sutra Metode Moment ... 50

xvi
Tabel 4.34 Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Sutra Metode Kuadrat ... 51

Tabel 4.35 Hasil Perhitungan SKF Penjualan Kain Sasirangan Tahun 2019 .. 51

Tabel 4.36 Rencana Penjualan Kain Katun Satin Tahun 2019 ....................... 52

Tabel 4.37 Rencana Penjualan Kain Katun Sutra Tahun 2019 ........................ 53

Tabel 4.38 Anggaran Penjualan Kain Katun Satin Tahun 2019 ...................... 53

Tabel 4.39 Anggaran Penjualan Kain Katun Sutra Tahun 2019 ...................... 54

Tabel 4.40 Anggaran Produksi Kain Katun Satin dengan Kebijaksanaan


Stabilitas Tingkat Persediaan Tahun 2019 .................................... 56

Tabel 4.41 Anggaran Produksi Kain Katun Sutra dengan Kebijaksanaan


Stabilitas Tingkat Persediaan Tahun 2019 .................................... 57

Tabel 4.42 Anggaran Pemakaian Bahan Baku Kain Sasirangan Katun Satin
Tahun 2019.................................................................................... 59

Tabel 4.43 Anggaran Pemakaian Bahan Baku Kain Sasirangan Katun Sutra
Tahun 2019.................................................................................... 60

Tabel 4.44 Anggaran Pembelian Bahan Baku Kain Polos Katun Satin Tahun
2019 .............................................................................................. 62

Tabel 4.45 Anggaran Pembelian Bahan Baku Kain Polos Katun Sutra Tahun
2019 ............................................................................................... 63

Tabel 4.46 Anggaran Pembelian Bahan Baku Benang Tahun 2019 ............... 63

Tabel 4.47 Anggaran Pembelian Bahan Baku Napthol Tahun 2019 ............... 64

Tabel 4.48 Anggaran Pembelian Bahan Baku Frozen Tahun 2019 ................. 64

Tabel 4.49 Anggaran Pembelian Bahan Baku Indantherene Tahun 2019 ....... 65

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Balasan Ijin Penelitian Perusahaan ................................... 71

Lampiran 2. Surat Keterangan Tempat Usaha ............................................... 72

Lampiran 3. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 1) ..................... 73

Lampiran 4. Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 2) ..................... 75

Lampiran 5. Lembar Saran Anggota Penguji 1 Proposal Tugas Akhir .......... 76

Lampiran 6. Lembar Saran Anggota Penguji 2 Proposal Tugas Akhir .......... 77

Lampiran 7. Denah Perusahaan ....................................................................... 78

Lampiran 8. Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 79

Lampiran 9 . NPWP ........................................................................................ 80

Lampiran 10. Foto Perusahaan......................................................................... 81

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Begitu banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia
dengan berbagai bidang usaha yang masing-masing memiliki aktivitas
berbeda-beda. Mulai dari membeli suatu barang dari pemasok dan dijual
kembali ke konsumen (perusahaan dagang), selain itu ada suatu usaha yang
kegiatan nya menjual produk yang tidak berwujud (perusahaan jasa), dan ada
juga perusahaan yang aktivitasnya mengelola bahan mentah atau bahan baku
menjadi barang jadi yang siap dijual ke konsumen (perusahaan manufaktur)
(Rudianto,2010:4).
Perusahaan manufaktur memiliki beberapa ciri yang cukup berbeda
dengan perusahaan jasa dan dagang. Di perusahaan manufaktur secara umum
lebih kompleks menyusun struktur biaya dalam memproduksinya
dibandingkan dengan perusahaan dagang dan jasa (Rudianto,2010:15).
Untuk memperoleh keuntungan/ laba sebesar-besarnya bagi perusahaan,
setiap perusahaan tentunya memiliki visi dan misi serta tujuan yang telah
ditentukan, agar perusahaan yang didirikan tersebut dapat mecapai tujuannya
semaksimal mungkin dan bisa terus tumbuh berkembang sehingga dapat
mempertahankan umur perusahaan itu dapat bertahan lebih lama.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi untuk mencapai tujuan
tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelancaran
dalam proses produksi. Menurut Yuliana (2014:3) dalam Winanda (2017)
mengemukakan bahwa kelancaran produksi sangat penting bagi perusahaan
karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba perusahaan. Apabila
proses produksi tersebut berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan akan
tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka
tujuan perusahaan tidak akan tercapai, sedangkan kelancaran proses produksi
tersebut dipengaruhi oleh ada tidaknya bahan baku produksi yang dimiliki

1
2

perusahaan. Menurut Nunung dan Richard (2010:1) dalam Winanda (2017)


mengemukakan bahwa dengan adanya bahan baku yang sesuai dengan jumlah
kebutuhan proses produksi, tersedia tepat waktu saat dibutuhkan dan memiliki
kualitas tinggi, tentunya sangat mendukung proses produksi dapat berjalan
dengan lancar. Cara penyelenggaraan bahan baku setiap perusahaan berbeda-
beda baik dalam jumlah unit bahan baku yang ada pada perusahaan maupun
pengelolaan dan manajemennya. Tersedianya bahan baku utama yang cukup
merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran proses produksi.
Proses produksi selalu membutuhkan bahan baku, sedangkan dalam
persediaan bahan baku seringkali terjadi masalah yang tidak terduga yaitu
kekurangan bahan baku dan mengakibatkan proses produksi tidak dapat
berjalan dengan lancar. Seperti yang dikemukakan Yuwono dan Riyadi
(2013:4) dalam Winanda (2017) bahwa jika ada persediaan bahan baku yang
terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan akan menambah biaya untuk
persediaan seperti biaya pemesanan (ordering costs) dan biaya penyimpanan
(carrying costs), serta kemungkinan terjadinya keusangan dan kualitas yang
tidak bisa dipertahankan, sehingga semuanya ini dapat mengurangi
keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, Menurut (Putri,2015:5)
dalam Winanda (2017) persediaan bahan baku yang terlalu kecil dalam
perusahaan akan mengakibatkan kemacetan dalam proses produksi, sehingga
perusahaan akan mengalami kerugian juga. Masalah tersebut tentunya sangat
berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan
Iyan Sasirangan merupakan salah satu contoh perusahaan manufaktur
yang memproduksi dan menjual kain sasirangan dengan berbagai macam jenis
kain bermotif-motif. Seperti yang kita ketahui kain sasirangan adalah kerajinan
dari kain yang memiliki corak atau berpola yang pengerjaannya diolah secara
tradisional, kain ini adalah ciri khas dari Kalimantan Selatan.
Selama ini Iyan Sasirangan Banjarmasin belum pernah menghitung
anggaran bahan baku sehingga terlalu banyak bahan baku yang menumpuk di
gudang dan banyaknya kain sasirangan yang belum terjual ditahun yang lalu.
Jika terlalu lama kain sasirangan tidak terjual maka warna kain akan mulai
3

pudar dan motif sasirangan akan ketinggalan zaman karena motif sasirangan
ini tiap tahun selalu berubah- ubah tergantung musim dan trend tiap tahun.
Maka untuk menghindari hal tersebut Iyan Sasirangan Banjarmasin harus
membuat penyusunan perkiraan kebutuhan bahan baku sesuai keperluan
proses produksi yang akan datang. Oleh karena itu, perhitungan anggaran
penjualan, anggaran produksi dan anggaran bahan baku sangat lah penting di
dalam perusahaan manufaktur ini.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
berjudul “Anggaran Bahan Baku pada Iyan Sasirangan Banjarmasin”
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menemukan
permasalahan yang ada pada Iyan Sasirangan Banjarmasin yaitu banyaknya
sisa bahan baku di gudang dan sisa produksi kain sasirangan yang mengakibat
kerusakan pada bahan baku jika terlalu lama disimpan di gudang. Maka
penulis mencoba untuk membantu Iyan Sasirangan Banjarmasin,
mengupayakan menyelesaikan masalah tersebut, dengan cara menyarankan
untuk membuat perhitungan anggaran bahan baku. Dalam literatur, untuk
melakukan perhitungan anggaran bahan baku untuk 2 jenis kain yaitu kain
katun satin dan kain katun sutra harus memperhitungkan forecast Penjualan
melalui 3 metode yaitu metode least square, metode moment, dan metode
kuadrat untuk menentukan metode mana yang sesuai digunakan untuk standar
kesalahan forecasting (SKF) berdasarkan anggaran penjualan dan anggaran
produksi kain sasirangan pada Iyan Sasirangan Banjarmasin pada periode 6
tahun kebelakang yaitu tahun 2013-2018 untuk dianggarkan pada tahun yang
akan datang yaitu periode 2019.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, rumusan masalah dari
penulisan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perhitungan anggaran pemakaian bahan baku pada Iyan
Sasirangan Banjarmasin pada periode tahun 2019?
4

2. Bagaimana perhitungan anggaran pembelian bahan baku pada Iyan


Sasirangan Banjarmasin pada periode tahun 2019?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menghitung anggaran pemakaian bahan baku yang akan digunakan
pada Iyan Sasirangan Banjarmasin pada periode tahun 2019.
2. Untuk menghitung anggaran pembelian bahan baku yang akan dibeli
untuk Iyan Sasirangan Banjarmasin pada periode tahun 2019.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pemahaman
wawasan perhitungan anggaran bahan baku untuk Iyan Sasirangan
Banjarmasin dalam melakukan produksi kain sasirangan untuk periode
yang akan datang agar tidak mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
2. Bagi Pengembangan IPTEK
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
anggaran bahan baku untuk mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin
khusus nya Diploma III Program Studi Akuntansi.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan pada masa yang akan mendatang dapat
dijadikan informasi atau sumber acuan bagi peneliti yang ingin
mengambil topik permasalahan yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Umum Anggaran
“Anggaran (budget) adalah ekspresi kuantitatif suatu rencana yang
dinyatakan dalam satuan fisik atau keuangan atau keduanya. Anggaran
merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi
ke dalam bentuk operasional” Siregar (2014: 113).
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik
yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran
(budget) merupakan rencana yang tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga
dinyatakan dalam satuan barang/ jasa” Nafarin (2015: 11).
“Anggaran adalah pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan
yang dibuat manajemen untuk periode tententu” Hery (2015: 619).
Pada umumnya, anggaran adalah suatu rencana kerja organisasi untuk
memperhitungkan dimasa yang akan datang. Yang menunjukan suatu
urutan proses dari tahap yang akan diperlukan sebelum dimulainya
penyusunan rencana kerja, mengumpulkan berbagai data yang akan
digunakan, pembagian tugas, sampai pelaksaanaan rencana kerja tersebut
dilakukan, dan terakhir adalah tahap pengawasan evaluasi dari hasil
pelaksanaan.
2. Keunggulan Anggaran
(Hery, 2015: 620) Menyatakan bahwa anggaran memiliki
keunggulan yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dan
pengendalian kuantitatif terhadap aktivitas perusahaan, yakni sebagai
berikut :

5
6

a. Mencegah terjadinya pemborosan di dalam operasi perusahaan


dan dapat mengatur sistem pengendalian & mengidentifikasi
sumber daya.
Melakukan strategi mengalokasikan sumber daya secara efektif
dan efesien dapat memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan
penghematan-penghematan secara signifikan terhadap sumber daya
yang dimilikinya.
b. Selama periode anggaran dilakukan koordinasi hal-hal yang
dapat memenuhi tujuan organisasi.
Suksesnya suatu organisasi dikarenakan mutlak bahwa semua
yang dirancang dilaksanakan sesuai dengan apa yang akan dilakukan.
Dengan adanya sistem koordinasi yang efektif akan memungkinkan
untuk saling menyeimbangi dalam semua aspek guna mencapai
tujuan organisasi secara totalitas.
c. Menginformasikan perencanaan atau tujuan dan menetapkan
tindakan.
Dengan anggaran, rencana dan tujuan yang sudah dibuat oleh
perusahaan dapat diketahui oleh semua karyawan yang berada di
dalam perusahaan itu, sehingga tiap individu karyawan dapat
melaksanakan perannya masing-masing untuk memperoleh
keseluruhan tujuan organisasi.
d. Pengarahan dan memotivasi penerapan rencana.
Pemimpin hendaknya berperan memberi petunjuk umum,
pengarahan, bimbingan, masukan-masukan kepada karyawannya
karena hal tersebut dapat meningkatkan kinerja mereka dan dapat
melaksanakan sesuai rencana.
3. Fungsi Anggaran
Ada empat fungsi anggaran yang sesuai dengan fungsi manajemen
yaitu:
7

a. Planning (Perencanaan)
Dengan adanya fungsi ini, anggaran dapat merencanakan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai hal ini berkaitan dengan perusahaan
yang akan dihasilkan dimasa mendatang, antara lain yakni
menetapkan produk, bagaimana cara menghasilkannya, sumber daya
yang akan diperlukan, dan sistem memasarkan produk.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Setiap perusahaan harus mencari sumber daya seperti bahan
baku, mesin untuk pengolahan bahan baku, bangunan yang akan
dipakai untuk pengolahan produk, tenaga kerja yang akan
dibutuhkan, dan modal yang dapat menunjang kegiatan perusahaan
tersebut, dengan adanya ini perusahaan dapat merealisasikan rencana
yang telah ditetapkan.
c. Actuating (Menggerakan)
Mengarahkan dan mengelola sumber daya yang telah diperoleh
agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
d. Controlling (Pengendalian)
Memastikan bahwa setiap sumber daya telah dikelola dengan
baik dan efesien dengan rencana yang telah dibuat oleh perusahaan
(Rudianto, 2010: 6).
4. Jenis Anggaran
Anggaran digolongkan kebeberapa jenis dengan tujuan untuk
memudahkan dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhan . Jenis-jenis anggaran adalah sebagai berikut :
a. Jenis anggaran dari segi dasar penyusunan yakni :
Anggaran dari segi dasar penyusunan, terdiri dari dua jenis
yaitu:
1) Anggaran variabel merupakan yang disusun berdasarkan
interval (kisaran), kapasitas (aktivitas) tertentu yang dapat
disesuaikan pada tingkat aktivitas yang berbeda.
8

2) Anggaran tetap bisa juga disebut dengan anggaran statis, ini


disusun berdasarkan tingkat kapasitas tertentu (Nafarin, 2015:
31).
b. Jenis anggaran dari segi cara penyusunan yakni :
Anggaran dari segi cara penyusunan, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran periodik merupakan yang disusun untuk satu periode.
Pada dasarnya disusun setiap akhir periode pada periode satu
tahun.
2) Anggaran kontinu merupakan yang dibuat untuk melakukan
perbaikan atas anggaran yang telah direncanakan (Nafarin,
2015: 32).
c. Jenis anggaran dari segi cara jangka waktu yakni :
Anggaran dari segi cara jangka waktu, terdiri dari dua jenis
yaitu:
1) Anggaran jangka pendek merupakan yang dibuat dengan jangka
waktu yang paling lama sampai satu tahun. Anggaran ini juga
dapat disebut dengan anggaran taktis.
2) Anggaran jangka panjang merupakan yang dibuat dengan
jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Anggaran ini
diperlukan berdasarkan anggaran jangka pendek (Nafarin, 2015:
32).
d. Jenis anggaran dari segi bidang yakni :
Anggaran dari segi bidang, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran operasional merupakan rencana kegiatan atau
aktivitas perusahaan dalam memperoleh pendapatan di periode
tertentu. Anggaran ini menyusun anggaran laba rugi (Rudianto,
2010: 7).
2) Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran
neraca.
Berikut adalah proses hubungan anggaran operasional
dengan anggaran keuangan adalah :
9

a) Anggaran penjualan disusun berdasarkan ramalan


penjualan;
b) Anggaran beban usaha (anggaran beban penjualan) disusun
berdasarkan anggaran penjualan;
c) Anggaran piutang disusun berdasarkan anggaran penjualan;
d) Anggaran produk disusun berdasarkan anggaran sediaan
dan penjualan; dan
e) Anggaran biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya bahan baku disusun berdasarkan
anggaran produk (Nafarin, 2015: 32).
e. Jenis anggaran dari segi kemampuan menyusun yakni :
Anggaran dari segi kemampuan menyusun, terdiri dari dua
jenis yaitu:
1) Anggaran komprehensif rangkaian dari berbagai anggaran yang
telah disusun secara keseluruhan.
2) Anggaran parsial dibuat secara tidak lengkap yang hanya
menyusun anggaran tertentu saja (Nafarin, 2015: 34).
f. Jenis anggaran dari segi fungsi yakni :
Anggaran dari segi fungsi, terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Anggaran tertentu diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak
boleh dipergunakan untuk manfaat yang lain.
2) Anggaran kinerja dibuat berdasarkan fungsi kegiatan yang akan
dilakukan di organisasi (Nafarin, 2015: 34).
g. Jenis anggaran dari segi metode penentuan harga pokok produk
yakni :
Anggaran dari segi metode penentuan harga pokok produk
yaitu:
1) Anggaran tradisional
a) Berdasarkan fungsional dengan menggunakan metode
penghargapokokan penuh (full costing) berfungsi untuk
menyusun anggaran induk dan anggaran tetap.
10

b) Berdasarkan kegiatan dengan menggunakan metode


penghargapokokan kegiatan (activity based costing)
berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran
induk (Nafarin, 2015: 34).
5. Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait didalam proses
penyusunan anggaran yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tingkat kesulitan
Jika anggaran terlalu sulit untuk dicapai mengakibatkan
pelaksana anggaran tidak bersemangat dalam mencapainya. Hal ini
anggaran harus disusun seoptimal dan serealitas mungkin dengan
standar yang mampu dicapai dengan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan.
b. Partisipasi manajemen puncak
Dalam meninjau dan mengesahkan anggaran manajemen
puncak harus berpatisipasi aktif.
c. Keadilan
Tingkat kesulitan diantara para pelaksana harus sejajar, agar
tidak menimbulkan sifat iri antara satu bagian dengan bagian lain
pada pelaksanaan anggaran, agar terciptanya anggaran yang adil dan
efektif.
d. Kesulitan departemen anggaran
Memastikan bahwa anggaran yang telah disiapkan informasi
secara rinci dan akurat agar tidak mengandung kelonggaran dan tidak
terlalu berlebihan.
e. Struktur organisasi
Apabila lebih banyak berpatisipasi dalam perencanaan anggaran
maka semakin merasa lebih efektif berpangaruh dalam melaksanakan
anggaran.
11

f. Sumber daya perusahaan


Untuk merealisasikan perencanaan kerja perusahaan tersebut
pihak manajemen harus bisa memperhitungkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan (Rudianto, 2010: 10).
6. Anggaran Penjualan
Beberapa pengertian anggaran penjualan menurut para ahli yaitu:
Menurut Hery (2015: 627) “Anggaran penjualan merupakan proyeksi
yang disetujui oleh komite anggaran, yang menjelaskan mengenai
besarnya tingkat penjualan yang diharapkan, baik dalam jumlah unit
(kuantitas) maupun jumlah moneter (rupiah)”
Sedangkan menurut (Rudianto, 2010: 48) Anggaran penjualan adalah
perencanaan kerja perusahaan diperiode yang akan datang di bidang
penjualan produk yang dihasilkan perusahaan.
Penjualan dikatakan merupakan ujung tombak karena sebagai
pencapaian tujuan perusahaan dikarenakan merupakan sumber
pendapatan bagi perusahaan. Apabila pendapatan lebih besar daripada
beban maka perusahaan tersebut akan memperoleh laba dan sebaliknya
apabila penjualan lebih kecil daripada beban maka perusahaan akan
mengalami kerugian. Agar memperoleh laba yang maksimal, maka
penjualan diusahakan untuk mencapai target dan beban ditekan serendah-
rendahnya.
a. Faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan
Beberapa faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan yaitu :
1) Faktor pemasaran
Hal yang harus dipertimbangkan dalam faktor pemasaran
adalah:
a) Luas pasar bersifat lokal, nasional, regional, dan
internasional;
b) Keadaan persaingan bersifat monopoli, oligopoli, atau
bebas; dan
12

c) Keadaan konsumen, selera konsumen, tingkat daya beli


konsumen.
2) Faktor keuangan
Hal yang harus diperhatikan yaitu kemampuan modal kerja
yang akan medukung pencapaian target penjualan yang akan
dianggarkan contohnya seperti bahan baku yang akan dibeli,
membayar biaya upah, biaya promosi produk dan lain-lain.
3) Faktor ekonomis
Hal yang harus diperhatikan di faktor ekonomis ini adalah
mengenai meningkatnya penjualan berarti meningkatkan laba
dan sebaliknya.
4) Faktor teknis
Hal yang harus diperhatikan adalah mesin dan alat yang
mampu memenuhi target penjualan,bahan baku dan tenaga kerja
yang telah dianggarkan.
5) Faktor kebijakan perusahaan
Kesepakatan membuat suatu produk dengan kualitas
nomer satu, sehingga kesempatan untuk menjual produk nomer
dua dan nomer tiga menjadi tertutup.
6) Faktor perkembangan penduduk
Meningkatnya kelahiran dapat meningkatkan konsumsi
susu, pakaian, mainan dan lain-lain hal ini juga mempengaruhi
anggaran.
7) Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan (Nafarin 2015:168).
8) Forecast Penjualan.
Untuk menentukan satu periode anggaran, perusahaan
harus memperkirakan dan penyusunan jumlah unit yang akan
dijual dan harga jualnya. Metode yang dapat digunakan menjadi
dua yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
13

Metode yang dapat digunakan dalam forecast penjualan


yaitu, seperti analisis trend dan standar kesalahan penganggaran.
b. Metode analisis trend
Analisis trend adalah merupakan gerakan lamban menaik dan
menurun yang berjangka panjang dan cenderung menuju ke suatu
arah. Berikut adalah metode analisis trend :
1) Metode least square
Rumus forecast penjualan dengan menggunakan metode
least square yakni :
Y = a + bX...............................................................................(1)
Untuk mencari perhitungan nilai a dan b dengan rumus berikut:
∑𝑥𝑦
b=∑𝑥2 .......................................................................................(2)
∑𝑦
a= 𝑛 .........................................................................................(3)

Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengarui) adalah penjualan produk
a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
x = variabel bebas (mempengaruhi)
n = banyak nya data yang dianalisis
2) Metode moment
Rumus forecast penjualan dengan menggunakan metode
moment yakni :
Y= a +bx..................................................................................(1)
∑Y = n.a + b ∑X.....................................................................(4)
∑XY = a ∑X + b ∑𝑥 2 ..............................................................(5)
Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengarui) adalah penjualan produk
a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
x = variabel bebas (mempengaruhi)
14

n = banyaknya data yang dianalisis


3) Metode kuadrat
Rumus forecast penjualan dengan menggunakan metode
kuadrat yakni:
Y= a + bX + c(𝑥)2 .................................................................(6)
∑Y = n.a + c(𝑥)2 ...................................................................(7)
∑𝑥 2 𝑌 = 𝑎 ∑𝑥 2 + 𝑐 ∑𝑥 4.......................................................(8)
∑XY = b∑𝑥 2 ..........................................................................(9)
Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengarui) adalah penjualan produk
a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
x = variabel bebas (mempengaruhi)
n = banyak nya data yang dianalisis
c. Standar kesalahan forecasting ( SKF)
Perhitungan nilai SKF dari ketiga metode dalam analisis trend
yang memberikan nilai terkecil akan menunjukan bahwa metode
tersebut sesuai untuk digunakan dalam menghitung penjualan
forecasting penjualan.
Standar Kesalahan Forecast (SKF) dengan rumus Standar
Kesalahan forecast (SKF) yang akan digunakan yakni :
SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ............................................................(10)
Keterangan :
X = Penjualan nyata
Y = Forecast penjualan
n = banyaknya data yang dianalisis
Perhitungan nilai SKF digunakan untuk menentukan metode
mana yang paling sesuai dari ketiga metode, maka digunakanlah
Standar Kesalahan Forescasting (SKF).
15

7. Anggaran Produksi
Beberapa pengertian anggaran produksi menurut para ahli :
Menurut Nafarin (2015: 182) “Anggaran produksi adalah anggaran
untuk membuat produk jadi dan produk dalam proses dari suatu
perusahaan dalam periode tertentu”.
Sasongko (2011: 34) “Anggaran produksi adalah anggaran yang
disusun oleh perusahaan untuk menentukan jumlah barang jadi yang harus
diproduksi oleh perusahaan” .
Sedangkan Menurut Puspika (2013:1) dan Mahardika (2013:1)
dalam Winanda (2017) Mengemukakan bahwa persediaan merupakan
salah satu hal yang harus diperhatikan dalam suatu proses produksi karena
berpengaruh langsung terhadap kelancaran proses produksi.
Dalam proses perencanaan produksi, organisasi harus
mempertimbangkan beberapa elemen yang bersangkutan, yaitu volume
penjualan yang sudah direncanakan, volume persediaan barang pada awal
dan akhir periode. Hal ini akan mempengaruhi volume produksi dalam
periode tersebut jika ini diabaikan maka akan mengakibatkan volume
produksi menjadi tinggi dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk dapat menyusun anggaran produksi, diperlukan berbagai data dan
informasi sebagai berikut :
a. Estimasi jumlah unit barang jadi yang akan dijual pada periode
yang akan datang.
Data-data jumlah unit barang yang akan terjual dapat diperoleh
dari anggaran penjualan.
b. Estimasi jumlah persediaan barang jadi pada akhir periode
anggaran.
Pada dasarnya, perusahaan memproduksi barang menjadi lebih
banyak dari yang diperkirakan dapat dijual. Perusahaan ingin
menghindari terjadinya kondisi stock out, yaitu kondisi dimana tidak
memiliki persediaan barang ketika perusahaan memperoleh orderan
pembelian lebih banyak dari pelanggan.
16

c. Estimasi jumlah persediaan barang jadi di awal periode


anggaran.
Jumlah persediaan barang jadi di awal periode anggaran adalah
esimasi jumlah persediaan barang jadi yang tersisa di tahun
sebelumnya. Setelah diperoleh datanya langkah selanjutnya adalah
menentukan jumlah barang jadi yang rencananya akan diproduksi
(Sasongko, 2011: 34).
1) Metode penyusunan anggaran produksi
Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat
menggunakan beberapa metode produksi, yaitu:
a) Metode produksi stabil
Suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume
produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali
untuk bulan tertentu yang volume penjulannya lebih tinggi.
Metode ini mengakibatkan volume persediaan menjadi
tidak stabil dari bulan ke bulan. Metode ini digunakan
untuk perusahaan/manajemen yang sangat memperhatikan
kestabilan produksi.Langkah-langkah penyusunan
anggaran produksi dangan stabilitas produksi.
b) Metode persediaan stabil
Suatu metode produksi dimana perusahaan
menetapkan volume persediaan yang relatif sama dari bulan
ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini
mengakibatkan volume produksi menjadi tidak stabil dari
bulan ke bulan.
c) Metode kombinasi atau fleksibel
Suatu metode produksi dimana perusahaan
menetapkan vol produksi yang berubah terus dari bulan ke
bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan dan
volume produksi menjadi naik tidak stabil dari bulan ke
bulan.
17

8. Anggaran Bahan Baku

Kegiatan yang dilakukan perusahaan manufaktur adalah mengubah


bahan baku yang diperoleh perusahaan dan diolah menjadi barang jadi.
Perusahaan harus menghitung jumlah atau biaya bahan baku yang akan
diperlukan untuk proses kegiatan produksi tersebut. Menurut (Sofyan,
2013 : 2) Faktor yang berpengaruh dalam kelancaran proses produksi
yaitu persediaan bahan baku. Salah satu strategi yang harus dimiliki
perusahaan adalah pengelolaan persediaan bahan baku yang baik dan
tepat. Fungsi utama perusahaan mempunyai persediaan adalah agar
perusahaan dapat membeli dan membuat produk dalam jumlah yang
ekonomis). Adapun anggaran bahan baku yang disusun oleh perusaan
terdiri dua jenis yaitu :
a. Anggaran pemakaian bahan baku
Menyajikan data informasi tentang kuantitas dan biaya bahan
baku yang akan dikeluarkan untuk proses memproduksi barang jadi.
Data-data informasi tentang barang jadi yang akan diproduksi dapat
dilihat dari anggaran produksi (Sasongko, 2011:54).
b. Anggaran pembelian bahan baku
Anggaran pembelian bahan baku disusun dengan format yang
sama dengan anggaran produksi, pada dasarnya jumlah pembelian
bahan baku berdasarkan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Anggaran pembelian bahan baku ini merupakan salah satu anggaran
yang terlebih dahulu disusun ketika akan diperlukan, perkiraan
anggaran bahan baku untuk produksi ini berdasarkan hubungan
input-output. Penetapan biaya bahan baku telah ditentukan oleh
kebutuhan bahan baku per unit produk yang dihasilkan perusahaan.
Teguh dan Hardiansyah (2014) dalam Winanda (2017)
mengemukakan bahwa kekurangan persediaan bahan baku dapat
berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan untuk
diproses. Akan tetapi terlalu besarnya persediaan bahan baku atau
banyaknya persediaan (over stock) dapat berakibat terlalu tingginya
18

beban-beban biaya guna menyimpan dan memelihara bahan tersebut


selama penyimpanan di gudang, selain itu kelebihan persediaan dapat
menyebabkan kualitas bahan yang disimpan menurun atau rusak.
Tujuan penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :
Faktor produksi yang utama adalah bahan baku, untuk
keberlangsungan produksi harus mempertimbangkan secara matang
mengenai tersedianya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan
produksi jangka pendek maupun jangka panjang.
Berikut ini tujuan-tujuan penyusunan anggaran bahan baku , yaitu :
1) Disusunnya anggaran bahan baku diketahui dengan kuantitas
bahan baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan
dibeli selama periode tertentu. Jadi dapat dijadikan pedoman
dalam memakai bahan baku dan membeli bahan baku;
2) Anggaran bahan baku dapat diketahui harga bahan baku, agar
dapat dijadikan pedoman harga beli bahan baku;
3) Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada
anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang
disediakan untuk membeli bahan baku;
4) Penyusunan bahan baku terdapat biaya bahan baku karena biaya
bahan baku ini merupakan salah satu unsur biaya pabrik, jadi
dapat mentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi; dan
5) Secara keseluruhan, anggaran bahan baku bertujuan untuk
menjaga kelancaran proses produksi (Nafarin, 2015:206).
B. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu yang memiliki judul yang
sama yaitu :
19

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu


Aspek Recha Ramadhana Amin Al Muazirin Aisyah Rizkya
A03140051 Pratama A03140006 D010316032
Politeknik Negeri Politeknik Politeknik Negeri
Banjarmasin (2017) NegeriBanjarmasin( Banjarmasin(2019
2017) )
Judul PERHITUNGAN PERHITUNGAN PERHITUNGAN
ANGGARAN BAHAN ANGGARAN ANGGARAN
BAKU PADA ADY BAHAN BAKU BAHAN BAKU
SASIRANGAN PADA UD TOKO PADA IYAN
KUE DAN RUMAH SASIRANGAN
MAKAN NIRA BANJARMASIN
RASA PURUK
CAHU
Institusi yang ADY SASIRANGAN UD TOKO KUE IYAN
diteliti DAN RUMAH SASIRANGAN
MAKAN NIRA BANJARMASIN
RASA PURUK
CAHU
Periode Analisis Januari 2012 – Desember Januari 2012 – Januari 2013 -
2016 Desember 2016 Desember 2018
Permasalahan Ady sasirangan tidak Selama ini UD Toko Iyan Sasirangan
pernah membuat perencaan Kue dan Rumah Banjarmasin belum
terhadap proses produksi. Makan Nira Rasa pernah melakukan
Barang terus saja Puruk Cahu belum perhitungan
diproduksi meskipun menghitung angaran anggaran bahan
jumlah barang yang ada bahan baku untuk roti baku untuk kain
digudang melebihi keju, roti kacang, roi katun satin dan kain
kebutuhan. coklat dan roti selai katun sutra
sehingga terlalu sehingga bahan
banyak bahan baku baku menumpuk di
yang diproduksi. gudang dan
banyaknya kain
tersisa yang belum
dijual.
Tujuan Penelitian Mengetahui jumlah Mengetahui jumlah Mengetahui jumlah
bahan baku yang bahan baku yang bahan baku yang
dibutuhkan dan dibutuhkan dan dibutuhkan dan
mengetahui jumlah mengetahui jumlah mengetahui jumlah
bahan baku yang harus bahan baku yang bahan baku yang
dibeli produksi tahun harus dibeli produksi harus dibeli tahun
2017. tahun 2017. 2019.
Metode Penelitian Study Kasus Study Kasus Penelitian
kuantitatif dengan
pendekatan
deskriptif.
Hasil Penelitian
Ada 3 metode dalam Ada 3 metode dalam
penelitian ini yaitu : penelitian ini yaitu :
metode least quare dan metode least square
metode moment untuk dan metode moment
kain sasirangan sutra di untuk produk roti keju
dapat nilai 3.730 unit, sebesar 8.670 unit,
dan untuk kain roti kacang 4.790 unit,
20

Lanjutan

sasirangan katun didapat roti coklat 7.706 unit,


nilai 2.970 unit roti selai 4.827 unit.
sedangkan metode Sedangkan metode
kuadrat untuk kain kuadrat untuk produk
sasirangan sutra didapat roti keju sebesar 7.042
nilai 3.337 unit dan kain unit, roti kacang 4.322
sasirangan katun didapat unit, roti coklat 4.879
nilai 1.990 unit. unit, roti selai 4.185
unit.
Sumber: Recha Ramadhana (2017), Amin Al Muazirin Pratama (2017)

Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan


dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam beberapa hal yaitu :
(1) Memperhitungkan Forecast Penjualan melalui 3 metode ( metode
least square, metode moment, dan metode kuadrat). (2) Untuk
menentukan metode mana yang tepat dalam menghitung penjualan yang
berkaitan dengan pembelian dan pemakaian bahan baku adalah
menggunakan Standar Kesalahan Forecasting (SKF).
Sementara itu penulis memiliki perbedaan dengan penelitian
terdahulu dalam hal subyek penelitian dan periode analisis. Penulis
melakukan perhitungan anggaran bahan baku Iyan Sasirangan
Banjarmasin dan periode analisis nya dari awal Januari 2013 hingga akhir
Desember 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menyajikan gambaran
lengkap mengenai situasi sosial dalam hal ini permasalahan yang terjadi pada
Iyan Sasirangan Banjarmasin dan klarifikasi mengenai data-data yang
diperoleh pada subyek penelitian dengan jalan mendeskripsikan variabel pada
penelitian ini berupa perhitungan anggaran bahan baku yang berkenaan dengan
penyelesaian masalah pada subyek penelitian.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan dijelaskan ini terkait adanya permasalahan
yang telah diuraikan dalam penelitian ini serta mendefinisikan secara
operasional masing-masing indikator variabel sebagai berikut :
1. Anggaran Bahan Baku
Anggaran bahan baku terdiri dari 2 jenis yaitu anggaran pemakaian
bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku yang telah disusun oleh
sebuah organisasi.
a. Anggaran pemakaian bahan baku
Menyajikan data informasi tentang kuantitas dan biaya bahan
baku yang akan dikeluarkan untuk proses memproduksi barang jadi.
Data-data informasi tentang barang jadi yang akan diproduksi dapat
dilihat dari anggaran produksi (Sasongko, 2011:54).
b. Anggaran pembelian bahan baku
Anggaran pembelian bahan baku disusun dengan format yang
sama dengan anggaran produksi, pada dasarnya jumlah pembelian
bahan baku berdasarkan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Anggaran pembelian bahan baku ini merupakan salah satu anggaran
yang terlebih dahulu disusun ketika akan diperlukan,

21
22

perkiraan anggaran bahan baku untuk produksi ini berdasarkan


hubungan input-output (Sasongko, 2011:54).
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapat melalui cara kuesioner, panel,
kelompok fokus dan juga data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan yang bersangkutan (Sujarweni 2018:114).
Data primer yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
merupakan data yang diperoleh dari Iyan Sasirangan Banjarmasin yakni
berupa hasil wawancara dengan pemilik Iyan Sasirangan Banjarmasin
yaitu data penjualan 6 tahun (2013-2018) dan sejarah berdirinya
perusahaan Iyan Sasirangan Banjarmasin.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak perlu diolah lagi karena data
ini diperoleh dari hasil catatan, dan buku (Sujarweni 2018:114).
Data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan ini
adalah tingkat penjualan, tingkat produksi dan data-data bahan baku, Surat
Keterangan Izin Usaha (SKTU), NPWP yang dimiliki pada Iyan
Sasirangan Banjarmasin.
D. Metode Pengumpulan Data
Dari uraian data-data yang diperlukan dapat ditentukan metode
pengumpulan data yang akan dilaksanakan. Adapun teknik pengumpulan data
tersebut yakni sebagai berikut :
1. Teknik Wawancara
“Menurut Esterbrg dalam Sugiono (2013:231) Bahwa wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalu
tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu”.
23

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan


pemilik/ pimpinan Iyan Sasirangan Banjarmasin dan karyawan-karyawan
untuk dapat memperoleh informasi.
2. Teknik Observasi
“Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis” Gunawan (2013:143).
Observasi yang dilakukan yaitu peneliti ke tempat penjualan dan
produksi di Iyan Sasirangan Banjarmasin.
3. Teknik Dokumentasi
“Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang” Sugiono (2013:145).
Dokumentasi yang dilakukan yaitu mengumpulkan dan
menganalisis data-data yang penting yang terkait dalam permasalahan ini.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah dilandasi pada konsep-konsep data teoritis
yang berhubungan dengan data yang dikumpulkan oleh penulis. Teknik analisa
data yang akan digunakan sebagai bahan acuan adalah :
1. Menggunakan 3 Metode
Metode least square, metode moment, dan metode kuadrat untuk
menghitung penjualan tahun yang akan datang yaitu tahun 2019, dengan
rumus sebagai berikut :
a. Metode least square
Rumus forecast penjualan dengan menggunakan metode least
square yakni:
Y=a+bX..................................................................................(1)
Untuk mencari perhitungan nilai a dan b dengan rumus berikut:
∑𝑥𝑦
b= ∑𝑥2 .......................................................................................(2)
∑𝑦
a= ...................................................... .................................(3)
𝑛
24

Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengaruhi) adalah penjualan produk
a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
x = variabel bebas (mempengaruhi)
n = banyak nya data yang dianalisis
b. Metode moment
Y=a+bx.......................................................................................(1)
∑Y=n.a+b∑X.............................................................................(4)
∑XY=a∑X+b∑x^2.....................................................................(5)
Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengaruhi) adalah penjualan produk
a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
x = variabel bebas (mempengaruhi)
n = banyak nya data yang dianalisis
c. Metode kuadrat
Y=a + bX + c(𝑥)2 ...........................................................................(6)
∑Y= n.a + c(𝑥)2 .............................................................................(7)
∑𝑥 2 𝑌 = 𝑎 ∑𝑥 2 + 𝑐 ∑𝑥 4................................................................(8)
∑XY = b∑𝑥 2 ..................................................................................(9)
Keterangan :
Y= nilai variabel terikat (dipengaruhi) adalah penjualan produk
a = nilai konstanta
b = koefisien arah regresi
x = variabel bebas (mempengaruhi)
n = banyak nya data yang dianalisis
2. Standar Kesalahan Forecasting ( SKF)
Perhitungan nilai SKF dari ketiga metode dalam analisis trend yang
memberikan nilai terkecil akan menunjukkan bahwa metode tersebut
sesuai untuk digunakan dalam menghitung forecasting penjualan.
25

Standar Kesalahan Forecast (SKF) dengan rumus Standar Kesalahan


forecast (SKF) yang akan digunakan yakni :
SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)
Keterangan :
X = Penjualan nyata
Y = Forecast penjualan
n = banyaknya data yang dianalisis
Perhitungan nilai SKF digunakan untuk menentukan metode mana
yang paling sesuai dari ketiga metode, maka digunakan Standar
Kesalahan Forescasting (SKF).
3. Persentase Rata-Rata
Dengan menggunakan persentase rata-rata penjualan tahun
sebelumnya, langkah selanjutnya menghitung anggaran penjualan tahun
yang akan datang yaitu 2019.
4. Menyusun Anggaran Produksi
Penjualan xxx unit
Persediaan akhir barang jadi xxx unit +
Tersedia ( Jumlah ) xxx unit
Persediaan awal barang jadi xxx unit -
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi xxx unit
5. Anggaran Pemakaian dan Pembelian Bahan Baku
a. Perkiraan jumlah anggaran pemakaian bahan baku :
Jumlah produksi barang jadi xxx unit
Standar kebutuhan bahan baku per unit xxx unit x
Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi xxx unit
Harga bahan baku per Unit Rp xxx x
Total biaya bahan baku untuk produksi Rp xxx
b. Perkiraan jumlah anggaran pembelian bahan baku :
Jumlah kebutuhan bahan baku untuk produksi xxx unit
Persediaan akhir bahan baku xxx unit +
Jumlah kebutuhan bahan baku xxx unit
26

Persediaan awal bahan baku xxx unit -


Jumlah bahan baku yang harus dibeli xxx unit
Harga bahan baku per unit Rp xxx x
Total biaya pembelian bahan baku Rp xxx
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
Iyan Sasirangan Banjarmasin merupakan perusahaan manufaktur
yang bergerak dibidang usaha produksi dan penjualan kain sasirangan
berbagai jenis kain yang bervariasi dari bahan yang biasa sampai jenis
bahan yang berkelas.
Iyan sasirangan Banjarmasin berdiri sejak tahun 2001. Beralamat di
jalan Belitung Darat Gg.Emas Urai Rt. 30 No. 20 Kelurahan Kuin
Cerucuk Banjarmasin. Iyan Sasirangan Banjarmasin memiliki Surat
Keterangan Tempat Usaha (SKTU) Nomor : 503/6/KCK/2001. Pendiri
dan pimpinan Iyan Sasirangan Banjarmasin ini adalah Bapak Sarkianor.
Iyan Sasirangan Banjarmasin merupakan milik perorangan yang
mana pemiliknya bertanggung jawab atas semua kegiatan usaha. Iyan
Sasirangan Banjarmasin senantiasa berusaha menciptakan ide – ide
inovatif dengan mempertahankan ciri khasnya tanpa mengurangi
kepuasan para konsumennya.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Suatu bisnis atau perusahaan tentunya memiliki sebuah susunan
antara setiap bagian maupun posisi agar berjalan sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing jabatan. Adapun struktur organisasi tersebut
merupakan suatu susunan atau hubungan antara komponen bagian- bagian
dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen- komponen yang ada
dalam organisasi mempunyai ketergantungan.
Jika dalam suatu bisnis atau perusahaan tidak memiliki komponen penting
dalam struktur organisasi tersebut bisa jadi akan mengalami gangguan
kedepannya, salah satunya dalam hal alur manajemen dan pengelolaan.

27
28

Tujuan Iyan Sasirangan Banjarmasin adalah untuk memperoleh


keuntungan bersama-sama dengan merekrut tenaga kerja yang memiliki
kreativitas dan keterampilan yang tinggi yang ada disekitar rumah
produksi Iyan Sasirangan Banjarmasin. Struktur organisasi yang
digunakan pada Iyan Sasirangan Banjarmasin adalah struktur garis artinya
antara garis atas (pimpinan) sampai paling bawah (karyawan) saling
berhubungan, disamping itu juga pimpinan langsung membawahi dari
administrasi/ keuangan, produksi, dan pemasaran yang terdapat pada Iyan
Sasirangan Banjarmasin. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi Iyan
Sasirangan Banjarmasin dapat dilihat pada bagan 4.1 :

PIMPINAN

ADMINISTRASI/ PRODUKSI PENJUALAN/


KEUANGAN PEMASARAN

Pembuatan Menyirang/ Pewarnaan Finishing


Motif penjahitan

Bagan 4.1. Struktur Organisasi Iyan Sasirangan Banjarmasin


Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Nama – nama karyawan Iyan Sasirangan Banjarmasin dapat dilihat


pada tabel 4.1
29

Tabel 4.1 Nama-Nama Karyawan Iyan Sasirangan


Banjarmasin

No. Jabatan Nama


1. Pimpinan Sarkianor
2. Administrasi/ Keuangan Lita
3. Produksi Halimah
4. Penjualan/ Pemasaran Tini
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Tabel di atas menunjukan bahwa ada 4 bagian jenis pekerjaan yang


semuanya terdiri dari perempuan kecuali pimpinan.
Berdasarkan gambaran struktur organisasi Iyan Sasirangan
Banjarmasin diatas, maka penulis dapat menguraikan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
a. Pimpinan
Tugas – tugas pimpinan antara lain :
1) Bertanggung jawab memimpin perusahaan dengan kebijakan
perusahaan;
2) Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan
kepala bagian;
3) Bertanggung jawab atas kelancaran usaha yang
dilaksanakannya;
4) Bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional
perusahaan;
5) Merencanakan dan menetapkan aturan kebijakan yang akan
dijalankan oleh perusahaan, seperti kebijakan produksi,
kebijakan harga, dan kebijakan lainnya ; dan
6) Merekrut dan memutus hubungan kerja karyawan perusahaan.
b. Bagian administrasi dan keuangan
Tugas – tugas bagian administrasi dan keuangan antara lain:
1) Mengatur semua penerimaan dan pengeluaran uang untuk
keperluan perusahaan;
2) Menyiapkan agenda-agenda kegiatan produksi yang akan
dilakukan;
30

3) Melakukan arsip dokumen- dokumen;


4) Membuat rancangan keuangan perusahaan; dan
5) Membayar upah karyawan
c. Bagian produksi
Tugas – tugas bagian produksi antara lain :
1) Membuat jadwal dan perencanaan proses produksi;
2) Bertanggung jawab atas proses produksi agar kuantitas dan
kualitas sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat;
3) Mengawasi dan mengatur manajemen gudang agar tidak
mengalami kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku;
4) Memberikan sanksi dan penilaian apabila karyawan melakukan
kesalahan dan pelanggaran;
5) Mengkoordinir serta mengawasi seluruh jalannya kegiatan
produksi, mulai dari pembuatan motif, penjahitan, pewarnaan,
sampai finishing.
6) Bertanggung jawab memantau standar produk dan
melaksanakan program mempertahankan kualitas; dan
7) Membuat laporan atas hasil produksi baik ukuran maupun
kualitasnya.
Bagian produksi ini terbagi atas beberapa sub bagian yaitu:
a) Sub bagian pembuatan motif yaitu bekerja sebagai
membuat pola menggambarkan suatu motif desain pada
suatu kertas yang akan diterapkan pada kain.
b) Sub bagian menyirang/ penjahitan yaitu bekerja sebagai
menjahit dengan menggunakan teknik jelujur memakai
jarum yang telah diberi benang.
c) Sub bagian pewarnaan yaitu bekerja sebagai pemberi warna
pada kain yang sudah dijelujur dengan cara pencelupan dan
pencoletan.
d) Sub bagian finishing yaitu bekerja dengan merapikan kain
sasirangan dengan cara disetrika.
31

d. Bagian pemasaran dan penjualan


Tugas – tugas pemasaran dan penjualan antara lain :
1) Menyusun stategi pemasaran;
2) Menetapkan sasaran penjualan;
3) Mengkontrol disetiap aktivitas pemasaran yang dilakukan agar
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat;
4) Memantau tentang kondisi pasar dan menentukan pasar sasaran
penjualan sehingga bisa mencari daerah pemasaran baru; dan
5) Membangun interaksi yang baik dengan pelanggan.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu peran faktor produksi yang
penting dalam membangun perusahaan agar dapat mencapai tujuannya.
Banyak pula faktor yang mempengaruhi produksi lainnya adalah bahan
baku, alat/ fasilitas produksi yang dimiliki. Jika tidk memiliki tenaga kerja
maka proses produksi tidak akan berjalan dengan baik. Besarnya peranan
tenaga kerja pada setiap perusahaan dapat diukur dari produktivitas,
perusahaan harus mengupayakan mengembangkan kemampuan tenaga
kerja, tujuan dari pelatihan dan pengembangan adalah untuk memperbaiki
produktivitas kerja dalam mecapai hasil yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Untuk mendapatkan hasil proses produksi yang baik pimpinan perusahaan
melaksanakan kerja sama demi kelancaran usaha yang akan meningkatkan
produksi.
Jumlah karyawan yang berperan langsung dalam Iyan Sasirangan
Banjarmasin ini menurut data yang diperoleh selama penelitian langsung,
yaitu :
a. Jumlah karyawan
Jumlah karyawan di Iyan Sasirangan Banjarmasin adalah
sebanyak 25 orang dapat dilihat pada tabel 4.2.
32

Tabel 4.2. Daftar Tenaga Kerja Iyan Sasirangan Banjarmasin

No. Jenis Pekerjaan Jumlah


1. Pimpinan 1 orang
2. Administrasi dan keuangan 1 orang
3. Produksi 1 orang
4. Sub bagian pembuatan motif 2 orang
5. Sub bagian menyirang/ pewarnaan 15 orang
6. Sub bagian pewarnaan 2 orang
7. Sub bagian finishing 2 orang
8. Penjualan dan pemasaran 1 orang
Jumlah 25 orang
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

b. Jam kerja karyawan


Peraturan Jam kerja yang ditetapkan oleh Iyan Sasirangan
Banjarmasin adalah untuk bagian Administrasi/ keuangan dan
penjualan &pemasaran hari senin- sabtu dari pukul 09.00 WITA
sampai dengan 17.00 WITA dan untuk bagian produksi pukul 11.00
WITA sampai dengan 17.00 WITA.
4. Sarana Peralatan Produksi
Suatu perusahaan dalam menjalankan setiap kegiatannya tidak
terlepas dengan sarana dan prasarana yang menunjang proses produksi.
Sarana yang dipakai untuk memproduksi sebuah kain sasirangan adalah :
a. Bahan yang akan digunakan :
Bahan-bahan untuk membuat kain sasirangan yaitu :
1) Kain polos
Kain yang akan dipakai untuk sasirangan ini adalah kain
katun satin dan kain katun sutra.
2) Benang
Benang yang digunakan yaitu benang khusus untuk
membuat kain sasirangan.
3) Zat pewarna kain
Zat pewarna kain yang digunakan ada 3 jenis yaitu
indanthrene (air panas), napthol ( air dingin ), dan frozen
(campuran ). Zat pewarna ini berbentuk bubuk.
33

4) Jarum
Jarum yang digunakan yaitu jarum sulam untuk menjelujur
tetapi memakai ukuran besar.
5) Air
Air digunakan untuk membersihkan dari sisa- sisa warna
yang tertempel di kain dan dapat juga digunakan sebagai
melarutkan zat pewarna.
6) Karet pengikat
Karet pengikat ini digunakan untuk mengikat motif yang
sudah dijahit jelujur dengan benang.
b. Alat yang digunakan berupa :
Pensil, karton, gunting, penghapus, kompor, panci, baskom,
sendok, sarung tangan, mangkok, mesin jahit, meteran baju, setrika,
dan meja.
5. Proses Produksi
Proses produksi merupakan kegiatan berhubungan mengolah bahan
baku dan bahan penolong dengan menggunakan peralatan serta
kelengkapan produksi sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang
lebih bernilai.
Tujuan- tujuan proses produksi adalah sebagai berikut :
a. Untuk mempertahankan/ keberlangsungan hidup suatu perusahaan;
b. Untuk memenuhi permintaan konsumen dan pasar;
c. Menghasilkan produk (barang/ jasa);
d. Mendapatkan keuntungan bagi suatu perusahaan; dan
e. Memberikan nilai tambah/ value terhadap suatu produk.
Tahap-tahap membuat suatu produk kain sasirangan pada Iyan
Sasirangan Banjarmasin adalah :
a. Pembuatan motif
Diawali dengan melukis motif dikarton menggunakan pensil
lalu pola tersebut diletakkan diatas kain yang sudah dipotong sesuai
ukuran yang ditentukan.
34

b. Menyirang/ penjahitan
Setelah pola telah tergambar dikain, selanjutnya dilakukan
menjahit dengan menggunakan jarum yang telah diberi benang
dengan jarak 2-3 mm menggunakan tangan tanpa mesin jahit . Kain
tersebut dijelujur mengikuti garis- garis pola yang ada dikain. Setelah
dijelujur , benang- benang tersebut disisit atau ditarik kuat sehingga
hasilnya tampak berupa kain yang dijelejur tersebut menjadi
mengkerut.
c. Pewarnaan
Ada tiga cara pewarnaan kain sasirangan antara lain :
1) Pencelupan
2) Pencoletan
3) Kombinasi keduanya ( pencelupan dan pencoletan)
Pencelupan digunakan untuk memperoleh satu warna saja, yaitu
dengan cara mencelupkan kain ke dalam larutan zat pewarna sesuai
takaran yang telah ditentukan.
Pewarnaan dengan cara dicolet biasanya dilakukan apabila motif
lebih dari satu warna. Untuk memperoleh warna yang bagus kain
dicelup terlebih dahulu lalu dilakukan dicolet dengan variasi warna
sebagaimana telah direncanakan.
d. Finishing
Finishing merupakan langkah penyempurnaan apabila kain telah
kering, selanjutnya kain disetrika agar kain sasirangan ini menjadi
rapi dan licin.
6. Gambaran Data
Data tingkat produksi yang masih belum habis terjual pada Iyan
Sasirangan Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.3.
35

Tabel 4.3. Data Tingkat Produksi Sasirangan yang


Belum Habis Terjual Tahun 2013 – 2018 (Per 2 Meter
Kain) Iyan Sasirangan Banjarmasin

Persentase sisa
Tingkat Tingkat
Tahun Sisa kain
Produksi Penjualan
(%)
2013 9.125 8.975 150 13,64
2014 8.300 8.130 170 15,45
2015 9.050 8.860 190 17,27
2016 8.700 8.510 190 17,27
2017 9.375 9.190 185 16,82
2018 10.125 9.910 215 19,55
Jumlah 54.675 53.575 1.100 100
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Jumlah data produksi dan data penjualan kain katun satin dan kain
katun sutra tahun 2013 – 2018 memiliki kain sisa yang belum terjual untuk
kain katun satin sebanyak 570 dan kain katun sutra sebanyak 530
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Data Produksi dan Data Penjualan Kain Katun Satin
dan Kain Katun Sutra Tahun 2013 – 2018 ( Per 2 Meter Kain )
Iyan Sasirangan Banjarmasin

Produksi Penjualan Sisa


Tahun Kain Kain Kain Kain Kain Kain
Katun Katun Katun Katun Katun Katun
Satin Sutra Satin Sutra Satin Sutra
2013 4.725 4.400 4.655 4.320 70 80
.
2014 4.425 3.875 4.330 3.800 95 75

2015 4.625 4.425 4.500 4.360 125 65

2016 5.200 3500 5.115 3.395 85 105

2017 4.750 4625 4.660 4.530 90 95

2018 5.375 4750 5.270 4.640 105 110

Jumlah 29.100 25.575 28.530 25.045 570 530

Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)


36

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk tingkat produksi dan
penjualan kain sasirangan selama enam tahun ini menunjukkan naik turun
nya. Untuk lebih jelasnya data produksi sasirangan pada Iyan Sasirangan
Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Data Tingkat Produksi Sasirangan Tahun 2013-2018


( Per 2 Meter Kain ) Iyan Sasirangan Banjarmasin

Tahun Tingkat Produksi Persentase (%)


2013 9.125 16,69
2014 8.300 15,18
2015 9.050 16,55
2016 8.700 15,91
2017 9.375 17,15
2018 10.125 18,52
Jumlah 54.675 100
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Perhitungan :
1) Tingkat produksi per tahun didapat dari jumlah kedua jenis kain
2) Persentase perhitungan 2013 : 9.125 x 100 = 16,69
54.675
Data penjualan sasirangan pada Iyan Sasirangan Banjarmasin
dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Data Tingkat Penjualan Sasirangan Tahun 2013 – 2018


(Per 2 Meter Kain ) Iyan Sasirangan Banjarmasin

Tahun Tingkat Persentase


Penjualan (%)
2013 8.975 16,75
2014 8.130 15,17
2015 8.860 16,54
2016 8.510 15,88
2017 9.190 17,15
2018 9.910 18,50
Jumlah 53.575 100
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
37

Perhitungan :
1) Tingkat penjualan per tahun didapat dari jumlah kedua jenis kain
2) Persentase 2013 = 8.975 x 100 = 16,75
53.575
Data penjualan kain katun satin perbulan tahun 2013-2018 dapat
dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Data Penjualan Kain Katun Satin Perbulan Tahun


2013 – 2018 Iyan Sasirangan Banjarmasin

Data Penjualan
Bulan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total (%)
Januari 530 350 450 500 400 580 2.810 9,85
Februari 350 450 380 320 380 435 2.315 8,11
Maret 380 340 250 550 450 385 2.355 8,25
April 320 150 400 250 320 390 1.830 6,41
Mei 500 550 220 395 450 480 2.595 9,10
Juni 380 200 250 430 220 330 1.810 6,34
Juli 355 300 450 380 320 480 2.285 8,01
Agustus 320 250 350 390 320 570 2.200 7,71
September 390 450 380 350 550 380 2.500 8,76
Oktober 350 350 550 450 480 450 2.630 9,22
November 370 440 370 580 380 360 2.500 8,76
Desember 410 500 450 520 390 430 2.700 9,46
Jumlah 4.655 4.330 4.500 5.115 4.660 5.270 28.530 100
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Perhitungan :
1) Persentase januari : 2.810 x 100 = 9,85
28.530
Data penjualan kain katun sutra perbulan sutra tahun 2013 – 2018
dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Data Penjualan Kain Katun Sutra Perbulan Tahun 2013 –
2018 Iyan Sasirangan Banjarmasin

Data Penjualan
Bulan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total (%)
Januari 380 460 380 230 550 480 2.480 9,90
Februari 280 240 340 280 280 380 1.800 7,19
Maret 270 350 280 255 390 280 1.825 7,29
April 250 150 390 280 280 340 1.690 6,75
38

Lanjutan
Mei 480 300 450 250 390 290 2.160 8,62
Juni 580 350 300 280 380 350 2.240 8,94
Juli 450 180 280 380 250 390 1.930 7,71
Agustus 320 360 390 240 250 480 2.040 8,15
September 450 410 350 290 450 350 2.300 9,18
Oktober 380 380 370 380 440 490 2.440 9,74
November 280 240 350 240 390 360 1.860 7,43
Desember 200 380 480 290 480 450 2.280 9,10
Jumlah 4.320 3.800 4.360 3.395 4.530 4.640 25.045 100
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Keterangan perhitungan januari : 2.480 x 100 = 9,90


25.045

Data harga jual yang tiap 3 tahun nya selalu meningkat, dapat dilihat
pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Data Harga Jual Kain Sasirangan Tahun 2013 – 2018
(Per 2 Meter Kain) Iyan Sasirangan Banjarmasin

Harga
Tahun Kain Katun Satin Kain Katun Sutra
2013 90.000 140.000
2014 90.000 140.000
2015 100.000 150.000
2016 100.000 150.000
2017 100.000 150.000
2018 150.000 200.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Sebelumnya telah dikemukakan bahwa terjadi kelebihan bahan baku yang
ada di gudang dan banyaknya sisa kain sasirangan yang belum terjual ditahun
yang lalu. Sampai akhir tahun 2018 sisa produksi kain katun satin sebanyak
105 unit kain dan kain katun sutra sebanyak 110 unit kain. Pada kenyataannya
jika terjadi seperti ini terus dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
diantaranya adalah rusaknya bahan baku yang disimpan terlalu lama. Untuk
mengurangi atau menghindari resiko kerugian, penulis sarankan perlu adanya
perencanaan anggaran bahan baku, dengan menghitung anggaran penjualan,
anggaran produksi dan anggaran bahan baku.
39

1. Perhitungan Anggaran Penjualan


a. Forecast untuk produk kain katun satin
1) Metode least square
Forecast penjualan kain katun satin dengan metode least
square dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10. Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode


Least Square Iyan Sasirangan Banjarmasin
Tahun Penjualan (Y) X XY X2
2013 4.655 -5 -23.275 25
2014 4.330 -3 -12.990 9
2015 4.500 -1 -4.500 1
2016 5.115 1 5.115 1
2017 4.660 3 13.980 9
2018 5.270 5 26.350 25
∑ 28.530 0 4.680 70
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Rumus forecast penjualan metode least square dapat dilihat


pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Satin


Metode Least Square

Y=a+bX ..........................................................................................(1)
∑𝑥𝑦
b= ∑𝑥 2 ................................................................................................(2)
∑𝑦
a= ..................................................................................................(3)
𝑛

Perhitungan forecast penjualan kain katun satin dengan


metode least square dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.12 Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Satin


dengan Metode Least Square

Perhitungan Perhitungan Persamaan Trendnya (y)


Nilai a Nilai b
a = 28.530 = 4.755 b = 4.680 = 66,8 Y = 4.755 +66,8X
6 70
40

Lanjutan

Tahun X Persamaan Trendnya (y)

2013 -5 4.755 + (-334) = 4.421


2014 -3 4.755 + (-200,4) = 4.554
2015 -1 4.755 + (-66,8) = 4.688
2016 1 4.755 + 66,8 = 4.821
2017 3 4.755 + 200,4 = 4.955
2018 5 4.755 + 334 = 5.089
2019 7 4.755 + 467,6 = 5.222
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

2) Metode moment
Forecast penjualan kain katun satin dengan metode moment
dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13. Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan Metode


Moment Iyan Sasirangan Banjarmasin

Tahun Penjualan (Y) X XY X2


2013 4.655 0 0 0
2014 4.330 1 4.330 1
2015 4.500 2 9.000 4
2016 5.115 3 15.345 9
2017 4.660 4 18.640 16
2018 5.270 5 26.350 25
∑ 28.530 15 73.665 55
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Rumus forecast penjualan kain katun satin dengan metode


moment dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14. Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Satin


dengan Metode Moment

Y = a + bX.......................................................................................(1)
∑Y=n.a+ b ∑X................................................................................(4)
∑XY=a∑X + b ∑x^2.......................................................................(5)
41

Perhitungan forecast penjualan kain katun satin dengan


metode moment dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15. Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Satin


dengan Metode Moment

Mencari nilai b :
28.530 = 6a + 15b (x5 untuk eleminasi a)
73.665 = 15a + 55b - (2x untuk eleminasi a)
142.650 = 30a + 75b
147.330 = 30a + 110b –
- 4.680 = -35b
b = -4.680 = 133,7
-35

mencari nilai a :
28.530 = 6a + 133,7 (15)
28.530 = 6a + 2.005,5
-6a = -28.530 + 2.005,5
-6a = -26.524.5
a = -26.524.5 = 4.420,75
-6
Persamaan garis lurus adalah
Y = 4.420,75 + 133,7 X
Tahun X Persamaan Trendnya (y)
2013 0 4.420,75 + 0 = 4.421
2014 1 4.420 ,75 + 133,7 = 4.554
2015 2 4.420,75 + 267,4 = 4.688
2016 3 4.420,75 + 401,1 = 4.821
2017 4 4.420,75 + 534,8 = 4.955
2018 5 4.420,75 + 668,5 = 5.089
2019 6 4.420,75 + 802,2 = 5.222
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

3) Metode kuadrat
Forecast penjualan kain katun satin dengan metode kuadrat
dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16. Forecast Penjualan Kain Katun Satin dengan


Metode Kuadrat Iyan Sasirangan Banjarmasin

Tahun Penjualan X XY X2 X2Y X4


(Y)
2013 4.655 -5 -23.275 25 116.375 625
2014 4.330 -3 -12.990 9 38.970 81
2015 4.500 -1 -4.500 1 4.500 1
42

Lanjutan
2016 5.115 1 5.115 1 5.115 1
2017 4.660 3 13.980 9 41.940 81
2018 5.270 5 26.350 25 131.750 625
∑ 28.530 0 4.680 70 338.650 1.414
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Rumus Forecast penjualan kain katun satin dengan metode


kuadrat dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17. Rumus Forecast Penjualan Kain Katun


Satin dengan Metode Kuadrat

Y= a + bX + c(𝑥)2 .........................................................................(6)
∑Y = n.a + c(𝑥)2 ...........................................................................(7)
∑𝑥 2 𝑌 = 𝑎 ∑𝑥 2 + 𝑐 ∑𝑥 4 ...............................................................(8)
∑XY = b∑𝑥 2 .................................................................................(9)

Perhitungan forecast penjualan kain katun satin dengan metode


kuadrat dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18. Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Satin


dengan Metode Kuadrat

Mencari nilai c :
28.530 = 6a + 70c (x35 untuk eleminasi a)
338.650 = 70a + 1.414c - ( x3 untuk eleminasi a)
998.550 = 210a + 2.450c
1.015.950 = 210a + 4.242c -
-17.400 = - 1.792c
c = -17.400 = 9,7
-1.792

Mencari nilai a :
28.530 = 6a + 9,7 ( 70 )
28.530 = 6a + 679
-6a = - 28.530 + 679
-6a = - 27.851
a = - 27.851
-6
a = 4.641,83
Mencari nilai b :
4.680 = 70b

b = 4.680
70
43

Lanjutan
b = 66,85
Persamaan Trendnya :
Y = 4.641,83 + 66,85 (x) + 9,7 (x)2
Tahun X Persamaan Trendnya (y)
2013 -5 4.641,83 + (-334,25) + 242,5 = 4.550
2014 -3 4.641,83 + (-200,55) + 87,3 = 4.528
2015 -1 4.641,83 + (-66,85) + 9,7 = 4.584
2016 1 4.641,83 + 66,85 + 9,7 = 4.718
2017 3 4.641,83 + 200,55 + 87,3 = 4.929
2018 5 4.641,83 + 334,35 + 242,5 = 5.218
2019 7 4.641,83 + 467,95 + 475,3 = 5.585
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

b. Forecast untuk produk kain sasirangan katun sutra


1) Metode least square
Forecast penjualan kain katun sutra dengan metode least square
dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19. Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan


Metode Least Square Iyan Sasirangan Banjarmasin

Tahun Penjualan(Y) X XY X2

2013 4.320 -5 -21.600 25


2014 3.800 -3 -11.400 9
2015 4.360 -1 -4.360 1
2016 3.395 1 3.395 1
2017 4.530 3 13.590 9
2018 4.640 5 23.200 25
∑ 25.045 0 2.825 70
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis,2019)

Rumus forecast penjualan kain katun sutra dengan metode


least square dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20. Rumus Forecast Penjualan Kain Katun


Sutra dengan Metode Least Square
Y=a+ bX ....................................................................................(1)
∑𝑥𝑦
b= ..........................................................................................(2)
∑𝑥 2
∑𝑦
a= ..........................................................................................(3)
𝑛
44

Perhitungan forecast penjualan kain katun sutra dengan


metode least square dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.21. Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun


Sutra dengan Metode Least Square

Perhitungan Nilai a Perhitungan Persamaan Trendnya (y)


Nilai b
a = 25.045 = 4.174,17 b = 2.825 = 40,35 Y = 4.174,17 + 40,35X
6 70
Tahun X Persamaan Trendnya (y)
2013 -5 4.174,17 + (- 201,75) = 3.972
2014 -3 4.174,17 + (-121,05) = 4.053

2015 -1 4.174,17 +(-40,35) = 4.133


2016 1 4.174,17 + 40,35 = 4.214
2017 3 4.174,17 + 121,05 = 4.295
2018 5 4.174,17 + 201,75 = 4.375
2019 7 4.174,17 + 282,45 = 4.456
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis,2019)

2) Metode moment
Forecast penjualan kain katun sutra dengan metode
moment dapat dilihat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22. Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan
Metode Moment Iyan Sasirangan Banjarmasin

Tahun Penjualan (Y) X XY X2

2013 4.320 0 0 0
2014 3.800 1 3.800 1
2015 4.360 2 8.720 4
2016 3.395 3 10.185 9
2017 4.530 4 18.120 16
2018 4.640 5 23.200 25
∑ 25.045 15 64.025 55
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
45

Rumus forecast penjualan kain katun sutra dengan metode


moment dapat dilihat pada tabel 4.23.

Tabel 4.23. Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Sutra


dengan Metode Moment

Y = a + bX..........................................................................................(1)
∑Y=n.a+ b ∑X...................................................................................(4)
∑XY=a∑X + b ∑x^2..........................................................................(5)

Perhitungan forecast penjualan kain katun sutra dengan metode


moment dapat dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4.24. Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Sutra


dengan Metode Moment

Mencari nilai b :
25.045 = 6a + 15b (x 5 untuk eleminasi a)
64.025 = 15a + 55b - (x 2 untuk eleminasi a)
125.225 = 30a + 75b
128.050 = 30a + 110b –
-2.825 = -35b
b = -2.825 = 80,71
-35

mencari nilai a :
25.045 = 6a + 80,71 (15)
25.045 = 6a + 1.210,65
-6a = -25.045 + 1.210,65
-6a = - 23.834,35
a = - 23.834,35 = 3.972,39
-6

Persamaan garis lurus adalah


Y = 3.972,39 + 80,71 X
Tahun X Persamaan Trendnya (y)
2013 0 3.972,39 + 0 = 3.972
2014 1 3.972,39 + 80,71= 4.053
2015 2 3.972,39 + 161,42= 4.133
2016 3 3.972,39 + 242,13= 4.214
2017 4 3.972,39 + 322,84= 4.295
2018 5 3.972,39 + 403,55= 4.375
2019 6 3.972,39 + 484,26= 4.456
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
46

3) Metode kuadrat
Forecast penjualan kain katun sutra dengan metode kuadrat
dilihat pada tabel 4.25.

Tabel 4.25. Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan


Metode Kuadrat Iyan Sasirangan Banjarmasin
Tahun Penjualan (Y) X XY X2 X2Y X4
2013 4.320 -5 -21.600 25 108.000 625
2014 3.800 -3 -11.400 9 34.200 81
2015 4.360 -1 -4.360 1 4.360 1
2016 3.395 1 3.395 1 3.395 1
2017 4.530 3 13.590 9 40.770 81
2018 4.640 5 23.200 25 116.000 625
∑ 25.045 0 2.825 70 306.725 1.414
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Rumus forecast penjualan kain katun sutra dengan metode


kuadrat dapat dilihat pada tabel 4.26.

Tabel 4.26. Rumus Forecast Penjualan Kain Katun Sutra


dengan Metode Kuadrat

Y= a + bX + c(𝑥)2 ............................................................................(6)
∑Y = n.a + c(𝑥)2 ..............................................................................(7)
∑𝑥 2 𝑌 = 𝑎 ∑𝑥 2 + 𝑐 ∑𝑥 4 ..................................................................(8)
∑XY = b∑𝑥 2 ....................................................................................(9)

Perhitungan forecast penjualan kain katun sutra dengan metode


kuadrat dapat dilihat pada tabel 4.27.

Tabel 4.27. Perhitungan Forecast Penjualan Kain Katun Sutra dengan


Metode Kuadrat

Mencari nilai c :
25.045 = 6a + 70c (x35 untuk eleminasi a )
306.725 = 70a + 1.414 - ( x3 untuk eleminasi a )
876.575 = 210a + 2.450c
920.175 = 210a + 4.242 -
-43.600 = - 1.792c
c = -43.600 = 24,33
- 1.792
47

Lanjutan

Mencari nilai a :
25.045 = 6a + 24,33 (70)
25.045 = 6a + 1.703,1
-6a = -25.045 + 1.703,1
-6a = -23.341,9
a = -23.341,9 = 3.890,31
- 6

Persamaan trendnya :
Y = 3.890,31 + 40,35 (x) + 24,33 (x)2

Tahun X Persamaan Trendnya (y)


2013 -5 3.890,31 + (-201,75) + 608,25 = 4.296
2014 -3 3.890,31 + (- 121,05 ) + 218,97 = 3.988
2015 -1 3.890,31 + (- 40,35 ) + 24,33= 3.874
2016 1 3.890,31 + 40,35 + 24,33= 3.954
2017 3 3.890,31 + 121,05 + 218,97 = 4.230
2018 5 3.890,31 + 201,75 + 608,25= 4.700
2019 7 3.890,31 + 282,45 + 1.192,17 = 5.364
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Tabel komparatif forecast penjualan tahun 2019 dapat dilihat


pada tabel 4.28.

Tabel 4.28. Tabel Komparatif Forecast Penjualan Tahun 2019

Jenis Produk Metode


Least Square Moment Kuadrat
Kain Katun 5.222 5.222 5.585
Satin
Kain Katun 4.456 4.456 5.364
Sutra
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari ketiga


metode diatas maka digunakan Standar Kesalahan Forecast (SKF). Nilai
SKF terkecil akan menunjukan bahwa peramalan yang disusun tersebut
mendekati kesesuaian.
Rumus Standar Kesalahan Forecast (SKF) yang digunakan sebagai
berikut :
SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)
48

Keterangan :
X = Penjualan nyata
Y = Forecast penjualan
n = banyaknya data yang dianalisis
Perhitungan Standar Kesalahan Forecast (SKF) :
1) Standar Kesalahan Forecast (SKF) untuk Kain Katun Satin dapat
dilihat pada tabel 4.29.

Tabel 4.29. Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Satin


Metode Least Square

Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y)2


(X) Penjualan (Y)
2013 4.655 4.421 234 54.756
2014 4.330 4.554 -224 50.176
2015 4.500 4.688 -188 35.344
2016 5.115 4.821 294 86.436
2017 4.660 4.955 -295 87.025
2018 5.270 5.089 181 32.761
∑ 346.498
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)


SKF = √346.498 ∶ 6
SKF = √57.749,67
SKF =240,31

Perhitungan SKF penjualan kain katun satin metode moment


dapat dilihat pada tabel 4.30.

Tabel 4.30. Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Satin


Metode Moment

Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y)2


(X) Penjualan (Y)
2013 4.655 4.421 234 54.756
2014 4.330 4.554 -224 50.176
2015 4.500 4.688 -188 35.344
2016 5.115 4.821 294 86.436
49

Lanjutan
2017 4.660 4.955 -295 87.025
2018 5.270 5.089 181 32.761
∑ 3 346.498
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)


SKF = √346.498 ∶ 6
SKF = √57.749,67
SKF =240,31

Perhitungan SKF penjualan kain katun satin dapat dilihat pada


tabel 4.31.

Tabel 4.31. Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Satin


Metode Kuadrat

Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y)2


(X) Penjualan (Y)
2013 4.655 4550 105 11.025
2014 4.330 4528 -198 39.204
2015 4.500 4584 -84 7.056
2016 5.115 4.718 397 157.609
2017 4.660 4.929 -269 72.361
2018 5.270 5.218 52 2.704
∑ 289.959
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)


SKF = √289.959 ∶ 6
SKF = √48.326,5
SKF = 219,83
2) Standar Kesalahan Forecast (SKF) untuk Kain Katun Sutra
Perhitungan SKF penjualan kain katun sutra Metode Least
Square dapat dilihat pada tabel 4.32.
50

Tabel 4.32. Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Sutra


Metode Least Square

Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y)2


(X) Penjualan
(Y)
2013 4.320 3.972 348 121.104
2014 3.800 4.053 -253 64.009
2015 4.360 4.133 227 51.529
2016 3.395 4.214 -819 670.761
2017 4.530 4.295 235 55.225
2018 4.640 4.375 265 70.225
∑ 1.032.853
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)


SKF = √1.032.853 : 6
SKF = √172.142,2
SKF = 414,90

Perhitungan SKF penjualan kain katun sutra metode moment


dapat dilihat pada tabel 4.33.

Tabel 4.33. Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Sutra Metode


Moment

Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y)2


(X) Penjualan (Y)
2013 4.320 3.972 348 121.104
2014 3.800 4.053 -253 64.009
2015 4.360 4.133 227 51.529
2016 3.395 4.214 -819 670.761
2017 4.530 4.295 235 55.225
2018 4.640 4.375 265 70.225
∑ 1.032.853
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)


SKF = √𝟏. 032.853 ∶ 6
51

SKF = √172.142,2
SKF = 414,90

Perhitungan SKF penjualan kain katun sutra metode kuadrat


dapat dilihat pada tabel 4.34

Tabel 4.34. Perhitungan SKF Penjualan Kain Katun Sutra


Metode Kuadrat

Tahun Penjualan Ramalan (X-Y) (X-Y)2


(X) Penjualan (Y)
2013 4.320 4.296 24 576
2014 3.800 3.988 -188 35.344
2015 4.360 3.874 486 236.196
2016 3.395 3.954 -559 312.481
2017 4.530 4.230 300 90.000
2018 4.640 4.700 -60 3.600
∑ 678.197
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

SKF = √∑( 𝑋 − 𝑌 ) 2 : n ..............................................................(10)


SKF = √678.197 ∶ 6
SKF = √113.032,8
SKF = 336,2

Hasil perhitungan SKF penjualan kain sasirangan tahun 2019 dapat


dilihat pada tabel 4.35.

Tabel 4.35. Hasil Perhitungan SKF Penjualan Kain Sasirangan


Tahun 2019

Jenis Produk Metode


Least Square Moment Kuadrat
Kain Katun Satin 240,31 240,31 219,83
Kain Katun Sutra 414,90 414,90 336,2
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)
52

Berdasarkan tabel perbandingan diatas dapat dilihat bahwa


perhitungan forecast penjualan metode kuadrat mempunyai nilai SKF
terkecil untuk kain Katun Satin dan kain Katun Sutra.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa SKF yang terendah
akan menunjukan bahwa forecast yang disusun mendekati kesesuaian.
Berdasarkan hal tersebut, maka metode yang paling sesuai digunakan oleh
Iyan Sasirangan Banjarmasin adalah metode kuadrat.
Selanjutnya adalah menyusun penjualan perbulan tahun 2019 dan
anggaran penjualan dengan menggunakan persentase rata-rata penjualan
tahun sebelumnya.
Rencana penjualan kain katun satin tahun 2019 dapat dilihat
pada tabel 4.36.

Tabel 4.36. Rencana Penjualan Kain Katun Satin Tahun 2019


Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Persentase (%) Y Penjualan Unit


Januari 9,85 5.585 550
Februari 8,11 5.585 453
Maret 8,25 5.585 461
April 6,41 5.585 358
Mei 9,10 5.585 508
Juni 6,34 5.585 354
Juli 8,01 5.585 447
Agustus 7,71 5.585 431
September 8,76 5.585 490
Oktober 9,22 5.585 515
November 8,76 5.585 490
Desember 9,46 5.585 528
Jumlah 100 5.585
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Keterangan perhitungan Januari :


1) 9,85 % diperoleh rata-rata persentase penjualan kain katun satin
tahun 2013-2018.
2) 5.585 diperoleh dari perhitungan Forecasting Penjualan tahun 2019
Metode Kuadrat.
53

Rencana Penjualan kain katun sutra tahun 2019 dapat dilihat


pada tabel 4.37.

Tabel 4.37. Rencana Penjualan Kain Katun Sutra Tahun 2019


Iyan Sasirangan Banjarmasin
Bulan Persentase(%) Y Penjualan Unit
Januari 9,90 5.364 531
Februari 7,19 5.364 386
Maret 7,29 5.364 392
April 6,75 5.364 362
Mei 8,62 5.364 462
Juni 8,94 5.364 480
Juli 7,71 5.364 414
Agustus 8,15 5.364 437
September 9,18 5.364 492
Oktober 9,74 5.364 522
November 7,43 5.364 398
Desember 9,10 5.364 488
Jumlah 100 5.364
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Keterangan perhitungan Januari :


1) 9,90 % diperoleh rata-rata persentase penjualan kain katun satin
tahun 2013-2018.
2) 5.364 diperoleh dari perhitungan Forecasting Penjualan tahun
2019 Metode Kuadrat.

Anggaran penjualan kain katun satin tahun 2019 dapat dilihat


pada tabel 4.38.

Tabel 4.38. Anggaran Penjualan Kain Katun Satin Tahun 2019


Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Penjualan (Unit) Harga Per 2 Meter Jumlah


Januari 550 Rp150.000 Rp82.500.000
Februari 453 Rp150.000 Rp67.950.000
Maret 461 Rp150.000 Rp69.150.000
April 358 Rp150.000 Rp53.700.000
Mei 508 Rp150.000 Rp76.200.000
Juni 354 Rp150.000 Rp53.100.000
Juli 447 Rp150.000 Rp67.050.000
Agustus 431 Rp150.000 Rp64.650.000
54

Lanjutan
September 490 Rp150.000 Rp73.500.000
Oktober 515 Rp150.000 Rp77.250.000
November 490 Rp150.000 Rp73.500.000
Desember 528 Rp150.000 Rp79.200.000
Jumlah 5.585 Rp837.750.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Anggaran penjualan kain katun sutra tahun 2019 dapat dilihat


pada tabel 4.39.

Tabel 4.39. Anggaran Penjualan Kain Katun Sutra Tahun 2019


Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Penjualan (Unit) Harga Per 2 Meter Jumlah


Januari 531 Rp. 200.000 Rp106.200.000
Februari 386 Rp. 200.000 Rp77.200.000
Maret 392 Rp. 200.000 Rp78.400.000
April 362 Rp. 200.000 Rp72.400.000
Mei 462 Rp. 200.000 Rp92.400.000
Juni 480 Rp. 200.000 Rp96.000.000
Juli 414 Rp. 200.000 Rp82.800.000
Agustus 437 Rp. 200.000 Rp87.400.000
September 492 Rp. 200.000 Rp98.400.000
Oktober 522 Rp. 200.000 Rp104.400.000
November 398 Rp. 200.000 Rp79.600.000
Desember 488 Rp. 200.000 Rp97.600.000
Jumlah 5.364 Rp1.072.800.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

2. Perhitungan Anggaran Produksi


Perhitungan Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk
menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah persediaan awal
dan akhir periode tertentu.
a. Anggaran produksi untuk kain sasirangan katun satin
Persediaan awal tahun 2019 sebanyak 105 unit kain dihitung
dari melihat sisa hasil produksi, yang tidak habis terjual ditahun
2018, sedangkan persediaan akhir tahun 2019 rata rata 95 unit kain
dilakukan perhitungan total jumlah kain yang tidak dijual dibagi 6
55

tahun. Dari data tersebut dapat dihitung anggaran produksi tahun


2019 sebagai berikut :
Penjualan 5.585 unit
Persediaan akhir barang jadi 95 unit +
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 5.680 unit
Persediaan awal barang jadi 105 unit -
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 5.575 unit
b. Anggaran produksi untuk kain sasirangan katun sutra
Persediaan awal tahun 2019 sebanyak 110 kain dihitung dari
melihat sisa hasil produksi, yang tidak habis terjual ditahun 2018,
sedangkan persediaan akhir tahun 2019 rata rata 88 kain dilakukan
perhitungan total jumlah kain yang tidak dijual dibagi 6 tahun. Dari
data tersebut dapat dihitung anggaran produksi tahun 2019 sebagai
berikut :
Penjualan 5.364 unit
Persediaan akhir barang jadi 88 unit +
Jumlah barang jadi yang dibutuhkan 5.452 unit
Persediaan awal barang jadi 110 unit -
Jumlah barang jadi yang akan diproduksi 5.342 unit

Untuk lebih jelasnya, perhitungan anggaran produksi kain katun


satin dan kain katun sutra perbulan pada Iyan Sasirangan Banjarmasin
menggunakan kebijakan stabilitas tingkat persediaan (yang disarankan
Penulis) untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dan
mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui pengendalian. Tingkat
persediaan harus dipertahankan antara dua perbedaan besar, tingkat yang
berlebih akan menyebabkan biaya penyimpangan, risiko dan investasi
yang berlebihan, dan disisi lain tingkat yang tidak memadai untuk
memenuhi permintaan penjualan dan produksi dengan cepat.
Perhitungan anggaran produksi kebijakan stabilitas tingkat
persediaan dapat dilihat pada tabel 4.40 dan 4.41.
Tabel 4.40 Anggaran Produksi Kain Katun Satin dengan Kebijaksanaan Stabilitas Tingkat Persediaan Tahun 2019
Iyan Sasirangan Banjarmasin
Uraian Bulan Total

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Tingkatan
550 453 461 358 508 354 447 431 490 515 490 528 5585
penjualan
Persediaan
106 105 104 103 102 101 100 99 98 97 96 95 95
akhir
Barang jadi
656 558 565 461 610 455 547 530 588 612 586 623 5680
Persediaan
105 106 105 104 103 102 101 100 99 98 97 96 105
awal
Tingkat
551 452 460 357 507 353 446 430 489 514 489 527 5575
produksi
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Perubahan tingkat persediaan = Persediaan akhir desember – Persediaan awal januari


= 95 – 105 = -10
= -10 / 12 bulan = -1

56
Tabel 4.41 Anggaran Produksi Kain Katun Sutra dengan Kebijaksanaan Stabilitas Tingkat Persediaan Tahun 2019
Iyan Sasirangan Banjarmasin

Uraian Bulan Total

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Tingkatan
531 386 392 362 462 480 414 437 492 522 398 488 5364
penjualan
Persediaan
110 108 106 104 102 100 98 96 94 92 90 88 88
akhir
Barang jadi
641 494 498 466 564 580 512 533 586 614 488 576 5452
Persediaan
110 110 108 106 104 102 100 98 96 94 92 90 110
awal
Tingkat
531 384 390 360 460 478 412 435 490 520 396 486 5342
produksi
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Perubahan tingkat persediaan = Persediaan akhir desember – Persediaan awal januari


= 88 – 110 = -22
= - 22 / 12 = - 2

57
58

3. Perhitungan Anggaran Bahan Baku


Anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang
berhubungan dengan merencanakan secara lebih terperinci tentang
penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang
akan datang. Adapun bahan baku yang digunakan terdiri kain polos,
benang, frozen, napthol, dan indantherene.
a. Anggaran pemakaian bahan baku
Anggaran bahan baku didapat dari perhitungan jumlah produksi
dikali dengan Standar Penggunaan (SP) adalah bilangan yang
menunjukkan berapa satuan bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan satuan barang jadi. Untuk lebih jelasnya anggaran
pemakaian bahan baku kain sasirangan katun satin dan katun sutra
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 4.42 dan 4.43
59

Tabel 4.42 Anggaran Pemakaian Bahan Baku Kain Sasirangan Katun Satin Tahun 2019
Iyan Sasirangan Banjarmasin

Standar Penggunaan Kebutuhan


Bulan Produksi Kain Benang Frozen Napthol Indantherene Kain Polos Benang Frozen Napthol Indantherene
Polos (roll) (ons) (ons) (ons) (meter) (roll) (ons) (ons) (ons)
(meter)
Januari 551 2 1 0,3 0,3 0,3 1102 551 165,3 165,3 165,3
Februari 452 2 1 0,3 0,3 0,3 904 452 135,6 135,6 135,6
Maret 460 2 1 0,3 0,3 0,3 920 460 138 138 138
April 357 2 1 0,3 0,3 0,3 714 357 107,1 107,1 107,1
Mei 507 2 1 0,3 0,3 0,3 1014 507 152,1 152,1 152,1
Juni 353 2 1 0,3 0,3 0,3 706 353 105,9 105,9 105,9
Juli 446 2 1 0,3 0,3 0,3 892 446 133,8 133,8 133,8
Agustus 430 2 1 0,3 0,3 0,3 860 430 129 129 129
September 489 2 1 0,3 0,3 0,3 978 489 146,7 146,7 146,7
Oktober 514 2 1 0,3 0,3 0,3 1028 514 154,2 154,2 154,2
November 489 2 1 0,3 0,3 0,3 978 489 146,7 146,7 146,7
Desember 527 2 1 0,3 0,3 0,3 1054 527 158,1 158,1 158,1
Jumlah 5575 11150 5575 1672,5 1672,5 1672,5
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

59
60

Tabel 4.43 Anggaran Pemakaian Bahan Baku Kain Sasirangan Katun Sutra Tahun 2019
Iyan Sasirangan Banjarmasin

Standar Penggunaan Kebutuhan


Bulan Produksi Kain Benang Frozen Naptho Indantherene Kain Polos Benang Frozen Napthol Indantherene
Polos (roll) (ons) l (ons) (meter) (roll) (ons) (ons) (ons)
(meter) (ons)
Januari 531 2 1 0,3 0,3 0,3 1062 531 159,3 159,3 159,3
Februari 384 2 1 0,3 0,3 0,3 768 384 115,2 115,2 115,2
Maret 390 2 1 0,3 0,3 0,3 780 390 117 117 117
April 360 2 1 0,3 0,3 0,3 720 360 108 108 108
Mei 460 2 1 0,3 0,3 0,3 920 460 138 138 138
Juni 478 2 1 0,3 0,3 0,3 956 478 143,4 143,4 143,4
Juli 412 2 1 0,3 0,3 0,3 824 412 123,6 123,6 123,6
Agustus 435 2 1 0,3 0,3 0,3 870 435 130,5 130,5 130,5
September 490 2 1 0,3 0,3 0,3 980 490 147 147 147
Oktober 520 2 1 0,3 0,3 0,3 1040 520 156 156 156
November 396 2 1 0,3 0,3 0,3 792 396 118,8 118,8 118,8
Desember 486 2 1 0,3 0,3 0,3 972 486 145,8 145,8 145,8
Jumlah 5342 10684 5342 1602,6 1602,6 1602,6
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

60
61

Dari hasil perhitungan forecast penjualan sampai pada anggaran


kebutuhan bahan baku selama 6 tahun pada Iyan Sasirangan
Banjarmasin menghasilkan 5.575 unit untuk kain sasirangan katun satin
(per 2 meter) dan 5.342 unit kain sasirangan katun sutra (per 2 meter).
Hasil dari perhitungan anggaran pemakaian bahan baku yaitu untuk
kain sasirangan katun satin dan katun sutra untuk tahun 2019 adalah :
a. Bahan baku untuk memproduksi 5.575 unit kain sasirangan
katun satin yaitu:
1) 11.150 meter kain polos
2) 5.575 roll benang
3) 1.672 ons napthol
4) 1.672 ons frozen
5) 1.672 ons indantherene
b. Bahan baku untuk memproduksi 5.342 unit kain sasirangan
katun sutra yaitu:
1) 10.684 meter kain polos
2) 5.342 roll benang
3) 1.602 ons napthol
4) 1.602 ons frozen
5) 1.602 ons indantherene
62

b. Anggaran pembelian bahan baku


Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuat anggaran
pembelian bahan baku. Bahan baku dapat dianggarkan dalam
satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana
kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam
periode waktu mendatang.
Anggaran pembelian bahan baku dapat dihitung dengan rumus :
Kebutuhan Bahan Baku x Harga Beli
Anggaran pembelian bahan baku kain polos katun satin tahun
2019 dapat dilihat pada tabel 4.44.

Tabel 4.44. Anggaran Pembelian Bahan Baku Kain Polos Katun Satin
Tahun 2019 Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Kebutuhan (Meter) Harga beli Jumlah

Januari 1102 Rp20.000 Rp22.040.000


Februari 904 Rp20.000 Rp18.080.000
Maret 920 Rp20.000 Rp18.400.000
April 714 Rp20.000 Rp14.280.000
Mei 1014 Rp20.000 Rp20.280.000
Juni 706 Rp20.000 Rp14.120.000
Juli 892 Rp20.000 Rp17.840.000
Agustus 860 Rp20.000 Rp17.200.000
September 978 Rp20.000 Rp19.560.000
Oktober 1028 Rp20.000 Rp20.560.000
November 978 Rp20.000 Rp19.560.000
Desember 1054 Rp20.000 Rp21.080.000
Jumlah 11.150 Rp223.000.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Anggaran pembelian bahan baku kain polos katun sutra tahun


2019 dapat dilihat pada tabel 4.45.
63

Tabel 4.45. Anggaran Pembelian Bahan Baku Kain Polos Katun Sutra
Tahun 2019 Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Kebutuhan (Meter) Harga Beli Jumlah


Januari 1062 Rp25.000 Rp26.550.000
Februari 768 Rp25.000 Rp19.200.000
Maret 780 Rp25.000 Rp19.500.000
April 720 Rp25.000 Rp18.000.000
Mei 920 Rp25.000 Rp23.000.000
Juni 956 Rp25.000 Rp23.900.000
Juli 824 Rp25.000 Rp20.600.000
Agustus 870 Rp25.000 Rp21.750.000
September 980 Rp25.000 Rp24.500.000
Oktober 1040 Rp25.000 Rp26.000.000
November 792 Rp25.000 Rp19.800.000
Desember 972 Rp25.000 Rp24.300.000
Jumlah 10684 Rp267.100.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Anggaran pembelian bahan baku benang tahun 2019 dapat


dilihat pada tabel 4.46.

Tabel 4.46. Anggaran Pembelian Bahan Baku Benang Tahun 2019


Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Kebutuhan (Roll) Harga Beli Jumlah


Januari 1.082 Rp7.000 Rp7.574.000
Februari 836 Rp7.000 Rp5.852.000
Maret 850 Rp7.000 Rp5.950.000
April 717 Rp7.000 Rp5.019.000
Mei 967 Rp7.000 Rp6.769.000
Juni 831 Rp7.000 Rp5.817.000
Juli 858 Rp7.000 Rp6.006.000
Agustus 865 Rp7.000 Rp6.055.000
September 979 Rp7.000 Rp6.853.000
Oktober 1.034 Rp7.000 Rp7.238.000
November 885 Rp7.000 Rp6.195.000
Desember 1.013 Rp7.000 Rp7.091.000
Jumlah 10.917 Rp76.419.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Anggaran pembelian bahan baku napthol tahun 2019 dapat


dilihat pada tabel 4.47.
64

Tabel 4.47. Anggaran Pembelian Bahan Baku Napthol Tahun 2019


Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Kebutuhan (Ons) Harga Beli Jumlah


Januari 324,6 Rp9.000 Rp2.921.400
Februari 250,8 Rp9.000 Rp2.257.200
Maret 255 Rp9.000 Rp2.295.000
April 215,1 Rp9.000 Rp1.935.900
Mei 290,1 Rp9.000 Rp2.610.900
Juni 249,3 Rp9.000 Rp2.243.700
Juli 257,4 Rp9.000 Rp2.316.600
Agustus 259,5 Rp9.000 Rp2.335.500
September 293,7 Rp9.000 Rp2.643.300
Oktober 310,2 Rp9.000 Rp2.791.800
November 265,5 Rp9.000 Rp2.389.500
Desember 303,9 Rp9.000 Rp2.735.100
Jumlah 3275,1 Rp29.475.900
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Anggaran pembelian bahan baku frozen tahun 2019 dapat dilihat


pada tabel 4.48.

Tabel 4.48. Anggaran Pembelian Bahan Baku Frozen Tahun 2019


Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Kebutuhan (Ons) Harga Beli Jumlah


Januari 324,6 Rp20.000 Rp6.492.000
Februari 250,8 Rp20.000 Rp5.016.000
Maret 255 Rp20.000 Rp5.100.000
April 215,1 Rp20.000 Rp4.302.000
Mei 290,1 Rp20.000 Rp5.802.000
Juni 249,3 Rp20.000 Rp4.986.000
Juli 257,4 Rp20.000 Rp5.148.000
Agustus 259,5 Rp20.000 Rp5.190.000
September 293,7 Rp20.000 Rp5.874.000
Oktober 310,2 Rp20.000 Rp6.204.000
November 265,5 Rp20.000 Rp5.310.000
Desember 303,9 Rp20.000 Rp6.078.000
Jumlah 3275,1 Rp65.502.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Anggaran pembelian bahan baku indantherene tahun 2019 dapat


dilihat pada tabel 4.49.
65

Tabel 4.49. Anggaran Pembelian Bahan Baku Indantherene Tahun


2019 Iyan Sasirangan Banjarmasin

Bulan Kebutuhan (Ons) Harga Beli Jumlah


Januari 324,6 Rp30.000 Rp9.738.000
Februari 250,8 Rp30.000 Rp7.524.000
Maret 255 Rp30.000 Rp7.650.000
April 215,1 Rp30.000 Rp6.453.000
Mei 290,1 Rp30.000 Rp8.703.000
Juni 249,3 Rp30.000 Rp7.479.000
Juli 257,4 Rp30.000 Rp7.722.000
Agustus 259,5 Rp30.000 Rp7.785.000
September 293,7 Rp30.000 Rp8.811.000
Oktober 310,2 Rp30.000 Rp9.306.000
November 265,5 Rp30.000 Rp7.965.000
Desember 303,9 Rp30.000 Rp9.117.000
Jumlah 3275,1 Rp98.253.000
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

Berdasarkan hasil dari perhitungan anggaran pembelian bahan baku


yakni untuk kain sasirangan katun satin dan kain sasirangan katun sutra
memerlukan bahan baku untuk dibeli tahun 2019 adalah :
1) Rp223.000.000,00 untuk kain polos kain katun satin
2) Rp267.100.000,00 untuk kain polos kain katun sutra
3) Rp76.419.000,00 untuk benang
4) Rp2.9475.900,00 untuk napthol
5) Rp65.502.000,00 untuk frozen
6) Rp98.253.000,00 untuk indantherene

Analisis Pembahasan
1. Pada tahap penyusunan forecast, berdasarkan Standar Kesalahan
Forecasting (SKF) didapatkan dengan persamaan garis trend (metode
kuadrat) dengan rumus Y=a+bx+cx2 yaitu Y = 4.641,83 + 66,85 (x) +
9,7 (x)2 sehingga diperoleh hasil peramalan pada tahun 2019 sebesar
5.585 untuk kain katun satin dan Persamaan trend Y = 3.890,31 + 40,35
(x) + 24,33 (x)2 sebesar 5.364 untuk kain katun sutra. Hasil forecast
penjualan digunakan dasar penyusunan anggaran penjualan.
66

2. Anggaran penjualan digunakan sebagai acuan penyusunan anggaran


produksi Iyan Sasirangan Banjarmasin tahun 2019, didapatkan hasil
untuk kain katun satin sebesar 5.575 unit dan kain katun sutra sebesar
5.342 unit.
3. Dari data anggaran produksi kedua kain tersebut didapatkan hasil
anggaran pemakaian bahan baku 11.150 meter kain polos, 5.575 roll
benang, 1.672 ons napthol, 1.672 ons frozen, 1.672 ons indantherene
untuk kain katun satin dan untuk kain katun sutra anggaran pemakaian
10.684 meter kain polos , 5.342 roll benang, 1.602 ons napthol, 1.602
ons frozen , dan 1.602 ons indantherene dan pembelian bahan baku
untuk kedua jenis kain tersebut sebesar Rp759.749.900.
4. Anggaran penjualan, anggaran produksi dan anggaran bahan baku
berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Hal ini
menunjukan hal yang berhubungan dengan produksi seperti kapasitas
produksi, kebutuhan bahan baku, kebijakan persediaan bahan baku,
harus diseleraskan dengan kemampuan kekuatan menjual perusahaan
sesuai dengan volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan ,
sehingga dapat diketahui perencanaan jumlah produksi pada Iyan
Sasirangan Banjarmasin pada tahun 2019. Dengan demikian jika
penyusunan anggaran penjualan, anggaran produksi, dan anggaran
bahan baku yang disusun dapat digunakan sebagai perencanaan dan
pengendalian jumlah produksi sesuai dengan realisasinya. Dengan
demikian diharapkan Iyan Sasirangan Banjarmasin akan mendapatkan
laba dan mengurangi resiko menumpuknya bahan baku di gudang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka ditarik simpulan sebagai
berikut :
1. Iyan Sasirangan Banjarmasin merupakan perusahaan manufaktur yang
bergerak dibidang usaha produksi dan penjualan kain sasirangan yaitu
kain kerajinan ini adalah ciri khas dari Kalimantan Selatan. Iyan
Sasirangan Banjarmasin berdiri sejak tahun 2001. Beralamat di jalan
Belitung Darat Gg.Emas Urai Rt. 30 No. 20 Kelurahan Kuin Cerucuk
Banjarmasin. Iyan Sasirangan Banjarmasin memiliki Surat Keterangan
Tempat Usaha (SKTU) Nomor :503/6/KCK/2001. Pendiri dan pimpinan
Iyan Sasirangan Banjarmasin ini adalah Bapak Sarkianor.
2. Ada 3 metode yang dipakai untuk menghitung forecast penjualan dalam
penelitian ini yaitu : metode least square, metode moment dan metode
kuadrat.
3. Berdasarkan perhitungan Standar Kesalahan Forecasting maka metode
yang paling sesuai adalah metode kuadrat untuk kedua jenis kain
sasirangan yaitu kain katun satin dan kain katun sutra yang selanjutnya
digunakan untuk menyusun anggaran penjualan.
4. Anggaran penjualan pada Iyan Sasirangan Banjarmasin tahun 2019 adalah
Rp837.750.000,00 untuk kain sasirangan katun satin dan
Rp1.072.800.000,00 untuk kain sasirangan katun sutra.
5. Anggaran produksi pada Iyan Sasirangan Banjarmasin tahun 2019 adalah
5.575 unit untuk kain sasirangan katun satin dan 5.342 unit kain
sasirangan katun sutra.
6. Pemakaian bahan baku pada Iyan Sasirangan Banjarmasin tahun 2019
adalah untuk kain sasasirangan katun satin sebanyak 11.150 meter kain
polos, 5.575 roll benang, 1.672 ons napthol , 1.672 ons frozen dan 1.672

67
68

ons indantherene. Sedangkan untuk kain sasirangan katun sutra sebanyak


10.684 meter kain polos, 5.342 roll benang, 1.602 ons napthol, 1.602 ons
frozen , dan 1.602 ons indantherene.
7. Pembelian bahan baku pada Iyan Sasirangan Banjarmasin tahun 2017
yaitu Rp223.000.000,00 untuk kain polos kain katun satin,
Rp267.100.000,00 untuk kain polos kain katun sutra, Rp76.419.000,00
untuk benang, Rp2.9475.900,00 untuk napthol, Rp65.502.000,00 untuk
frozen dan Rp98.253.000,00 untuk indantherene.
B. Saran
1. Iyan Sasirangan Banjarmasin merekrut karyawan khususnya dalam
bidang administrasi yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi.
2. Faktor lain yang perlu diperhatikan seperti melakukan pencatatan jumlah
penjualan, produksi dan jumlah bahan baku yang digunakan setiap
tahunnya.
3. Iyan Sasirangan Banjarmasin juga perlu memperhatikan kondisi para
pesaing, sehingga dapat mempertahankan perkembangan produk kain
sasirangan.
4. Sebaiknya Iyan Sasirangan Banjarmasin melakukan promosi yang lebih
giat lagi di online lewat media sosial atau mengikuti bazar-bazar agar
dikenal banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Al Muazirin Pratama, Amin. 2017. Pehitungan Anggaran Bahan Baku Pada UD


Toko Kue dan Rumah Makan Nisa Rasa Puruk Cahu. Tugas Akhir Politeknik
Negeri Banjarmasin.

Budiman, Arif Mochammad, Nailiya Nikmah, dan Heldalina (2019). Pedoman


Penyusunan Proposal, Tugas Akhir/ Skripsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi,
Versi 19.2 Banjarmasin: Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin.

Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT
Bumi Akrasa.

Hery. 2015. Pengantar Akuntansi. Jakarta : PT. Grasindo.

Hikmahwati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo.

Nafarin, M.2015. Pengganggaran Perusahaan. Edisi ketiga. Jakarta: Salemba


Empat.

Ramadhana, Recha. 2017. Perhitungan Anggaran Bahan Baku pada Ady


Sasirangan Banjarmasin. Tugas Akhir Politeknik Negeri Banjarmasin.

Rudianto, 2010. Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Sasongko, Catur, Safarida.R. 2011. Anggaran. Cetakan Ketiga. Jakarta:Salemba


Empat.

Siregar, Baldric, Bambang Suripto,dkk.2014. Akuntansi Manajemen. Jakarta:


Salemba Empat.

Sugiono.2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V Winata. 2018. Metodologi Penelitian-Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

Topowijono, Candra Yuliana, Nengah Sudjana. 2016. Penerapan Model EOQ (


Ekonomic Order Quantity ) dalam Rangka Meminumkan Biaya Persediaan
Bahan Baku. Jurnal Administrasi Bisnis, 36 (1), 2-9.

Winanda N.I, Andi. 2017. Efesiensi dan Efektifitas Pengelolaan Bahan Baku pada
PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar. Skripsi pada Jurusan Akuntansi
Dakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin, Makassar.
Denah Perusahaan

Nama Instansi/ Perusahaan : Iyan Sasirangan Banjarmasin


Alamat : Jalan Belitung Darat Gg.Emas Urai Rt. 30 No. 20
Kelurahan Kuin Cerucuk Banjarmasin.
Telp : 089677026095
Email :-
Koordinat : -3.302857,144.572444

77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Aisyah Rizkya
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 17 juli 1998
4 Alamat Jalan hksn komplek kebun kelapa Rt 08
jalur 02 no. 4
5 NIM D010316032
6 Program Studi D3 Akuntansi
7 Alamat E-mail d010316032@akuntansipoliban.ac.id
8 Nomor Telepon/Hp 0895606052192
9 Nama Ayah M. Syahruji, S.E
10 Nama Ibu Qatrun Nida

B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kota Th.Lulus
SD SDN Kuin Utara 4 Banjarmasin 2010
SLTP SMPN 5 Banjarmasin Banjarmasin 2013
SLTA SMAN 6 Banjarmasin Banjarmasin 2016

C. Organisasi Yang Pernah Diikuti


No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1
2
3

D. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Tempat dan Waktu Status dlm Kegiatan
1
2
3

E. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

78
Foto Perusahaan

Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019)

80
Sumber : Iyan Sasirangan Banjarmasin (diolah penulis, 2019

81

Anda mungkin juga menyukai