Anda di halaman 1dari 98

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK AMPLANG

PER BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN


PROCESS COST METHOD PADA CV BERKAH
IMPIAN BERSAMA “RINI AMPLANG”
BANJARBARU

TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya pada Program Studi D3 Akuntansi

Oleh:

MUHAMMAD HILMI RAMADHANI


NIM D010318045

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
Halaman Judul

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK AMPLANG


PER BUNGKUS DENGAN MENGGUNAKAN
PROCESS COST METHOD PADA CV BERKAH
IMPIAN BERSAMA “RINI AMPLANG”
BANJARBARU

TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya pada Program Studi D3 Akuntansi

Oleh:

MUHAMMAD HILMI RAMADHANI


NIM D010318045

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

NOTA DINAS
Hal : Tugas Akhir Sdr. MUHAMMAD HILMI RAMADHANI

Kepada Yth.:
Ketua Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin
Di Tempat

Dengan hormat,

Setelah membaca, mengoreksi dan melakukan perbaikan, maka kami selaku


pembimbing berpendapat bahwa Tugas Akhir yang disusun oleh:

Nama : MUHAMMAD HILMI RAMADHANI


NIM : D010318045
Program Studi : D3 AKUNTANSI
Judul Tugas Akhir : PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK
AMPLANG PER BUNGKUS DENGAN
MENGGUNAKAN PROCESS COST METHOD
PADA CV BERKAH IMPIAN BERSAMA "RINI
AMPLANG" BANJARBARU

dapat diajukan dalam sidang ujian Tugas Akhir untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Akuntansi
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Demikian persetujuan ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 12 Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

HIKMAHWATI, SE, MM JULKAWAIT, SE, MM


NIP 198207272005012003 NIP 197701082005011002

iii
Halaman Pengesahan

iv
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Tugas Akhir ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Banjarmasin. Tugas
Akhir ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan lain oleh
siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sebagaimana
mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin.

Banjarmasin, 18 Agustus 2021


Yang membuat pernyataan,

Muhammad Hilmi Ramadhani


NIM D010318045

v
MOTTO

Deg-degan mikirin masa depan itu wajar, tapi jangan sampai dibawa
stress. Jangan silau ngeliat temen yang karirnya stabil, pencapaiannya
udah banyak, hidupnya terlihat enteng dan bahagia. Dibawa santai aja.
Semua punya timeline masing-masing. Coba urai lagi lebih detail, tujuan
kamu mau ke mana?

Kerjain pelan-pelan, nikmati prosesnya.


Pede aja, nanti juga sampai.

-Arief Muhammad

vi
PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada:


1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Orang tua, kakak, adik, keluarga besar, teman-teman dan orang-orang terdekat
yang telah memberikan segala bantuan, dukungan, dan doa untuk penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang sudah memberikan ilmu
serta meluangkan waktunya dalam proses pembimbingan dan pengerjaan Tugas
Akhir ini.
4. Seluruh dosen dan staf prodi Akuntansi, jurusan Akuntansi serta civitas
Akademika Politeknik Negeri Banjarmasin atas ilmu pengetahuan yang
diberikan.
5. Seluruh pegawai CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang
sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta memberikan
informasi dalam penyelesaian Tugas Akhir.

vii
ABSTRAK

Muhammad Hilmi Ramadhani (D010318045). Penentuan Harga Pokok Produk


Amplang per Bungkus dengan menggunakan Process Cost Method pada CV
Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru. Tugas Akhir, Program
Studi D3 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2021.

Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) merupakan hal yang signifikan untuk
diperhatikan karena semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dalam
menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang cukup bersaing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggolongan biaya pada CV Berkah
Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi
biaya serta untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk Amplang per bungkus
dengan menggunakan Process Cost Method.

Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian studi kasus dengan


pendekatan deskriptif. Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Dari
hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari harga pokok produksi
antara CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dengan perhitungan
penulis. Hal ini terjadi setelah dilakukannya penggolongan biaya produksi dan
perhitungan biaya produksi dengan benar berdasarkan konsep akuntansi biaya. Dengan
demikian baru dapat ditentukan harga pokok produksi secara tepat.

Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi perhitungan menurut perusahaan


adalah Rp 7.217,85 sedangkan perhitungan menurut penulis adalah Rp 7.472,83.
Selisih antara perhitungan perusahaan dengan penulis memang tidak terlalu jauh
berbeda namun berpengaruh terhadap harga jual dan jumlah pemasukan yang sebenar-
benarnya.

Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, Biaya Produksi, Metode Harga Pokok Proses

viii
ABSTRACT

Muhammad Hilmi Ramadhani (D010318045). Determination of the Cost of


Amplang Products per Pack using the Process Cost Method at CV Berkah Impian
Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru. Final Project, D3 Accounting Study
Program, Accounting Department, Banjarmasin State Polytechnic, 2021.

Calculation of Cost of Goods Produced (HPP) is a significant thing to note because of


the increasing competition between companies in producing quality products at quite
competitive prices. This study aims to determine the cost classification of CV Berkah
Impian Bersama "Rini Amplang" Banjarbaru in accordance with the concept of cost
accounting and to determine the calculation of the cost of Amplang products per pack
using the Process Cost Method.

This type of research is carried out using case study research with a descriptive
approach. The data of this research are primary data and secondary data. From the
results of the study it was concluded that there was a difference in the cost of production
between CV Berkah Impian Bersama "Rini Amplang" Banjarbaru and the author's
calculations. This happens after classifying production costs and calculating
production costs correctly based on the concept of cost accounting. In this way, the
cost of production can be determined precisely.

Based on the calculation of the cost of production, the calculation according to the
company is Rp 7,217.85 while the calculation according to the author is Rp 7,472.83.
The difference between the calculation of the company and the author is not too
different, but it affects the selling price and the actual amount of income.

Keywords: Cost of Goods Sold, Production Costs, Process Costing Method, Raw
Material Costs, Labor Costs, Factory Overhead Costs

ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir sebagaimana dijadwalkan tepat pada waktunya.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan suatu bukti bahwa penulis telah menyelesaikan
program pendidikan pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan
dan bimbingan serta arahan selama menyusun Tugas Akhir ini, terutama kepada:
1. Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik saya yang telah banyak memberikan dukungan baik
secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
2. Bapak Joni Riadi, S. ST., M.T selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Ibu Nailiya Nikmah, S. Pd., M. Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
4. Ibu Nurul Qalbiah, SE, Ak, MM selaku Ketua Program Studi Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin.
5. Ibu Hikmahwati, SE. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Julkawait, SE., MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
8. Ibu Rini Wardani selaku Direktur dan seluruh pegawai CV Berkah Impian
Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang telah memberikan izin penelitian dan
memberikan informasi serta bantuan dalam kelengkapan data .

x
9. Sahabat-sahabat saya Tegar, Yoanda, Osa, Dewi, Firda, Nabila, Robby, Salsa,
Azizah , Fauzian dan Fathul yang selalu menemani serta memberikan dukungan,
semangat, doa dan juga bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Seluruh mahasiswa/i D3 Akuntansi khususnya kelas 6B Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin angkatan 2018 dan masih banyak lagi yang belum bisa
penulis sebutkan, terima kasih sudah memberikan hari-hari yang berkesan selama
3 tahun terakhir.
Penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan mahasiswa/i Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin khususnya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penulisan
yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Banjarmasin, 18 Agustus 2021

Muhammad Hilmi Ramadhani

NIM D010318045

xi
DAFTAR ISI

Halaman Cover...................................................................................................... i
Halaman Judul ....................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan ............................................................................................. iii
Halaman Pengesahan ............................................................................................ iv
Halaman Pernyataan.............................................................................................. v
Halaman Motto...................................................................................................... vi
Halaman Persembahan .......................................................................................... vii
Abstrak .................................................................................................................. viii
Abstract ................................................................................................................. ix
Kata Pengantar ...................................................................................................... x
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xv
Daftar Bagan ......................................................................................................... xvii
Daftar Lampiran .................................................................................................... xviii

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Permasalahan............................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6


A. Landasan Teori ............................................................................ 6
1. Pengertian Akuntansi Biaya ................................................. 6
2. Tujuan Akuntansi Biaya....................................................... 6
3. Biaya .................................................................................... 7
4. Cara Penggolongan Biaya .................................................... 7

xii
5. Unsur-Unsur Biaya Produksi ............................................... 10
6. Metode Penentuan Biaya Produksi ...................................... 14
7. Depresiasi ............................................................................. 16
8. Metode penyusutan aktiva tetap ........................................... 18
9. Penggolongan Aktiva Tetap ................................................. 19
10. Penentuan Harga Pokok Produk .......................................... 22
11. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi ........................................ 24
12. Penentuan Harga Jual ........................................................... 25
B. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 25

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................... 29


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 29
B. Variabel Penelitian ...................................................................... 29
1. Harga Pokok Produk ............................................................ 29
2. Harga Pokok Proses ............................................................. 29
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 29
1. Jenis Data ............................................................................. 29
2. Sumber Data ......................................................................... 30
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 30
1. Wawancara ........................................................................... 30
2. Dokumentasi ........................................................................ 30
3. Observasi .............................................................................. 31
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 32


A. Hasil Penelitian ........................................................................... 32
1. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................. 32
2. Struktur Organisasi .............................................................. 33
3. Bahan dan Peralatan Produksi.............................................. 35
4. Proses Produksi .................................................................... 36
5. Perhitungan Menurut Perusahaan ........................................ 38

xiii
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 44
1. Penggolongan Biaya disarankan Penulis ............................. 44
2. Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap .................................. 45
3. Perhitungan Biaya Produksi yang disarankan Penulis ......... 48
4. Perhitungan Harga Pokok Produk Amplang per Bungkus... 54
5. Laporan biaya produksi yang disarankan penulis ................ 55
6. Jurnal yang disarankan Penulis ............................................ 57
7. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut
Perusahaan dan Menurut Penulis ................................................ 59

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61


A. Simpulan ..................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................ 62

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 63


Lampiran-Lampiran .............................................................................................. 64

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kos Produksi Menurut Metode Full Costing ....................................... 15

Tabel 2.2. Kos Produksi Menurut Metode Variabel Costing ................................ 16

Tabel 2.3. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 1 ............ 19

Tabel 2.4. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 2 ............ 20

Tabel 2.5. Tabel masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ................... 22

Tabel 2.6. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 26

Tabel 4. 1. Perhitungan kuantitas produksi serta pendapatan per bulan ............... 38

Tabel 4. 2. Daftar Tenaga Kerja ............................................................................ 39

Tabel 4. 3.Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Oktober ................... 39

Tabel 4. 4.Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Oktober .................... 40

Tabel 4. 5. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan November ............... 41

Tabel 4. 6. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan November................ 41

Tabel 4. 7. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Desember ............... 42

Tabel 4. 8. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Desember ................ 42

Tabel 4. 9. Penggolongan biaya produksi menurut penulis .................................. 45

Tabel 4. 10. Daftar penyusutan aktiva tetap .......................................................... 46

Tabel 4. 11. Biaya penyusutan bulan Oktober 2020 ............................................. 46

xv
Tabel 4. 12. Biaya penyusutan bulan November 2020 ......................................... 47

Tabel 4. 13. Biaya penyusutan bulan Desember 2020 .......................................... 47

Tabel 4. 14. Perhitungan Biaya Produksi bulan Oktober 2020 ............................. 48

Tabel 4. 15. Perhitungan Biaya Produksi bulan November 2020 ......................... 49

Tabel 4. 16. Perhitungan Biaya Produksi bulan Desember 2020 .......................... 50

Tabel 4. 17. Perhitungan harga pokok produk per bungkus amplang ................... 54

Tabel 4. 18. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan Oktober ...... 55

Tabel 4. 19. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan November .. 56

Tabel 4. 20. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan Desember ... 56

Tabel 4. 21. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Amplang ikan tenggiri
menurut perusahaan dan yang disarankan penulis ................................................ 59

xvi
DAFTAR BAGAN

Bagan 4. 1.Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama ............................... 33

Bagan 4. 2. Standarisasi proses pembuatan Amplang........................................... 36

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ....................................................................... 65

Lampiran 2. Lembar Bimbingan Pembimbing 1................................................... 69

Lampiran 3. Lembar Bimbingan Pembimbing 2................................................... 70

Lampiran 4. Lembar Saran Penguji 1 Seminar Proposal ...................................... 72

Lampiran 5. Lembar Saran Penguji 2 Seminar Proposal ...................................... 73

Lampiran 6. Surat Keterangan Izin Penelitian ...................................................... 74

Lampiran 7. Surat Izin Usaha Mikro Dan Kecil ................................................... 75

Lampiran 8. Denah Perusahaan............................................................................. 76

Lampiran 9. Foto Perusahaan ................................................................................ 77

Lampiran 10. NPWP Perusahaan .......................................................................... 78

Lampiran 1. Lembar Saran Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir ........................... 79

Lampiran 12. Lembar Saran Anggota Penguji Sidang Tugas Akhir ...................... 80

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan adalah wadah suatu kegiatan bagi para pelaku usaha. Target dari
sebuah perusahaan yakni untuk menjamin kelangsungan hidupnya, perusahaan
harus mendapatkan pertumbuhan dan pencapaian laba (profit). Karena tinggi
rendahnya laba yang diperoleh perusahaan membentuk suatu gambaran
kesuksesaan perusahaan tersebut. Tanpa adanya laba, semua jenis usaha baik
perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur akan mengalami kesulitan dalam
berkembang kemudian alhasil akan mengalami penurunan yang mengakibatkan
kebangkrutan. Secara umum ada dua hal yang menjadi tujuan didirikannya suatu
perusahaan yaitu perkembangan usaha serta profitabilitas untuk memperoleh laba
yang optimal serta maksimal. (Firdayati, 2017)
Setiap perusahaan tentunya ingin maju dan berkembang, untuk itu perusahaan
perlu menyikapi semaksimal mungkin untuk memproduksi dan menjual
produknya dengan baik. Dalam menyikapi kebijakan tersebut akan berpengaruh
pada perusahaan dalam menentukan harga pokok produk, perusahaan harus
mampu mengambil keputusan dan mencari peluang agar perusahaan tetap maju
dan berkembang. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan harga pokok produk
untuk menentukan harga jual yang tepat agar perusahaan dapat bersaing.
Pentingnya penentuan harga pokok produk terhadap perusahaan yang mayoritas
kegiatannya mengarah pada proses produksi, mampu membantu perusahaan
mendapatkan laba produksi yang akurat terhadap pembebanan biaya produksinya.
Laba produksi tersebut dapat menjadi acuan perusahaan untuk mengestimasikan
seberapa besar target yang akan diperolehnya di masa periode yang mendatang.
Harga jual merupakan biaya yang ditetapkan perusahaan untuk memproduksi
suatu barang atau jasa dengan persentase laba yang ingin dicapai oleh suatu

1
2

perusahaan, karena itu untuk memperoleh laba yang diinginkan perusahaan salah
satu caranya yaitu menetapkan harga jual yang tepat untuk produk yang dijual.
(Djumali et al., 2014:84) Akan tetapi dalam keadaan persaingan yang semakin
tinggi tentunya perusahaan tidak boleh sembarangan dalam menaikkan harga jual
dikarenakan bisa menyebabkan pelanggan berpindah ke produk pesaing yang
memiliki harga lebih rendah, namun dengan kualitas produk yang sama.
Kesalahan dalam menentukan pengambilan keputusan kadang kala ditemukan,
antara lain kesalahan dalam melakukan perhitungan biaya, contohnya kesalahan
dalam penggolongan biaya. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap harga
pokok produk, penentuan harga jual, dan pengambilan keputusan.
CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru merupakan salah
satu perusahaan yang beraktivitas pada proses manufaktur di Banjarbaru yang
beromzet besar dan masih belum memperhitungkan harga pokok produk sesuai
dengan konsep akuntansi biaya. CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang”
Banjarbaru memproduksi produk amplang yang diproduksi berdasarkan pesanan
dan proses. Proses produksi yang terjadi di perusahaan meliputi pemilihan dan
pemisahaan bahan baku amplang yaitu antara daging dan tulang ikan, selanjutnya
proses pencetakan dan penggorengan amplang hingga yang terakhir proses
pengepakan amplang. Proses produksi tersebut meliputi biaya–biaya produksi
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung
serta biaya overhead pabrik. Pembebanan biaya produksi tersebut harus tepat dan
sesuai. Dengan demikian perusahaan harus mengetahui secara rinci mengenai
biaya produksi yang dibebankan pada produk tersebut melalui perhitungan harga
pokok produk.
Selama ini CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dalam
memproduksi amplang dilakukan berdasarkan pesanan dan produksi massal.
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru, dalam menghitung harga pokok produk tidak membagi
biaya-biaya produksi sesuai pengklasifikasian akuntansi biaya yang seharusnya.
3

Keadaan ini menyebabkan entitas tidak dapat menaruh harga pokok produk
dengan efisien yang tentunya akan berimbas pada harga jual produk per bungkus
amplang dan laba yang ingin dicapai perusahaan. Perhitungan yang tepat menurut
kaidah akuntansi ialah mengklasifikasikan biaya produksi bukan hanya
menghitung biaya bahan baku saja tetapi ada biaya overhead pabrik dan biaya
tenaga kerja. Sedangkan yang dilakukan oleh perusahaan masih belum
memperhitungkan biaya overhead pabrik sehingga penulis menganggap pihak
perusahaan belum mengklasifikasikan secara tepat dan untung yang didapat belum
maksimal. Untuk itu, penulis mencoba membantu dalam pemberian alternatif
kalkulasi harga pokok produk yang tepat, berdasarkan metode harga pokok proses
sinkron dengan konsep akuntansi biaya, sehingga CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru mampu menetapkan harga jual produk barang dengan
tepat.
Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis mengambil metode harga pokok
proses untuk menghitung harga pokok produk. Penelitian ini sebagai alternatif CV
Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru untuk penetapan harga jual.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian tugas akhir
dengan mengangkat judul “Penentuan Harga Pokok Produksi Amplang per
Bungkus dengan Menggunakan Process Cost Method pada CV Berkah Impian
Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam tugas akhir ini
yaitu CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru belum melakukan
penghitungan harga pokok produk yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya
yang seharusnya.
Penulis memfokuskan cakupan pengkajian yaitu pada perhitungan harga
pokok produk per bungkus amplang pada CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru untuk bulan Oktober, November, Desember 2020. Metode
4

yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produk adalah metode harga
pokok proses dengan sistem perhitungan harga pokok penuh (Full Costing).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang sudah disampaikan, maka permasalahan
yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggolongan biaya pada CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya?
2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan Harga
Pokok Produk Amplang per Bungkus dengan Menggunakan Process Cost
Method pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui penggolongan biaya pada CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk Amplang per bungkus
dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Berkah Impian
Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk menambah ilmu
pengetahuan dan pandangan dalam menerapkan teori yang sudah diperoleh
pada saat perkuliahan, khususnya di bidang akuntansi biaya mengenai
perhitungan harga pokok produk dengan metode harga pokok proses sehingga
dapat dipraktikkan dalam dunia usaha.
2. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
perusahaan dalam pengambilan keputusan, penentuan harga pokok produk
dengan metode harga pokok proses yang sesuai dengan Akuntansi Biaya
sehingga dapat mengembangkan usaha dengan lebih efisien.
5

3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin


Hasil penelitian ini diharapkan menambah bahan atau referensi serta
pengetahuan bagi seluruh civitas Akademika terutama mahasiswa yang akan
menyusun Tugas Akhir dengan topik yang berkaitan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Akuntansi Biaya
“Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan
dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-
cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”(Mulyadi, 2005:7)
Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen yang
merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan
pada penentuan dan pengendalian biaya. Bidang ini terutama
berhubungan dengan biaya-biaya untuk memproduksi suatu barang,
hingga saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa akuntansi
biaya hanya dapat diterapkan pada bidang manufaktur saja (Dunia, et al.,
2018: 4).
Dalam ilmu Akuntansi, Cost Accounting merupakan salah satu jalur
utama dalam kajian pengetahuannya. Pada umumnya akuntansi biaya
digunakan dalam perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur.
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan berbagai macam
proses produksi untuk dijual kepada pelanggan (Wardoyo, 2016: 184 )
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu
bidang khusus akuntansi yang melakukan proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya, yang merupakan bagian dari akuntansi
manajemen, menekankan kepada penentuan serta pengendalian biaya dari
bahan baku menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.
2. Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok: penentuan kos produk,
pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Untuk
memenuhi tujuan penentu kos produk, akuntansi biaya mencatat,
menggolongkan dan meringkaskan biaya-biaya pembuatan produk atau
penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya
yang telah terjadi di masa lalu atau biaya historis. (Mulyadi, 2005:7)

6
7

“Akuntansi biaya berfungsi menyediakan informasi biaya bagi


kepentingan manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Informasi biaya diperlukan oleh manajemen untuk tujuan yaitu penentuan
harga pokok, perencanaan biaya, pengendalian biaya, dan dasar untuk
Pengambilan Keputusan yang Khusus”.(Dunia, Abdullah, et al., 2018: 4-5)
3. Biaya
“Biaya adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk
memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang,
atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Biaya
biasanya tercermin dalam laporan posisi keuangan sebagai aset
perusahaan”.(Dunia, Abdullah, et al., 2018: 22)
Dalam arti sempit definisi atau pengertian biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva sedangkan dalam arti luas definisi atau
pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi secara potensial untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Adapun unsur pokok
dalam definisi biaya tersebut ialah biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomi, diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
secara potensial akan terjadi, dan pengorbanan tersebut untuk tujuan
tertentu. (Mulyadi, 2005:8)
“Dalam arti sempit definisi atau pengertian biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva sedangkan dalam arti luas definisi
atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi secara potensial untuk mencapai
tujuan tertentu”. (Maghfirah et al., 2016: 61)

4. Cara Penggolongan Biaya


Biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Biaya dapat
digolongkan menurut:
a. Objek Pengeluaran
8

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan


dasar penggolongan biaya.
b. Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum. Oleh
karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
2) Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
3) Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat digolongkan
menjadi dua golongan:
1) Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang
penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung
ini tidak akan terjadi.dengan demikian biaya langsung akan mudah
diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Contohnya: biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja.
2) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory
overhead costs).
9

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan


perubahan volume aktivitas
1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
volume kegiatan tertentu. Contoh: gaji direktur produksi.
e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
1) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya
periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran ini pada
saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan
dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara
didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi. Contoh: pengeluaran
untuk membeli aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva
tetap, untuk promosi besar-besaran dan pegeluaran untuk riset dan
pengembagan suatu produk.
2) Penggolongan pendapatan (revenue expenditures), adalah biaya
yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan
ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan
yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh: Biaya
iklan, biaya tenaga kerja. (Mulyadi, 2005:13-16)
10

5. Unsur-Unsur Biaya Produksi


Biaya produksi atau biasa disebutkan sebagai biaya produk merupakan
biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses produksi yaitu
terdiri dari:
a. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh
produk jadi. Bahan baku yang digunakan pada perusahaan manufaktur
dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor (pembelian yang berasal
dari luar negeri) ataupun dari pengolahan sendiri. Bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi biasanya dikelompokkan atas bahan
baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung
merupakan keseluruhan bahan baku yang diolah menjadi barang jadi dan
ditetapkan langsung pada harga pokok barang jadi.
Menurut Carter dan Usry (2008 : 40), “Bahan baku langsung adalah
semua bahan yang membentuk bagian yang integral (berhubungan)
dari barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi
biaya produksi“.
Jadi, bahan baku langsung merupakan bahan yang secara
menyeluruh membentuk produk selesai yang dapat
diidentifikasikan secara langsung pada produk yang bersangkutan
dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu biaya bahan baku
langsung ini dapat dibebankan secara langsung kepada produk
karena pengamatan fisik dapat dilakukan untuk mengukur kuantitas
(jumlah) yang dikonsumsi oleh setiap produk.(Ramadhani, 2015 :
7)
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung ( Direct Labour Cost )
Tenaga kerja merupakan manusia atau pekerja yang memberikan
usaha fisik dan mental untuk mengolah suatu produk. Biaya tenaga kerja
merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja yang
melakukan proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung juga dapat
diamati secara fisik untuk mengukur kuantitas tenaga kerja dalam
menghasilkan suatu produk. Biaya tenaga kerja pada dasarnya berkaitan
11

dengan upah langsung. Upah tenaga kerja langsung akan diperhitungkan


langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan upah tenaga kerja
tidak langsung akan dibebankan melalui biaya overhead pabrik. Pada
umumnya, biaya upah langsung terdiri atas:
1) Gaji Pokok (Original Wages) Gaji pokok yaitu upah yang harus
dibayarkan kepada tenaga kerja sesuai dengan kontrak kerja.
2) Uang Lembur (Overtime) Uang lembur yaitu upah tambahan yang
diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3) Bonus (Incentive) Bonus yaitu upah tambahan yang diberikan
kepada tenaga kerja karena menunjukkan prestasi kerja melebihi
dari apa yang telah ditetapkan.(Ramadhani, 2015:8-9)
c. Biaya Overhead Pabrik ( Factory Overhead Cost )
Biaya overhead pabrik merupakan semua biaya dalam proses
produksi kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya ini juga sering disebut biaya produksi tidak langsung
karena biaya overhead pabrik ini sulit diidentifikasikan secara fisik.
(Ramadhani, 2015, p. 9)
1) Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Menurut (Mulyadi, 2005:194-195) menjelaskan bahwa
beberapa biaya produksi yang dapat digolongkan dalam biaya
overhead pabrik adalah sebagai berikut:
a) Biaya Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk
jadi tetapi tetap nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan
harga pokok produksi tersebut. Contohnya kardus pembungkus
gelas.
b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
12

Biaya reparasi adalah biaya suku cadang (spare parts),


biaya yang habis dipakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan
perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap yang digunakan untuk
keperluan pabrik.
c) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga
kerja yang upahnya tidak dapat diperhitungkan langsung ke
produk. Contohnya upah pekerja di departemen pergudangan.
d) Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian Aktiva Tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain biaya-biaya depresiasi aktiva tetap yang digunakan pabrik.
Contohnya biaya depresiasi mesin.
e) Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya Waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah
seperti biaya asuransi.
f) Biaya Overhead Pabrik Lainnya yang Secara Langsung
Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai
Biaya yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah biaya
reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya
listrik dan lainnya. Pemisahan biaya berdasarkan objek sangat
bermanfaat bagi manajemen untuk mengendalikan biaya.
Sebab dengan mengetahui bahwa suatu biaya langsung bisa
dihubungkan dengan suatu objek maka manajemen secara
mudah dapat menganalisa biaya tersebut apabila timbul
pemborosan-pemborosan dengan menentukan dimana biaya
tersebut terjadi.
2) Dasar dalam pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk ada
beberapa cara, yaitu:
13

a) Satuan produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana,
dengan langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada
produk. Untuk rumusnya sebagai berikut:
Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik
Tarif biaya overhead pabrik per satuan = Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan ..........(1)

b) Biaya bahan baku


Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi
dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk
membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku
yang dipakai. Untuk rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Persentase biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku yang dipakai
Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik
= Taksiran biaya bahan baku yang dipakai x 100%.............................................................(2)
c) Biaya tenaga kerja
Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga
kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Persentase biaya overhead pabrik dari biaya tenaga kerja langsung
Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik
= Taksiran biaya tenaga kerja langsung x 100%...............................................................(3)

d) Jam tenaga kerja langsung


Karena ada hubungan yang erat antara jumlah upah
dengan jumlah jam kerja maka disamping biaya overhead
pabrik dibebankan atas dasar upah tenaga kerja langsung, dapat
pula dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Jadi
14

apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat


dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang
dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
Tarif biaya overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung
Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik
= Taksiran jam tenaga kerja langsung ................................................................................(4)

e) Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu
penggunaan mesin, maka dasar yang dipakai untuk
membebankannya adalah jam mesin. Tarif biaya overhead
pabrik dihitung dengan rumus:
Taksiran biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik
Tarif biaya overhead pabrik per jam mesin= .................(5)
Taksiran jam kerja mesin

Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode


anggaran ditentukan, dan anggaran biaya overhead pabrik telah
disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan
diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif
biaya overhead pabrik dengan rumus sebagai berikut:
Biaya 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 pabrik yang dianggarkan
Tarif biaya overhead pabrik = ...........................(6)
Taksiran dasar pembebanan

(Mulyadi, 2005: 200-203)


6. Metode Penentuan Biaya Produksi
Menurut Mulyadi metode penentuan biaya produksi dibagi menjadi:
a. Full costing
Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
15

Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari
unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2.1. Kos Produksi Menurut Metode Full Costing

Biaya Bahan Baku xx


Biaya Tenaga Kerja Langsung xx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xx
Biaya Overhead Pabrik Tetap xx
Kos Produksi xx

Sumber: Mulyadi (2015:17)

1) Biaya bahan baku secara teoritis, biaya bahan baku langsung harus
memasukkan seluruh biaya bahan baku yang digunakan untuk
memproduksi sebuah produk atau kinerja sebuah jasa.
2) Biaya tenaga kerja langsung berkenaan dengan usaha setiap
individu yang melakukan produksi sebuah produk atau
mengerjakan sebuah jasa. Tenaga kerja langsung dapat juga
dianggap sebagai pekerjaan yang secara langsung menambah nilai
produk akhir atau jasa.
3) Overhead merupakan berbagai faktor atau biaya produksi yang
tidak langsung untuk memproduksi sebuah produk atau
menyediakan jasa. Maka biaya overhead tidak memasukkan bahan
baku maupun tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat menjadi
variabel atau tetap berdasarkan bagaimana mereka berperilaku
dalam merespon sebuah perusahaan dalam jumlah produksi atau
pengukuran aktivitas lainnya.
4) Biaya overhead variabel meliputi biaya bahan baku tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung yang telah dibayar berdasarkan jumlah
jam kerja (seperti upah untuk operator untuk mesin pengangkat
16

barang, pengurus bahan baku, dan para pekerja lainnya yang


membantu proses produksi, perakitan, dan/jasa).
5) Biaya overhead pabrik tetap meliputi biaya seperti penyusutan garis
lurus pada aset pabrik, biaya lisensi pabrik, dan asuransi pabrik serta
pajak tanah dan bangunan/properti. biaya overhead pabrik tidak
langsung meliputi supervisor produksi, penggantian pengawas, dan
manajer pabrik. (Mulyadi, 2015)
b. Variabel costing
Variabel costing merupakan penentuan kos produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi berperilaku variabel ke dalam kos
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian kos produksi menurut
metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Tabel 2.2. Kos Produksi Menurut Metode Variabel Costing

Biaya Bahan Baku xx


Biaya Tenaga Kerja Langsung xx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xx
Kos Produksi xx

Sumber: Mulyadi (2015:18)

Ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran


variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap
(BOP tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap).
(Mulyadi, 2015)
7. Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan
waktu dan penggunaannya dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah
pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh
17

waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan
dalam suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non kas yang berpengaruh
terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan
pendapatan.
b. Harus mempunyai umur manfaat tertentu dan umurnya harus lebih lama
dari setahun.
c. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami
peluruhan/kehancuran, usang atau mengalami pengurangan nilai dari
asalnya.
d. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokan menjadi:
1) Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti
personal (personal property) seperti mesin-mesin kendaraan,
peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis, dan properti riil (real
property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari
atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
2) Tidak nyata (intangible) property personal seperti hak cipta, paten
atau franchise.
Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi
teknik, karena:
a. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan
waktu
b. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting
depreciation) nilai aset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan
untuk menjamin bahwa aset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh
kembali setelah masa layannya selesai
18

c. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk mengurangi pengenaan


pajak dengan jalan bahwa aset yang diinvestasikan diperhitungkan
sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak
(Leiwakabessy & Patty, 2015: 24)
8. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Beberapa metode penyusutan aktiva tetap antara lain, Metode garis lurus
(straight-line method), Metode saldo menurun ganda (double declining
balance method), Metode jumlah angka tahun (sum of the years digits
method), Metode jam kerja (service hours method), Metode unit produksi
(productive output method).
a. Metode garis lurus
Penyusutan metode garis lurus adalah bahwa aset yang
bersangkutan akan memberikan manfaat yang sama untuk setiap
periodenya sepanjang umur aset. Dengan menggunakan metode garis
lurus, besarnya beban penyusutan periodik dapat dihitung sebagai
berikut:
Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu
Beban Penyusutan = .....................(7)
Estimasi Masa Manfaat

b. Metode Saldo menurun ganda


Penyusutan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda
beban penyusutan periodik dihitung dengan cara mengalikan suatu tarif
persentase ke nilai buku aset yang semakin menurun, sehingga
dinamakan metode saldo menurun ganda. Rumusnya:
Tarif Penyusutan = (100% : Umur Ekonomis) x 2
Beban Penyusutan = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Penyusutan
Penyusutan dengan menggunakan metode jumlah angka tahun,
metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun dalam setiap
tahun berikutnya. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
19

n(n+1)
Tarif Penyusutan = .................................................................(8)
2

Sisa Umur Aktiva


Beban Penyusutan = x (HP-NS)..............................(9)
Tarif

c. Metode Jam Kerja


Penyusutan dengan menggunakan metode jam kerja, bahwa
pembelian suatu aset menunjukan pembelian sejumlah jam jasa
langsung. Perhitungan metode jam kerja sebagai berikut:
Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu
Tarif Penyusutan = ............(10)
Estimasi Total Jam Jasa

d. Metode Unit Produksi


Penyusutan dengan menggunakan metode unit produksi, didasarkan
pada anggaran bahwa aset yang diperoleh diharapkan dapat memberikan
jasa dalam bentuk hasil unit produksi tertentu. Metode ini memerlukan
suatu estimasi mengenai total output yang dapat dihasilkan aset.
Perhitungannya sebagai berikut:
Harga Perolehan – Estimasi Nilai Residu
Tarif Penyusutan = ............(11)
Estimasi Total Output

Sumber: (Hery, 2014: 279-290)

9. Penggolongan Aktiva Tetap


Ada beberapa jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta
berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan yaitu:

Tabel 2.3. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 1

No Jenis Usaha Jenis Harta


1 Semua jenis usaha
a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku, kursi, lem
ari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.
20

b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi,
mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette,
video recorder, televisi dan sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa
yang bersangkutan.
f. Dies, jigs, dan mould.
g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon,
faksimile, telepon seluler dan sejenisnya.
Pertanian,
perkebunan, Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul, peternakan,
2 kehutanan, perikanan, garu dan lain-lain.
Industri makanan Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit,
3 dan minuman penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.
Transportasi dan
4 Pergudangan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.
Industri Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-
5 semikonduktor 1), pose checker.
Jasa Persewaan
Peralatan Tambat Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel Wire Ropes,
6 Air Dalam Mooring Accessoris.
Jasa telekomunikasi
7 selular Base Station Controller
Sumber: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
96/PMK.03/2009

Tabel 2.4. Jenis-jenis harta berwujud yang termasuk dalam kelompok 2

No Jenis Usaha Jenis Harta


1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari
dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur
udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya.
2 Pertanian, a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk,
perkebunan, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.
kehutanan, b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau
barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
3 Industri makanan a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan perikanan,
dan minuman misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .
Lanjutan
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa,
margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian
seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan
minuman segala jenis.
21

d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan


makanan segala jenis.
4 Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan (misalnya mesin jahit,
pompa air)..
5 Perkayuan, a. Mesin dan peralatan penebangan kayu.
kehutanan b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau
barang kehutanan.

6 Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer
dan sejenisnya.
7 Transportasi dan a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck
Pergudangan ngangkang, dan sejenisnya;
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan
barang tertentu (misalnya gandum, batu - batuan, biji tambang dan
sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan
dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal
suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai
dengan 250 DWT;
e. Kapal balon.
8 Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon;
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan radio
telegraf dan radio telepon.
9 Industri semi Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester,
konduktor bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing
oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test,
dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full
automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter
remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark),
memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S
tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping
machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire
bonder, wire pull tester.
10 Jasa Persewaan Spoolling Machines, Metocean Data Collector
Peralatan Tambat
Air Dalam
11 Jasa Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location
Telekomunikasi Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent
Seluler Network Service Control Point, intelligent Network Service Managemen
Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link,
Antena
Sumber: PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
96/PMK.03/2009
22

Kemudian untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif


penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.5. Tabel masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud

Tarif penyusutan sebagaimana


Masa
Kelompok Harta Berwujud dimaksud dalam
Manfaat
Ayat(1) Ayat(2)
Bukan bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,50% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,50%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
Bangunan
Permanen 20 tahun 5%
Tidak Permanen 10 tahun 10%
Sumber: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2008

10. Penentuan Harga Pokok Produk


a. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Method)
“Dalam Metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
pesanan tertentu pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan
tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan”. (Mulyadi, 2005)
b. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan
untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses
tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang
23

dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.


Karakteristik metode harga pokok proses, sebagai berikut:
1) Produksi yang dihasilkan merupakan produksi produk standar.
2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi
yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu
tertentu.
Sebagai contoh perusahaan yang berproduksi massa adalah
perusahaan semen. Proses produksi semen menghasilkan satu macam
produk berupa semen Portland yang diukur dengan satuan zak yang berat
standarnya 50 kg. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah
sama. Perencanaan produksi dilakukan dengan diterbitkannya perintah
produksi (production order) setiap awal bulan yang berlaku untuk bulan
tertentu. (Mulyadi, 2005:63)
Sedangkan menurut (Dunia, Abdullah, et al., 2018: 117),
karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut.
1) Biaya-biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya,
dan bukan berdasarkan pekerjaan pesanan seperti halnya dalam
metode harga pokok pesanan.
2) Biaya produksi atau pengolahan dibebankan kepada akun barang
dalam proses dari masing-masing departemen.
3) Jumlah unit dari barang dalam proses dalam setiap departemen
harus dinyatakan dalam bentuk tingkat penyelesaian dan unit yang
dianggap selesai, diperoleh dengan mengkonversikan jumlah unit
yang belum selesai secara proporsional dengan tingkat penyelesaian
pada akhir periode.
4) Biaya per unit dihitung menurut departemen atau pusat biaya.
24

5) Pada saat produksi selesai dalam suatu departemen produksi,


jumlah unit yang selesai dan biayanya dipindahkan ke departemen
produksi berikutnya atau gudang barang jadi.
6) Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan dan menghitung biaya baik
secara keseluruhan maupun per unit menurut masing-masing
departemen digunakan formulir laporan biaya produksi.
11. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi
Menurut (Mulyadi, 2005: 71-72) ayat jurnal yang digunakan dalam
pencatatan biaya produksi sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:
BDP – Biaya Bahan Baku xxx
Persediaan Bahan Baku xxx
b. Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:
BDP – Biaya Bahan Penolong xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx
c. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
BDP – Biaya Tenaga Kerja xxx
Gaji dan Upah xxx
d. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP – Biaya Overhead Pabrik xxx
Berbagai Rekening yang Dikreditkan xxx
e. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang:
Persediaan Produk Jadi xxx
BDP – Biaya Bahan Baku xxx
BDP – Biaya Tenaga Kerja xxx
BDP – Biaya Overhead Pabrik xxx
25

12. Penentuan Harga Jual


“Harga jual adalah upaya untuk menyeimbangkan keinginan untuk
memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari perolehan pendapatan yang
tinggi dan penurunan volume penjualan jika harga jual yang dibebankan ke
konsumen terlalu mahal.”(Krismiaji & Anni, 2011: 326)
“Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta
pelayanannya.”(Murti & Soeprihanto, 2007: 281)
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa harga jual merupakan upaya yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada konsumen atas produk maupun jasa
yang dijual dapat menghasilkan pendapatan yang diinginkan perusahaan
tersebut, harga jual yang dibebankan atas produk yang dijual haruslah tepat,
dan harga jual yang tepat haruslah harga jual yang sesuai dengan kualitas
produk yang dijual, serta harga jual tersebut dapat memberikan kepuasan
pada konsumen.(Komara & Sudarma, 2016: 25)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang penulis jadikan referensi dalam
Tugas Akhir ini.
26

Tabel 2.6. Hasil Penelitian Terdahulu

Raden Satrio Muhammad Hilmi


Zarima Fajriana
Aspek Arif Wibowo Ramadhani
(2019)
(2015) (2021)
Judul Penentuan Harga Pokok Perhitungan Harga “Penentuan Harga Pokok
Produksi Dengan Pokok Produk Kue Produksi Amplang per
Menggunakan Metode Per Biji Dengan Bungkus dengan
Harga Pokok Proses Menggunakan Harga Menggunakan Process
Pada Toko Kue Pokok Proses Pada Cost Method pada CV
Kalimantan Bread Di Toko Farah Barabai Berkah Impian Bersama
Banjarmasin “Rini
Amplang”Banjarbaru.

Institusi Toko Kue Toko Farah Barabai CV Berkah Impian


yang Kalimantan Bersama “Rini Amplang”
Diteliti Bread Di Banjarbaru
Banjarmasin

Periode November-Desember Januari 2019 Oktober-Desember 2020


Analisis 2014

Rumusan Masih salah dalam Bagaimana perhitungan Bagaimana penggolongan


Masalah menggolongkan biaya harga biaya pada CV Berkah
produksi. pokok produk per biji Impian Bersama “Rini
kue dengan Amplang” Banjarbaru
menggunakan metode yang sesuai dengan
harga pokok proses konsep akuntansi biaya?
pada Toko Farah Bagaimana perhitungan
Barabai? harga pokok produksi
untuk menentukan Harga
Pokok Produk Amplang
per Bungkus dengan
Menggunakan Process
Cost Method pada CV
Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang”
Banjarbaru?
27

Lanjutan
Tujuan Untuk Untuk mengetahui Untuk mengetahui
Penelitian mengetahui perhitungan harga penggolongan biaya
bagaimana pokok produksi kue pada CV Berkah
penggolongan per biji dengan Impian Bersama “Rini
biaya pada toko menggunakan Amplang” Banjarbaru
Kue Kalimantan metode yang sesuai dengan
Bread yang sesuai harga pokok proses konsep akuntansi biaya.
konsep akuntansi pada Toko Farah Untuk mengetahui
biaya dan Untuk Barabai perhitungan harga
mengetahui pokok produksi pada
perhitungan CV Berkah Impian
harga pokok Bersama “Rini
produksinya. Amplang” Banjarbaru
dengan menggunakan
metode harga pokok
proses.

Metode Metode Harga Pokok Metode yang Metode yang digunakan


Penelitian dengan Metode Harga digunakan adalah adalah metode harga
Pokok Proses metode harga pokok pokok proses
proses

Hasil Toko Kue Toko Farah masih Rini Amplang


Penelitian Kalimantan sederhana dalam Banjarbaru belum
Bread menggolongkan memperhitungkan
Banjarmasin biaya harga seluruh biaya produksi
masih salah pokok produksi kue sesuai dengan konsep
melakukan per biji sehingga hal akuntansi biaya, seperti
perhitungan tersebut masih biaya overhead pabrik
harga pokok kurang yang belum dihitung
produksinya, sesuai dengan konsep serta masih kurang
karena masih akuntansi biaya tepat dalam
salah dalam penggolongan biaya
melakukan produksi.
penggolongan
biaya produksi.
Sumber: Raden Satrio Arif Wibowo(2015), Zarima Fajriana(2019)

Perbedaan antara tugas akhir yang dibuat penulis dengan beberapa referensi
diatas yaitu yang pertama adalah tempat institusi yang diteliti serta barang dijual
yang dijadikan penelitian. Untuk kedua referensi menjadikan kue roti sebagai
28

bahan penelitian, sedangkan penulis menjadikan produk amplang ikan tenggiri


sebagai penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus dengan
pendekatan deskriptif. Studi kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan
secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi maupun
instansi tertentu. Data yang dibuat mencakup penggolongan biaya produksi dan
penentuan harga pokok produk menggunakan metode harga pokok proses. Maka
pada penelitian ini penulis hanya menitikberatkan kepada hal-hal yang
berhubungan dengan kalkulasi harga pokok produksi dengan tujuan untuk
mengetahui cara menentukan harga pokok produksi pada perusahaan dengan
menggunakan metode harga pokok proses pada CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” yang beralamat di Sungai Ulin, Banjarbaru.
B. Variabel Penelitian
1. Harga Pokok Produk
Harga pokok produk bagi CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang”
Banjarbaru adalah mencakup seluruh biaya produksi yang dibebankan pada
proses produksi dalam periode tertentu dari pengadaan bahan baku menjadi
barang jadi hingga produk siap untuk dijual.
2. Harga Pokok Proses
Metode Harga Pokok Proses menurut CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru adalah kegiatan produksi dalam pembuatan amplang
yang dihasilkan dari bulan ke bulan dalam kondisi massal dan dilaksanakan
secara berkesinambungan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif

29
30

Data kualitatif merupakan data observasi yang didasarkan pada


karakteristik dan lingkungan perusahaan, dinyatakan dalam bentuk
pernyataan, tanggapan dan penjelasan yang didapat, seperti sejarah
singkat perusahaan, struktur organisasi dan proses produksi.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang dinyatakan atas diukur pada
nilai absolut atau nilai relatif seperti harga pokok dan jumlah barang
yang berupa pemakaian bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik yang telah dikerjakan CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang didapat dari sumber data yang diperoleh langsung
melalui informasi secara langsung dari objek penelitian yaitu hasil dari
wawancara langsung dengan pemilik pada CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru mengenai sejarah perusahaan, struktur
organisasi dan data perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dibuat oleh pihak perusahaan dalam
bentuk dokumen, data yang didapatkan dari perusahaan yang berupa:
1) Data biaya produksi
2) SIUP(Surat Izin Usaha Perdagangan)
D. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Melakukan penelitian dengan mewawancarai pemilik CV Berkah
Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.
2. Dokumentasi
Melakukan penelitian dengan mencari data terkait masalah yang diteliti.
Dokumentasi nya berupa data-data yang ada diperusahaan mengenai produk
31

yang diproduksi ataupun produk yang dipesan setiap bulan yang diteliti pada
CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.
3. Observasi
Observasi yang dikerjakan yaitu survei ke area produksi pembuatan
produk sehingga mengetahui masalah apa yang terjadi dilapangan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk mengambil kesimpulan
pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru ialah:
1. Mengumpulkan data-data mengenai biaya produksi
2. Menggolongkan biaya produksi sesuai konsep akuntansi biaya
3. Melakukan penghitungan penyusutan aktiva tetap
4. Melakukan perhitungan biaya overhead pabrik
5. Menghitung harga pokok produk dengan metode harga pokok proses
6. Membuat kartu harga pokok proses
7. Melakukan perhitungan yang tepat terhadap biaya produksi
8. Membuat simpulan dan saran untuk CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru adalah salah
satu industri rumahan yang memproduksi berbagai macam cemilan ringan
khas daerah Kalimantan Selatan. CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru berdiri sejak tahun 2012 dengan brand “Rini
Amplang” yang dikelola oleh Ibu Rini Wardani. Pada tahun 2013 perusahaan
ini mendapatkan Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK), yaitu No.
IUMK/005/Ekobang-KBBU/2019 dan mempunyai nomor NPWP
96.552.511.6.732-000.
Pada saat membuka usaha ini dimulai dengan modal sebesar
Rp5.000.000,00 serta dikelola di rumah pribadi pemilik dengan 3 orang
karyawan termasuk pemilik perusahaan. Kemudian pada 2016 pemilik
perusahaan sempat ditipu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga
nama pemilik perusahaan hampir di blacklist oleh bank.
Dalam memasarkan produk, Rini Amplang Banjarbaru mengikuti
beberapa kegiatan seperti pameran atau bazar. Pemasaran yang dilakukan
juga telah mampu memasuki supermarket yang ada di Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Tengah seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau biasa
dikenal dengan Alfamart serta beberapa Toko Oleh-Oleh perusahaan lokalan.
Rini Amplang juga turut mengirimkan ke beberapa pergudangan retail
modern seperti Indogrosir, Lotte Mart, dan Indomaret.
Kemudian, saat ini pemilik perusahaan bisa membeli aset usaha berupa
mobil, tanah, truk, dan rumah. Dan pada tahun 2021 nama perusahaan diubah
menjadi “CV Berkah Impian Bersama”.

32
33

2. Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi serta seluruh bagian yang ada pada
CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru

Direktur
Rini Wardani

Wakil Direktur
Paimun

Manager Manager Manager


Keuangan Produksi Logistik
Munti Mahelda Ridayana Safitri Khadijah

Supervisor Supervisor Supervisor


Nazma Sulastri M. Sulaiman
Ramadhana

Team Team Team


Husni Fatimah Nurul Hikmah -

Bagan 4. 1.Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama “Rini


Amplang” Banjarbaru
Sumber: Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru (2021)

Berdasarkan bagan struktur organisasi tersebut diatas, maka penulis


memaparkan tugas dan fungsi serta wewenang dari setiap bagian, yaitu:
34

a. Direktur
1) Merancang strategi bisnis untuk kepentingan kemajuan perusahaan.
2) Melakukan evaluasi kepada setiap elemen yang ada di perusahaan.
3) Melakukan rapat setiap bagian di perusahaan.
4) Merencanakan dan menetapkan anggaran perusahaan.
b. Wakil Direktur
1) Menggantikan tugas direktur apabila sedang berhalangan.
2) Membantu direktur dalam pengambilan keputusan.
3) Membantu direktur dalam mengarahkan seluruh aktivitas
perusahaan.
c. Manager Keuangan
1) Bertugas memberikan pertimbangan kepada direktur dalam
mengambil keputusan dengan memberikan rekomendasi sesuai
kondisi keuangan perusahaan.
2) Melakukan pembagian tugas terhadap supervisor dan team serta
melakukan pengawasan terhadap kinerja bagian keuangan.
d. Manager Produksi
1) Bertugas untuk membuat perencanaan mengenai setiap proses
produksi yang akan dilaksanakan.
2) Memastikan setiap proses produksi yang dijalankan perusahaan dari
awal hingga akhir berjalan dengan maksimal.
e. Manager Logistik
1) Bertugas memastikan setiap persediaan yang ada digudang seperti
kemasan, stiker, plastik dalam kondisi yang baik.
2) Melakukan pengecekan rutin terhadap barang-barang yang ada di
gudang.
f. Supervisor
1) Bertugas dalam mengawasi setiap produksi, staf karyawan,
memberikan arahan kerja.
35

2) bertanggung jawab dalam keamanan dan keselamatan kerja.


g. Team bertugas sebagai pelaksana setiap kegiatan yang diberikan oleh
atasan kerja di setiap masing-masing bidang kerja.
3. Bahan dan Peralatan Produksi
a. Bahan-Bahan
Berikut ini bahan-bahan yang digunakan untuk membuat amplang
yaitu:
1) Ikan Tenggiri
2) Bawang Putih
3) Telur
4) Tepung Tapioka
5) Minyak Nabati
6) Gula
7) Garam
8) Penyedap Rasa
9) Soda Kue
b. Alat Produksi
Alat produksi yang digunakan dalam memproses bahan baku
amplang yaitu:
1) Blender digunakan untuk menghaluskan berbagai macam bumbu-
bumbu yang dibutuhkan dalam pembuatan amplang.
2) Mesin Penghalus Daging digunakan untuk mempermudah
penghalusan bahan utama yaitu ikan tenggiri.
3) Pisau digunakan untuk memotong amplang sesuai dengan
kebutuhan.
4) Wajan digunakan untuk menggoreng adonan yang sudah siap untuk
digoreng.
5) Kompor Rinnai Mata Seribu digunakan untuk tempat dalam proses
penggorengan amplang.
36

6) Spatula digunakan untuk membalik dan mengaduk amplang yang


sedang digoreng.
7) Penyaring minyak digunakan untuk meniriskan amplang yang
sudah digoreng.
4. Proses Produksi
Berikut ini standarisasi proses pembuatan Amplang pada CV Berkah
Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.

Bagan 4. 2. Standarisasi proses pembuatan


Amplang (diolah oleh penulis)
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru

a. Tahap bahan masuk


37

Bahan baku yang masuk untuk produksi ini diambil langsung dari
pemasok adalah ikan tenggiri dengan kualitas yang masih segar dan baik
karena ikan yang tidak segar akan mempengaruhi rasa dan kualitas dari
produk yang akan diolah.
b. Tahap pencucian
Bahan baku ikan tenggiri yang akan memasuki tahap pembuatan
amplang sebelumnya harus dicuci bersih terlebih dahulu agar kotoran
tidak ikut dalam proses penggilingan.
c. Tahap pembuatan / penggilingan
Tahap pembuatan / penggilingan amplang yang pertama dengan
memisahkan daging ikan dengan duri agar tidak merusak kualitas tekstur
adonan. Setelah itu, yang kedua ikan dihaluskan dengan menggunakan
mesin penggilingan dan mencampur dengan tepung dan bumbu
selanjutnya dilakukan pengulenan secara merata hingga adonan kalis
atau sesuai waktu yang ditentukan. Yang ketiga adonan yang sudah
diuleni akan dibentuk sesuai ukuran yang diinginkan dengan
menggunakan pisau sesuai bentuk dan ukuran yang ada.
d. Tahap penggorengan
Dalam tahap penggorengan amplang yang dilakukan adalah
menggoreng amplang dengan api yang sedang agar memperoleh tingkat
kematangan yang sempurna. Hal ini sangat penting karena akan
mempengaruhi rasa amplang yang dijual.
e. Tahap pengemasan
Pada tahap pengemasan amplang yang dilakukan adalah mengemas
produk semenarik mungkin dengan harga terjangkau agar memikat para
pembeli.

f. Tahap pemasaran
38

Produk yang telah siap untuk dijual akan dipasarkan di toko atau
rumah produksi dan dikirim ke gudang retail modern yang ada di
Kalimantan Selatan seperti Indogrosir, Lotte Mart, Indomaret, Alfamart,
dan Toko Oleh-Oleh. Khusus untuk Alfamart jangkauannya di
Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah.
5. Perhitungan Menurut Perusahaan
Daftar Hasil produksi Amplang ikan tenggiri yang diperoleh “Rini
Amplang” Banjarbaru dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4. 1. Perhitungan kuantitas produksi serta pendapatan CV Berkah Impian


Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru per bulan

No Bulan Produk Kuantitas Harga Pendapatan

1 Oktober Amplang ikan tenggiri 15.400 10.000 154.000.000

2 November Amplang ikan tenggiri 14.700 10.000 147.000.000

3 Desember Amplang ikan tenggiri 16.100 10.000 161.000.000

Jumlah 46.200 462.000.000


Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru, Data diolah oleh
penulis

a. Penggolongan Biaya Menurut Perusahaan


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,
penggolongan biaya menurut perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Biaya bahan baku
Berikut adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat
Amplang ikan tenggiri:
a) Ikan Tenggiri
b) Tepung Tapioka
c) Telur
d) Bawang Putih
39

e) Gula
f) Garam
g) Soda Kue
h) Penyedap Rasa
i) Minyak Nabati
2) Biaya tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja pada CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru ada 19 orang, semuanya merupakan pegawai
tetap. Berikut adalah daftar karyawan pada Rini Amplang
Banjarbaru tahun 2020:

Tabel 4. 2. Daftar Tenaga Kerja CV


Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru

No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang


1. Direktur 1
2. Wakil Direktur 1
3. Bagian Keuangan 3
4. Bagian Produksi 12
5. Bagian Logistik 2
Total 19
Sumber: CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru (diolah oleh
penulis)

b. Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan


Berikut adalah perhitungan harga pokok produksi Amplang ikan
tenggiri yang dihasilkan selama bulan Oktober-Desember 2020:

Tabel 4. 3.Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Oktober


40

Jumlah Bahan
Nama Bahan Jumlah Bahan Satuan Harga Satuan Total Harga
per Bulan

Ikan Tenggiri 35 770 kg Rp 55.000 Rp 42.350.000


Tepung Tapioka 35 770 kg Rp 8.000 Rp 6.160.000
Telur 3 66 kg Rp 25.000 Rp 1.650.000
Bawang Putih 2 44 kg Rp 20.000 Rp 880.000
Gula 10 220 kg Rp 14.000 Rp 3.080.000
Garam 1 22 kg Rp 6.000 Rp 132.000
Soda Kue 300 6600 gr Rp 7.000 Rp 46.200.000
Penyedap Rasa 1,5 33 ons Rp 11.000 Rp 363.000
Minyak Nabati 25 550 ltr Rp 12.000 Rp 6.600.000
Total Rp 107.415.000
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis

Tabel 4. 4.Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Oktober

Tenaga Lama Gaji


Produk Jenis Pekerjaan Harga/Hari
Kerja(orang) Pekerjaan(hari) Sebulan

Upah bagian Pencucian 3 22


10.000 220.000

Upah Bagian Penggilingan 3 22


60.000 1.320.000
Amplang
(10.000)
Upah Bagian Pengadonan 3 22
10.000 220.000

Upah Bagian
3 22
Penggorengan 90.000 1.980.000

Jumlah Tenaga Kerja Langsung


3.740.000
*dalam satu minggu bekerja dari hari Senin-Jumat (5 hari)
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis

Laba atau rugi setiap produk pada CV Berkah Impian Bersama


“Rini Amplang” Banjarbaru.
Penjualan amplang (15.400pcs x Rp 10.000) Rp 154.000.000
41

Biaya bahan baku Rp 107.415.000


Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.740.000 +
Total biaya produksi Rp 111.155.000 -
Laba kotor Rp 42.845.000
Penentuan HPP bulan Oktober
Total Biaya Produksi 111.155.000
HPP = Hasil Produksi per unit = = Rp 7.217,85 atau Rp 7.218
15.400

Tabel 4. 5. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan November

Nama Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Satuan Harga Satuan Total Harga
Ikan Tenggiri 35 735 kg Rp 55.000 Rp 40.425.000
Tepung Tapioka 35 735 kg Rp 8.000 Rp 5.880.000
Telur 3 63 kg Rp 25.000 Rp 1.575.000
Bawang Putih 2 42 kg Rp 20.000 Rp 840.000
Gula 10 210 kg Rp 14.000 Rp 2.940.000
Garam 1 21 kg Rp 6.000 Rp 126.000
Soda Kue 300 6300 gr Rp 7.000 Rp 44.100.000
Penyedap Rasa 1,5 31,5 ons Rp 11.000 Rp 346.500
Minyak Nabati 25 525 ltr Rp 12.000 Rp 6.300.000
Total Rp 102.532.500
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis

Tabel 4. 6. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan November

Tenaga Lama Gaji


Produk Jenis Pekerjaan Harga/Hari
Kerja(orang) Pekerjaan(hari) Sebulan

Amplang
Upah bagian Pencucian 3 21
(10.000) 10.000 210.000
Upah Bagian
3 21
Penggilingan 60.000 1.260.000
Lanjutan
Upah Bagian Pengadonan 3 21
10.000 210.000
Upah Bagian
3 21
Penggorengan 90.000 1.890.000
42

Jumlah Tenaga Kerja Langsung


3.570.000
*dalam satu minggu bekerja dari hari Senin-Jumat (5 hari)
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis

Laba atau rugi setiap produk pada CV Berkah Impian Bersama


“Rini Amplang” Banjarbaru.
Penjualan amplang (14.700pcs x Rp 10.000) Rp 147.000.000
Biaya bahan baku Rp 102.532.500
Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.740.000 +
Total biaya produksi Rp 106.272.500 -
Laba kotor Rp 48.207.500
Penentuan HPP bulan November
Total Biaya Produksi 106.272.500
HPP = Hasil Produksi per unit = = Rp 7.229,42 atau Rp 7.229
14.700

Tabel 4. 7. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Desember

Nama Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Satuan Harga Satuan Total Harga
Ikan Tenggiri 35 805 kg Rp 55.000 Rp 44.275.000
Tepung Tapioka 35 805 kg Rp 8.000 Rp 6.440.000
Telur 3 69 kg Rp 25.000 Rp 1.725.000
Bawang Putih 2 46 kg Rp 20.000 Rp 920.000
Gula 10 230 kg Rp 14.000 Rp 3.220.000
Garam 1 23 kg Rp 6.000 Rp 138.000
Soda Kue 300 6900 gr Rp 7.000 Rp 48.300.000
Penyedap Rasa 1,5 34,5 ons Rp 11.000 Rp 379.500
Minyak Nabati 25 575 ltr Rp 12.000 Rp 6.900.000
total Rp 112.297.500
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis

Tabel 4. 8. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Desember


43

Tenaga Lama Gaji


Produk Jenis Pekerjaan Harga/Hari
Kerja(orang) Pekerjaan(hari) Sebulan

Upah bagian Pencucian 3 23


10.000 230.000
Upah Bagian
3 23
Amplang Penggilingan 60.000 1.380.000
(10.000)
Upah Bagian Pengadonan 3 23
10.000 230.000
Upah Bagian
3 23
Penggorengan 90.000 2.070.000
Jumlah Tenaga Kerja Langsung
3.910.000
*dalam satu minggu bekerja dari hari Senin-Jumat (5 hari)
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis

Laba atau rugi setiap produk pada CV Berkah Impian Bersama


“Rini Amplang” Banjarbaru.
Penjualan amplang (16.100pcs x Rp 10.000) Rp 161.000.000
Biaya bahan baku Rp 112.297.500
Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.910.000 +
Total biaya produksi Rp 116.207.500 -
Laba kotor Rp 44.792.500
Penentuan HPP bulan Oktober
Total Biaya Produksi 116.207.500
HPP = Hasil Produksi per unit = = Rp 7. 217,85 atau Rp 7.218
16.100

c. Biaya Listrik dan Air


Penggunaan listrik dan air dianggarkan pada aktivitas produksi
sebesar Rp 20.000 untuk listrik dan Rp 5.000 untuk air per hari. Sehingga
biaya listrik dan air yang dibayarkan selama sebulan Rp 400.000 untuk
listrik dan Rp 100.000 untuk air dan disesuaikan lagi sesuai dengan
pemakaian.
Perhitungan harga pokok produk di atas masih kurang tepat, karena
CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru salah dalam
menggolongkan biaya produksi, yaitu biaya bahan penolong yang belum
44

dicantumkan, belum memperhitungkan biaya overhead pabrik, salah


menamakan biaya listrik; biaya air biaya bensin; biaya sewa toko yang
seharusnya adalah biaya overhead pabrik, serta tidak menghitung
penyusutan aktiva tetap yang harusnya juga dibebankan pada biaya
overhead pabrik. Manfaat dari penentuan harga pokok produk tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan harga jual yang tepat pada suatu hasil produksi
perusahaan.
b. Untuk mengetahui besar kecilnya biaya yang dikeluarkan antara
produk satu dengan yang lainnya.
c. Untuk mengetahui laba atau rugi pada penjualan yang dilakukan
perusahaan sehingga memudahkan untuk mengetahui apakah
kegiatan produksi dan penjualan produk perusahaan dalam periode
tertentu mampu menghasilkan keuntungan yang banyak.
d. Dengan adanya perhitungan harga pokok produk per bungkus akan
memberikan kemudahan untuk mengetahui besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan pimpinan dalam mengambil
keputusan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Penggolongan Biaya disarankan Penulis
Penggolongan biaya yang dilakukan oleh perusahaan masih belum tepat
karena tidak sesuai dengan konsep akuntansi biaya, yakni perusahaan salah
dalam menggolongkan bahan penolong, perusahaan juga tidak
menggolongkan biaya overhead pabrik dengan tepat, perusahaan juga tidak
memperhitungkan biaya penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk
produksi harus dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik, sehingga akan
berpengaruh pada perhitungan harga jual. Sedangkan menurut akuntansi
biaya, penggolongan biaya terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan
45

penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Setelah


penggolongan biaya yang dilakukan secara tepat dan penyusutan aktiva tetap
diperhitungkan, maka klasifikasi biaya yang seharusnya digunakan pada Rini
Amplang Banjarbaru adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 9. Penggolongan biaya produksi menurut penulis

No Jenis Biaya Keterangan


1 Biaya Bahan Baku Ikan tenggiri
Tepung tapioka
Telur
Bawang putih
Gula
Garam
Soda kue
Penyedap rasa
Minyak nabati
2 Biaya Tenaga Kerja Upah bagian Pencucian
Langsung
Upah Bagian Penggilingan

Upah Bagian Pengadonan


Upah Bagian Penggorengan
3 Biaya Overhead Pabrik Biaya bahan penolong (plastik kemasan)
Biaya Listrik dan Air
Penyusutan Aktiva Tetap
Sumber: Data diolah penulis

2. Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap


Perhitungan depresiasi aktiva tetap akan dimasukkan ke dalam biaya
overhead pabrik, berikut adalah daftar aktiva tetap yang dimiliki oleh
perusahaan dan perhitungan penyusutan aktiva tetap yang disarankan penulis
untuk CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dalam tabel
berikut:
46

Tabel 4. 10. Daftar Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan
Biaya
Nama Aset Tahun Harga Umur Tarif Biaya Oktober s.d.
No Jumlah Penyusutan
Tetap Perolehan Perolehan Ekonomis Penyusutan Penyusutan Desember
perbulan
2020
Rp Rp Rp
1. Mobil 1 2017 170.000.000 8 Tahun 12,50% 21.250.000,00 Rp1.770.833 5.312.500
Sepeda Rp Rp Rp
2. Motor 1 2019 30.000.000 4 Tahun 25% 7.500.000,00 Rp625.000 1.875.000
Rp Rp Rp
3. Tossa 1 2015 35.000.000 8 Tahun 12,50% 4.375.000,00 Rp364.583 1.093.750
Rp Rp Rp
4. Presser 2 2019 7.000.000 4 Tahun 25% 1.750.000,00 Rp145.833 437.500
Food Rp Rp Rp
5. Seller 2 2019 3.000.000 4 Tahun 25% 750.000,00 Rp62.500 187.500
Rp Rp Rp
6. Blower 2 2020 500.000 8 Tahun 12,50% 62.500,00 Rp5.208 15.625
Kipas Rp Rp Rp
7. Angin 4 2019 300.000 8 Tahun 12,50% 37.500,00 Rp3.125 9.375
Meja Rp Rp Rp
8. Stainless 2 2019 3.000.000 4 Tahun 25% 750.000,00 Rp62.500 187.500
Rp Rp Rp
9. Etalase 2 2019 3.500.000 4 Tahun 25% 875.000,00 Rp72.917 218.750
Mesin Rp Rp Rp
10. Penggiling 2 2019 2.000.000 8 tahun 12,50% 250.000,00 Rp20.833 62.500
Rp Rp Rp
11. Blender 3 2019 750.000 4 Tahun 25% 187.500,00 Rp15.625 46.875
Rp Rp Rp
12. Mixer 1 2019 2.500.000 4 Tahun 25% 625.000,00 Rp52.083 156.250
Mesin Rp Rp Rp
13. Expired 1 2019 1.600.000 4 Tahun 25% 400.000,00 Rp33.333 100.000
Sumber: Data diolah penulis

Mobil, sepeda motor, tossa selain digunakan untuk pemasaran juga


digunakan dalam pembelian bahan baku dan bahan-bahan yang digunakan
untuk aktivitas produksi. Berikut ini merupakan biaya penyusutan aktiva
tetap bulan Oktober-Desember 2020:

Tabel 4. 11. Biaya Penyusutan Bulan Oktober 2020

No Keterangan Perhitungan Jumlah


47

1 Mobil 33% x Rp1.770.833 Rp584.375


2 Sepeda Motor 33% x Rp625.000 Rp206.250
3 Tossa 33% x Rp364.583 Rp120.312
4 Presser 33% x Rp145.833 Rp48.125
5 Food Seller 33% x Rp62.500 Rp20.625
6 Blower 33% x Rp5.208 Rp1.719
7 Kipas Angin 33% x Rp3.125 Rp1.031
8 Stainless Meja Penggilingan 33% x Rp62.500 Rp20.625
9 Etalase 33% x Rp72.917 Rp24.063
10 Mesin Penggiling 33% x Rp20.833 Rp6.875
11 Blender 33% x Rp15.625 Rp5.156
12 Mixer 33% x Rp52.083 Rp17.187
13 Mesin Expired Date 33% x Rp33.333 Rp11.000
Total Rp1.067.343
Sumber: Data diolah penulis

Tabel 4. 12. Biaya Penyusutan bulan November 2020

No Keterangan Perhitungan Jumlah


1 Mobil 32% x Rp1.770.833 Rp566.667
2 Sepeda Motor 32% x Rp625.000 Rp200.000
3 Tossa 32% x Rp364.583 Rp116.667
4 Presser 32% x Rp145.833 Rp46.667
5 Food Seller 32% x Rp62.500 Rp20.000
6 Blower 32% x Rp5.208 Rp1.667
7 Kipas Angin 32% x Rp3.125 Rp1.000
8 Stainless Meja Penggilingan 32% x Rp62.500 Rp20.000
9 Etalase 32% x Rp72.917 Rp23.333
10 Mesin Penggiling 32% x Rp20.833 Rp6.667
11 Blender 32% x Rp15.625 Rp5.000
12 Mixer 32% x Rp52.083 Rp16.667
13 Mesin Expired Date 32% x Rp33.333 Rp10.667
Rp1.034.999
Total
Sumber: Data diolah penulis

Tabel 4. 13. Biaya Penyusutan Bulan Desember 2020


48

No Keterangan Perhitungan Jumlah


1 Mobil 35% x Rp1.770.833 Rp619.792
2 Sepeda Motor 35% x Rp625.000 Rp218.750
3 Tossa 35% x Rp364.583 Rp127.604
4 Presser 35% x Rp145.833 Rp51.042
5 Food Seller 35% x Rp62.500 Rp21.875
6 Blower 35% x Rp5.208 Rp1.823
7 Kipas Angin 35% x Rp3.125 Rp1.094
8 Stainless Meja Penggilingan 35% x Rp62.500 Rp21.875
9 Etalase 35% x Rp72.917 Rp25.521
10 Mesin Penggiling 35% x Rp20.833 Rp7.292
11 Blender 35% x Rp15.625 Rp5.469
12 Mixer 35% x Rp52.083 Rp18.229
13 Mesin Expired Date 35% x Rp33.333 Rp11.667
Rp1.132.031
Total
Sumber: Data diolah penulis

3. Perhitungan Biaya Produksi yang disarankan Penulis


Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan perhitungan biaya
produksi Amplang pada bulan Oktober, November, Desember pada CV
Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru:
a. Bulan Oktober
Untuk perhitungan biaya produksi bulan Oktober 2020 bisa dilihat
pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 14. Perhitungan Biaya Produksi pada Rini Amplang Banjarbaru bulan Oktober 2020

Biaya bahan baku


Ikan Tenggiri 770 kg X Rp 55.000 /kg = Rp 42.350.000
Tepung Tapioka 770 kg X Rp 8.000 /kg = Rp 6.160.000
Lanjutan
Telur 66 kg X Rp 25.000 /kg = Rp 1.650.000
Bawang Putih 44 kg X Rp 20.000 /kg = Rp 880.000
49

Gula 220 kg X Rp 14.000 /kg = Rp 3.080.000


Garam 22 kg X Rp 6.000 /kg = Rp 132.000
Soda Kue 6600 gr X Rp 7.000 /gr = Rp 46.200.000
Penyedap Rasa 33 ons X Rp 11.000 /ons = Rp 363.000
Minyak Nabati 550 ltr X Rp 12.000 /ltr = Rp 6.600.000
Total biaya bahan baku Rp 107.415.000
Biaya tenaga kerja langsung
Upah bagian Pencucian Rp 220.000 /bln X 33% = Rp 72.600
Upah Bagian Penggilingan Rp1.320.000
/bln X 33% = Rp 435.600
Upah Bagian Pengadonan Rp 220.000
/bln X 33% = Rp 72.600
Upah Bagian Penggorengan Rp1.980.000 /bln X 33% = Rp 653.400
Total biaya tenaga kerja langsung Rp 1.234.200
Biaya overhead pabrik
Biaya bahan penolong (plastik
kemasan) 26 /pack X Rp 200.000 /pack = Rp 5.200.000
Biaya listrik dan air Rp 500.000 /bln X 33% = Rp 165.000
Penyusutan aktiva tetap Rp 1.067.343
total biaya overhead pabrik Rp 6.432.343
Total biaya produksi bulan Oktober Rp 115.081.543
Sumber: Data diolah penulis

b. Bulan November
Untuk perhitungan biaya produksi bulan November 2020 bisa
dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 15. Perhitungan Biaya Produksi pada Rini Amplang Banjarbaru bulan November 2020

Biaya bahan baku


Ikan
Tenggiri 735 kg X Rp 55.000 /kg = Rp 40.425.000
Tepung Tapioka 735 kg X Rp 8.000 /kg = Rp 5.880.000
Telur 63 kg X Rp 25.000 /kg = Rp 1.575.000
Lanjutan
Bawang Putih 42 kg X Rp 20.000 /kg = Rp 840.000
Gula 210 kg X Rp 14.000 /kg = Rp 2.940.000
50

Garam 21 kg X Rp 6.000 /kg = Rp 126.000


Soda Kue 6300 gr X Rp 7.000 /gr = Rp 44.100.000
Penyedap Rasa 31,5 ons X Rp 11.000 /ons = Rp 346.500
Minyak Nabati 525 ltr X Rp 12.000 /ltr = Rp 6.300.000
Total biaya bahan baku Rp 102.532.500
Biaya tenaga kerja langsung
Upah bagian Pencucian Rp 210.000 /bln X 32% = Rp 67.200
Upah Bagian Penggilingan Rp1.260.000 /bln X 32% = Rp 403.200
Upah Bagian Pengadonan Rp 210.000 /bln X 32% = Rp 67.200
Upah Bagian Penggorengan Rp1.890.000 /bln X 32% = Rp 604.800
Total biaya tenaga kerja langsung Rp 1.142.400
Biaya overhead pabrik
Biaya bahan penolong (plastik
kemasan) 25 /pack X Rp 200.000 /pack = Rp 5.000.000
Biaya listrik dan air Rp 500.000 /bln X 32% = Rp 160.000
Penyusutan aktiva tetap Rp 1.034.999
total biaya overhead pabrik Rp 6.194.999
Total biaya produksi bulan November Rp 109.869.899
Sumber: Data diolah penulis

c. Bulan Desember
Untuk perhitungan biaya produksi bulan November 2020 bisa
dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 16. Perhitungan Biaya Produksi pada Rini Amplang Banjarbaru bulan Desember 2020

Biaya bahan baku


Ikan Tenggiri 805 kg X Rp 55.000 /kg = Rp 44.275.000
Tepung Tapioka 805 kg X Rp 8.000 /kg = Rp 6.440.000
Telur 69 kg X Rp 25.000 /kg = Rp 1.725.000
Bawang Putih 46 kg X Rp 20.000 /kg = Rp 920.000
Gula 230 kg X Rp 14.000 /kg = Rp 3.220.000
Garam 23 kg X Rp 6.000 /kg = Rp 138.000
Lanjutan
Soda Kue 6.900 gr X Rp 7.000 /gr = Rp 48.300.000
Penyedap Rasa 35 ons X Rp 11.000 /ons = Rp 379.500
51

Minyak Nabati 575 ltr X Rp 12.000 /ltr = Rp 6.900.000


Total biaya bahan baku Rp 112.297.500
Biaya tenaga kerja langsung
Upah bagian Pencucian 230.000 /bln X 35% = Rp 80.500
Upah Bagian Penggilingan 1.380.000 /bln X 35% = Rp 483.000
Upah Bagian Pengadonan 230.000 /bln X 35% = Rp 80.500
Upah Bagian Penggorengan 2.070.000 /bln X 35% = Rp 724.500
Total biaya tenaga kerja langsung Rp 1.368.500
Biaya overhead pabrik
Biaya bahan penolong (plastik
kemasan) 27 /pack X 200.000 /pack = Rp 5.400.000
Biaya listrik dan air 500.000 /bln X 35% = Rp 175.000
Penyusutan aktiva tetap Rp 1.132.031
total biaya overhead pabrik Rp 6.707.031
Total biaya produksi bulan Desember Rp 120.373.031
Sumber: Data diolah penulis

Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan Rini Amplang


Banjarbaru perlu dihitung unit ekuivalen untuk periode bulan Oktober-
Desember 2020 dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku
1) Biaya bahan yang dikeluarkan pada bulan Oktober dapat
menghasilkan 15.400 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti
bahwa biaya bahan baku Rp 107.415.000 tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 15.400 bungkus dan 0
bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku Amplang ikan tenggiri adalah
15.400 bungkus + (0 x 100%) = 15.400 bungkus.
2) Biaya bahan yang dikeluarkan pada bulan November dapat
menghasilkan 14.700 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti
bahwa biaya bahan baku Rp 102.532.500 tersebut telah digunakan
52

untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 14.700 bungkus dan 0


bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku Amplang ikan tenggiri adalah
14.700 bungkus + (0 x 100%) = 14.700 bungkus.
3) Biaya bahan yang dikeluarkan pada bulan Desember dapat
menghasilkan 16.100 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan
dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti
bahwa biaya bahan baku Rp 112.297.500 tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 16.100 bungkus dan 0
bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya bahan baku Amplang ikan tenggiri adalah
16.100 bungkus + (0 x 100%) = 16.100 bungkus.
b. Biaya tenaga kerja langsung
1) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Amplang yang
dikeluarkan pada bulan Oktober sebesar Rp 1.234.200 tersebut
dapat menghasilkan 15.400 bungkus produk jadi dan tidak ada
persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini
berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 15.400 bungkus dan 0
bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya tenaga kerja langsung Amplang ikan tenggiri
adalah 15.400 bungkus + (0 x 100%) = 15.400 bungkus.
2) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Amplang yang
dikeluarkan pada bulan November sebesar Rp 1.142.400 tersebut
dapat menghasilkan 14.700 bungkus produk jadi dan tidak ada
persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini
berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 14.700 bungkus dan 0
bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
53

unit ekuivalen biaya tenaga kerja langsung Amplang ikan tenggiri


adalah 14.700 bungkus + (0 x 100%) = 14.700 bungkus.
3) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Amplang yang
dikeluarkan pada bulan Desember sebesar Rp 1.368.500 tersebut
dapat menghasilkan 16.100 bungkus produk jadi dan tidak ada
persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini
berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 16.100 bungkus dan 0
bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya tenaga kerja langsung Amplang ikan tenggiri
adalah 16.100 bungkus + (0 x 100%) = 16.100 bungkus.
c. Biaya overhead pabrik
1) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Amplang ikan tenggiri
yang dikeluarkan pada bulan Oktober sebesar Rp 803.697 tersebut
dapat menghasilkan 15.400 bungkus produk jadi dan tidak ada
persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini
berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan
untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 15.400 bungkus dan 0
bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya overhead pabrik Amplang ikan tenggiri adalah
15.400 bungkus + (0 x 100%) = 15.400 bungkus.
2) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Amplang ikan tenggiri
yang dikeluarkan pada bulan November sebesar Rp 803.697
tersebut dapat menghasilkan 14.700 bungkus produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal
ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah
digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 14.700
bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya overhead pabrik Amplang
54

ikan tenggiri adalah 14.700 bungkus + (0 x 100%) = 14.700


bungkus.
3) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Amplang ikan tenggiri
yang dikeluarkan pada bulan November sebesar Rp 803.697
tersebut dapat menghasilkan 16.100 bungkus produk jadi dan tidak
ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal
ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah
digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 16.100
bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya overhead pabrik Amplang
ikan tenggiri adalah 16.100 bungkus + (0 x 100%) = 16.100
bungkus.
4. Perhitungan Harga Pokok Produk Amplang per Bungkus
Perhitungan harga pokok produk Amplang per bungkus yang diproduksi
Rini Amplang Banjarbaru untuk bulan Oktober-Desember disajikan dalam
tabel berikut:

Tabel 4. 17. Perhitungan Harga Pokok Produk per Bungkus Amplang

Harga pokok produk per


Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalen
bungkus amplang
Biaya bahan baku Rp 107.415.000 Rp 15.400 Rp 6.975,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.234.200 Rp 15.400 Rp 80,14
Biaya overhead pabrik Rp 6.432.343 Rp 15.400 Rp 417,68
Total Rp 115.081.543 Rp 7.473
Harga pokok produk per
Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalen
bungkus amplang
Biaya bahan baku Rp 102.532.500 Rp 14.700 Rp 6.975,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.142.400 Rp 14.700 Rp 77,71
Biaya overhead pabrik Rp 6.194.999 Rp 14.700 Rp 421,43
total Rp 109.869.899 Rp 7.474

Harga pokok produk per


Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalen
bungkus amplang
55

Biaya bahan baku Rp 112.297.500 Rp 16.100 Rp 6.975,00


Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.368.500 Rp 16.100 Rp 85,00
Biaya overhead pabrik Rp 6.707.031 Rp 16.100 Rp 416,59
total Rp 120.373.031 Rp 7.477
Sumber: Diolah oleh penulis

5. Laporan biaya produksi yang disarankan penulis


Berikut laporan biaya produksi yang disarankan penulis untuk Rini
Amplang Banjarbaru berdasarkan perhitungan harga pokok produksi sesuai
dengan konsep akuntansi biaya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 18. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan Oktober CV Berkah Impian
Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru

Data produksi:
Dimasukkan dalam proses 15.400
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 15.400

Produk dalam proses akhir 15.400


Jumlah produk yang dihasilkan 15.400

Biaya yang dibebankan dalam Oktober 2020


total per bungkus
Biaya bahan baku Rp 107.415.000 Rp 6.975,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.234.200 Rp 80,14
Biaya overhead pabrik Rp 6.432.343 Rp 417,68
Jumlah Rp 115.081.543 Rp 7.473

Perhitungan biaya:
Lanjutan
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
15.400 x Rp 7473 Rp 115.081.543
Jumlah produksi yang dibebankan Rp 115.081.543

Sumber: Diolah oleh penulis


56

Tabel 4. 19. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan November 2020 pada CV
Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru

Data produksi:
Dimasukkan dalam proses 14.700
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 14.700

Produk dalam proses akhir 14.700


Jumlah produk yang dihasilkan 14.700

Biaya yang dibebankan dalam Oktober 2020


total per bungkus
Biaya bahan baku Rp 102.532.500 Rp 6.975,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.142.400 Rp 77,71
Biaya overhead pabrik Rp 6.194.999 Rp 421,43
Jumlah Rp 109.869.899 Rp 7.474

Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
14.700 x Rp 7.474 Rp 109.869.899
Jumlah produksi yang dibebankan Rp 109.869.899

Sumber: Diolah oleh penulis

Tabel 4. 20. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan Desember 2020 pada CV
Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru

Data produksi:
Dimasukkan dalam proses 16.100
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 16.100

Produk dalam proses akhir 16.100


Lanjutan
Jumlah produk yang dihasilkan 16.100

Biaya yang dibebankan dalam Oktober 2020


total per bungkus
Biaya bahan baku Rp 112.297.500 Rp 6.975,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.368.500 Rp 85,00
57

Biaya overhead pabrik Rp 6.707.031 Rp 416,59


Jumlah Rp 120.373.031 Rp 7.477

Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
16.100 x Rp 7.477 Rp 120.373.031
Jumlah produksi yang dibebankan Rp 120.373.031

Sumber: Diolah oleh penulis

6. Jurnal yang disarankan Penulis


Pada pembahasan ini dibuatlah jurnal yang disarankan penulis. Dalam
metode ini barang-barang yang dikeluarkan akan dibebani harga pokok pada
akhir periode, adapun daftar jurnal yang disarankan penulis dapat dilihat
dibawah ini:
Biaya produksi Amplang ikan tenggiri yang terjadi dalam bulan Oktober
2020, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Amplang bulan Oktober
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 107.415.000
Persediaan Bahan Baku Rp107.415.000
b. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Amplang bulan Oktober
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 1.234.200
Gaji dan Upah Rp 1.234.200
c. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik Amplang bulan Oktober
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 6.432.343
Berbagai Rekening yang Dikreditkan Rp 6.432.343
d. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 115.081.543
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 107.415.000
58

BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 1.234.200


BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 6.432.343
Biaya produksi Amplang ikan tenggiri yang terjadi dalam bulan
November 2020, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Amplang bulan November
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 102.532.500
Persediaan Bahan Baku Rp 102.532.500
b. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Amplang bulan November
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 1.142.400
Gaji dan Upah Rp 1.142.400
c. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik Amplang bulan November
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 6.194.999
Berbagai Rekening yang Dikreditkan Rp 6.194.999
d. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 109.869.899
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 102.532.500
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 1.142.400
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 6.194.999
Biaya produksi Amplang ikan tenggiri yang terjadi dalam bulan
Desember 2020, dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Amplang bulan Desember
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 112.297.500
Persediaan Bahan Baku Rp 112.297.500
b. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Amplang bulan Desember
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 1.368.500
Gaji dan Upah Rp 1.368.500
c. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik Amplang bulan Desember
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 6.707.031
Berbagai Rekening yang Dikreditkan Rp 6.707.031
59

d. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke


gudang
Persediaan Produk Jadi Rp 120.373.031
BDP – Biaya Bahan Baku Rp 112.297.500
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp 1.368.500
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp 6.707.031

7. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut


Perusahaan dan Menurut Penulis
Setelah diteliti dan dibandingkan, terdapat perbedaan jumlah harga
pokok produksi antara perhitungan yang dilakukan oleh Rini Amplang
Banjarbaru dengan perhitungan penulis (berdasarkan konsep akuntansi
biaya), perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4. 21. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Amplang


ikan tenggiri menurut perusahaan dan yang disarankan penulis

Keterangan Menurut Perusahaaan Menurut Penulis


Biaya Bahan Baku Rp 107.415.000 Rp 107.415.000
Biaya tenaga kerja Rp 3.740.000 Rp 1.234.200
Biaya overhead pabrik - Rp 6.432.343
Jumlah biaya produksi Rp 111.155.000 Rp 115.081.543
Harga Pokok Produksi Rp 7.217,85 Rp 7.472,83
Keterangan Menurut Perusahaaan Menurut Penulis
Biaya Bahan Baku Rp 102.532.500 Rp 102.532.500
Biaya tenaga kerja Rp 3.570.000 Rp 1.142.400
Biaya overhead pabrik - Rp 6.194.999
Lanjutan
Jumlah biaya produksi Rp 106.102.500 Rp 109.869.899
Harga Pokok Produksi Rp 7.229,42 Rp 7.474,14

Keterangan Menurut Perusahaaan Menurut Penulis


Biaya Bahan Baku Rp 112.297.500 Rp 112.297.500
Biaya tenaga kerja Rp 3.910.000 Rp 1.368.500
60

Biaya overhead pabrik - Rp 6.707.031


Jumlah biaya produksi Rp 116.207.500 Rp 120.373.031
Harga Pokok Produksi Rp 7.217,85 Rp 7.476,59
Sumber: Diolah oleh penulis
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian berkenaan dengan perhitungan harga pokok
produksi amplang ikan tenggiri dengan menggunakan metode harga pokok proses,
telah diketahui bahwa penulis mencoba mengambil kesimpulan dari semua hal
yang telah dibahas dan dari hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru yang berdiri tahun
2012 merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur
yang menjual produk Amplang jenis ikan tenggiri.
2. CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru masih kurang tepat
dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi, karena tidak
menggolongkan biaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya. Seperti
biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik.
3. Penggolongan biaya produksi menurut perusahaan adalah biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya listrik & air.
4. CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru tidak memasukkan
biaya listrik dan air ke dalam biaya overhead pabrik, tidak memperhitungkan
biaya overhead pabrik dan masih belum melakukan perhitungan penyusutan
aktiva tetap yang digunakan untuk produksi, padahal biaya penyusutan ini
merupakan biaya overhead pabrik.
5. Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi perhitungan menurut
perusahaan adalah Rp 7.217,85 sedangkan perhitungan menurut penulis
adalah Rp 7.472,83. Selisih antara perhitungan perusahaan dengan penulis

61
62

memang tidak terlalu jauh berbeda namun berpengaruh terhadap harga jual
dan jumlah pemasukan yang sebenar-benarnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat penulis
berikan dengan harapan dapat dijadikan pertimbangan dalam proses pengambilan
kebijakan/ keputusan yang mungkin bisa diterapkan di CV Berkah Impian
Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dimasa yang akan datang. Adapun saran
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penulis berharap perusahaan dapat memperhitungkan serta menggolongkan
biaya produksi secara tepat dan sesuai dengan konsep akuntansi biaya
sehingga lebih tepat dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi.
2. Perusahaan sebaiknya memperhitungkan biaya overhead pabrik seperti biaya
bahan penolong, biaya listrik dan air, dan biaya penyusutan aktiva tetap yang
digunakan untuk produksi.
3. Perusahaan sebaiknya melakukan proses jurnal agar dalam pembukuan
menjadi sistematis.
4. Perusahaan sebaiknya juga menggunakan perhitungan harga pokok produksi
yang sesuai konsep akuntansi biaya, dikarenakan selisih antara perhitungan
perusahaan dengan penulis memang tidak terlalu jauh berbeda namun
berpengaruh terhadap harga jual dan jumlah pemasukan yang sebenar-
benarnya.
DAFTAR PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008.

Djumali, I., Sondakh, J. J., & Mawikere, L. 2014. Perhitungan Harga Pokok
Produksi Menggunakan Metode Variable Costing Dalam Proses Penentuan
Harga Jual Pada PT Sari Malalugis Bitung. 14(2), 10.

Dunia, F. A., Abdullah, W., & Sasongko, C. 2018. Akuntansi Biaya (Edisi 4).
Salemba Empat.

Dunia, F. A., Abdulllah, W., & Sasongko, C. 2018. Akuntansi Biaya Edisi 4.
Salemba Empat.

Firdayati, M. 2017. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Bungkus roti Dengan
Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada Ivanna Bakery
Banjarmasin. Tugas Akhir Pada Politeknik Negeri Banjarmasin,
Banjarmasin.

Hery. 2014. Akuntansi dasar 1 dan 2. Grasindo.

Komara, B., & Sudarma, A. 2016. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Pada Cv
Salwa Meubel. 5, 18–29.

Krismiaji, & Anni, A. 2011. Akuntansi Manajemen. Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Leiwakabessy, A., & Patty, R. 2015. Penerapan Depresiasi Aset Tetap Terhadap
Laporan Laba Rugi Pada Pt Bosowa Berman Motor Di Kota Ambon. Jurnal
Management Ekonomi dan Akuntansi, 4(2), 22–34.

Maghfirah, M., Akuntansi, J., & Kuala, U. S. 2016. Analisis perhitungan harga
pokok produksi dengan penerapan metode full costing pada umkm kota banda
aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 1(2).

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


96/PMK.03/2009.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya (Edisi 5). UPP STIM YKPN.

Mulyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. In Media.

63
64

Murti, S., & Soeprihanto, J. 2007. Pengantar Bisnis (Edisi Kedua). STIE YKPN.

Ramadhani, F. 2015. Penerapan Alokasi Biaya Produk Bersama Pada PT.


Kedaung Medan Industrial LTD. Skripsi Pada Universitas Medan Area,
Medan.

Wardoyo, D. U. 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Penentuan


Harga Jual Atas Produk (Studi Kasus Pada PT Dasa Windu Agung). Jurnal
Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 1(2), 183–
190. https://doi.org/10.36226/jrmb.v1i2.23
LAMPIRAN-LAMPIRAN

65
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Hilmi Ramadhani
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin, 07 Januari 2000
4 Alamat Jl. Rawasari Ujung Komplek Dalem Sakti No. 16
RT 066 RW 004
5 NIM D010318045
6 Program Studi D3 Akuntansi
7 Alamat E-mail D010318045@akuntansipoliban.ac.id
8 Nomor Telepon (WA) 0815-2845-0556
9 Nama Ayah Muhammad Wahid
10 Nama Ibu Arniah

B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kabupaten/Kota Tahun Lulus
SD SDN Teluk Dalam 3 Banjarmasin 2012
SMP SMPN 2 Banjarmasin Banjarmasin 2015

SMA SMKN 1 Banjarmasin Banjarmasin 2018

C. Organisasi Yang Pernah Diikuti


No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Himpunan Mahasiswa Anggota Divisi 3 2018 - 2019
Akuntansi (Komunikasi dan Hubungan
Eksternal)
2 Himpunan Mahasiswa Anggota Divisi 3 2019 - 2020
Akuntansi (Komunikasi dan Hubungan
Eksternal)
3 Badan Eksekutif Mahasiswa Menteri Kesejahteraan 2020 - 2021
Mahasiswa

66
D. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Pernah Diikuti
Status dlm
No Jenis Kegiatan Tempat dan Waktu Kegiatan
1 Orientasi Kehidupan Kampus bagi Poliban, 2018 Peserta
Mahasiswa Baru
2 Bina Desa & Malam Keakraban Kabupaten Tanah Laut, Peserta
Jurusan Akuntansi 2018
3 Bimbingan Teknis Penyusunan TK Khalifah, 2018 Panitia
Laporan Keuangan
4 Seminar Dasar Pertolongan Pertama Poliban, 2018 Peserta
Bersama KSR PMI unit Poliban
5 Peran OJK dan Lembaga Jasa Poliban, 2019 Panitia
Keuangan Menghadapi Digitalisasi
Ekonomi
6 Kunjungan dan Pengabdian Desa Pembantanan, Kab. Ketua Pelaksana
Masyarakat Banjar 2019
7 Kegiatan Pekan Akuntansi Poliban 2.0 Poliban, 2019 Panitia

8 Kunjungan dan Pengabdian Desa Anjir Serapat Panitia


Masyarakat Muara, Barito Kuala,
2020
8 Webinar PAP 3.0 Pemulihan Ekonomi Zoom Cloud Meeting, Moderator
Nasional dan Menyikapi Masa 2020
Pandemi
9 Kegiatan Pekan Akuntansi Poliban 3.0 Politeknik Negeri Panitia
Banjarmasin, 2020
10 Talkshow Online Asuransi Syariah #2 Zoom Cloud Meeting, Peserta
dengan tema “Bersama-sama Menatap 2021
Masa Depan”
11 Talkshow Online Asuransi Syariah #3 Zoom Cloud Meeting, Peserta
dengan tema “Ini Bukan Gaya, Tapi 2021
Budaya Kaum Milenial”
12 Talkshow Online Asuransi Syariah #4 Zoom Cloud Meeting, Peserta
dengan tema “Ada Keberkahan Di 2021
Dalam Asuransi Syariah”
13 Rakorwil Kalimantan Forum Poliban, 2021 Panitia
Komunikasi Mahasiswa Politeknik se –
Indonesia ke III
14 Kelas Eksekutif Bakti Muda Poliban, 2021 Panitia

15 Webinar Beragama Melawan Zoom Cloud Meeting, Panitia


“Intoleransi dengan Kebhinekaan” 2021
Badan Eksekutif Mahasiswa

67
16 Webinar Pendidikan “Development of Zoom Cloud Meeting, Panitia
Indonesia’s Education” Badan 2021
Eksekutif Mahasiswa

E. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun

1 Juara 1 Duta Kampus Poliban Politeknik Negeri Banjarmasin 2019

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Tertanda,

Muhammad Hilmi Ramadhani

68
Lampiran 3. Lembar Bimbingan Pembimbing 1

69
Lampiran 4. Lembar Bimbingan Pembimbing 2

70
71
Lampiran 5. Lembar Saran Penguji 1 Seminar Proposal

72
Lampiran 6. Lembar Saran Penguji 2 Seminar Proposal

73
Lampiran 7. Surat Keterangan Izin Penelitian

74
Lampiran 8. Surat Izin Usaha Mikro Dan Kecil

75
Lampiran 9. Denah Perusahaan

Nama Perusahaan : CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang”


Alamat : Ir.P. M. Noor No. 1 RT. 024 RW. 006 Kelurahan Sungai
Ulin Kecamatan Banjarbaru Utara
Telp : 0852 4857 8252

76
Lampiran 10. Foto Perusahaan

77
Lampiran 11. NPWP Perusahaan

78
Lampiran 12. Lembar Saran Ketua Penguji Sidang Tugas Akhir

79
Lampiran 13. Lembar Saran Anggota Penguji Tugas Akhir

80

Anda mungkin juga menyukai