Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN PADA COFFE SHOP


JANJI JIWA DIBATAM
HALAMAN SAMPUL AWAL

PROPOSAL

Oleh

Dwi Putri Ariyani


210910094

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2022
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN PADA COFFE SHOP
JANJI JIWA DIBATAM

PROPOSAL

Untuk memenuhi salah satu syarat


Dalam pengajuan program MBKM
HALAMAN JUDUL

Oleh
Dwi Putri Ariyani
210910094

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2022
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENANGGUNG
BIAYA TAMBAHAN YANG MUNCUL DARI
PROGRAM MBKM

Yang bertanda tangan dibawah ini. :

Nama. : Dwi Putri Ariyani

NPM : 210910094

Falkutas : Ilmu Sosial dan Humaniora

Program Studi : Manajemen

Bersama dengan surat pernyataan ini saya mengatakan bahwa saya


bersedia untuk menganggung segala biaya yang muncul dalam mengikuti program
MBKM, sesuai dengan ketentuan pembiayaan yang membebankan kepada saya
dalam mengikuti program MBKM, baik yang ada di unversitas putera batam
maupun mitra dalam program MBKM.

Batam, 20 December 2022

Yang membuat pernyataan,

Dwi Putri Ariyani


210910094

iii
NsamsadkHALAMAN PENGESAHANNamasdsadlsakid
Nama Mahasiwa : Dwi Putri Ariyani

NPM Mahasiswa : 210910094

Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ilmu Sosial dan Humaniora

Jenis Program MBKM :

Judul Proposal :

Batam., 20 Desember 2022.

Tiurniari Purba, S.E., M.M


Pembimbing

iv
ABSTRAK

EKO PATRI, 2020. Pengaruh Benefit Quality Terhadap Kepuasan Pelanggan


Pada coffe shop Di batam. proposal Program studi manajemen universitas putera
batam. dibimbing oleh Pembimbing Tiurniari Purba, S.E., M.M. Pembahasan ini
tentang poin-poin untuk menentukan dampak kualitas manfaat terhadap
pemenuhan klien di coffe shop di batam. Menyelidiki Masalah Apakah Kualitas
Benefit Berdampak Positif Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada coffe shop di
batam. Jenis pertanyaan tentang yang digunakan. bersifat deskriptif dengan
strategi ikhtisar. Pertanyaan tentang tes ini adalah beberapa pelanggan, dan
informasi yang dikumpulkan sangat penting dan tambahan. Analisis model
menggunakan basic straight relaps, hubungan, koefisien determinasi, serta
pengujian spekulasi menggunakan understudy t-test. Munculnya dampak positif
dan kritis dari kualitas layanan kepada klien pada pemenuhan coffe shop di batam.

Kata kunci : Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan

v
ABSTRACT

EKO PATRI, 2020. The Effect of Benefit Quality on Customer Satisfaction at


Coffee Shops in Batam. Batam Putera University Management Study Program
Proposal. Supervised by Tiurniari Purba, S.E., M.M. This discussion is about the
points for determining the impact of quality benefits on client satisfaction at a
coffee shop in Batam. Investigating the problem of whether quality benefits have
a positive impact on customer satisfaction at coffee shops in batam. Types of
questions about which to use. descriptive with an overview strategy. Questions
about this test are a few customers, and the information collected is very
important and additional. Model analysis used basic straight relapse, relationship,
coefficient of determination, and shooting using understudy t-test. The emergence
of positive and critical impacts of service quality to clients in the fulfillment of
coffee shops in Batam.

Keywords: Service Quality and Customer Satisfaction

vi
KATA.PENGANTAR.

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang

senantiasa memberikan petunjuk dalam penyusunan Usulan Belajar Kampus

Mandiri (MBKM) di Universitas Putera Batam sebagai media informasi dan juga

petunjuk bagi mahasiswa dalam menyusun Usulan Belajar Kampus Mandiri

(MBKM).

Mendidik berproses untuk menghadapi kemajuan yang terjadi dalam

masyarakat, perubahan zaman yang dipengaruhi oleh dorongan-dorongan dalam

ilmu pengetahuan dan pembangunan merupakan kalkulasi perubahan sudut

pandang pendidikan yang sama sekali berbeda, seperti judul pendekatan

mendidik, penyajian kompetensi, substansi materi terbatas, substansi , sistem

modul instruktif dan pemanfaatan pembelajaran pada berbagai tingkatan

pengajaran. Pekerjaan pendidikan tinggi yang diinstruksikan adalah melahirkan

sumber daya manusia (SDM) yang dipersiapkan untuk bekerja di masyarakat dan

dibimbing untuk lebih tanggap terhadap kebutuhan, permintaan dan desain saat

ini, khususnya permintaan dunia pertukaran dan mekanik ( DUDI) sehingga

mampu menciptakan SDM yang adaptif dan berdaya saing secara teratur, dan

menggabungkan karakter yang mengoordinasikan permintaan tumpukan saat ini.

vii
DAFTAR.ISI.

Halaman
HALAMAN SAMPUL AWAL................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHANN.............................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
ABSTRACT..............................................................................................................vi
KATA.PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR.ISI........................................................................................................viii
DAFTAR.GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR.TABEL....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar.Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3. Tujuan.Penelitian...............................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................................4
BAB.II. TINJAUAN.PUSTAKA............................................................................5
2.1. Teori.Dasar.........................................................................................................5
2.1.1. Karyawan....................................................................................................5
2.1.2. Manajemen Sumber Daya Manusia............................................................7
2.1.3. Produktivitas Kerja.....................................................................................7
2.2. Penelitian Terdahulu..........................................................................................8
2.3. Kerangka Konseptual..........................................................................................9
2.4. Hipotesis.............................................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................11
3.1. Jenis Penelitian.................................................................................................11
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................11
3.3. Jenis dan Sumber Data.....................................................................................12
3.3.1. Jenis Data.................................................................................................12
3.3.2. Sumber Data.............................................................................................12
3.3.3. Metode Analisis Data................................................................................13

viii
DAFTAR.GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.........................................................................12

ix
DAFTAR.TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu......................................................................9


Tabel 3.1 Tabel Skala likert...................................................................................12
Tabel 3.2 Tabel Kegiataan.....................................................................................14
35

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar.Belakang

Perdagangan kuliner di Indonesia nampaknya berkembang dan menyebar ke

mana-mana, nampaknya industri kuliner nampak berkembang memang lebih

dikatakan booming. Ferdiani (2020) menjelaskan usaha kuliner ini menjadi salah

satu usaha yang paling banyak dijalankan hingga saat ini. Milenianews (2019)

menyebutkan bahwa perdagangan kuliner salah satunya adalah perdagangan tanpa

henti.

Di tahun 2020, perdagangan kuliner akan terus miring dan memang akan

meningkat. Sependapat dengan Trihendrawan (2019), sejak tahun 2018 industri

kuliner menjadi subsektor kebutuhan. Industri ini juga diharapkan menjadi

kendala pendorong untuk mewujudkannya target pengembangan industri

nonmigas serta realisasi spekulasi yang meningkat dalam kurun waktu yang lama.

Oleh karena itu, imajinasi di bidang kuliner harus terus berkembang dengan

berbagai perkembangan.

. Hamdani (2019) mengatakan bahwa kemajuan ini didorong oleh

perubahan desain atau cara hidup dan kebutuhan masyarakat yang berkembang

terutama di kota-kota besar. Karena tingkat upah per kapita meningkat dan

berkembang, maka pembukaan jalan hidup akan meningkat pula. Senada dengan

1
2

Juniman (2017), gaya hidup masyarakat diklaim membuat bisnis kuliner semakin

menjanjikan. Dalam perkembangannya, perilaku tersebut muncul karena pesatnya

kemajuan teknologi yang membuka celah bagi industri kuliner untuk berkreasi,

khususnya kuliner lokal lokal.

Hamdani (2019) menyatakan bahwa dari 16 divisi industri kreatif, terdapat

tiga segmen yang ditetapkan sebesar 30% untuk ekonomi inventif. Tiga sektor

yaitu nutrisi, desain, dan kreasi. Kontribusi kuliner mencapai 34%. Terlihat bahwa

bisnis kuliner memberikan komitmen terbesar pada segmen ekonomi kreatif.

Melihat kondisi tersebut, Sanusi (2020) mengatakan bahwa bisnis waralaba

tahun ini masih akan didominasi sektor makanan dan minuman (mamin).

Cerahnya bisnis sektor mamin ini bisa dilihat dari besarnya investasi yang ada.

Information Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan bahwa pada

pertengahan tahun 2019, investasi dalam negeri di sektor mamin ini tercatat Rp

21,26 triliun. Sejalan dengan itu, pemerintah juga telah menetapkan industri

mamin menjadi salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan

pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.

Namun menurut Wibowo (2020), pertumbuhan industri makanan dan

minuman tahun 2020 dipastikan bakal terkoreksi dari capaian tahun lalu sebesar

7,97%. Pelemahan tersebut dipengaruhi tingkat konsumsi yang turun lantaran

pandemi covid-19.

Bisnis kuliner sebagaimana bisnis pada umumnya selalu memiliki potensi

kegagalan. Apalagi ditengah ketatnya persaingan, banyak yang semakin tidak

jelas diferensiasi dan segmen pasarnya. Banyak restoran dan bisnis kue kekinian
3

yang akhirnya gulung tikar dalam waktu yang amat singkat dan hanya tersisa

segelintir saja. Mengutip dari Burhan Sholihin (2019) di media Tempo.co,

menyebutkan bahwa berdasar survei, hampir 90% bisnis baru cenderung gagal

(Hamdani, 2019).

Kegagalan berkembang yang dialami oleh berbagai pelaku industri kuliner

ini tentu disebabkan berbagai faktor. Menurut riset yang didapat oleh Foodizz.id -

ini sebuah stage edukasi bisnis kuliner online, ada beberapa kesalahan yang

menyebabkan banyaknya pebisnis kuliner di Indonesia gulung tikar, diantaranya:

Manajemen keuangan yang buruk; Lemah dalam mengontrol operasional;

Kesalahan dalam mengantisipasi kompetitor; Kurang pengetahuan dan

pengalaman dalam bisnis kuliner (Hamdani, 2019)

Dalam berbisnis kuliner, khususnya restoran maupun cafe, yang perlu

diperhatikan yaitu bukan hanya soal rasa, tetapi juga keunggulan produk,

pelayanan, dan harga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh para

pengusaha restoran. Urusan rasa, itu sudah menjadi hal mutlak. Kemudian,

keunggulan lain yang harus ditonjolkan misalnya penyajian makanan dan

minuman yang menarik, promosi yang menggiurkan, dan beberapa hal lainnya

(Rahayu, 2018). Konsep pemasaran sudah mulai difokuskan untuk memberikan

kepuasan pada konsumen sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dan

menjadikan bisnis kuliner sebagai kebutuhan pokok bagi setiap orang (Susanto,

2019:128).

Menurut Sodexo (2019), setiap perusahaan tentu ingin memberikan

pelayanan terbaik untuk pelanggannya. Namun demikian, ada beberapa faktor


4

yang mempengaruhi kepuasan pelanggan itu sendiri. Apabila faktorfaktor tersebut

dapat dipenuhi dengan baik, maka loyalitas pelanggan pun tercipta sehingga

pendapatan bisnis quip meningkat. Bahkan ditengah persaingan bisnis yang kian

ketat, perusahaan yang dijalankan tetap mampu bertahan dan unggul karena

pelanggan merasa mendapatkan pelayanan yang diinginkan.

Faktor penting yang mempengaruhi kepuasan pelanggan ada 4 adalah :

Mutu Produk, Kualitas pelayanan, Penetapan harga; Pengalaman belanja yang

menyenangkan (pengalaman belanja pelanggan yang berbanding lurus dengan

kemudahan selama proses pembelian, artinya, proses belanja yang mudah, cepat,

dan fleksibel); Testimoni orang lain (orang lain menerima pengalaman yang baik

dan merasa puas dari pengalaman orang lain); dan Strategi pemasaran.

Penjelasan tersebut memperlihatkan bahwa kepuasan pelanggan atau

konsumen sangat tergantung pada salah satunya yaitu kualitas layanan yang

diberikan pengusaha/perusahaan, artinya, terdapat relevansi antara kualitas

pelayanan dengan kepuasan konsumen. Menurut Junaedi (2019), pemasaran yang

berorientasi pada pelanggan melalui pelayanan yang berkualitas sangat efektif

untuk mempertahankan pelanggan. Ketanggapan perusahaan terhadap harapan

pelanggan akan menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Sebagai suatu industri, restoran maupun cafe merupakan bidang usaha yang

menuntut penekanan pada kualitas pelayanan tinggi, sehingga pelanggan memiliki

lebih banyak alternatif produk, harga, kualitas yang bervariasi sehingga pelanggan

akan selalu mencari nilai yang dianggap paling tinggi. Hal ini dipengaruhi

kebutuhan dan gaya hidup dasar manusia (Suatmojo, 2107).


5

Untuk mengetahui kondisi berdasarkan fenomena yang ada, maka akan

dilakukan studi melalui penelitian khususnya di kota Makassar dengan mengambil

objek Cafe yaitu meninjau sejauhmana kualitas layanan dan pencapaian maksimal

kepuasan pelanggan dari usaha tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Munculnya definisi masalah yang akan digambarkan meliputi apakah

kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pada coffe

shop dibatam ?

1.3. Tujuan.Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan pelanggan pada coffe shop di batam.”

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manafaat Praktis

Peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebaik

baiknya dalam dunia praktis sebagai bahan referensi dan dalam

membuat kebijakan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dan

kepuasaan pelanggan khususnya pada coffe shop Di batam, dengan

harapan dapat membawa perusahaan dan pihak yang bersangkutan

kearah yang lebih baik lagi.


6

2. Manfaat Teoritis

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat berkontribusi terhadap

perkembangan dunia pendidikan serta dapat di jadikan bahan referensi

untuk penelitian selanjutnya dalam hal pengembangan di bidang

penelitian khususnya yang terkait dengan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pelanggan.
BAB.II.
TINJAUAN.PUSTAKA

2.1. Manajemen Pemasaran .

2.1.1. Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

setiap perusahaan dalam upaya mempertahankan kelangsungan perusahaan,

berkembang untuk mendapatkan keuntungan. Kegiatan pemasaran dirancang

untuk memberi arti melayani dan memuaskan kebutuhan konsumen yang

dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran (showcasing) sebagai

proses perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan

yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan

sebagai imbalannya. Kotler dan Amstrong (dalam Yulia dan Ningsih 2020:74).

Pemasaran menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia Kontemporer adalah

perihal menjual belikan barang dagangan / perihal menyebarluaskan kepada

masyarakat luas. Dwindle Salim (Sahla 2019:58). Pemasaran di tinjau dari definisi

konvensional merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain (Kotler, 1997:8).

7
8

Paradigma pemasaran play on words telah mengalami perubahan dari waktu

kewaktu. Pada awal kemunculannya The American Promoting Association

(AMA) mendefinisikan pemasaran sebagai aktivitas bisnis yang menjalankan arus

barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Kemudian berkembang seiring dengan meluasnya kajian pemasaran, AMA

merevisi definisi pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan

konsepsi, pendapatan harga, promosi, dan distribusi ide, barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memutuskan tujuan individu dan organisasi.

Kegiatan pemasaran tidak hanya terfokus pada bagaimana cara menjual barang

dan jasa, namun juga memasukkan proses perencanaan dan penetapan konsep,

harga, promosi dan ide. Pada tahun 2007, AMA mengeluarkan definisi terbaru

tentang pemasaran, yaitu kegiatan mengatur lembaga, dan proses untuk

menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan,dan menawarkan barang dan

jasa yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada

umumnya. Muhammad Anwar Fathoni, 2018 (dalam Sahla, 2019 : 58).

Pengertian manajemen menurut Kotler dan Amstrong (2010:2005) bahwa :

“Pemasaran (promoting) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai

bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan

tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Sedangkan menurut Alma (2011:2015) dalam bukunya yang berjudul

“Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Edisi Revisi)”: pengusaha yang

menyalurkan barang dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen.


9

2.1.2. Fungsi Manajemen Pemasaran

Mengacu pada pengertian manajemen pemasaran, hal tersebut berkaitan erat

dengan pengaturan promoting perusahaan, dengan menerapkan manajemen

pemasaran yang baik dalam perusahaan atau bisnis maka memiliki manfaat

berikut ini :

a. Fungsi Penyampaian Produk (Distributing)

Fungsi manajemen pemasaran ini sangat penting yang bertujuan agar

produk kita di ketahui oleh masyarakat sehingga masyarakat jadi tertarik

untuk membelinya. Tanpa adanya fungsi ini, bagaimana masyarakat tahu

tentang produk kita. Jadi, apa gunanya kita bisa membuat suatu produk akan

tetapi masyarakat tidak tahu keberadaan tentang produk kita.

b. Fungsi Jual-Beli (Trading)

Fungsi mnajemen pemasaran ini merupakan hakikat dasar dari

manajemen pemasaran untuk dapat memberikan keuntungan dari proses jual-

beli produk yang ia miliki. Jual beli itu sendiri merupakan kegiatan transasaksi

produk baik itu barang maupun jasa yang dilakukan produsen dan konsumen.

c. Fungsi Penyediaan Sarana (Facilitating)

Fungsi ini merupakan fungsi yang menyangkut berbagai aspek untuk

menggapai kelancaran produksi. Seperti aspek penggudangan, komunikasi,

serta penyortiran produk agar sesuai dengan standar.


10

d. Fungsi Untuk Melakukan Riset (research)

Manajemen pemasaran juga harus melakukan riset kepada konsumen

tentang barang apa yang sedang di butuhkan oleh konsumen. Sehingga dalam

proses pemasarannya nanti akan laku di pasaran.

e. Fungsi Pemrosesan (processing)

Fungsi pemrosesan merupakan proses pengubahan suatu barang

menjadi barang yang memiliki nilai tambah. Sehingga akan menambah nilai

jual barang tersebut (Happy, 2020).

2.1.3. Kualitas Pelayanan

Menurut Lesmana dan Ratnasari (2019:118) mendefinisikan “Kualitas

pelayanan suatu konsep yang secara tepat mewakili inti dari kinerja suatu

pelayanan, yaitu perbandingan terhadap fabulousness (keterandalan) dan sales

counter yang di lakukan oleh pelanggan.

Seperti yang dikemukakan oleh Sinungan (2003:72) bahwa kualitas

pekerjaan harus lebih diperhatikan dalam menilai produktivitas tenaga kerja,

karena tidak diragukan lagi bahwa dalam waktu penyelesaian tugas yang

diberikan kepada pekerja atau perusahaan yang terampil, jika kualitas pekerjaan

tidak luar biasa, maka produktivitas tidak harus dipertimbangkan.

2.2. Penelitian Terdahulu

No Nama (Tahun) Judul Penelitian Hasil


1. Herawati “pengaruh Dari hasil investigasi hubungan
(2017) pengajaran kerja pengajaran kerja dapat menjadi
11

terhadap efisiensi dampak yang patut diperhatikan.


kerja para pekerja di
lingkungan Badan
Perencana
Pembangunan
(BAPENDA) di
Kota Makassar).
2. Reaki pengaruh Hasil pemikiran ini
Mutmainnah kedisiplinan kerja menunjukkan bahwa hasil
(2016) terhadap efisiensi penyelidikan dan wacana
kerja yang mendapat penghargaan yang
representatif di patut diperhatikan
kantor manfaat
pembangunan
daerah sulawesi
selatan)
3. Jauhary dampak pendidikan Munculnya pemikiran tersebut
(2008) kerja terhadap menunjukkan bahwa instruksi
produktivitas kerja kerja memiliki dampak dasar
pekerja di PT. yang penting pada produktivitas
Behaestex, Gresik. kerja agen
4. Nurasni (2011) administrasi Dari hasil pemeriksaan terlihat
persiapan awal di bahwa instruktur agen bekerja
PT. Pemegang melalui kompensasi, sanksi, dan
Pelabuhan Indonesia waskat, yang berdampak pada
IV (Persero) Unit pelaksanaan perwakilan.
Terminal Makassar
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

2.3. Kerangka Konseptual

mencirikan pertimbangan dapat menjadi pameran yang relevan tentang

bagaimana total premis teoretis terhubung secara koheren karena perhitungan

diakui sebagai masalah vital.


12

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan pengesahan ikhtisar singkat tentang premis hipotetis

dan pemeriksaan sebelumnya, serta jawaban atas masalah postur, di mana

jawabannya masih lemah, dan harus dikonfirmasikan secara tentatif. Catatan yang

dikemukakan dalam refleksi ini adalah: “Pelaksanaan pendidikan kerja ditengarai

memiliki pengaruh negatif terhadap efektivitas kerja perwakilan di PT. Surya

Teknologi Batam.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metodologi investigasi yang digunakan dalam pemeriksaan ini mungkin

merupakan metodologi investigasi kuantitatif. Teknik Investigasi Kuantitatif

sebagai metodologi penyelidikan yang didasarkan pada pemikiran positivisme,

yang digunakan untuk mengeksplorasi suatu pemeriksaan tertentu. atau pengujian,

pengumpulan data dengan menggunakan pemeriksaan seputar ketidakpatuhan,

pemeriksaan data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan pengujian

penembakan yang ada. langsung (Sugiyono, 2013: 35).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Surya Teknologi Kota Batam, Bahwa waktu

penyelidikan dilakukan selama dua bulan, yang direncanakan dimulai pada bulan

Agustus hingga Desember 2022.

Waktu Kegiatan

Agustus September Oktober November Decembe


Kegiatan 2022 2022 2022 2022 r
2022
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pemilihan Topik

13
14

Pengajuan Judul

Penyusunan BAB I

Penyusunan BAB II

Penyusunan BAB III

Tabel 3.1 Tabel Kegiatan

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Informasi kuantitatif, khususnya informasi berupa data, klarifikasi hasil

kuesioner atau persepsi lapangan dalam bingkai angka.

3.3.2. Sumber Data

Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :

A. Data primer, yaitu data spesifik yang diperoleh dengan melakukan

persepsi (persepsi) langsung oleh para pekerja PT. Surya Teknologi

Batam.

B. Data sekunder, khususnya data yang diperoleh dari berbagai arsip

PT. Surya teknologi sangat penting untuk penelitian, dan datang

tentang survei (survei) yang dilakukan serta data lain yang dapat

mendukung materi pelajaran.


15

3.3.3. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Mencirikan dan mengumpulkan informasi yang diperoleh,

menyusun dan mengklarifikasinya, serta menganalisis dan

menggambarkannya untuk memberikan gambaran yang jelas tentang

kelengkapan pekerjaan sebagai influencer PT. Surya tenologi Batam.

2. Alat Analisis Data

Metode analisis data digunakan dalam perenungan ini adalah

sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Sederhana

Basic Relapse sedang menganalisis seberapa besar dampak

yang ada di antara beberapa variabel bebas. Bentuk umum dari

kondisi pemulihan dasar adalah sebagai berikut : Y = a + bX

Dimana:

Y= produktivitas kerja

a= konstan

b= koefisien relaps setengah jalan

X= kerja mengajar

b. Koefisien Determinasi ( R2)

Koefisien hubungan adalah salah satu nilai asli yang dapat

digunakan untuk memutuskan apakah dua faktor memiliki

pengaruh sentral. Koefisien afirmasi menunjukkan tingkat


16

variasi dalam variabel yang dapat diklarifikasi dengan

menghitung ukuran kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai