id
BAB II
dijelaskan dengan agency theory (teori agensi). Jensen dan Meckling (1976)
pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Manajer sebagai agen
yang baik.
informasi, yaitu suatu kondisi dimana terdapat distribusi informasi yang tidak
merata antara pemilik dan manajer. Manajer sebagai agen memiliki informasi
internal perusahaan yang lebih luas dibandingkan pemilik yang hanya mengetahui
status perusahaan dari laporan yang dibuat oleh manajer. Kedua, terjadinya
6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Davidson III, Jiraporn, Kim, dan Nemec (2004, dalam Prior et al., 2008)
telah meneliti dengan membuat hubungan antara teori agensi dan manajemen laba.
manajer yang memiliki tujuan yang berbeda dengan pemilik. Dalam konteks ini,
Terdapat dua motivasi utama manajer melakukan manajemen laba, yaitu insentif
yang terkait dengan pasar modal dan motivasi kontraktual yang didasarkan pada
berdampak pada investor dalam membuat keputusan investasi yang tidak optimal.
dari investor, sanksi dari regulator, ditinggalkan rekan kerja, boikot dari para
aktivis, dan pemberitaan negatif dari media massa (Sari dan Hariyanti, 2012).
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
bahwa teori sinyal merupakan tindakan yang digunakan oleh manajer untuk
sinyal kepada stakeholder bahwa mereka memiliki informasi kinerja yang baik.
bahwa terdapat manfaat kegiatan tanggung jawab sosial bagi perusahaan. Pertama,
aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan dapat mengurangi risiko dan tuduhan
jawab sosial perusahaan yang dilakukan secara konsisten dapat memperbaiki dan
(GRI). Menurut Sari dan Hariyanti (2012), standar GRI dipilih karena lebih
1. Praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang layak yang meliputi pekerjaan,
2. Hak asasi manusia yang meliputi praktik investasi dan pengadaan, non-
sanksi dari regulator, ditinggalkan rekan kerja, boikot dari para aktivis, dan
Ratnasari dan Prastiwi (2012) menyatakan bahwa salah satu strategi yang
lebih baik dari perusahaan lain karena mampu bertanggung jawab terhadap
seluruh dampak dari aktivitas perusahaan. Menurut Prior et al. (2008) dan Sun et
al. (2010), pengungkapan aktivitas sosial perusahaan dapat digunakan sebagai alat
membuat turunnya reputasi manajer. Sun et al. (2010) lebih lanjut menyatakan
manajemen laba.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Variabel Kontrol:
1. Kepemilikan Institusional
2. Ukuran Perusahaan
3. Leverage
4. Profitabilitas
tekanan dari investor, sanksi dari regulator, ditinggalkan rekan kerja, boikot dari
para aktivis, dan pemberitaan negatif dari media massa (Sari dan Hariyanti, 2012).
Ratnasari dan Prastiwi (2012) menyatakan bahwa salah satu strategi yang
perhatian stakeholder dari isu-isu yang membuat turunnya reputasi manajer. Sun
et al. (2010) lebih lanjut menyatakan bahwa tindakan pencitraan semakin kuat
hasil penelitian yang dilakukan oleh Prior et al. (2008), Handajani et al. (2009),
Hasil penelitian Prior et al. (2008), Handajani et al. (2009), dan Ningsih
bahwa semakin besar manajer melakukan manajemen laba, maka semakin luas