CERITA RAKYAT
DANAU TOBA
Alkisah, ada seorang petani yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja. Ia hidup sebatang kara
tanpa keluarga yang menemaninya. Pekerjaannya sehari–hari adalah menggarap ladang dan
mencari ikan untuk membantu memenuhi kebutuhan.
Suatu hari, petani tersebut memancing ikan di sungai. Berbekal peralatan pancing, umpan,
dan tempat ikan, ia mulai melangkah menuju ke sungai. Sesampainya di sana ia langsung
melempar kail yang telah dipasangi umpan. Lalu ia berdoa kepada Tuhan agar ia bisa
mendapatkan banyak ikan.
Ia sangat senang saat ikan yang didapatkannya besar. Namun, petani tersebut kaget karena
ikan itu dapat berbicara dan meminta petani itu agar ikannya tidak dimakan. Seketika itu juga
petani melepaskan ikan tersebut. Betapa kagetnya petani itu saat ikan tadi berubah menjadi
seorang wanita yang cantik.
Ikan tersebut ternyata adalah seorang putri yang dikutuk menjadi ikan. Dia mengucapkan
terima kasih karena telah membebaskannya dari kutukan. Sebagai imbalannya ia mau
dijadikan istri petani tersebut.
Satu di antara syarat yang harus dipenuhi adalah tidak boleh menceritakan dan menyebutkan
asal-usul putri dari seekor ikan. Apabila dialnggar maka akan terjadi mala etaka yang sangat
dahsyat. Petai pun menyetujuinya.
Setelah menikah, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Mereka hidup bahagia bersama
anaknya yang tampan. Namun, anaknya itu memiliki sifat yang membuat orang lain heran,
yaitu ia tak pernah merasa kenyang sehingga ia sering menghabiskan makanan.
Suatu hari sang anak diminta ibunya untuk mengantarkan makanan untuk bapaknya yang
sedang bekerja di sawah. Namun, sayangnya sang anak melahap sendiri makanan tersebut
dan tidur di gubuk.
Bapaknya menunggu makanan datang, sudah tidak kuat menahan haus dan lapar maka petani
itu pulang. Di tengah jalan ia menjumpai anaknya yang telah tidur.
Saat itu juga petani marah kepada anaknya karena makanan yang menjadi jatahnya dimakan.
Dan tanpa disengaja petani itu melanggar janjinya. Ia mengucapkan 'dasar anak ikan', saat itu
juga anak dan istrinya menghilang. Setelah itu muncul air dari bekas jejak kaki sehingga
membentuk sebuah telaga yang kini dikenal dengan Danau Toba.
2. Pantun, Syair dan Gurindam Tentang Pendidikan
Syair
1) Dengarlah wahai anakanda
Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu tiada pernah habis dieja
sebagai bekal sepanjang usia
Pantun
(3) Ayam tidak hanya bisa dibakar
Namun juga bisa jadi pepesan
Guru jangan hanya pandai mengajar
Namun juga harus jadi teladan
Gurindam
(4) Jika berilmu janganlah angkuh
Nanti dirimu akan terjatuh
3. Fabel
Pada zaman dahulu hiduplah dua binatang di hutan yang luas. Binatang itu ialah kelinci dan
siput. Kelinci memiliki sifat sangat sombong dan pemarah. Bahkan, sang kelinci sering
meremehkan hewan hewan lainnya. Ketika ia berjalan jalan di sekitar hutan, kelinci itu
bertemu sang siput yang berjalan dengan lambatnya. Kelinci pun berkata, "Siput, apa yang
kamu lakukan disini?" Siput menjawab, "Aku sedang mencari penghidupan".
Kelinci tersebut malah marah karena ia berpikir sang siput hanya berlagak mencari
penghidupan. Si siput berusaha menjelaskan maksud jawabannya tadi, tapi kelinci tetap saja
marah bahkan ia mengancam akan menginjak tubuh siput.
Akhirnya siput menantang adu kecepatan dengan kelinci. Mendengar tantangan tersebut sang
kelinci marah besar. Ia menerima tawaran siput dan berkata dengan keras agar hewan-hewan
lain menjadi saksi perlombaan lari antara kelinci dengan siput. Hari perlombaan tiba, kelinci
dan siput pun berlomba lari untuk sampai ke finis. Namun, sebelumnya si siput memiliki akal
untuk meminta siput-siput lainnya berada di titik titik jalur lomba lari sampai ke finis.
Hal ini dikarenakan cangkang semua siput memiiliki kesamaan, dengan begitu hewan-hewan
lain tidak akan curiga. Kelinci pun melompat dan berlari meninggalkan siput di jalur start.
Akhirnya rencana siput berjalan lancar dan akhirnya siput tadi menjadi pemenang, walaupun
sebenarnya yang memasuki finis ialah temannya. Dengan kemenangan siput membuat kelinci
menjadi tidak sombong dan tidak pemarah lagi.
Pesan moral: jangan suka meremehkan orang lain dengan kesombongan kita. Kesombongan
tersebut akan membuat kita rugi dan menyesal di kemudian hari.
4. Surat Pribadi
Sumiyati
Di tempat
Hidup Sipil!
begitulah slogan jurusan ku, terdengar tangguh bukan ? haha kamu harus mendengarnya
secara langsung kapan-kapan, pasti kamu kaget sejak kita terpisahkan oleh jarak (eaa)
karena masuk PTN yang berbeda, seringkali kita jadi sibuk masing-masing, dan fokus pada
mimpi kita masing-masing, tapi tentunya aku sering tiba-tiba kangen masa-masa belajar dan
nongkrong kamu, nurul.
Udah gak berasa ya emang, kita udah gak ketemu 4 tahun seandainya kita satu pulau
pasti kita udah meet up dari kapan tau haha. Aku sangat senang waktu aku mendapat surat
dari kamu, pasti kamu gak percaya, tapi begitu kenyataannya. Saat ini akupun juga lagi
skripsi dan mempersiapkan diri untuk sidang akhir, mungkin beberapa minggu lagi. Namun
saat ini belum ada tanggal pastinya, aku akan mengabarimu jika jadwal sidang ku sudah
keluar, biar kamu juga doain aku, masa aku doang yang doain sidang kamu hahaha.
Semoga skripsimu lancar dan sidangmu juga ya, aku tahu banget si orang kayak kamu tuh
gak mungkin gak lancar jawabnya pas sidang, karena kamu tipe pekerja keras, tapi aku tetap
ingin mendoakan yang terbaik buat kamu.
Nurul.
5. Surat Dinas
Nomor: 280/YMB/SMA/12-2021
Lampiran: –
Perihal: Pengumuman Libur Semester
Dengan hormat,
Peserta didik diharapkan tetap mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
jadwal terkecuali pada tanggal 1 Januari 2022 yang bertepatan dengan hari libur
nasional.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, terima kasih perhatian yang telah
diberikan dan juga kerja sama yang telah dilakukan. Jaga terus protokol
kesehatan di setiap kesempatan.
Kepala Sekolah,
Bagus Rupawan
TUGAS BAHASA INDONESIA