Anda di halaman 1dari 3

Cara Membangun Self Esteem Anak

Self esteem (harga diri) adalah penilaian akan kemampuan diri sendiri. Self esteem anak berarti
perasaan bahwa diri anak layak. Seorang yang memiliki pandangan diri yang baik atau healthy
self-esteem maka akan akan merasa optimis, positif, dan lebih bahagia dalam menjalani
kehidupan karena merasa dirinya berharga, berguna, merasa dicintai dan 'disetujui', kompeten,
dan nyaman dengan diri sendiri. Sebaliknya, jika anak memiliki pandangan diri yang buruk atau
low self-esteem maka merasa pesimis terhadap hasil dari usaha mereka, kurang percaya diri ,
merasa tidak kompeten dan menganggap reward yang mereka terima adalah karena
keberuntungan atau kebetulan, bukan karena usaha mereka, dan akan lebih mudah putus asa.
Hal ini dikarenakan anak yang memiliki low self-esteem merasa tidak kompeten, tidak berguna,
tidak berharga, tidak didukung, tidak dicintai, tidak nyaman dengan diri sendiri. Bagaimana
seorang anak akan menjalani kehidupan ini jika memiliki perasaan-perasaan itu? Bagaimanakah
yang seharusnya dilakukan oleh orang tua untuk membangun self esteem anak? Bisakah
membangun self esteem anak dengan menerapkan gaya belajar yang tepat? Perlu bagi
orangtua untuk memperhatikan hal-hal berikut ini:

Biarkan anak memiliki pilihan dalam hidupnya


Memiliki kesempatan untuk menentukan pilihan sendiri merupakan perasaan yang baik.
Membiarkan anak menentukan pilihan akan mengajarinya tentang tanggung jawab dan resiko
dari apa yang telah menjadi pilihannya. Sehingga bisa membangun self esteem anak. Hal ini
dapat diterapkan pada gaya belajar anak, biarkan anak memilih metode belajar yang disenangi
sehingga membuat mereka merasa nyaman tetapi tetap dalam pengawasan orang tua.
Biarkan mereka melakukan eksplorasi terhadap hal-hal baru
Berikan dukungan jika anak memiliki minat pada bidang seni, olahraga, atau keterampilan lain
di luar bidang akademik. Seorang anak mungkin lemah di bidang akademik, tetapi terampil
dalam memainkan alat musik atau berprestasi di bidang olahraga. Minat dan bakat satu anak
dengan anak lainnya memanglah berbeda-beda, sehingga orang tua hendaknya mendukung
anaknya untuk melakukan eksplorasi terhadap hal-hal baru untuk menemukan minat dan
bakatnya.

Tidak menuntut anak jadi sempurna


Anak yang dibebani dengan tuntutan tinggi orang tuanya akan merasa tidak berguna apabila
ternyata tidak mampu memenuhi ekspektasi orang tuanya. Anak akan merasa gagal dan tidak
berharga. Seorang anak membutuhkan support dan perhatian, bukan tuntutan. Buatlah anak
merasa dicintai dan 'disetujui'. Hal itulah yang akan membuat anak lebih termotivasi daripada
tuntutan yang hanya akan membuat anak merasa terbebani. Terapkan gaya belajar yang fokus
pada progress kemampuan anak, dan bukan perolehan nilai yang sempurna

Tidak membandingkannya dengan orang lain


Membandingkan anak dengan orang lain akan membuat membuat anak tidak nyaman dengan
diri sendiri. Harus seperti temannya, harus mencontoh anak orang tuanya, harus seperti
kakaknya, perlu diketahui oleh orang tua bahwa hal ini sangat egois dan tidak menghargai
perasaan anak. Bagaimana seorang akan dapat optimal dalam belajar jika tidak nyaman dengan
dirinya sendiri? Buatlah anak nyaman dengan diri sendiri dengan berhenti membandingkannya
dengan orang lain, maka anak akan bisa focus dan optimal dalam belajar dan mengukir prestasi.
Potensi setiap anak berbeda-beda, tingkat perkembangan setiap anak juga berbeda-beda,
jangan membandingkan anak yang satu dengan lainnya karena itu benar-benar tidak berguna
dan hanya akan melukai perasaannya. orang tua hendaknya menghargai setiap pencapaian
anak, dan mencari solusi jika anak mengalami kendala dalam belajar. Hal itu akan lebih berguna
darip[ada membandingkan anak dengan orang lain.

Berikan kasih sayang yang tulus


Berikanlah rasa cinta kepada anak, Berikan mereka pelukan atau ciuman ketika menasehati,
dan gunakanlah kata-kata yang baik. Tunjukkanlah wajah dan ekspresi yang hangat ketika
berkomunikasi dengan anak termasuk saat mendampinginya belajar, agar anak merasa bahagia
dalam menjalani hari-harinya. Anak-anak yang mendapatkan kasih sayang tulus akan merasa
positif dan akan memberikan kasih sayang pula kepada teman-temannya di sekolah dan di
lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat diterapkan pada gaya belajar anak. Orang tua tidak
diperkenankan untuk membentak dan berkata kasar ketika anak melakukan kesalahan, karena
itu akan terekam pada memori anak dan akan dilakukannya pula pada orang lain yang
melakukan kesalahan.

Berikan pujian sebagai reward


Seorang anak akan merasa senang sekali jika mendapatkan pujian. Berikan pujian sebagai
reward atas pencapaiannya sekecil apapun. Terapkanlah hal ini pada gaya belajar anak. Berikan
tepuk tangan jika anak bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Berikan kata-kata pujian
seperti “perhitungan yang cermat Nak, jawabanmu tepat”. Berikan hadiah kecil jika anak
mendapatkan nilai bagus dalam ujian seperti memberikannya pensil baru, buku gambar baru,
atau barang kecil lain yang menunjang pembelajarannya. Hal ini tentu akan menumbuhkan self
esteem anak.

Tumbuhkanlah self esteem anak, sehingga dia paham akan kekurangan dirinya dan mau
memperbaiki serta menyadari bahwa dia punya kelebihan meskipun dia juga memiliki
kekurangan. Beri perhatian dan bimbingan serta terus pantau anak dalam belajar dan bergaul.

Sumber gambar: https://klikpsikolog.com

Anda mungkin juga menyukai