Anda di halaman 1dari 8

Review Jurnal:

LAPORAN KASUS: Glaukoma pada Moggy cat

Disusun oleh:

Muhammad Davitra, S.K.H


B9404212156

Kelompok I PPDH Periode II 2021/2022

Dosen Pembimbing:
Dr. Apt. Rini Madyastuti P, S.Si, M.Si

LABORATORIUM FARMASI VETERINER PROGRAM


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN FAKULTAS
KEDOKTERAN HEWAN
IPB UNIVERSITY
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan pertama yang irreversible.
Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi
papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang (Ilyas 2010). Glaukoma adalah
kelainan dimana kondisi tekanan intraocular/intraocular pressure (IOP)
mengalami peningkatan karena adanya obstruksi sirkulasi aqueous humor yang
menyebabkan kerusakan permanen pada saraf optik dan retina (Dubielzig et al.
2010). Glaukoma secara umum memiliki ciri-ciri kerusakan saraf optik disertai
dengan penurunan fungsi penglihatan. Meskipun tekanan intraokuler (IOP)
merupakan salah satu faktor risiko utama, ada atau tidaknya tidak berpengaruh
dalam penyakit tersebut (Skuta et al. 2011).
Glaukoma terbagi menjadi tiga jenis, yaitu glaukoma primer, glaukoma
sekunder, dan glaukoma kongenital (Sandmeyer et al. 2012). Glaukoma primer
relatif umum dan memiliki kecenderungan sering ditemukan pada anjing tetapi
jarang didiagnosis pada kucing. Glaukoma sekunder sama seringnya dengan
glaukoma primer dan merupakan 95% hingga 98% penyebab kasus glaukoma
pada kucing (Gillian dan Leandro 2015). Glaukoma sekunder biasanya
disebabkan oleh gangguan okular atau sistemik yang mengganggu aliran keluar
humor akuos (uveitis, neoplasia, luksasi lensa, trauma). Glaukoma sering
ditemukan pada kucing usia tua, meskipun dapat terjadi pada anak kucing
(Gillian dan Leandro 2015). Glaukoma kongenital sangat jarang ditemukan pada
kucing. Dalam kasus ini, merupakan glaukoma sekunder yang berasal dari
trauma.
Signalement
Nama : NN
Jenis Hewan : Kucing
Ras : DSH
Warna bulu : Coklat putih
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : 1 Tahun
Berat badan : 4 kg
Tanda khusus :-

Anamnesis
Kucing brown datang ke klinik hewan dengan keluhan tidak mau makan
selama 3 hari serta memiliki gerak yang tidak teratur .

Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan hasil pemeriksaan, suhu tubuh 38,4oC, , frekuensi denyut
jantung 90 kali/menit frekuensi nafas 20 kali/menit. Pada pemeriksaan klinis
didapatkan adanya Uveitis progesif pada kedua mata dengan mata kanan yang
membesar dan dilatasi pupil , kekeruhan, dan kebutaan yang dikonfirmasi
dengan meletakkan tangan di depan mata. Selanjutnya kasus tersebut didiagnosis
sebagai glaukoma pada mata kanan.
Tata Laksana Terapi

Frekue
Obat Dosis Rute Sediaan nsi Perhitungan
pember
ian
Mannitol 1g/kg IV 0,2g/ml S24j selama 3 DOSIS 1 X PEMAKAIAN
= (BB X dosis ) / sediaan
hari
= (4kgx 1g/kg)/ 0,2g/ml = 20 ml

DOSIS SELAMA PEMAKAIAN


= 20ml x 3= 60 ml

S24j selama 1
Triamcinolo DOSIS 1 X PEMAKAIAN
hari
ne acetonide SC 10mg/ml = (BB X dosis ) / sediaan
= (4kgx0,25g/kg)/ 10mg/ml = 0,1
ml

1 mg/kg S24j selama


5mg 14 hari
Prednisolo BB
PO DTD
ne
= (BB X dosis ) / sediaan
= (4kgx1mg/kg)/ 5mg = 0,8 tab
(4 mg)
Non dtd :
= (BB X dosis x Frek x lama) /
sediaan
= ( 4 kg x 1mg/kg x 1x 14) / 5
= 11.2 tab (56 mg)

Dorzolami 1 Tetes
S12j selama
de -
Topik 14 hari -
al
Penulisan Resep

Klinik Hewan Momo Vet Klinik Hewan Momo Vet


SIP: 006/SIP/MW/2019 SIP: 006/SIP/MW/2019
Jl. Raya Harapan/082284914554 Jl. Raya Harapan /082284914554

No. 01 Bogor 28 Januari 2021 No. 01 Bogor 28 Januari 2021

R/ Mannitol 20% sol No. I vial R/ Mannitol 20% sol No. I vial
s.i.m.vm. pro inj. 20 ml. IV s.i.m.vm. pro inj. 20 ml. IV

-------------------------------------------------- ---------------------------------------------------
R/ Triamcinolone acetonide inj No.1 vial
syringe 1ml No.1 R/ Kenalog-10 inj No.1 vial
s.pro.inj 0.1 ml SC syringe 1ml No.1
s.pro.inj 0.1 ml SC
---------------------------------------------------
R/ Prednisolon tab 4mg ---------------------------------------------------
M.f. pulv.da.in.caps.d.t.d No.XIV R/ Prednis tab 56 mg
s.I.d.d I caps.pc M.f. pulv.da.in.caps. No.XIV
s.I.d.d I caps.pc
---------------------------------------------------
R/ Dorzolamide Hcl Opthalmic gutt 2% 10ml No. ---------------------------------------------------
1 fls R/ Dorzolamide Hcl Opthalmic gutt 2% 10ml No. 1 fls
s.2.d.d.gutt.1.o.d.s s.2.d.d.gutt.1.o.d.s

--------------------------------------------------- ---------------------------------------------------
Nama :- Nama :-
Jenis/Ras : kucing / DSH Jenis/Ras : Kucing/ DSH
Berat Badan : 4 kg Berat Badan : 4 kg
Nama pemilik : NN Nama pemilik :NN
Alamat :- Alamat :-
PEMBAHASAN

Kasus penyakit mata dengan glaukoma membutuhkan pemantauan dan


penyesuaian obat yang sering. Seiring waktu, mata yang terkena mungkin menjadi
kurang responsif terhadap obat topikal. Perubahan obat atau enukleasi mungkin
diperlukan, terutama jika mata buta dan menjadi lebih besar (Lellan dan Miller
2011). Jenis obat yang diberikan pada kasus ini yaitu berupa kombinasi dari 4
jenis obat yaitu Mannitol 20%, Triamcinolone acetonide, Prednisolone, dan
Dorzolamide HCL. Pemberian terapi cairan berupa Mannitol 20% digunakan
untuk mengurangi tekanan dalam bola mata (tekanan intraokular).Triamcinolone
acetonide merupakan obat golongan steroid yang berfungsi untuk membantu
mengurangi pembengkakan, kemerahan,gatal dan reaksi alergi. Obat ini sering
digunakan untuk pengobatan peradangan dan gangguan terkait pada
anjing,kucing, dan kuda. Pada kucing dan anjing obat ini digunakan untuk
manajemen dan pengobatan arthritis akut, alergi dan gangguan dermatologi
(Plumb 2008).
Prednisolon adalah kortikosteroid sintetik kerja menengah yang tersedia
sebagai garam asetat atau fosfat. Turunan asetat memiliki aktivitas anti inflamasi
yang lebih baik dibandingkan dengan turunan fosfat, dan dianggap sebagai obat
yang paling efektif untuk uveitis anterior. Prednisolon asetat Suspensi mata
umumnya digunakan untuk uveitis anterior karena penetrasi superior ke segmen
anterior mata dibandingkan dengan produk deksametason. Frekuensi pengobatan
tergantung pada tingkat keparahan kondisi (Plumb 2008). Penggunaan
prednisolone ditujukan untuk menurunkan respons sistem kekebalan terhadap
berbagai penyakit untuk mengurangi gejala seperti nyeri, pembengkakkan. Terapi
kortikosteroid topikal umumnya dianggap diindikasikan untuk pengelolaan uveitis
limfoplasmasitik kronis pada kucing (Maslanka 2014).
Dorzolamide HCL merupakan obat tetes mata yang berperan dalam
menurunkan tekanan di dalam mata dan membantu mencegah kebutaan.
Dorzolamide sering digunakan pada kasus glaukoma sekunder glaukoma pada
anjing dan kucing karena tidak berpengaruh pada ukuran pupil. Dorzolamide
dapat menyebabkan rasa perih (terkait dengan pH larutan rendah) pada aplikasi
topikal, terutama pada kucing (Plumb 2008).
Terapi Lainnya
Terapi alternatif yang dapat diberikan untuk glaukoma pada mata
berdasarkan (Nggaba et al. 2020) yaitu berupa berupa pemberian terapi cairan
dengan menggunakan Mannitol 25% secara intravena. Obat topikal berupa
Brinzolamide 1% dan Timolol maleate 0,25% masing-masing sebanyak satu
tetes, dua kali sehari selama dua minggu. Multivitamin berupa Biolysin sirup 0,1
ml/kg diberikan secara peroral dua kali sehari selama lima hari.

KESIMPULAN
Glaukoma tidak selalu merespon obat; obat-obatan harus diberikan secara
pertaruhkan. Prognosis untuk glaukoma sekunder bervariasi, tergantung pada
penyebabnya. Kasus ini merespon dengan baik terhadap obat-obatan, dan kucing itu
pulih dalam waktu sepuluh hari setelah perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Gillian J M, Leandro BCT. 2015. Feline glaucoma. Vet Clin North Am Small
Anim Pract. 45(6):1307-1333.
Ilyas, Sidarta. 2010. Anatomi dan Fisiologi Mata, Pemeriksaan Mata, Glaukoma.
Mata. Edisi: 3.
Maslanka T. 2014. Autonomic drugs in the treatment of canine and feline
glaucoma. Polish Journal of Veterinary Sciences . 17(4) : 741-752.
Plumb, Donald C. 2008. Plumb’s Veterinary Drugs Handbook Sixth Edition.
South State Avenue Ames, Iowa: Blackwell Publishing Professional.
Skuta, Gregory L. C, Louis B. W, Jayne S. 2011. Introduction to Glaucoma :
Terminology, Epidemiology, and Heredity, Angle-Closure Glaucoma,
Medical Management of Glaucoma. Basic and Clinical Science Course
Glaucoma. . Basic and Clinical Science Course Glaucoma. Section 10.
.

Anda mungkin juga menyukai