Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR
SOAL UJIAN
Review Kajur/Kaprodi
No. Dokumen Tanggal Terbit Tgl Tanda Tangan
No. Revisi 02 Hal 1 dari 1
FM-02-AKD-22 1 Juni 2016

PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER


TAHUN AJARAN 2020/2021
FAKULTAS HUKUM

Nama Mata Kuliah : ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA


SKS :2
Semester/Tahun : 2/2022
Prodi/Jurusan : ILMU HUKUM (S1)
Pengampu : Dr. Dewi Sulistianingsih,S.H.,M.H.
Dr. Jafar Sidik,S.H.,M.H.,M.Kn.,FCBArb.
Hari/Tanggal : 2022
Waktu :-

Petunjuk pengerjaan :
1. Sifat ujian “OPEN BOOK”
2. Lembar Jawaban di apload di ELENA
3. Terlambat mengapload “tidak akan di koreksi”.

Nama : Neila Farhataini


NIM : 8111419300
No. Absen : 54
1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan menyelesaian sengketa dengan menggunakan alternatif
penyelesaian sengketa?

Penyelesaian menggunakan mekanisme alternative penyelesaian sengketa (arbitrase) secara


umum mempunyai kelebihan dibandingkan dengan lembaga peradilan umum, yaitu sebagai
berikut:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR
SOAL UJIAN
Review Kajur/Kaprodi
No. Dokumen Tanggal Terbit Tgl Tanda Tangan
No. Revisi 02 Hal 1 dari 1
FM-02-AKD-22 1 Juni 2016

1. Membuat kesepakatan melewati prosedur rahasia dan secara tertutup dari khalayak umum,
sehingga kerahasiaan sengketa para pihak terjamin.
2. Kelambatan yang diakibatkan oleh hal procedural dan administratif dapat dihindari karena
proses yang cepat, hemat waktu dan biaya.
3. Para pihak yang bersengketa dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya mempunyai
pengalaman, pengetahuan, jujur dan adil, serta latar belakang yang cukup mengenai
masalah yang disengketakan. Demikian terdapat fleksibilitas yang besar pula dalam
merancang syarat-syarat penyelesaian masalah.
4. Sikap arbiter atau majelis arbiter dalam menangani perkara arbitrase didasarkan pada sikap
yang mengusahakan win-win solusion terhadap para pihak yang bersengketa. Karena
dilakukan oleh arbiter atau manejer berdasarkan yang paling tahu tentang kebutuhan
organisasi.
5. Pilihan hukum untuk menyelsesaikan sengketa serta proses dan tempat penyelenggaraan
arbitrase dapat ditentukan oleh para pihak.
6. Putusan arbitrase mengikat para pihak (final and binding) dan dengan melalui tata cara
(prosedur) sederhana ataupun langsung dapat dilaksanakan.
7. Perlindungan dan pemeliharaan hubungan kerja.
8. Di dalam proses arbitrase, arbiter atau majelis arbitrase harus mengutamakan perdamaian
diantara para pihak yang bersengketa.
9. Keputusan non-yudisial.
10. Tinggi kemungkinan pelaksanaan kesepakatan karena berdasarkan kesukarelaan antar
pihak serta keputusan dapat bertahan sepanjang waktu.
11. Kesepakatan-kesepakatan yang lebih baik dari pada sekadar kompromi atau hasil yang
diperoleh dari cara penyelesaian kalah atau menang.

Kekurangan penyelesaian sengketa menggunakan alternative penyelesaian sengketa:

1. Masih terbatas pemahaman penyelesaian sengketa alternatif di masyarakat sehingga


untuk mempertemukan para pihak yang bersengketa tidaklah mudah.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR
SOAL UJIAN
Review Kajur/Kaprodi
No. Dokumen Tanggal Terbit Tgl Tanda Tangan
No. Revisi 02 Hal 1 dari 1
FM-02-AKD-22 1 Juni 2016

2. Adanya ketidakpercayaan terhadap lembaga-lembaga APS sehingga eksekusinya sulit


dilakukan.
3. Tidak adanya kekuatan eksekutorial bagi lembaga APS sehingga memerlukan perintah
pengadilan.
4. Diperlukannya kesadaran para pihak dalam menjalankan hasil-hasil kesepakatan yang
telah dicapai. Apabila pihak yang kalah tidak mau melaksanakan kesepakatan, maka
perlu perintah pengadilan untuk melaksanakan eksekusi atas putusan arbitrase tersebut.
5. Dalam membuat putusan arbitrase berdasarkan kemampuan arbiter untuk memberikan
keputusan yang dapat memuaskan dan sesuai dengan rasa keadilan para pihak meskipun
rasa kerelaan untuk melepaskan hak-hak yang telah disepakati dalam putusan arbitrase
rendah.
6. rendahnya etika bisnis para pihak

2. Jelaskan prosedur pemeriksaan sengketa melalui arbitrase.


Proses arbitrase pada masing-masing badan memiliki prosedur tersendiri dalam
mengatur mekanisme beracara di arbitrase yang bersangkutan, atau dik enal dengan
istilah “rule of arbitration”. Berikut adalah prosedur pengajuan arbitrase secara
umum:

1. Pendaftaran. Pemohon mengajukan pendaftaran permohonan arbitrase oleh


pihak yang memulai proses arbitrase kepada Sekretariat Lembaga Arbitrase
yang dipilih para pihak.
2. Permohonan mengadakan arbitrase. Dalam pengajuan permohonannya,
pemohon harus menyertakan beberapa informasi, yaitu:
o Nama dan alamat para pihak
o Perjanjian arbitrase antara pihak yang bersengketa
o Fakta-fakta dan dasar hukum kasus arbitrase
o Rincian permasalahan
o Tuntutan atau nilai tuntutan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR
SOAL UJIAN
Review Kajur/Kaprodi
No. Dokumen Tanggal Terbit Tgl Tanda Tangan
No. Revisi 02 Hal 1 dari 1
FM-02-AKD-22 1 Juni 2016

3. Dokumen. Pemohon harus melampirkan salinan otentik terkait dengan


sengketa yang bersangkutan, Salinan otentik perjanjian arbitrase, dan
dokumen relevan lainnya.
4. Penunjukan arbiter.
o Pemohon menunjuk seorang arbit er sebagai pihak ketiga yang neutral
paling lambat 30 hari terhitung sejak permohonan didaftarkan. Jika
pemohon tidak dapat menunjuk arbiter, maka penunjukan mutlak telah
diserahkan kepada Lembaga Arbitrase yang dipilih.
o Ketua Lembaga Arbitrase berwenang atas permohonan untuk
memperpanjang waktu penunjukan arbiter dengan alasan -alasan yang
sah tidak melebihi 14 (hari).
5. Biaya arbitrase. Pemohon harus membayarkan biaya pendaftaran saat
mengajukan permohonan. Biaya tersebut sebesar Rp 2.000.000, – (dua juta
rupiah). Biaya administrasi tergantung pada besarnya tuntutan.

Adapun Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 untuk melakukan pemeriksaan


perkara yang bersengketa dilakukan secara tertutup dan menggunakan bahasa Indonesia
kecuali atas persetujuan arbiter atau majelis arbitrase para pihak dapat memili bahasa lain
yang akan digunakan. Setiap pihak yang berselisih mempunyai hak yang sama dalam
mengemukakan pendapat masing-masing. Baik secara langsung maupun diwakili oleh
hukumnya. Pada Pasal 27 dan Pasal 28 disebutkan bahwa : “semua pemeriksaan sengketa oleh
arbiter atau majelis arbitrase dilakukan secara tertutup.”. Para pihak yang bersengketa dapat
diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa khusus. Pihak ketiga diluar perjanjian arbitrase
dapat turut serta dan menggabungkan diri dalam proses penyelesaian sengketa melalui
arbitarse dengan syarat, terdapat unsur kepentingan yang terkait, keturutsertaannya disepakati
oleh para pihak yang bersengketa, dan disetujui oleh arbiter atau majelis arbitrase. Para pihak
bebas untuk menentukan acara arbitrase yang digunakan dalam pemeriksaan sengketa.
Dengan syarat harus dituangkan dalam perjanjian yang tegas dan tertulis.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR
SOAL UJIAN
Review Kajur/Kaprodi
No. Dokumen Tanggal Terbit Tgl Tanda Tangan
No. Revisi 02 Hal 1 dari 1
FM-02-AKD-22 1 Juni 2016

3. Bagaimana kekuatan hukum putusan arbitrase. Jelaskan.


Kekuatan hukum putusan Arbitrase baik melalui lembaga Arbitrase berskala Nasional maupun
secara Internasional adalah final dan binding. Dengan kata lain putusan tersebut adalah
langsung menjadi putusan tingkat pertama dan tingkat terakhir. Serta putusan menjadi mengikat
para pihak dan secara otomatis tertutup pula upaya untuk banding, dan kasasi sesuai Pasal 60
UUAAPS. Putusan Arbitrase nasional bersifat mandiri, final dan mengikat para pihak (seperti
putusan yang mempunyai kekeuatan hukum tetap) serta harus dilaksanakan secara sukarela
sehingga Ketua Pengadilan Negeri tidak diperkenankan memeriksa alasan atau pertimbangan
dari putusan arbitrase nasional tersebut.

4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan Online Dispute Resolution (ODR)


Kelebihan ODR dengan penggunaan teknologi bisa berperan lebih dominan dan dapat
dimanfaatkan untuk eksplorasi informasi atau data dan solusi secara otomatis. Dengan begitu
proses penyelesaian sengketa dapat berjalan secara sederhana. Adapun dapat dimanfaatkan
pemerintah untuk memberikan layanan kepada masyarakat baik menangani pengaduan dan
penyelesaian sengketa antar lembaga atau pemerintah daerah. Serangkaian penerapan ODR
dapat menghemat biaya baik secara biaya perkara atau mobilitas para pihak dengan begitu dapat
pula menghemat waktu, cepat, dan praktis. Dilakukan proses penyelesaian sengketa secara
digital dapat terekam dengan baik maka seluruh percakapan dapat dijadikan alat bukti yang
dapat dipertanggungjawakan apabila terdapat salah satu pihak yang mengelak dari
kewajibannya.

Kekurangan pelaksanaan ODR yang dilaksanakan secara online maka para pihak yang
bersengketa tidak bertemu secara tatap muka dan hanya menyampaikan permasalahannya
melalui perangkat virtual. Terdapat perbedaan tentang penyampaian emosi dan perasaan yang
disampaikan melalui online dan offline, padahal emosi dan perasaan pihak bersengketa akan
dapat mempengaruhi proses mediasi. Selain itu ada potensi pihak bersengketa yang tidak
bertanggungjawab dapat menyebarluaskan permasalahan dan negosiasi yang terjadi
didalamnya tanpa sepengetahuan pihak lainnya. Potensi isu lainnya adalah para pihak yang
bersengketa sama-sama tidak mengetahui adanya pihak lain yang ikut terhubung (on line)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon +6224-8508091, 8508092, 33149439; Faximile. +6224-850808
Laman: http://www.unnes.ac.id, Email: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR
SOAL UJIAN
Review Kajur/Kaprodi
No. Dokumen Tanggal Terbit Tgl Tanda Tangan
No. Revisi 02 Hal 1 dari 1
FM-02-AKD-22 1 Juni 2016

dalam proses penyelesaian sengketa melalui ODR (penyadapan). Terdapat kemungkinan


sulitnya para pihak yang bersengketa untuk dapat terhubung atau mengakses jaringan (online)
karena keterbatasan fasilitas dan pengetahuan tentang piranti teknologi informasi sehingga
dapat mempengaruhi kelancaran proses penyelesaian sengketa secara ODR

5. Jelaskan kendala dalam melakukan eksekusi putusan arbitrase


Kendala di lapangan sering kali ditemui kasus dimana setelah putusan arbitrase ditetapkan dan
final ternyata pelaksanaan putusan sulit atau bahkan tidak dapat dilaksanakan sama sekali.
Adapun faktor diluar yuridis berasal dari keadaan sosial kemasyarakatan (sosiologis) yang
dituntut beradaptasi dengan adanya lembaga arbitrase. Selain itu budaya korupsi di pengadilan
menjadi hambatan dimana arbitrase dalam prakteknya terkesan lebih mahal dengan
mengeluarkan kocek lebih untuk memberi sejumlah uang demi kelancaran proses pelaksanaan
putusan. Persoalan lain yang dapat muncul ketika pihak yang dihukum untuk membayar
sejumlah uang tidak mampu atau tidak mau membayar, dan/atau untuk eksekusi putusan untuk
perbuatan hukum tertentu meskipun telah dilakukan upaya paksa. Jadi hambatan dalam
eksekusi putusan arbitrase.

Anda mungkin juga menyukai