Anda di halaman 1dari 5

Rizki Ainun Najib 165130101111015 2016 A

Studi kasus
Kucing yang digunakan dalam kasus bedah ini adalah kucing betina domestik dengan jas
agouti dan berbobot 2,7 kg. Dia hidup nyasar di sekitar Stasiun Laladon, Kabupaten Bogor.
Setelah berjalan, kucing itu menunjukkan antalgic gait. Pembengkakan ditemukan di bagian
distal dari os radius-ulna kaki kiri depan. Palpasi pada digit dan bagian distal kaki kiri depan
tempat pembengkakan muncul, kucing tampak kesakitan. Setelah pemeriksaan untuk
mendiagnosis kasus adalah dengan radiografi dan pemeriksaan laboratorium.
Tahapan Operasi

 Atropin sulfat 0,3% dengan 0,025 mg / kg BB diberikan sebagai premedikasi diinjeksi


subkutan. 10-15 menit setelahnya premedikasi diberikan, kucing disuntikkan kombinasi
anestetik xylazine-ketamine per intramuskular pada musculus semitendinosus dan
musculus semimembranosus.
 Dosis setiap anestesi disuntikkan 2 mg / kg BB dan 10 mg / kg BB. Setelah dibius, kucing
dicukur pada daerah operasi. Iodine antiseptic dioleskan di sekitar daerah bedah setelah
dicukur.
 Setelah persiapan selesai, hewan itu dibawa ke meja bedah dan ditempatkan di posisi
mediolateral dengan kaki kiri depan pada bagian atas. Wilayah di sekitar orientasi bedah
ditutupi oleh kain dan diikat dengan penjepit handuk.
 Sayatan kulit mulai dari 1/3 proksimal bagian dari os humerus ke bagian medial dari tulang.
Setelah otot terlihat, diiris sekitarnya os humerus oleh alat elektrokauter dengan pisau
pemotong dan pembuluh darah diligasi sementara.
 Di daerah lateral, m.triceps brachii, m. brachiocephalicus, cephalica vein, dan radialis saraf
bisa ditemukan. Di wilayah medial, m. bisep brachii, arteri dan vena brakhialis, dan ulnaris
saraf bisa ditemukan. Otot-otot yang telah dipotong kemudian dibuka untuk
memperlihatkan os scapularis dan os humerus sebelum kemudian dipisahkan satu sama
lain.
 Setelah tidak ada perdarahan, ujungnya dipotong otot dijahit bersama dengan sederhana
jahitan dengan menggunakan benang 3/0 catgut. Sebelum jahitan, cairan 50000 IU / mL
penisilin diberikan per topikal. Kulitnya kemudian dijahit oleh benang sutra 3/0 dengan
horizontal dikombinasikan dengan jahitan sederhana metode untuk memperkuat tujuan.
 Bioplacenton diberikan setiap hari pada luka jahitan untuk meningkatkan kecepatan
pemulihan. Amoksisilin klavulanat diberikan 2 kali sehari per oral selama 5 hari. Amoksisilin
klavulanat adalah betalaktam antibiotik dengan bakterisida dan broadpectrum sifat dan
bisa menembus ke tulang. 5 hari pasca operasi, kucing menunjukkan hasil yang baik
kondisi. Luka bedah ditutup dengan benar kondisi fisik keseluruhan yang lebih baik.

Obat yang digunakan


Rizki Ainun Najib 165130101111015 2016 A

1. Atropin Sulfat
Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi. Obat analgesik
akan menghilangkan rasa sakit, sementara obat tranquilliser akan menenangkan hewan
untuk memudahkan penanganan. Tujuan dari pemberian premedikasi yaitu (a) untuk
menenangkan hewan sehingga memudahkan penanganan, (b) untuk relaksasi otot sehingga
terjadi immobilisasi dan hiporefleksi, (c) untuk memberikan analgesia (menghilangkan rasa
sakit), (d) untuk memperoleh induksi anestesi yang perlahan dan aman, stadium anestesi
yang stabil dan pemulihan dari anestesi yang baik, dan (e) untuk mengurangi dosis obat
anestesi sehingga efek samping dapat dikurangi.
Farmakokinetik :
Atropin dapat diabsorbsi dengan baik apabila diberikan secara oral, injeksi dan inhalasi.
Jika atropin diberikan secara injeksi intravena, efek terhadap denyut jantung akan tampak
dalam 3 – 4 menit setelah pemberian, lalu akan diikuti dengan blokade kolinergik. Atropin
terdistribusi dengan baik di dalam tubuh dan melalui sistem saraf pusat, dimetabolisme di
hati dan diekskresikan melalui urin.
Farmakodinamik :
Atropin merupakan agen antimuskarinik yang menghambat asetilkolin atau stimulan
kolinergik lain. Dengan dosis yang tinggi atropin dapat memblokir reseptor nikotin.
Penggunaan dengan dosis rendah atropin akan menghambat produksi saliva, menghambat
sekresi bronkus serta keringat. Pada dosis medium atropin menyebabkan dilatasi pupil
mata dan meningkatkan denyut jantung.
Dosis :
Dosis yang digunakan secara SC adalah 0.025ml/kg.

2. Ketamin
Farmakokinetik :
Ketamine dimetabolisme dengan cepat pada kebanyakan hewan sekitar 60-90 menit
paruh waktunya pada anjing sehingga ketamine digunakan untuk anastesi yang cepat
(short term) kerja obat sekitar 30 menit saja. Sebanyak 58% ketamin dimetabolisme di hati.
Farmakodinamik :
Ketamin merupakan obat anestesi umum yang umumnya tidak menghilangkan refleks
pinnal (telinga) dan pedal (kaki), juga refleks terhadap cahaya, refleks kornea, laryng atau
pharyng. Efek ketamin terhadap sistem kardiovaskuler meliputi peningkatan output
jantung, denyut jantung, tekanan aorta dan arteri pulmoner. Ketamine memberikan
analgesic ringan dan masih memberikan efek kesakitan dikarenakan sifat antagonis
reseptor n-methyl D-aspartate (NMDA) kurang baik.
Dosis :
Dosis yang diberikan 10 mg/kg BB yang diberikan secara IM. Injeksi IM digunakan agar
release obat bertahap dan langsung memasuki syaraf perifer dan diteruskan ke syaraf
pusat.

3. Xylazin
Farmakokinetik :
Rizki Ainun Najib 165130101111015 2016 A

Mulai kerja xilazin yang diberikan pada anjing secara intramuskuler mencapai 10
– 15 menit dan 3 – 5 menit apabila diberikan secara intravena. Efek analgesik xilazin bisa
bertahan selama 15 – 30 menit, namun efek sedasinya bisa bertahan hingga 1 – 2 jam
tergantung pada dosis yang diberikan, sedangkan waktu pemulihan sempurna setelah
pemberian xilazin pada anjing membutuhkan waktu antara 2 – 4 jam.
Farmakodinamik :
Xylazine bekerja sebagai agonis alpha2-adrenergik. Alpha2 agonis menurunkan
pelepasan neurotransmitter neuron. Obat ini bekerja dengan cara mengikat presinaptik
reseptor alpha2. Hasilnya terjadi penurunan pengiriman simpatetik, analgesia, sedasi,
dan anestesi. Obat ini digunakan untuk anestesi jangka pendek, sedasi, dan analgesia
pada kuda, anjing, kucing, sapi, dan hewan eksotik.
Dosis :
Dosis yang digunakan untuk anjing adalah , 2 mg/kg BB diinjeksikan bersama
ketamin secara IM untuk memperkuat kerja ketamin.

4. Bioplacenton
Tiap 15 gram Bioplacenton mengandung : Ekstrak Plasenta 10 %, Neomycin sulfat 0.5 %,
dan Jelly base.

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)


Bioplacenton mengandung ekstrak placenta dan neomycin sulfate sulfate (merupakan
antibiotik). Kombinasi ini merupakan bagian dari perawatan luka yang sangat efektif.
Ekstrak plasenta sebagai “biogenic stimulator” memegang peranan penting dalam
mempercepat regenerasi sel dan penyembuhan luka. Sedangkan neomycin sulfate
bekerja sebagai antibiotik yang mampu membunuh beragam jenis kuman dengan daya
kerja yang tidak terganggu oleh nanah.
Bioplacenton tersedia dalam bentuk jelly yang banyak mengandung air sehingga efeknya
lebih cepat terasa. Selain memberikan rasa sejuk, Bioplacenton juga aman digunakan
dan mudah didapat.

INDIKASI 
Indikasi Bioplacenton adalah :

1. Perawatan luka bakar


2. Luka disertai nanah
3. Luka yang lambat menutup ( akibat luka gores, luka pada penderita Diabetes )
4. Luka di sebabkan karena tekanan yang terlalu lama, misalnya pasien yang lama
berbaring ditempat tidur ( tukak dekubitus )
5. Pencegahan dan pengobatan dermatitis karena radiasi.

KONTRAINDIKASI 
Rizki Ainun Najib 165130101111015 2016 A

Kontraindikasi Bioplacenton adalah pasien yang hipersensitif terhadap komponen obat


ini.

EFEK SAMPING 

Walaupun jarang terjadi, ada juga efek samping Nonflamin seperti nausea, anoreksia, diare,
dankonstipasi.

PERHATIAN
Walaupun jarang terjadi, Nonflamin dapat menimbulkan gangguan pencernaan (nausea,
kurang nafsu makan, diare, konstipasi), pusing, mulut kering, gatal-gatal dan juga rasa
kantuk. Dalam hal ini, dianjurkan untuk mengurangi dosisnya atau dihentikan sama
sekali.

DOSIS 
Oleskan Bioplacenton Gel secara tipis-tipis 4 – 6 kali sehari sesuai kebutuhan pada
daerah luka.
5. Amoksisilin klavunalat
Farmakokinetik
Amoksisilin diabsorpsi dengan baik melali saluran gastointestinal, dimana kloksasilin
hanya sebagian diabsorpsi. Kekuatan pengikatan pada protein dari kedua obat ini berbeda
amoksisilin 20% berikatan pada protein, dan kloksasiklin tinggi berikatan pada protein
>90%. Toksisitas obat dapat terjadi jika obat-obat lain yang tinggi berikatan pada protein
dipakai beramaan dengan kloksaiklin. Kedua obat ini mempunyai waktu paruh yang
singkat. 70% dari amoksisilin diekskresikan kedalam urine, kloksasiklin diekskresikan
kedalam empedu dan urine.
Farmakodinamik
Amoksisilin dan kloksasilin adalah derivat penisilin dan bakterisidal. Obat-obatan ini
digunakan untuk melawan bakteri, dan menyebabkan sel menjadi lisis. Amoksisilin dapat
diproduksi dengan atau tanpa asam klavulanat, yaitu agen yang mencegah solusi
amoksisilin dengan menuterial. Penambahan asam klavulanat menam bah efek
amoksisilin. Preparat amoksisilin- asam klavulanat (Augmentin) dan amoksisilin trihidrat
(Amoxil) memiliki farmakokinetik dan farmakodinamik yang serupa, dan persistensi
terhadap obat antibakteri efek samping dan reaksi meru gikannya Jika memakai aspirin
dan probenesid berm sama amoksisilin atau kloksasin, jadi ka serum antibakteri dar dapat
meningkat Efek amoksisilin dan kloksasilin berkurang jika dipakai bersama eritromisin dan
tetrasiklin. Mula kerja, waktu untuk mencapai kadar puncak, dan lama kerja dari
amoksisilin dan kloksasilin sangat mirip.
Rizki Ainun Najib 165130101111015 2016 A

Anda mungkin juga menyukai