Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM IBKV

OVARIOHISTEREKTOMY PADA KUCING


A. TUJUAN
1. Mahasiswa supaya lebih mudah memahami dan mengerti instrument-instrumen
bedah serta persiapan yang harus dilakukan untuk tindakan pembedahan hewan
2. Mahasiswa diharapkan mengerti dan mengetahui cara anastesi dan obat-obatanastesi
yang digunakan dalam pembedahan
3. Target yang diharapkan adalah supaya mahasiwa mendapatkan pemahaman
mengenai teknik dasar pembedahan yang meliputi cara memotong, mengikat dan
menjahit organ tubuh hewan, serta mengerti teknik dasar pembedahan
ovariohisterektomy pada kucing
B. LANDASAN TEORI
a. Anestesi
Anestesi adalah keadaan depresi umum yang bersifat reversible, dimana hewan
kehilangan kesadaran, rasa sakit, dan tonus muscular. Biasanya anestesi dilakukan pada
tindakan-tindakan yang berkaitan dengan pembedahan. Tujuan umum pemberian anestesi
adalah:
1. Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan
beberapa organ tubuh terutama pada pasien dengan kondisi khusus, seperti pada
pasien tua, bayi, atau penderita penyakit komplikasi.
2. Membuat hewan tidak terlalu banyak bergerak bila dibutuhkan relaksasi muskulus
(mengendalikan hewan).
Keadaan anestesi umum yang ideal harus mencakup analgesi, amnesia, hilangnya
kesadaran, hambatan sensorik, dan reflex otonom, serta relaksasi muskulus. Oleh sebab itu,
dibutuhkan obat-obatan preanestik yang disebut premedikasi untuk mempersiapkan hewan
sebelum pemberian obat anestesi baik lokal, regional, maupun umum. Premedikasi diberikan
kurang lebih setengah sampai satu jam sebelum pemberian anestesi secara intramuscular
(IM), subcutan (SC), bahkan intravena (IV).
Atropin
Atropin menurunkan sekresi dan merupakan obat pilihan untuk mengurangi efek
parasimpatik bronkial dan kardial. Obat ini meningkatkan denyut jantung dengan cara blok
N. Vagus. Atropin juga menstimulasi korteks. Merelakasikan

otot polos pada beberapa

Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

organ dan diindikasikan pada spasme GI serta perawatan parkinson. Atropin tidak mencegah
munculnya spasme laring yang berhubungan dengan anestesi umum.
Atropin dapat mencegah bradikardi danasistol berat. Bradikardi dan hipotensi yang
timbul karena stimulasi refleks dapat terjadi selama pembedahan intrathorax, abdomen,
leher, atau mata. Injeksi IV dapat mengembalikan denyut jantung dan tekanan darah menjadi
normal. Bronkodilator dan diindikasikan untuk meredakan bronkospasme.
Acepromazine (ACP)
Acepromazine tergolong phenothiazine yang berwarna kuning, tidak berbau, rasanya
pahit dan berbentuk bubuk dan cair (Plumb, 2008). Menurut Mckelvey dan Wayne (2003) ada
tiga macam kelas sedasi (tranquilizer) yang digunakan dalam kedokteran hewan yaitu
phenothiazine, benzodiazepine dan alpha-2 agonist. Golongan ini bekerja pada susunan
syaraf pusat dan menghasilkan efek penenang pada hewan.
Obat-obat ini dapat juga menyebabkan ataksia, dan prolapsus membran niktitan.
Hanya alpha-2 agonist yang mempunyai efek analgesik, sedangkan yang lainnya tidak punya.
Efektif pada berbagai spesies hewan dan dapat dikombinasikan dengan obat lainnya, yakni
atropin, opoid dan ketamin. Pemberian phenothiazine dapat melalui per oral, intra muscular,
intra vena dan subkutan. Efek yang ditimbulkan golongan phenothiazine antara lain sedasi,
antiemetik, antiaritmia, antihistamin, vasodilatasi pembuluh darah, perubahan perilaku dan
prolapsus penis pada kuda. Efek samping acepromazine yaitu hipotensi, anemia dan
dehidrasi. Pada kuda dan anjing ras boxer penggunaan acepromazine sebaiknya dihindari.
Acepromazine digunakan sebagai transquilizer pada anjing, kucing dan kuda.
Acepromazine bersifat anti-kholinergik, anti-emetik, antispasmodik, antihistamin, dan
memblok alpha-adrenergik. Acepromazine menyebabkan hipotensi dan menurunkan 9
vasomotorik. Dapat juga berpengaruh terhadap respirasi, denyut jantung dan suhu tubuh
(Forney 2004). Acepromazine adalah golongan phenothiazine neuroleptik yang mempunyai
potensi untuk memblok postsinapsis reseptor dopamin. Dopamin terutama berfungsi sebagai
penghambat aktivitas otak (Adams 2008).
Acepromazine mendepres susunan syaraf pusat (CNS) sehingga menghasilkan efek
sedasi, relaksasi otot, dan menurunkan aktifitas refleks. Selain itu efek lainnya adalah anti
kholinergik, antihistamin dan memblok alpha-adrenergik. Acepromazine seperti golongan
phenothiazine lainnya dimetabolisme di hati dan ekresinya melalui urin.

Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

Acepromazine digunakan sebagai agen preanestesi, sebagai pengontrol satwa liar,


antiemetik pada anjing dan kucing dan sebagai tranquilizer pada kuda. Acepromazine akan
lebih efektif apabila dikombinasikan dengan tranquilizer lainnya dan dengan senyawa yang
mempunyai potensi sebagai anestesi general. Tranquilizer harus diberikan dalam dosis yang
kecil selama anestesi general dan hewan yang lemah, hewan dengan penyakit jantung,
hypovolemik atau shock.
Acepromazine jangan digunakan pada hewan yang lemah, betina bunting, breed giant,
greyhound, dan boxer. Hasil penelitian menyatakan pada pengerat acepromazine
menyebabkan embryotoxycity. Phenothiazine tidak boleh digunakan pada hewan yang
mempunyai depresi tulang belakang (Crowell-Davis dan Murray 2005). Crowell-Davis dan
Murray (2005) menyatakan bahwa phenothiazine mendepres sistem reticular aktif dan bagian
otak yang mengontrol pergerakan tonus otot, tingkat metabolisme basal, dan keseimbangan
hormonal. Efek samping pada cardiovascular adalah hipotensi, bradicardia, pembuluh darah
kolaps, dan tachicardya. Acepromazine onsetnya 15 sampai dengan 60 menit setelah
pemberian dan durasinya antara 3 sampai dengan 7 jam pada anjing dan kucing.

Ketamin Hydrochloride
Ketamin merupakan larutan tidak berwarna, stabil pada temperatur kamar dan

termasuk golongan anestetik dissosiatif serta dapat dipakai oleh hampir semua spesies hewan.
Ketamin bersama xylazine dapat dipakai untuk anestesi pada kucing. Dalam bentuk
campuran ketamine-xylazine juga digunakan untuk domba dan babi, sedangkan untuk reptil
dan beberapa spesies unggas, digunakan kombinasi ketamine dengan diazepam. Hampir pada
semua hewan, ketamine dengan pemberian tunggal bukan obat anestetik yang bagus, karena
obat ini tidak merelaksasi muskulus bahkan kadang-kadang tonus sedikit meningkat.
Efek puncak pada hewan umumnya tercapai dalam waktu 6-8 menit dan anestesi
berlangsung selama 30-40 menit, sedangkan untuk recovery dibutuhkan waktu 5-8 jam.
Overdosis ketamin merangsang kardiovaskuler, namun bagaimanapun obat ini relatif
aman bila diberikan intramuskular karena batas keamanan yang luas.

Tabel dosis ketamine hydrochloride pada beberapa spesies (Lumley)


Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

Spesies

Dosis (mg/kg Cara

Mula kerja Lama

kerja Recovery

BB)

pemberian

obat (menit)

obat (menit)

(menit)

Kucing

10-30

im

1-5

30-40

100-150

Primata

15-30

im

3-5

30-45

100-150

Babi

10-15

im

2-4

30-45

60-90

Kelinci

20-80

im

3-6

30-45

60-90

Burung

40-100

im

1-3

20-30

40-50

Reptil

40-80

im

30

60-120

>96 jam

b. Ovariohisterektomy
Ovariohisterectomy merupakan istilah kedokteran yang terdiri dari ovariectomy dan
histerectomy.

Ovariectomy

adalah

tindakan

mengamputasi,

mengeluarkan

dan

menghilangkan ovarium dari rongga abdomen. Sedangkan histerectomy adalah tindakan


mengamputasi, mengeluarkan dan menghilangkan uterus dari rongga abdomen. Beberapa
indikasi dilakukannya ovariohisterectomy adalah 1). Terapi, yaitu tumor, cysta ovarium dan
tumor uterus, pyometra. 2). Modifikasi tingkah laku yaitu, lebih mudah dikendalikan, lebih
jinak, membatasi jumlah populasi. 3). Penggemukan.
Pengertian ovariohisterectomy merupakan gabungan dari pengetian diatas yaitu
tindakan pengambilan ovarium, corpus uteri dan cornua uteri (Chandler 1985).
Ovariohisterectomy dilakukan pada kasus-kasus pyometra, metritis, dan salphingitis ataupun
keduanya (Meyer K 1959).
Teknik pembedahan:
Terlebih dahulu bulu dicukur dan kulit dibersihkan, posisi hewan penderita rebah
dorsal, insisi dilakukan di bagian midventral abdominal mulai dibawah umbilicus, abdominal
mulai dibawah umbilicus, sayatan sekitar 5-10 cm kearah caudal sesuai dengan ukuran tubuh
hewan penderita. Sayatan selanjutnya dilakukan untuk membuka abdomen mulai dari kulit,
fascia, musculus di bagian abdomen, peritoneum sampai dengan cavum abdominal. Uterus
kemudian dikeluarkan kearah permukaan abdomen dengan bantuan langenbeck retractor
untuk menguakkan dinding abdomen. Selanjutnya cornua uterus kiri dan kanan dibagian
utero ovarian ligament dijepit dengan dua carmalt forceps. Kemudian dilakukan ligasi dengan
catgut absorble ukuran 2,0 di bagian proksimal dari ovarium sinister dan dexter. Pemeriksaan
secara seksama dilakukan bahwa posisi ligasi dan ovarium pada

posisi yang tepat.

Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

Selanjutnya dilakukan pemotongan dengan scalpel di antara kedua carmalt forceps. Setelah
pemotongan kedua koruna uteri sinister dan dexter ditarik ke caudal dari corpus uteri.
Kemudian dilakukan klem bagian corpus uteri di antara biforcatio dan cervix uteri dengan
dua carmalt forceps, ligasi arteri uterina media sinister dan dexter dengan catgut absorbable
2,0 dan pemotongan corpus uteri dilakukan diantara kedua forceps. Lumen dari corpus uteri
pada kasus piometra harus dibersihkan dan di jahit dengan catgut absorbable ukuran 2,0
secara menerus. Selanjutnya klem dilepas, cavum abdomen ditutup kembali dimulai dari
peritoneum dan musculus dibagian abdomen dengan catgut absorbable ukuran 2,0 dengan
jahitan simple terputus atau matras silang, selanjutnya fascia dijahit

sebagai pelindung

jahitan abdomen dengan jahitan menerus juga menggunakan catgut absorbable ukuran 2,0
dan terakhir kulit dijahit dengan silk atau nyilon ukuran 2,0 dengan jahitan simple terputus
atau jahitan matras horizontal yang memberikan hasik kesembuhan luka pada kulit dengan
baik. Kesembuhan luka operasi sekitar 10-14 hari pasca operasi dan jahitan kulit bias dilepas.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan operasi ovariohisterektomi adalah sebagai
berikut:

Scalpel
Pinset anatomis/chirugis
Gunting lurus tumpul-runcing, gunting lurus runcing-runcing, gunting
bengkok
Needle holder
Ovariohisterectomy hook
Towel clamp
Tang arteri bengkok, tang arteri anatomis, tang arteri chirugis
Jarum
Cat gut chromik 3.0 dan silk
Lap, kapas, tampon
Kain penutup, gurita
Perlengkapan alat bedah steril (baju bedah, handuk, sikat, sarung
tangan, masker dan topi bedah)

2. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk melakukan operasi ovariohisterektomi adalah sebagai
berikut:
Betadine
Alkohol 70%
Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

Atropine 0,02 mg/kg BB : sebagai premedikasi


Acepromazine (ACP 0,025-0,05 mg/kgBB) : sebagai sedative premedikasi
Ketamin (10-30 mg/kg BB) : sebagai analgesia yang sangat kuat
D. PEMBAHASAN
Prosedur operasi O.H :
1. Persiapkan alat dan bahan serta perlengkapan dokter dalam kondisi steril di ruang
operasi.
2. Anestesi pasien dengan Ketamin 25 ml yang didahului dengan premedikasi
menggunakan Atropin 0.4 ml dan ACP 0.125 ml. Premedikasi diinjeksikan secara
subcutan melalui jepitan telunjuk dan jempol yang mengapit (untuk mengetahui
supaya injeksi sudah masuk), sedangkan anestesi diinjeksikan melalui intramuscular
M. Semimembranosus et M. Semitendinosus.
3. Pasien dibaringkan menghadap atas dengan posisi 4 kaki disimpul erat dengan tali
masing masing pada sudut meja operasi sehingga posisi pasien simetris.
4. Kliper bagian abdomen dengan alcohol dan clipper atau gillete.
5. Arahkan lampu tepat pada abdomen pasien.
6. Lakukan drapping dan pasang ducklem.
7. Insisi pada umbilicus lurus 1-2 kali searah dan bila berdarah ditekan dengan tampon.
8. Lakukan diseksi memisahkan jaringan dengan membuka gunting.
9. Lihat daerah middle line dengan pipet chirurgic.
10. Tusukkan sonde disektor ke arah anterior dan posterior kemudian angkat rongga
abdomen.
11. Temukan vesika urinaria untuk mencari kornua uteri (di bawah vesika urinaria)
12. Angkat dan tusuk lubang yang bukan daerah vaskularisasi.
13. Lakukan klem pada arteria ovary 2 kali dan ikat di kedua tempat.
14. Potong antara 2 klem dengan mata scalpel arah ke atas.
15. Lakukan 2/3 forceps pada koruna uteri.
16. Jahit arteri uterina medial dengan mengambil posisi dexter et sinister.
17. Masukkan kembali organ jaringan dan jahit jaringan dalam abdomen dengan
menggunakan benang ket gut pada jarum bulat dan needle holder.
18. Jahit jaringan dengan rapat diawali mulai dari pertengahan jaringan.
19. Taburi dengan antibiotika powder untuk luka operasi (pada praktikum powder tidak
tersedia).
20. Setelah jaringan dalam ditutup rapat, lakukan jahitan pada kulit dengan menggunakan
benang silk pada jarum segitiga dan needle holder (jahitan dilakukan dengan model
horizontal dimaksudkan hasil jahitan tidak membekas).
21. Diamkan pasien hingga tersadar kembali kemudian diberikan resep obat. Jahitan
dapat dilepas sekitar 1-2 minggu.

Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

Apabila hewan mulai memperlihatkan tanda-tanda kesadaran di tengah-tengah


tindakan operasi, maka diharuskan pasien untuk diberikan penambahan dosis anestesi
separuh dari pemberian dosis awalnya.
Adapun tujuan pelaksanaan operasi ovariohisterectomy adalah untuk:
1. Mencegah anak kucing yang tidak diinginkan (menekan populasi kucing).
2. Mengurangi populasi kucing liar. Kucing liar mempunyai resiko besar membawa
banyak bibit penyakit bagi manusia (rabies, parasit) dan dan bagi hewan lain (rebies,
FIV, FIA, FeLV dan parasit).
3. Menghindari penyakit genetik dan deformitas kongenital. Penyakit-penyakit

yang

dapat diwariskan contohnya adalah polycystic kidney disease (PKD), lysosomal


storage disease dan amyloidosis.
Pencegahan atau treatment penyakit ovarium dan uterus. Ovariohisterectomy usia muda
pada kucing betina dapat mencegah penyakit ovarium dan uterus. Penyakit-penyakit
tersebut adalah kanker uterus, kanker ovarium, polycystic ovaries, metritis

E. KESIMPULAN
Pada praktikum ini diajarkan cara melakukan ovariohisterectomy pada kucing,
kucing yang dipakai adalah kucing liar, pada saat operasi terdapat hambatan yaitu
memperlihatkan tanda-tanda kesadaran di tengah-tengah tindakan operasi, maka diharuskan
pasien untuk diberikan penambahan dosis anestesi separuh dari pemberian dosis awalnya.
secara keseluruhan operasi berjalan lancar.

Daftar Pustaka

Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

Warsa, I Komang S. 2011. Anestesi Veteriner Jilid 1. Yogyakarta: Gajah Mada University
Pers
Warsa, I Komang S. 2011. Bedah veteriner. Surabaya: Airlangga University Pers

Laporan Ovariohisterektomi
Kelompok 8

Anda mungkin juga menyukai