Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ANESTESI HEWAN BESAR


Mata Kuliah : Ilmu Bedah Umum Veteriner (KRP 321)

Disusun Oleh :
Nama : Rabbani Bray Adam
NIM : B01470136

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anestesi secara umum merupakan suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
pada proses pembedahan maupun prosedur lain yang dapat menimbulkan rasa sakit
pada tubuh. Anestesi bekerja dengan cara menghambat impuls saraf dari bagian
bawah segmen tulang belakang yang dapat menyebabkan penurunan sensasi di
bagian bawah tubuh. Selain menghilangkan rasa sakit, anestesi juga dapat
menghilangkan kesadaran pasien atau yang biasa disebut anestesi umum. Pada
beberapa operasi tertentu seperti di area abdomen, anestesi juga dapat berfungsi
merelaksasikan otot abdomen secara optimal agar operasi dapat berjalan dengan
lancar (Latief 2009). Prosedur anestesi pada hewan besar berbeda dengan hewan
kecil. Beberapa prosedur operasi tertentu, hewan besar tidak perlu dibius total
mengingat hewan besar membutuhkan dosis yang lebih tinggi sehingga efek yang
ditimbulkan dapat lebih berat daripada hewan kecil. Selain itu, nilai ekonomis
hewan besar sebagai hewan ternak juga mempengaruhi pertimbangan penggunaan
obat bius karena harga sediaan yang mahal.
Anestesi dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu anestesi umum, anestesi lokal
dan anestesi regional. Anestesi umum merupakan pembiusan yang bertujuan
menghilangkan rasa sakit disertai kehilangan kesadaran. Anestesi umum pada
hewan besar biasanya digunakan pada operasi yang cukup besar seperti ovariektomi
dan caesar pada kuda. Anestesi lokal bertujuan menghilangkan rasa sakit pada suatu
lokasi tertentu saja. Anestesi lokal pada hewan besar biasanya digunakan untuk
menjahit kulit yang robek atau mereposisi abomasum. Anestesi regional bertujuan
menghilangkan rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh dengan memblokade
jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengan bagian tersebut (Sardjana dan
Kusumawati 2011).

Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui jenis anestesi dan sediaan anestesi
yang biasa digunakan pada hewan besar.
PEMBAHASAN

Premedikasi
Premedikasi merupakan obat yang diberikan sebelum pemberian sediaan
anestesi untuk menginduksi jalannya anestesi. Premedikasi berfungsi mencegah
efek parasimpatomimetik anestesi, mengurangi rasa cemas atau nyeri dan
mengurangi dosis anestesi. Penggunaan premedikasi dilakukan agar hewan lebih
tenang dan terkendali. Beberapa premedikasi juga dapat mengurangi efek samping
anestesi seperti hipersalivasi dan muntah (Latief 2009). Obat yang biasa digunakan
sebagai premedikasi yaitu obat golongan antikolinergik, analgesic,
neuroleptanalgesik, transquilizer, obat dissodiatif dan barbiturate (Tjay 2002).

Anestesi Umum
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya rasa sakit/nyeri di seluruh tubuh
disertai dengan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara yang dihasilkan
melalui penekanan sistem syaraf pusat (SSP) karena adanya induksi secara
farmakologi atau penekanan sensori pada syaraf. Anestesi umum terjadi ditandai
dengan hilangnya respon rasa nyeri (analgesia), hilangnya ingatan (amnesia),
hilangnya respon terhadap rangsangan atau refleks, hilangnya gerak spontan
(immobility), dan hilangnya kesadaran (unconsciousness) (Rahimista 2015).
Anestesi umum yang baik dan ideal umumnya harus memenuhi kriteria trias
anestesi (sedasi, analgesi, dan relaksasi), penekanan refleks, ketidaksadaran, aman
untuk sistem vital (sirkulasi dan respirasi), mudah diaplikasikan, dan ekonomis. Hal
tersebut dilakukan agar menciptakan kondisi sedasi, analgesi, relaksasi, dan
penekanan refleks yang optimal dan untuk dilakukan tindakan dan prosedur
diagnostik atau pembedahan tanpa menimbulkan hemodinamik, respiratorik, dan
metabolik yang dapat mengancam nyawa (Thurmon et al 1996). Selama proses
anestesi berlangsung terdapat beberapa tahapan penting yang perlu diperhatikan
untuk menjaga kondisi pasien. Tahapan anestesi tersebut meliputi preanestesi,
induksi, pemeliharaan (maintenance) dan pemulihan (McKelvey dan Hollingshead
2003).
Anestesi umum pada hewan besar dapat diberikan sebagai induksi anestesi
secara intravena melalui vena jugularis pada sapi dan kuda yang dilanjutkan dengan
inhalasi, maupun diberikan secara tunggal. Anestesi umum pada hewan besar
biasanya digunakan pada operasi kuda seperti ovariohisterektomi, pengangkatan
tumor, kastrasi dan lain-lain (Bone 1963). Anestesi umum jarang digunakan pada
operasi hewan ternak seperti sapi, karena tindakan operasi dinilai mahal sehingga
peternak lebih memilih untuk memotong sapinya.

Anestesi Lokal
Pemberian anestesi lokal bertujuan memengaruhi sel-sel saraf perifer
dengan kontak langsung pada sitoplasma dan membrane sel. Anestesi lokal biasa
digunakan pada operasi caesar pada sapi. Teknik ini lebih mudah dan murah apabila
dibandingkan dengan teknik anestesi epidural yang membutuhkan keahlian khusus.
Salah satu contoh pendekatan anestesi ini yaitu anestesi L-block atau pemberian
sediaan anestesi melalui injeksi subcutan di sekitar daerah insisi hingga membentuk
huruf L terbalik. Teknik anestesi ini tergolong cepat dan mudah dilakukan. Namun
kemungkinan dinding peritoneum tidak teranestesi secara efektif sehingga
menyebabkan reaksi pada saat diinsisi (Vermunt 2008).

Anestesi Regional
Anestesi regional bertujuan menghasilkan blockade yang lebih spesifik,
efek adekuat dalam menghilangkan nyeri serta efek sampingnya lebih ringan
daripada anestesi umum. Anestesi regional digunakan sebagai alternative anestesi
umum untuk menghindari risiko tinggi yang ditimbulkan oleh anestesi umum (Ibnu
et al 2017). Pemberian anestesi regional bertujuan menghambat atau memblokade
saraf sensoris atau saraf yang menginervasi suatu daerah tertentu sehingga daerah
tersebut mengalami paralisis (Santosa 2012).
Penggunaan anestesi regional pada hewan besar salah satunya yaitu anestesi
paravertebral pada operasi caesar sapi. Teknik anestesi ini lebih memudahkan
proses operasi karena seluruh bagian dari flank termasuk dinding peritoneum
teranestesi sehingga hewan tidak akan bereaksi pada saat diinsisi. Selain itu,
konsistensi peritoneum menjadi lebih lembek sehingga memudahkan proses
penjahitan. Namun teknik ini lebih sulit dan membutuhkan keterampilan khusus
(Vermunt 2008).

Sediaan Anestesi
Berikut beberapa jenis obat bius yang biasa digunakan untuk hewan besar
(Plumb 2018):

1. Castran (Acepromazine maleate)

 Rute : Injeksi intravena dan intramuskular


 Dosis : Sapi 0.01-0.02 mg/kg IV; 0.03-0.1 mg/kg IM, Kuda 0.044-
0.088 mg/kg IV, IM, atau SC
 Kontraindikasi : hipovolemik, tetanus, disfungsi hati.
 Kelebihan : Sedasi dalam 6-12 jam.
 Kekurangan : Dapat menyebabkan takikardia.

2. Vetocaina A2 (Lidocaine HCl)

Gambar 4. Ket-A-100

 Rute : Injeksi intramuscular dan intravena


 Dosis : Kuda 1-1.5 mg/kg IV
 Kontraindikasi : hewan yang memiliki CHF, hypovolemia, hipoksia,
dan bradikardia.
 Kelebihan : Onset cepat dalam anestesi lokal.
 Kekurangan : Dapat menyebabkan hipersensitivitas.

3. Ket-A-100 (Ketamin HCl)

Gambar 3. Ket-A-100

 Rute : Injeksi intramuscular dan intravena


 Dosis : Sapi 2.0 mg/kg IV, Kuda 2.0 mg/kg IV, Babi 11 mg/kg IM,
Domba 22 mg/kg IM, Kambing 2-3 mg/kg atau 6 mg/kg IM
 Kontraindikasi : hewan yang memiliki hipersinsitivitas terhadap
ketamine, hipertensi, gagal jantung, aneurism.
 Kelebihan : Berperan sebagai agen pengendali anestetik umum.
 Kekurangan : Menyebabkan emesi.
4. Xylazine

Gambar 1. Xylazine

 Rute : Injeksi intramuscular dan intravena


 Dosis : Sapi 0.05-0.15 mg/kg IV; 0.10-0.33 mg/kg IM, Kuda 1.1
mg/kg IV; 2.2 mg/kg IM, Domba & Kambing 0.05-0.1 mg/kg
IV;0.1-0.22 IM.
 Kontraindikasi : hewan yang memiliki aritmia ventricular, disfungsi
kardia, hipotensi, kejang.
 Kelebihan : Sebagai muscle relaxan yang sangat baik.
 Kekurangan : Dapat menyebabkan tremor pada otot, bradikardia,
dan hipersalivasi.

5. Atropin

Gambar 3. Ket-A-100

 Rute : Injeksi intramuscular dan intravena


 Dosis : Sapi (Preanestesi) 0.06-0.12 mg/kg IM, Babi (Preanestesi)
0.04 mg/kg IM, Domba & Kambing (Preanestesi) 0.15-0.3 mg/kg
IM.
 Kontraindikasi : hewan yang memiliki glukoma, synechia,
takikardia, ischemia pada myocardia, myastemia gravis.
 Kelebihan : Antidota dalam kasus keracunan insektisida.
 Kekurangan : Meningkatkan frekuensi jantung.

6. Ket-A-100 (Ketamin HCl)

Gambar 3. Ket-A-100

 Rute : Injeksi intramuscular dan intravena


 Dosis : Sapi 2.0 mg/kg IV, Kuda 2.0 mg/kg IV, Babi 11 mg/kg IM,
Domba 22 mg/kg IM, Kambing 2-3 mg/kg atau 6 mg/kg IM
 Kontraindikasi : hewan yang memiliki hipersinsitivitas terhadap
ketamine, hipertensi, gagal jantung, aneurism.
 Kelebihan : Berperan sebagai agen pengendali anestetik umum.
 Kekurangan : Menyebabkan emesi.
BAB III
Penutup

1.1 Simpulan
Anestesi merupakan suatu proses penting dalam pembedahan. Anestesi
merupakan prosedur menghilangkan rasa sakit dengan atau tanpa disertai hilangnya
kesadaran. Terdapat 3 jenis anestesi yaitu anestesi umum, lokal dan regional. Pada
hewan besar, penggunaan jenis dan sediaan anestesi harus memperhatikan tujuan
pemeliharaan dan nilai ekonomis hewan, terutama pada hewan ternak.
DAFTAR PUSTAKA

Bone JF. 1963. Equine Medicine and Surgery. California (US): American Veterinary
Publication.
Latief AS. 2009. Anesthesiology. Jakarta(ID): FKUI
McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary Anesthesia and Analgesia. St.
Louis (US) : Mosby.
Plumb DC. 2018. Plumb’s Veterinary Drug Handbook. Minnesota (US) : Wiley-
Blackwell.
Rahimista L. 2015. Anestesi Umum dan Anestesi Regional. [Referat]. Pekanbaru (ID)
: Universitas Abdurrab.
Santosa BA. 2012. Anestesiologi. Yogyakarta (ID): UGM.
Sardjana WKI, Kusumawati D. 2011. Bedah Veteriner. Surabaya (ID) : Airlangga
University Press.
Thurmon JC, Wiliam JC, Benson. 1996. Lumb & Jones Veterinary Anesthesia.
Maryland (US) : Williams & Wilkins.
Tjay TH. 2002. Obat-obat Penting. Jakarta(ID): PT Elex Media Komputindo
Vermunt JJ. 2008. The caesarean operation in cattle: a review. Iranian Journal of
Veterinary Surgery. 82-101.

Anda mungkin juga menyukai