Anda di halaman 1dari 7

865PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BLOOTO
Jl. Raya Cinde No. 3 Prajurit Kulon Kota Mojokerto (61327)
Telp. (0321) 392624

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


PENGELOLAAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting
di indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung
terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan
dasar yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat selaku
konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut.
Puskesmas Blooto sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama,
memiliki visi yaitu terwujudnya masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkeadilan
di wilayah kerja Puskesmas Blooto, oleh karena itu harus meningkatkan derajat
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan,
mewujudkan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan yang berkualitas
profesional dan berkeadialan, dengan memperhatikan tata nilai puskesmas
antara lain: cepat, efektif, transparan, akuntabel, ramah. Selain itu, Puskesmas
Blooto memiliki kewajiban untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan,
kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.
 Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan
keberhasilan pelayanan puskesmas adalah bagaimana mengatur dan
memanajemen segala resiko yang ada di puskesmas Blooto. Manajemen Risiko
Puskesmas merupakan upaya mengidentifikasi dan menganalisa risiko dan
mengendalikan / mengelola risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang
mungkin terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar
memberikan dampak negative seminimal mungkin bagi keselamatan kerja dan
mutu pelayanan Puskesmas. Pendekatan keselamatan dan kesehatan kerja
difokuskan pada kejadian yang telah terjadi (reaktif) dan potensial terjadi
(proaktif) dengan menerapkan K3 terintegrasi yang memprioritaskan

1
keselamatan dan kesehatan kerja, melalui revisi pengembangan proses, fungsi
dan layanan.

B. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Untuk itu, pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk
upaya kesehatan melalui upaya pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
penanganan penyakit, dan pemulihan kesehatan pada pekerja.
Fasyankes sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan salah satu
tempat kerja yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
baik pada SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes. Potensi bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja di Fasyankes meliputi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi,
psikososial, dan bahaya kecelakaan kerja. Potensi bahaya biologi penularan
penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit merupakan risiko
kesehatan kerja yang paling tinggi pada Fasyankes yang dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja. Selain itu adanya penggunaan berbagai alat kesehatan
dan teknologi di Fasyankes serta kondisi sarana dan prasarana yang tidak
memenuhi standar keselamatan akan menimbulkan risiko kecelakaan kerja dari
yang ringan hingga fatal.
WHO pada tahun 2000 mencatat kasus infeksi akibat tertusuk jarum suntik
yang terkontaminasi virus diperkirakan mengakibatkan Hepatitis B sebesar 32%,
Hepatitis C sebesar 40%, dan HIV sebesar 5% dari seluruh infeksi baru.
Panamerican Health Organization tahun 2017 memperkirakan 8-12% SDM
Fasyankes sensitif terhadap sarung tangan latex.
Di Indonesia berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan tahun 1987-2016 terdapat
178 petugas medis yang terkena HIV AIDS. Penelitian yang dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan pada
tahun 1998 menunjukkan bahwa 85% suntikan imunisasi yang dilakukan oleh
petugas kesehatan ternyata tidak aman (satu jarum dipakai berulang) dan 95%
petugas kesehatan mencoba ketajaman jarum dengan ujung jari. Selain itu dari
hasil penelitian Start dengan Quick Investigation of Quality yang melibatkan 136
Fasyankes dan 108 diantaranya adalah Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), menunjukkan bahwa hampir semua petugas Puskesmas belum
memahami dan mengetahui tentang kewaspadaan standar.
Hasil penelitian lain di wilayah Jakarta Timur yang dilakukan oleh Sri
Hudoyo (2004) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan petugas menerapkan
setiap prosedur tahapan kewasdapaan standar dengan benar hanya 18.3%,

2
dengan status vaksinasi Hepatitis B pada petugas Puskesmas masih rendah
yaitu 12,5%, dan riwayat pernah tertusuk jarum bekas yaitu 84,2%.
Kasus terjadinya kecelakaan kerja yang fatal pada Fasyankes pernah
beberapa kali terjadi seperti kasus tersengat listrik, kebakaran, terjadinya banjir,
bangunan runtuh akibat gempa bumi dan kematian petugas kesehatan karena
keracunan gas CO di Fasyankes.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan peningkatan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja di Fasyankes. Selain itu berdasarkan
peraturan perundang-undangan terdapat hak bagi setiap orang untuk
mendapatkan perlindungan atas risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, demikian juga bagi SDM Fasyankes, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun masyarakat di sekitar lingkungan Fasyankes.
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan ini diharapkan
Fasyankes dapat menyelenggarakan K3 di Fasyankes secara
berkesinambungan sehingga tujuan dari upaya keselamatan dan kesehatan
kerja dapat tercapai dengan baik

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan acuan kepada Fasyankes dalam menyelenggarakan K3 di
Fasyankes.
2. Tujuan Khusus
Menciptakan Fasyankes yang sehat, aman, dan nyaman bagi SDM
Fasyankes, pasien, pengunjung, maupun lingkungan Fasyankes melalui
penyelenggaraan K3 secara optimal, efektif, efisien dan berkesinambungan,
sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pengelolahan limbah a. Indentifikas dan inventarisasi bahan dan
limbah B3
b. Memastikan adanya penyimpanan,
pewadahan, dan perawatan bahan sesuai
dengan karekteristik, sifat, dan jumlah.
c. Tersediannya lembar data keselamatan
sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan
dan limbah B3.
d. Tersedianya sistem kedaruratan
tumpahan/bocor bahan dan limbah B3.

3
e. Tersedianya sarana keselamatan bahan dan
limbah B3 seperti spill kit, rambu dan simbol
B3, dan lain lain.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


No Cara Melaksanakan Kegiatan Pihak Terkait Peran Serta
Indentifikas dan inventarisasi Tim Keselamatan
bahan dan limbah B3 dan Kesehatan
1 -
Kerja dan Unit
Terkait
Memastikan adanya
Tim Keselamatan
penyimpanan, pewadahan,
dan Kesehatan
2 dan perawatan bahan sesuai -
Kerja dan Unit
dengan karekteristik, sifat,
Terkait
dan jumlah.
Tersediannya lembar data Tim Keselamatan
keselamatan sesuai dengan dan Kesehatan
3 -
karakteristik dan sifat bahan Kerja dan Unit
dan limbah B3. Terkait
Tersedianya sistem Tim Keselamatan
kedaruratan tumpahan/bocor dan Kesehatan
4 -
bahan dan limbah B3. Kerja dan Unit
Terkait
Tersedianya sarana
Tim Keselamatan
keselamatan bahan dan
dan Kesehatan
5 limbah B3 seperti spill kit, -
Kerja dan Unit
rambu dan simbol B3, dan
Terkait
lain lain.
Mamastikan ketersediaan dan Tim Keselamatan
penggunaan alat pelindung dan Kesehatan
6
diri sesuai karekteristik dan Kerja dan Unit
sifat bahan dan limbah B3. Terkait
7 Tersedianya standar prosedur Tim Keselamatan
operasional yang menjamin dan Kesehatan
keamanan kerja pada proses Kerja dan Unit
kegiatan pengelolaan bahan Terkait
dan limbah B3 (pengurangan
dan pemilahan,
penyimpanan, pengangkutan,

4
penguburan dan/atau
penimbunan bahan dan
limbah B3).
Jika dilakukan oleh pihak ke
tiga wajib membuat
kesepakatan jaminan Tim Keselamatan
keamanan kerja untuk dan Kesehatan
8
pengelola dan Fasyankes Kerja dan Unit
akibat kegagalan kegiatan Terkait
pengelolaan bahan dan
limbah B3 yang dilakukan.

F. SASARAN
Semua petugas yang ada di Puskesmas Blooto terhindar dari bahan
berbahaya dan beracun (B3)

G. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan dibiayai oleh dana

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Hari, Tanggal Kegiatan Tempat Petugas
1 Indentifikasi dan Unit terkait Tim
inventarisasi bahan dan Keselamatan
limbah B3 dan Kesehatan
Kerja dan Unit
Terkait
2 Memastikan adanya Unit terkait Tim
penyimpanan, Keselamatan
pewadahan, dan dan Kesehatan
perawatan bahan sesuai Kerja dan Unit
dengan karekteristik, Terkait
sifat, dan jumlah.
3 Tersediannya lembar Unit terkait Tim
data keselamatan sesuai Keselamatan
dengan karakteristik dan dan Kesehatan
sifat bahan dan limbah Kerja dan Unit
B3. Terkait
4 Tersedianya sistem Semua unit Tim
kedaruratan puskesmas Keselamatan

5
tumpahan/bocor bahan Blooto dan Kesehatan
dan limbah B3. Kerja dan Unit
Terkait
5 Tersedianya sarana Unit Terkait Tim
keselamatan bahan dan Keselamatan
limbah B3 seperti spill kit, dan Kesehatan
rambu dan simbol B3, Kerja dan Unit
dan lain lain. Terkait
6 Mamastikan Unit Terkait Tim
ketersediaan dan Keselamatan
penggunaan alat dan Kesehatan
pelindung diri sesuai Kerja dan Unit
karekteristik dan sifat Terkait
bahan dan limbah B3.
7 Tersedianya standar Unit Terkait Tim
prosedur operasional Keselamatan
yang menjamin dan Kesehatan
keamanan kerja pada Kerja dan Unit
proses kegiatan Terkait
pengelolaan bahan dan
limbah B3 (pengurangan
dan pemilahan,
penyimpanan,
pengangkutan,
penguburan dan/atau
penimbunan bahan dan
limbah B3).
8 Jika dilakukan oleh pihak Unit Terkait Tim
ke tiga wajib membuat Keselamatan
kesepakatan jaminan dan Kesehatan
keamanan kerja untuk Kerja dan Unit
pengelola dan Terkait
Fasyankes akibat
kegagalan kegiatan
pengelolaan bahan dan
limbah B3 yang
dilakukan.

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

6
Masing-masing pelaksana tim keselamatan dan kesehatan kerja memastikan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal, dan jika terjadi penyimpangan
terhadap jadwal harus melaporkan kepada penanggungjawab tim keselamatan dan
kesehatan kerja Puskesmas Blooto.

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN


Pelaporan dilakukan secara periodik (setahun 2 kali atau per semester) dan
diserahkan kepada penanggungjawab tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Puskesmas Blooto.

Mojokerto, 16 Desember 2022


Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Blooto Penanggung jawab Program

dr. Shofia Kurniawanti .... dr. Premi Resti Yulianti....................


NIP.19830327 201101 2 004

Anda mungkin juga menyukai