Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga
dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat
dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasawuf orang
mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar
diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, "manusia"diartikan sebagai makhluk yang berakal budi(mampu
menguasai makhluk lain);insan;orang'(1989-558). Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk
Tuhan yang diberi potensi akal dan Budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi
kemakmuran dan kemaslahatan nya. Dalam bahasa Arab, kata 'manusia' bersepadan dengan kata-kata
nas, basyar,insan, mar'u, ins dan lain lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki
perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nas misalnya lebih merujuk pada makna manusia sebagai
makhluk sosial. Sedangkan kata Basyar lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk
biologis.Insan berarti manusia dalam arti yang sebenarnya.Insan tidak menunjuk pada manusia biologis.
Insan lebih terkait dengan kualitas luhur kemanusiaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

a. Pengertian Hakikat

Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala
sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan
tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari
sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.[1]

b. Pengertian Manusia

Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd, dan
bani Adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa.
Al-naas berarti manusia (jama’).Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-
anak Adam karena berasal dari keturunan Nabi Adam.
Namun dalam Al-quran dan Al-sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia
dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di
dunia dan akhirat.[2]

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social.
Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang
lain dan atau makhluk lain.

Para sarjana islam sepakat bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang terdiri dari 2 dimensi
yaitu :dimensi jasmani dan rohani atau jiwa dan raga.

Islam tidak hanya memandang manusia dari segi pikiran atau kejiwaannya saja, tetapi islam memandang
manusia sebagai makhluk yang terdiri dari jasmani dan rohani. Yang mana jasmani mempunyai
tuntutan-tuntutan sendiri yang perlu dipenuhi begitu juga sebaliknya agar manusia hidup harmonis.[3]

Anda mungkin juga menyukai