Anda di halaman 1dari 4

1.

Davis (dalam Slameto, 2003: 49) berpendapat "Hasil belajar adalah pengetahuan
yang diperoleh siswa sebagai hasil pembelajaran".
2. Arikunto (2009: 133) mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat
diamati, dan dapat diukur”. 
3. Sudjana (2013: 22) mengatakan, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. 
4. Arifin (2010: 303) juga mengatakan “Hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari
ketuntasan belajarnya, terampil dalam menggerjakan tugas, dan memiliki
apresiasi yang baik terhadap pelajaran”. 
5. Jihad dan Haris (2010:15) mendefinisikan, “Hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan pengajaran”.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan prilaku individu. Purwanto (2010: 38–39) mengatakan “Belajar
merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan
perubahan dalam prilakunya”. Purwanto juga mengatakan perubahan itu diperoleh melalui
usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama, dan merupakan
hasil pengalaman.

Menurut Skinner dalam buku Dimyati dan Mudjiono (2002: 9) berpandangan bahwa belajar adalah
suatu perilaku.

1. Djamarah dan Zain

Belajar adalah proses perubahan perilaku yang didapatkan berdasarkan pengalaman


dan latihan yang dilakukan oleh peserta didik. Hal ini berarti tujuan dari kegiatan belajar
adalalah adanya perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta

2. Oemar Hamalik

Belajar bukanlah sebuah tujuan melainkan sebuah proses untuk mencapau tujuan
dengan cara memodifikasi suatu pengetahuan atau memperteguh sebuah perilaku
melalui pengalaman.

Hamalik, Oemar (2008) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


3. Slameto

Hakikat dari belajar adalah proses yang menghasilkan sebuah perubahan dari
seseorang dari sisi tingkah laku baik sebagaian ataupun menyeluruh. 

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta

4. Sanjaya

Peserta didik dikatakan melakukan belajar jika terdapat perubahan perilaku setelah
melewati serentetan pengalaman dan latihan.
Sri Subarinah (2006: 1) berpendapat bahwa matematika adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan ada di

dalamnya. Bahwa belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep,

struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 253) dikemukakan bahwa matematika

perlu diajarkan kepada siswa karena selalu digunakan dalam segala kehidupan.

Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai;

merupakan sarana komunikasi yang kuat,

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2010: 57

Pembelajaran matematika, menurut Bruner (Herman Hudoyo, 2000 :

56) adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang

terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara

konsep dan struktur matematika di dalamnya.

Romiszowski dalam Basuki dan Farida (2001: 12) media pembelajaran adalah media
yang efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang direncanakan dengan baik
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung : CV Maulana

Azhar (2011) media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun diluar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Menurut Arief Sadiman (2008: 7) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Arif S. Sadiman,dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Media belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien
(Sutjiono 2005).
Sutjiono TWA. 2005. Pendayagunaan media pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur 4
(4):76-84.

Rayanda Asyar (2012 : 8) mengemukakan bahwa “ media pembelajaran dapat dipahami


sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif
Rayandra Asyar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajran. Jakarta: Gaung
Persada Press.

Syaful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010:121) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
agar tercapai tujuan pembelajaran.

Syaful Bhari Dzamarah dan Arswan Zain. (2010).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka
Cipta. Edisi Revisi

Munadi (2008:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang


dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif”.
Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajran; Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada
Press: Ciputat
Menurut Winataputra, media konkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien

menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan.

Menurut Winataputra, media konkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien

menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan.

Mulyani Sumantri, (2004:178) mengemukakan bahwa secara umum media konkret berfungsi sebagai (a) Alat bantu
untuk mewujudkan situasi bejar mengajar yang efektif, (b) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar, (c)
Meletakkan dasar-dasar yang konkret dan konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang
bersifat verbalisme, (d) Mengembangkan motivasi belajar peserta didik, (e). Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Keuntungan penggunaan media konkret dalam pembelajaran adalah (a) Membangkitkan ide-ide atau gagasan-
gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya, (b)
Meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran, (c) Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang
merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar, (d) Dapat mengambangkan jalan pikiran yang berkelanjutan, (e)
Menyediakan pengalaman- pengalaman yang tidak mudah di dapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan
proses belajar mendalam dan beragam.

Sumantri M. Dan Syaodih, N 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, U.S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai