Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS


TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Hakikat Pembelajaran IPA

a. Pengertian Pembelajaran

Setiap melakukan kegiatan belajar pasti tidak akan terpisah dari

proses yang terencana untuk mendapatkan pengetahuan atau sering disebut

sebagai pembelajaran. Menurut Trianto (2012: 17), pembelajaran

hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan

siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)

dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Hamalik (2008: 57), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi dan material yang saling

mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran

yaitu tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang spesifik

(khusus) dalam bentuk perilaku atau penampilan yang diwujudkan melalui

tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Seperti dikemukakan oleh Hamalik (2008: 58) mengenai pengertian

pembelajaran yang merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi

9
unsur - unsur manusiawi. Unsur-unsur manusiawi dalam pembelajaran

tersebut di antaranya siswa, guru, dan material.

Siswa merupakan unsur pokok dalam pembelajaran. Dewasa ini,

terjadi pergeseran peran siswa dalam pembelajaran, yakni yang dulunya

sebagai objek menjadi subjek pembelajaran. Saat ini, siswa tidak hanya

berperan sebagai objek dengan hanya menerima pengetahuan/informasi

secara satu arah, yakni dari guru (pembelajar). Tetapi juga siswa ikut

berperan aktif dalam menemukan/menyelidiki dan

mengkonstruksi/membangun pengetahuan tersebut agar pembelajaran yang

berlangsung menjadi lebih bermakna.

Unsur yang kedua yaitu guru (pembelajar). Peran guru dalam

pendidikan menjadikan guru sebagai pahlawan berjasa terhadap

pelaksanaan pendidikan. Wahyudi (2012: 119) menyebutkan peran guru

dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, di antaranya sebagai:

(1) Pendidik dan pengajar

Sebagai pendidik dan pengajar, guru berperan melakukan transfer ilmu

pengetahuan, mengajarkan, dan membimbing siswa serta mengajarkan

tentang segala sesuatu yang berguna bagi mereka di masa depan.

(2) Anggota masyarakat

Sebagai anggota masyarakat, guru berperan dalam membangun interaksi

dan hubungan sosial masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat.

Seorang guru harus aktif bersosialisasi terhadap masyarakat di sekitarnya.

10
(3) Administrator

Seorang guru sebagai administrator, berperan melaksanakan semua

administrasi sekolah yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran.

(4) Pengelola pembelajaran

Guru sebagai pengelola pembelajaran artinya guru berperan aktif dalam

menguasai berbagi metode pembelajaran dan memahami situasi belajar

mengajar di dalam maupun di luar sekolah.

Unsur yang ketiga yaitu material. Material yang dimaksud dalam

pembelajaran meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide

dan film, audio, dan video tape. Material lainnya juga meliputi fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur. Fasilitas dan perlengkapan terdiri atas ruangan

kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal

dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian, dan sebagainya.

Ketiga unsur tersebut berpadu untuk menciptakan pembelajaran yang

efektif. Hamalik (2008: 65) menyatakan bahwa ada tiga ciri khas yang

terkandung dalam pembelajaran yaitu:

(1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang

merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

(2) Saling ketergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat

esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem

pembelajaran.

11
(3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak

dicapai. Tujuan sistem pembelajaran agar siswa mengalami proses belajar.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yaitu

serangkaian peristiwa yang dirancang khusus untuk mendorong siswa dapat

belajar serta mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan dengan tidak

terlepas dari unsur-unsur manusiawi penyusunnya.

b. Pengertian IPA

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses

ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Laksmi Prihantoro (dalam

Trianto,2010:137) pada hakikatnya IPA merupakan suatu produk, proses

dan aplikasi. Sebagai produk

IPA merupakan sekumpulan pengetahuan, sekumpulan konsep dan

bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang

dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan

mengembangkan produk-produk sains. Dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA

akan melahirkan teknologi-teknologi yang dapat memberi kemudahan

dalam kehidupan.

Pada hakikatnya, Marsetio Donosepoetro (dalam Trianto,2010:137)

menjelaskan bahwa IPA dipandang pula sebagai proses, produk dan

prosedur. IPA dipandang sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah

untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk

menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk, diartikan sebagai hasil

proses berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah maupun luar

12
sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. IPA sebagai

prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk

mengetahui sesuatu yang disebut dengan metode ilmiah. Selain proses dan

produk, Daud Joesef (dalam Trianto, 2010 : 137) menambahkan hakikat IPA

juga sebagai suatu kebudayaan atau suatu kelompok atau institusi sosial

dengan tradisi, nilai, aspirasi maupun inspirasi.

Sebagai salah satu mata pelajaran pokok di sekolah dasar,

pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya membuka kesempatan untuk

memupuk rasa ingin tahu anak secara alamiah. Hal ini akan membantu

mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban

berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir ilmiah (Samatowa:

2010:2).

Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa pembelajaran IPA yang bersifat abstrak hendaknya memberikan

langsung untuk siswa dengan menggunakah hal – hal yang bersifat kongkrit

seperti media pembelajaran untuk membantu siswa dalam belajar.

2. Hakekat Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Suatu kegiatan belajar mengajar tidak dapat tercapai tujuan yang

diharapkan tanpa adanya metode pembelajaran yang baik. Oleh karena itu,

diperlukan suatu metode agar tujuan yang diharapkan dapat terwujud

dengan baik. Sering kali hasil yang diharapkan dalam kegiatan belajar

13
mengajar kurang maksimal, karena tidak efektifnya metode yang digunakan

dalam pembelajaran. Maka memilih metode yang tepat, efektif dan efisien

mutlak untuk diperhatikan dengan sungguh-sungguh, salah satunya dengan

memilih dan menggunakan metode demnstrasi.

Menurut Nana Sudjana (2010: 121), “metode demonstrasi adalah

suatu metode mengajar memperhatikan bagaimana jalannya suatu proses

terjadinya sesuatu”. Syaiful (2007: 210), menjelaskan bahwa “metode

demonstrasi adalah pertunjukan tentang terjadinya suatu peristiwa atau

benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat

diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya”.

Sementara itu, menurut Wianat Putra, dkk ( 2004: 424 ), “metode

demonstrasi adalah cara penyajian materi pelajaran dengan

mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk

mempertunjukkan proses tertentu”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh

Djamarah, (2005: 2), yang menyatakan bahwa “metode demonstrasi adalah

metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara

kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode pembelajaran

dimana seorang guru ataupun siswa memperagakan langsung suatu hal yang

kemudian diikuti oleh siswa yang lain sehingga ilmu atau keterampilan yang

didemonstrasikan lebih dapat bermakna dalam ingatan masing-masing

siswa.

14
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Setiap metode yang digunakan untuk pembelajaran terdapat kelebihan

dan kekurangan, begitu juga dengan metode demonstrasi. Menurut Azwan

Zain (2006: 91), metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan

kekurangan, sebagai berikut:

1. Kelebihan Metode Demonstrasi

a. Dapat membuat pembelajaran menjadi jelas dan lebih konkrit,

sehingga menghindari verbalisme.

b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

c. Proses pembelajaran lebih menarik

d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara

teori dengan kenyataan, dan mencobanya melakukan sendiri.

2. Kekurangan Metode Demonstrasi

a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena

tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan

tidak efektif.

b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik.

c. Demonstrasi memerlukan kesiapan atau perencanaan yng matang

di samping memerlukan waktu yang cukup panjang yang

mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

15
Syaiful Sagala (2010: 211), juga mengemukakan tentang kebaikan

dan kelemahan metode demonstrasi. Adapun kebaikan dan kelemahan

metode demonstrasi sebagai berikut:

1. Kebaikan Metode Demonstrasi

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap

penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati

secara teliti.

b. Dapat membimbing siswa kearah berfikir yang sama dalam satu

saluran pikiran yang sama.

c. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis waktu

yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan

waktu pendek.

d. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan

hanya dengan membaca dan mendengarkan, karena murid

mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatan.

e. Karena gerakan dan proses pertunjukan, maka tidak

memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

f. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau

keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

2. Kelemahan Metode Demonstrasi

a. Derajat verbalisme kurang, peserta didik tidak dapat melihat

atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang

didemonstrasikan.

16
b. Untuk demonstrasi digunakan alat-alat khusus.

c. Dalam mengadakan pengamatan diperlukan pemusatan

perhatian.

d. Tidak semua demonstrasi dapat dilakukan di kelas.

e. Memerlukan banyak waktu.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan

kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan metode demonstrasi

a. Dapat membuat pelajaran lebih jelas dan konkrit, sehingga

menghindari verbalisme.

b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

c) Proses pengajaran lebih menarik

d) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan

antara teori dengan kenyataan, dan mencobanya untuk

meakukannya sendiri.

2) Kekurangan metode demonstrasi

a) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,

karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi

akan tidak efektif.

b) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai

tidak selalu tersedia dengan baik.

c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang

17
yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran

lain.

c. Langkah - Langkah Pembelajaran Demonstrasi

Melaksanakan metode demonstrasi yang baik dan efektif, ada beberapa


langkah-langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru lalu diikuti
oleh siswa dan diakhiri dengan evaluasi. Ali Muhammad (2010: 85),
mengemukakan bahwa langkah-langkah penerapan metode demonstrasi
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan kecakapan atau keterampilan yang hendak dicapai
setelah demonstrasi
2. Mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat dan efektif
untuk mencapai tujuan yang dirumuskan
3. Melihat alat yang mudah didapat, dan mencobanya sebelum
didemonstrasikan sehingga tidak gagal saat diadakan demonstrasi
4. Menetapkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
5. Menghitung waktu yang tersedia
6. Pelaksanaan demonstrasi
7. Membuat perencanaan penilaian terhadap kemajuan siswa

Langkah-langkah tersebut sebagaimana disebutkan tersebut, akan

dapat mengantarkan siswa untuk memperoleh pemahaman dan kecakapan

sesuai dengan tujuan demonstrasi itu sendiri.

Menurut pendapat dari para ahli yang telah dijelaskan diatas

hakikat metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dimana seorang

guru memperagakan langsung suatu hal (kemudian diikuti oleh siswa)

mengenai suatu materi atau pokok bahasan tertentu yang sedang dipelajari

atau dibahas. Beberapa kelebihan dari metode demonstrasi adalah: (1)

18
materi yang diajarkan kepada para peserta didik lebih bermakna dalam

ingatan . (2) Membuat pelajaran atau pokok bahasan jadi lebih kongrit dan

menjadi lebih mudah dipahami. (3) Pokok Pembahasan jadi lebih menarik

dan para peserta didik dapat dirangsang untuk aktif mengamati dan

menyesuaikan antara praktek dan teori. (4) Perhatian siswa dapat terpusat

pada hal – hal penting yang di anggap penting oleh guru serta berfikir ke

yang sama dalam satu jalur fikir, serta mengurangi kesalahan pemahaman

atau pertanyaan tentang materi yang diajarkan.

Adapun kekurangan dari metode demonstrasi ini adalah: (1)

Metode ini memerlukan ketrampilan khusus guru, karena tanpa ditunjang

dengan hal terebut, maka pelaksanaan metode deonstrasi menjadi tidak

efektif. (2) Pelaksanaan metode ini memerlukan kesiapan dan rencana yang

matang dan tidak semua materi dapat di demonstrasikan dikelas. (3)

Memerlukan banyak waktu.

Ada beberapa langkah yang harus kita tempuh sebelum

melaksanakan metode demonsrasi. Berikut ini merupakan langkah –

langkah pelaksanaan metode demonstrasi: (1) Merumuskan kecakapan atau

keterampilan yang hendak dicapai melaui metode demonstrasi. (2).

Mempertimbangkan penggunaan metode yang tepat dan efektif untuk

mencapai tujuan yang dirumuskan. (3) Melihat alat yang mudah dgunakan

atau didapat dan mencoba terlebih dahulu sebelum melaksanakan

demonstrasi. (4) Menetapkan langkah langkah pelaksanaan dan menghitung

19
waktu yang akan digunakan agar efesien dan efektif. (5) Pelaksanaan

demonstrasi. (6) Membuat perencanaan nilai terhadap kemampuan siswa.

3. Hakekat IPA

a. Pengertian IPA

Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu “ilmu”,“pengetahuan”.

Dan “alam”. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.

Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki manusia.

Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik,

social, dan alam sekitat adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia.

Pengetahuan alam berati pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh

secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utama

ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat diterima akal

sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan objeknya, sesuai dengan

kenyataan, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan pengertian ini, IPA

dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat

kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno, 1973)

20
Gambar 2.1 IPA sebagai “Body of Knowledge”

(Sumber: Wisudawati dan Eka, 2014:23)

Definisi pada gambar 6 adalah salah satu definisis IPA dan berdifst

sederhana. Dalam hal ini yang dimaksud dengan IPA adalah body of

knowledge (gambar 6). Berikut beberapa definisi yang senada (Subiyanto,

1988).

a) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta

Fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya

hukum-hukum umum.

b) Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan praktik

c) Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan observasi dan

klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hokum umum

dengan induksi dan hipotesis.

Oleh karena itu, peserta didik dapat menemukan banyak menemukan

definisi dari berbagai sumber. Salah satu definisi yang lengkap diberikan

oleh Gagne (2010), science should be viewed as a way of thingking in the

21
pursuit of understanding nature, as a way of investigating claims about

phenomena, and as a body of knowledge that has resulted from inquiry.

(IPA harus dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian tentang

pengertian rahasia alam, dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang

dihasilkan dari inkuiri).

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai

“pengetahuanyang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum

(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat

unsur utama, yaitu:

a) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena

alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA

dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang

bersifat open ended.

b) Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya

prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode

ilmiah melalui penyusunan hipotesis, perancangan ekperimen atau

percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

c) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan

hukum.

d) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA

dalam kehidupan sehari-hari.

22
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi dari pada sekedar

suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran ilmiah juga merupakan

sarana untuk memahami dirinya, untuk melihat seberapa jauh para ahli

sampai pada kesimpulan tentang alam.

b. Cara Berfikir IPA

1. Percaya (Believe)

Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian terhadap

masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam

dapat dikonstruksi dari observasi dan diterangkan dengan pemikiran

dan penalaran.

2. Rasa ingin tahu (curiosity)

Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh rasa ingin

tahu untuk menemukannya.

3. Imajinasi (imagination)

Para ilmuwan sangat mengandalkan kemampuan imajinasinya

dalam memecahkan masalah gejala alam.

4. Penalaran (reasoning)

Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para imluwan juga

mengandalkan penalaran dalm memecahkan masalah gejala alam.

5. Koreksi diri (self examination)

Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi dari pada sekedar

suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran ilmiah juga

23
merupakan sarana untuk memahami dirinya, untuk melihat seberapa

jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang alam.

c. Cara Penyelidikan IPA

1. Observasi (observation)

Para ahli yang ingin mengerti alam dan menemukan hokum alam

harus mempelajari objek-objek dan kajian kajian melalui observasi.

Dari observasi diperoleh fakta dan rekaman fakta merupakan data,

yang selanjutnya diolah menjadi hasil observasi.

2. Eksperimen (experimentation)

Eksperimen merupakan hal yang sangat penting dalam metode

ilmiah untuk menguak rahasia gejala alam. Eksperimen harus diikuti

observasi yang teliti dan cermat agar diperoleh data yang akurat.

3. Matematika (mathematic)

Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan hubungan antar

variabel dalam hokum dan teori. Matematika juga penting untuk

membangun suatu model.

4. Objek atau bidang kajian IPA

Batang tubuh IPA (science body of knowledge) yang dihasilkan

dari disiplin keilmuan menunjukkan hasil hasil kreatif penemuan umat

manusia selama berabad - abad. Batang tubuh IPA berisi tiga dimensi

pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual (fakta), pengetahuan

konseptuan (konsep), pengetahuan procedural (prinsip, hukum,

24
hipotesis, teori, dan model). Saat ini, ada dimensi pengetahuan IPA

keempat, yaitu pengetahuan metakognitif.

B. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan kajian teoritis yang telah diuraikan di atas maka peneliti

berasumsi bahwa erat kaitan antara penerapan metode demonstrasi dengan

peningkatan pemahaman siswa dalam menjelaskan proses daru air.

Kerangka pikir dari penerapan metode demonstrasi dijelaskan dalam

gambar 1 berikut:

Kondisi Awal: Proses: Kondisi Akhir:

C.
Pemahaman Penerapan Meningkatnya
anak tentang Metode pemahaman siwa
D. air renda
daur Demonstrasi tentang daur air

E.

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pikir Penelitian Tindakan

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui latihan atau

pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut berkaitan dengan bertambahnya ilmu

pengetahuan, keterampilan, minat dan watak. Prestasi belajar dapat diukur dengan

menggunakan tes dan dapat diwujudkan dengan nilai atau angka. Pada dasarnya

setiap siswa mau dan mampu untuk belajar tergantung motivasi yang dimiliki siswa

untuk mempelajari sesuatu. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh komponen

guru yaitu bagaimana cara guru mengajar dan menyampaikan materi. Oleh karena

itu, guru harus membuat pembelajaran lebih menarik agar meningkatkan motivasi

siswa, sehingga juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

25
Dalam Gambar di atas dapat dilihat bahwa masalah yang dihadapi adalah

rendahnya pemahaman dalam pelajaran IPA khususnya daur air siswa kelas V SDN

07 Taman Kebalen Kabupaten Bekasi. Sebagai solusi terhadap masalah yang

dihadapi itu maka peneliti berupaya mengatasinya. Upaya yang dipilih dalam

melakukan pembelajaran adalah dengan penerapan metode demonstrasi.

Diharapkan dengan penerapan metode ini, dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa dalam pembelajaran IPA dengan materi Daur Air.

Peneliti mengharapkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi

dapat mengatasi masalah tersebut karena dengan menggunakan demonstrasi ini

siswa dapat mengatasi masalah tersebut karena dengan menggunakan metode

demonstrasi dalam membahas proses daur air menggunakan alat peraga seperti

gambar. Dengan meningkatnya ketertarikan anak terhadap materi daur air,

diharapkan dapat meningkatkan nilai anak dengan pokok bahasan daur air.

Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa jika metode demonstrasi

diterapkan dengan sebaik – baiknya maka pemahaman anak dalam dalam

menjelaskan proses daur air dapat ditingkatkan.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan pembahasan kajian teori dan kerangka pikir tersebut dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Penerapan Metode Demonstrasi

dapat Meningkatkan pemahaman siswa untuk mejelaskan proses daur air pada mata

pelajaran IPA di kelas V SDN 07 Taman Kebalen Kabupaten Bekasi.

26

Anda mungkin juga menyukai