Anda di halaman 1dari 48

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

IDENTIFIKASI KUALITAS DAN


KUANTITAS AIR BERSIH, PRAKTEK
PENGOLAHAN AIR (WTP)
Balai Prasarana Permukiman
Wilayah
D.I. Yogyakarta
OUTLINE

 PEMETAAN KONDISI LAPANGAN;

 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN LAYANAN;

 IDENTIFIKASI KUALITAS DAN KUANTITAS;

 PEMETAAN KEBUTUHAN, MOBILISASI DAN


PELAPORAN;

 SKEMA LAYANAN;

 PENGOLAHAN AIR DENGAN IPA/WTP;


PEMETAAN KONDISI LAPANGAN
1. Lokasi Pengungsian
• Kemudahan akses
• Jarak terhadap sumber air
2. Infrastruktur Air Bersih Eksisting
• Kesiapan layanan
• Koordinasi pengelola
Lokasi Pengungsian
Kemudahan akses:
Lokasi pengungsian biasanya merupakan tempat yang
aman dari dampak bencana, cukup lapang dengan
akses jalan yang baik. Hal ini diperlukan terutama terkait
dengan mobilisasi logistik termasuk pelayanan air bersih.

Stadion Maguwo, Erupsi Merapi Lapangan Muntilan, Erupsi Merapi


Lokasi...
Jarak terhadap sumber air:
Layanan air bersih pengungsi, biasanya dipenuhi dari sumber
air terdekat dengan menggunakan jaringan perpipaan atau
Mobil Tangki Air (MTA). Jarak antara sumber air dengan lokasi
pengungsian akan mempengaruhi ritase dan jumlah unit MTA.

Armada MTA, Gempa Bantul Layanan IPA Mobile, Erupsi Merapi


Infrastruktur Air Bersih Eksisting
Pemenuhan SPM:
Pelayanan air bersih pada lokasi pengungsian dapat dipenuhi dari
fasilitas terpasang atau disiapkan secara darurat, baik dari sistem
setempat maupun dari sistem pelayanan PDAM.
Yang perlu diperhatikan layanan dari Fasilitas Terpasang adalah:
- Kualitas:
Minimal harus memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air
Untuk Keperluan Higiene Sanitasi.
- Kuantitas:
Pelayanan harus dapat memenuhi kebutuhan dasar pengungsi
dan dapat di akses secara terus menerus dalam 24 jam.
- Terjangkau:
Akses pengungsi menuju lokasi penyediaan air bersih tidak sulit dan
tersedia perangkat yang memudahkan dalam pengambilan air.
Infrastruktur Air Bersih Eksisting
Koordinasi Pengelolaan:
 Dalam hal layanan air bersih memanfaatkan sarana prasarana
eksisiting, maka diperlukan koordinasi dengan pengelola terutama
terkait operasional sistem.
• Layanan dari PDAM  Biaya air dan beban bulanan dari meter air
PDAM menjadi tanggungjawab penyelenggara pengungsian.
Dimungkinkan adanya keringanan tagihan atas biaya air dan beban
sesuai kebijakan tertulis pemda/PDAM.
• Layanan dari sistem setempat  Biaya operasional untuk proses produksi
dan distribusi air menjadi tanggungjawab penyelenggara pengungsian
atau sesuai kesepakatan.
 Dalam hal layanan air bersih memanfaatkan sarana prasarana
darurat, maka biaya operasional untuk mobilisasi, proses produksi
dan distribusi air menjadi tanggungjawab penyelenggara
pengungsian atau pihak yang ditunjuk.
 Dalam hal sumber air disuplai oleh PDAM, maka biaya operasional
distribusi air menjadi menjadi tanggungjawab penyelenggara.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN LAYANAN
Standar pelayanan minimal (SPM)

Standar minimal pemenuhan kebutuhan dasar tanggap


darurat untuk bantuan air bersih diberikan sejumlah 7 liter per
orang per hari pada tiga hari pertama, selanjutnya 15 liter per
orang per hari. Bantuan air minum diberikan 2,5 liter per orang
per hari.
Layanan...

Kebutuhan/Fasilitas Pendukung:
Dalam pelayanan air bersih pengungsi, fasilitas yang
diperlukan antara lain: Instalasi Pengolahan Air Mobile
(IPA Mobile), Mobil Tangki Air, Hidran Umum (HU),
Jerigen.
Fasilitas Pendukung

IPA Mobile UF IPA Mobile Lengkap IPA Unit PDAM

MTA – HU Pillow/Bladder Tank Jerigen


IDENTIFIKASI KUALITAS DAN KUANTITAS
Dalam pemenuhan layanan air bersih tanggap darurat,
diutamakan untuk memanfaatkan sistem terbangun yag
telah memenuhi baku mutu, namun dalam kondisi sistem
terpasang tidak dapat melayani maka harus disiapkan
penanganan darurat untuk memenuhi kebutuhan dasar
pengungsi.
Hal yang harus diperhatikan dalam penyiapan penanganan
darurat adalah:
1. Kualitas
Air bersih yang di distribusikan harus memenuhi baku mutu
yang telah ditetapkan. Sumber air yang bisa digunakan
antara lain: mata air, sumur dangkal, sumur dalam,
saluran air, kolam/telaga, waduk, dan sungai. Untuk
memenuhi baku mutu, sumber air dari air permukaan
(saluran air, telaga, waduk, sungai) memerlukan
pengolahan khusus.
Identifikasi...
2. Kuantitas
Sumber air yang digunakan sebagai air baku layanan air bersih
harus memiliki debit yang cukup untuk dapat memenuhi
kebutuhan dasar pengungsi. Selain itu, sumber air yang digunakan
harus tersedia secara terus menerus untuk memenuhi kapasitas
pengolahan IPA.
Contoh perhitungan, misal:
Kebutuhan air untuk 1.000 pengungsi = 40.000 liter/hari
Kapasitas IPA Mobile 1 liter/detik = 84.600 liter/24 jam
Kebutuhan operasional IPA Mobile/hari = 12 jam
 Sumber air baku harus dapat memenuhi debit sebesar 1,2
liter/detik selama 12 jam operasional IPA (10-20% volume air
yang terbuang saat proses pengolahan).
 Cara mudah untuk mengukur debit pada sumber air yang
terbatas bisa menggunakan metode V-Notch
Sumber Air

Sumber air: Sumur dangkal Sumber air: saluran irigasi Sumber air: Sungai

IPA Mobile Kapasitas 2 liter/detik


Sumber Air

Sumber air: Sumur dalam Sumber air: kolam Sumber air: Mata air

IPA Mobile Kap. 5 liter/detik Distribusi dengan MTA


Baku Mutu
Permenkes 32/2017 - Air Bersih Permenkes 492/2010 - Air Minum
Pengukuran Kualitas

Alat Lab. Portable dapat mengukur antara lain: kekeruhan, warna,


kadar logam, organik dalam air, kimia dalam air, pH air dst.
Pengukuran Kuantitas

Metode pengukuran debit dengan V-Notch


PEMETAAN KEBUTUHAN, MOBILISASI DAN
PELAPORAN
Yang perlu diperhatikan layanan dari fasilitas
darurat adalah:
• Jumlah kebutuhan dan kelengkapan sarana
prasarana pendukung
• Pengelolaan sarana prasarana
• Logistik operasional
• Pelaporan
Kelengkapan
Jumlah dan kelengkapan sarana prasarana
pendukung:
• IPA Mobile
Kebutuhan unit IPA Mobile disesuaikan dengan beban layanan
harian dan ketersediaan sumber air baku.
Contoh perhitungan, misal:
Kebutuhan air untuk 10.000 pengungsi.
Asumsi 40 liter/orang/hari = 400.000 liter/hari
Kebutuhan kapasitas IPA Mobile = 400.000 liter ÷ 86.400 detik
= 4,6 liter/detik
Untuk memenuhi layanan air bersih diperlukan 3 unit IPA Mobile
kapasitas 2 liter/detik atau 1 unit IPA Mobile kapasitas 5 liter/detik
dengan masa operasional IPA selama 18 dan 22 jam.
Kelengkapan
• Mobil Tangki Air (MTA)
Kebutuhan unit MTA disesuaikan dengan kapasitas tampungan,
jarak/ritase, dan ketersedian HU. MTA umumnya mampu
mengangkut air sebanyak 4.000 liter (sesuai kapasitas tangki), pada
lokasi terdapat tanjakan curam kapasitas tampungan dapat
dikurangi sesuai kemampuan MTA.
Contoh perhitungan, misal:
Kebutuhan air pengungsi 2.500 jiwa = 100.000 liter/hari
Jumlah HU (kapasitas 2.000 liter) = 25 unit / 50.000 liter
Waktu mobilisasi MTA PP = 1 jam/ritase
Kebutuhan pengisian HU = 100.000 liter ÷ 4.000 liter
= 25 unit MTA
Asumsi tiap MTA beroperasi sebanyak 6 ritase pengisian maka
kebutuhan MTA = 25 unit ÷ 6 = 4,1 ~ 5 unit MTA
Kelengkapan
• Hidran Umum (HU)
Kebutuhan unit HU disesuaikan dengan jumlah pengungsi. HU
umumnya tersedia dalam bentuk botol atau ember dengan volume
yang bervariasi. Penggunaan untuk tanggap darurat biasanya
menggunakan HU kapasitas 2.000 liter jenis ember (pertimbangan
efisiensi mobilisasi dan perawatan). HU dilengkapi dudukan portabel
dan aksesoris untuk mempermudah pengisian serta pengambilan
air.
Contoh perhitungan, misal:
Jumlah pengungsi = 10.000 jiwa
Kebutuhan air (asumsi 40 lt/org/hr) = 400.000 liter/hari
Jumlah HU (kapasitas 2.000 liter) = 400.000 liter ÷ 2.000 liter
= 200 unit HU
Asumsi tiap HU dalam satu hari diisi oleh MTA sebanyak 6 kali, maka
kebutuhan jumlah HU = 200 unit ÷ 6 = 33,4 unit ~ 34 unit HU
Kelengkapan
• Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut berupa Dump Truk maupun kendaraan bak
terbuka diperlukan untuk memobilisasi peralatan pendukung
layanan air bersih antara lain: HU, bahan kimia pengolahan air, BBM
genset IPA dan MTA serta jerigen.
Selain itu, kendaraan tersebut dapat digunakan untuk memobilisasi
IPA yang tidak terpasang pada kendaraan.
Pengelolaan Sarana Prasarana
Dalam hal diperlukan layanan air bersih pengungsi,
untuk menjamin kelancaran operasional dan
pertanggungjawaban kegiatan maka perlu dibentuk
gugus tugas/tim khusus yang terdiri dari antara lain:
• Koordinator, bertugas untuk mengkoordinir seluruh
personil yang terlibat dalam tim sekaligus
bertanggungjawab terhadap pelaporan kepada
atasan/Satlak.
• Penyusun laporan dan dokumentasi, bertugas untuk
membantu koordinator dalam menyusun laporan
pelaksanaan kegiatan baik kegiatan dilapangan
maupun pertanggungjawaban anggaran.
Pengelolaan Sarana Prasarana
• Petugas Logistik, bertugas untuk menghitung kebutuhan
dan pemenuhan logistik operasional dengan melakukan
distribusi peralatan dan bahan serta memobilisasi
petugas lapangan.
• Pelaksana Lapangan, bertugas untuk mengidentifikasi
kebutuhan layanan air bersih dilokasi pengungsian,
melakukan pemasangan dan perbaikan pada sarpras
yang rusak serta mengendalikan alur pengisian MTA.
• Operator IPA, terdiri dari beberapa personil yang
bertugas untuk menjalankan operasional IPA Mobile
termasuk melakukan identifikasi sumber air.
• Pengemudi-kenek, menjalankan MTA dan kendaraan
pengangkut untuk melakukan mobilisasi peralatan dan
dropping air sesuai rute dan waktu yang ditentukan
pelaksana lapangan.
Logistik
Pengelolaan logistik untuk operasional layanan air bersih sangat
penting, hal ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar
pengungsi yang tidak boleh terhenti terutama pada IPA Mobile
dan MTA.
Kebutuhan logistik yang diperlukan antara lain:
• Koordinator dan Pelaporan: komputer set/laptop, printer, alat
tulis, alat komunikasi/HT
• IPA Mobile: bahan kimia, tangki bahan kimia, tangki BBM,
suku cadang pompa dan genset, peralatan laboratorium
lapangan, peralatan bengkel, BBM kendaraan (mobilisasi),
BBM genset, alat komunikasi/HT
• MTA: BBM kendaraan, BBM pompa, alat komunikasi/HT, form
pengisian HU
• Pelaksana lapangan: aksesoris dan dudukan HU, kunci inggris,
kunci sok, tang, TBA, lem pipa, stempel/alat tulis, alat
komunikasi/HT
Pelaporan
Untuk kebutuhan data dan informasi lapangan
yang up to date yang sebagai bahan rapat
harian pimpinan, laporan kegiatan secara rutin
harus disampaikan setiap hari berdasarkan
perubahan/penyesuaian kondisi lapangan.
Laporan dikoordinir oleh petugas pelaporan dan
dokumentasi, data lapangan diperoleh secara
real time dari petugas lapangan, pengemudi
MTA, petugas lapangan dan operator IPA melalui
sarana telekomunikasi sesuai format yang telah
disepakati (telepon, sms, whatsapp, HT, dll).
...
Laporan harian
...
Laporan harian
...
Laporan harian
...
Laporan harian
SKEMA LAYANAN
Pengaturan distribusi air bersih ke lokasi
pengungsian sangat diperlukan agar
operasional IPA dan mobilisasi MTA efisien.
Untuk lokasi pengungsian yang terpusat
dengan area yang luas, distribusi air dapat
dilakukan dengan jaringan perpipaan atau
MTA sesuai dengan kondisi lapangan.
Sedangkan lokasi pengungsian yang tidak
terpusat, distribusi air lebih efisien dengan
MTA.
Skema...
 Layanan air bersih dengan MTA

Jalur MTA terisi


Jalur MTA kosong
Hidran Umum
Skema...
 Layanan air bersih dengan Pipa

Jalur pipa distribusi


Pompa distribusi
Hidran Umum
Pemanfaatan
Layanan air bersih untuk pengungsi terutama
digunakan untuk kebutuhan sanitasi dasar,
mencuci, layanan kesehatan dan memasak.
Pemanfaatan
 Dukungan pada MCK Mobile
PENGOLAHAN AIR
Tahapan pengolahan air:
1. Sumber air baku:
• Jarak terhadap unit IPA diusahakan tidak terlalu
jauh sesuai dengan spek pompa air baku (debit
dan head), monitoring, dan kemudahan
pemeliharaan. Jarak yang terlalu jauh atau
beda elevasi terlalu tinggi akan mengurangi
kemampuan pompa.
• Pompa diletakkan pada lokasi air terdalam
terhindar dari kekurangan air, sumbatan
sampah dan kotoran. Pompa dipasang tegak
lurus dapat digantung atau bertumpu pada
bidang keras.
Sumber Air Baku
• Jalur pipa air baku diletakkan pada bidang
yang terlindung dari gangguan dan potensi
kerusakan (misal: cangkul petani, terlindas
kendaraan, hanyut terbawa arus).
• Jalur kabel listrik apabila tidak dimungkinkan
dipasang dengan tiang, harus diletakkan pada
posisi yang terlindung dari resiko sengatan listrik
dan kerusakan.
 Pompa air baku harus diperiksa berkala
terutama terkait dengan ketinggian genangan
air dan sumbatan kotoran. Muka air yang
terlalu rendah dan tersumbat dapat
menyebabkan pompa terbakar.
Sumber Air Baku

Meninggikan muka air

Apabila diperlukan, sumber air baku harus


dikondisikan untuk mendapatkan lokasi
penempatan pompa yang ideal dan
memenuhi kapasitas yang dibutuhkan
dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
IPA
2. Instalasi Pengolahan:
Kelengkapan IPA
Pompa Air
Baku

Pembubuhan
Bahan Kimia Koagulasi - Flokulasi

Genset
Filtrasi Sedimentasi
Panel
Listrik
Pompa
Dosing
Tangki
Kimia
IPA
• Metode pengolahan yang biasa digunakan
pada IPA mobile adalah proses Koagulasi -
Flokulasi - Sedimentasi - Filtrasi.

• Untuk mendapatkan komposisi bahan kimia


yang tepat, terlebih dahulu air baku diuji
dengan melakukan pengolahan pada skala
laboratorium (Jar Test).
IPA
Jar Test adalah suatu metode air baku

pengujian untuk mengetahui


kemampuan suatu koagulan air baku

(penggumpal) dan menentukan


kondisi operasi (dosis) optimum pada
proses penjernihan air dan air limbah.
IPA
Berdasarkan hasil jar test diperoleh kadar optimum bahan kimia
(koagulan) yang akan digunakan pada proses pengolahan air
dengan IPA Mobile.
Pompa Air Baku Pembubuhan
Dosing Koagulan

Hasil
Pengolahan

Jar Test
IPA
IPA
Perhitungan hasil jar test digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan bahan kimia harian/mingguan/bulanan IPA
Mobile.
IPA
3. Kontrol Kualitas:
Hasil pengolahan air secara rutin dilakukan
pengecekan secara fisika terutama pada pemenuhan
baku mutu kekeruhan sebagai salah satu indikasi
keberhasilan proses pengolahan. Sedangkan
pengujian parameter lain kimia dan biologi dilakukan
secara berkala di Laboratorium.
Baku Mutu Air Minum

Alat Tes Kekeruhan


IPA
4. Penampungan:
Air hasil pengolahan sebelum didistribusikan terlebih dahulu
ditampung pada bak-bak yang disediakan. Bak tampungan ini
diperlukan sebagai bagian dari manajemen distribusi air
kepada pengungsi sehingga MTA bisa mengisi air tanpa
menunggu proses pengolahan air selesai mengingat durasi
pengolahan dari air baku sampai ke tampungan memerlukan
waktu sekitar 30 - 45 menit.
Sarana Prasarana yang diperlukan:
1. Bak penampung, kapasitas sesuai kebutuhan.
2. Alat uji kekeruhan dan kadar desinfektan, untuk mengontrol
kesesuaian baku mutu.
3. Pompa air, sebagai cadangan pompa untuk mengisi MTA
(masing-masing MTA telah dilengkapi pompa air).
4. Bak penampung air hasil pengolahan harus tertutup untuk
menghindari terjadinya kontaminasi.
IPA

Anda mungkin juga menyukai