KEGUNAAN HARDCOAT, ANTI REFLEKSI DAN

LAPISAN HIDROPHOBIK PADA LENSA ORGANIK

Putri Presetyaningtyas
Akademi Refraksi Optisi &Optometry Gapopin
putriprasetyaningtiyas24@gmail.com

M. WAHYU BUDIANA
Akademi Refraksi Optisi &Optometry Gapopin
wbudiana602@gmail.com

MURNI MARLINA SIMARMATA

Akademi Refraksi Optisi &Optometry Gapopin
murnismart20@gmail.com

ABSTRAK
Pelapisan perlindungan pada lensa organik menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan
kacamata tanpa lapisan perlindungan. Namun pemakaiannya harus diikuti oleh pemeliharaan yang baik dan
tepat. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode Deskriptif dari data kepustakaan baik cetak maupun
elektronik. Salah satunya adalah karya Sarah Morgab dalam bukunya “The Complete Optometric Assistan”
yang menyatakan bahwa lapisan anti refleksi dtidak hanya meningkatkan kualitas tapi mengurangi tampilan
mengkilap pantulan dari permukaan lensa dan menghapus tampilan “seperti kaca” penampilan kacamata dan
memungkinkan mata si pemakai terlihat dan memungkinkan kontak mata jadi lebih baik. Oleh karenanya
diperlukan pemahaman akan kegunaan dari lapisan anti refleksi tersebut.

Kata Kunci : Pelapisan, Kegunaan, Deskriptif, Lensa Organik, Nyaman

ABSTRACT

Protective coatings on organic lenses offer several advantages over eyeglasses without a protective
coating. However, its use must be followed by good and proper maintenance. In this paper, the authors use
descriptive methods from both printed and electronic library data. One of them is which states that the anti-
reflection coating not only improves the quality but reduces the “shine” appearance of the reflection from the
lens surface and removes the "grassy" appearance of the spectacles and allows the wearer's eyes to be visible
and allows for better eye contact and make vision comfort. Therefore an understanding of the usefulness of the
anti-reflection layer is required.

Keywords: Coating, Usability, Descriptive, Organic Lens, Comfort

 PENDAHULUAN
Perkembangan pesat teknologi
memungkinkan para produsen lensa
menciptakan kacamata dengan tipe, jenis,
bentuk, dan model yang lebih beragam. Semua
varian tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan sendiri-sendiri.
Pasar menyambut kehadiran lensa
dengan varian yang semakin beragam karena
lensa tidak lagi berfungsi hanya sebagai alat
koreksi kelainan refraksi (gangguan
penglihatan), tetapi juga sebagai perangkat
pendukung penampilan (fashion) dan berbagai
fungsi lain mendukung aktivitas manusia.
Salah satu varian lensa yang kini banyak
diminati adalah lensa organik.
Lensa organik memiliki beberapa
kelebihan, antara lain, lebih tahan terhadap
benturan dan lebih ringan. Tapi di samping itu
lensa organik memiliki beberapa kekurangan,
salah satunya, lebih mudah tergores.
Kelemahan ini diatasi dengan menambahkan
beberapa coating atau lapisan agar lensa
tersebut tidak mudah tergores. Dalam
perkembangannya kemudian pelapisan tidak
lagi berfungsi hanya sebagai anti gores
(hardcoat), tetapi juga sebagai anti refleksi.
Kemudian pelapisan juga dilakukan dengan
fungsi hidrophobik.
Anti refleksi berfungsi meminimalkan
sinar-sinar pantulan yang tidak perlu dan
membantu mengarahkan jalannya sinar- sinar
dalam lensa. Sementara lapisan hidrophobik
berfungsi untuk membuat lensa lebih licin
sehingga air dan debu tidak mudah menempel.
Pelapisan lensa harus dilakukan
dengan sangat tepat dan presisi agar tidak
mengganggu fungsi utama dari lensa
(ketajaman penglihatan). Karena itu
dibutuhkan pemahaman yang baik terlebih
dahulu tentang kegunaan pelapisan, baik
dengan tujuan menyediakan anti gores
(hardcoat), anti refleksi, maupun hidrophobik.
Karena itu penulis membatasi pembahasan
penelitian ini pada “kegunaan hardcoat, anti
refleksi dan lapisan hidrophobik pada lensa
organik”.
Pengertian lensa secara umum
diuraikan oleh Sri Jumini sebagai benda
transparan yang mampu membelokkan atau
membiaskan berkas-berkas cahaya yang
melewatinya, sehingga jika suatu benda berada
di depan lensa, maka bayangan dari benda
tersebut akan terbentuk.”(FISIKA
KEDOKTERAN - Sri Jumini, M.Pd - Google
Books, n.d.). Wikipedia (2020) menguraikan
pengertian lensa secara lebih lengkap dari
perspektif optik:
“Lensa adalah perangkat optik
transmisif yang memfokuskan atau
menyebarkan sinar dengan cara pembiasan.
Lensa sederhana terdiri dari satu bagian bahan
transparan, sedangkan lensa majemuk terdiri
dari beberapa lensa sederhana (elemen),
biasanya disusun sepanjang sumbu umum.
Lensa dibuat dari bahan-bahan seperti kaca
atau plastik, dan digiling dan dipoles atau
dicetak sesuai bentuk yang diinginkan. Lensa
dapat memfokuskan cahaya untuk membentuk
gambar, tidak seperti prisma, yang
memantulkan cahaya tanpa fokus. Perangkat
yang sama-sama memfokuskan atau
menyebarkan gelombang dan radiasi selain
cahaya tampak juga disebut lensa, seperti lensa
gelombang mikro, lensa elektron, lensa
akustik, atau lensa peledak.”
Dari uraian di atas lensa dapat dibagi 2
berdasarkan materialnya yakni lensa yang
terbuat dari kaca dan lensa yang terbuat dari
plastik. Lensa plastik biasa disebut sebagai
lensa organik. Hal ini sesuai dengan pengertian
plastik yang diuraikan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia online: kumpulan zat
organik yang stabil pada suhu biasa, tetapi
pada beberapa tahap pembuatannya plastis
sehingga dapat diubah bentuk dengan
menggunakan kalor dan tekanan.
Lensa organik memiliki banyak jenis
dan hampir semua jenis tersebut memiliki
kelemahan utama yakni mudah tergores.
Karena itu diberi lapisan anti gores (anti-
sratch) yang lazim disebut hardcoat.
Lapisan anti-scratch (hardcoat) adalah
lapisan yang dapat diterapkan pada permukaan
optik, seperti wajah lensa atau lapisan
fotografi, yang dimaksudkan untuk
mengurangi efek goresan. Kerusakan yang
disebabkan oleh menggosok lensa dengan
menggunakan bahan halus ataupun kasar dapat
menyebabkan terjadinya goresan pada
permukaan lensa khususnya plastik. Hal ini
akan dapat menggangu kenyamanan pemakai
kacamata terutama apabila goresan yang
terjadi sangat besar dan banyak.
Lapisan ini terdiri dari substrat atau
bahan mikroskopis yang sangat tipis yang
mencegah efek goresan yang berbeda. Substrat
dalam lapisan anti-scratch (hardcoat) adalah
partikel nano yang tidak mempengaruhi atau
menggangu sifat optik suatu permukaan.
Lapisan ini hanya berfungsi sebagai pelindung
lapisan bahan plastik.
Cara Kerja Anti-Scratch (Hardcoat)
Saat ini ada banyak produk yang
terbuat dari bahan polikarbonat atau akrilik.
Meskipun bahan-bahan ini memiki banyak
keunggulan dibandingkan kaca, mereka rentan
terhadap goresan. Idealnya, lapisan anti-
scratch (hardcoat)untuk polimer terbuat dari
partikel mikro yang secara alami keras. Oleh
karena itu, pada titik tertentu, hard coat inilah
yang akan bersentuhan langsung dengan
lingkungan eksternal.
Singkatnya, cara kerja anti-scratch
(hardcoat)sangat mudah. Tidak memerlukan
reaksi kimia atau interaksi molekuler seperti
pelapisan akrilik atau polikarbonat lainnya.
Lapisan anti-scratch tentunya berguna
untuk melindungi permukaan plastik dari
abrasi. Selain itu, lapisan anti-scratch juga
memiliki beberapa manfaat diantaranya:
a. Menjamin kejernihan optik yang unggul
b. Membuat plastik tetap tahan lama dan aman
c. Menjaga permukaan tetap tampak estetik
(Introduction to Optics: Geometrical,
Physical and Quantum - Nkoma, John S., Jain,
Pushpendra K. - Google Books, n.d.)
Prinsip Pembuatan Lapisan Anti Refleksi
Lapisan anti refleksi merupakan suatu
lapisan tipis berupa selaput yang berbentuk
sedemikian rupa sehingga mampu mengurai
pantulan-pantulan dari sinar-sinar yang datang
pada permukaan lensa. Lapisan ini merupakan
penerapan teknologi tinggi pelapisan
(coating)yang harus memenuhi persyaratan
fisik dan tehnis yang harus memenuhi tuntutan
pelanggan/pemakai sehubungan dengan faktor
estetika, keyakinan warna lapisan dan dapat
ditukarnya lapisan anti refleksi. oleh karena itu
lensa lensa kacamata juga harus mementingkan
mode yang seringkali memerlukan
penyesuaian yang cepat dari tehnik pelapisan.
Walaupun lapisan anti refleksi yang diberikan
tidak dapat menghapuskan semua bayangan
semu akibat pantulan tetapi lapisan anti
refleksi ini dapat mengurangi intensitas cahaya
yang menyebabkan terjadinya bayangan
tersebut sehigga pemakai tidak merasa
terganggu oleh pantulan yang tidak diingikan.
Pemakaian lapisan anti refleksi memiliki
beberapa keuntungan bagi pemakainya antara
lain penampilan pemakaian terlihat lebih jelas
wajah dan bentuknya sehingga kecantikan atau
ketampanan pemakai kacamata tidak terhalang
oleh bayangan lensa seperti dijelaskan oleh
Sarah Morgan sebagai berikut : “Lapisan anti
refleksi tidak hanya meningkatkan kualitas
atau penglihatan pemakainya, tetapi mereka
juga secara dramatis mengurai tampilan
‘mengkilap’ pantulan dari permukaan lensa
dan menghapus tampilan ‘seperti kaca’
penampilan kacamata. Hal ini berarti bahwa
mata si pemakai lebih terlihat, dan
memungkinkan kontak mata jadi lebih
baik.”(Complete Optometric Assistant - Sarah
Morgan - Google Buku, n.d.)
Lapisan anti refleksi dibuat
berdasarkan prinsip peniadaan interferensi
gelombang cahaya yang datang pada
permukaan lensa kacamata. Menurut
interferensi kedua gelombang intensitas atau
amplitudo yang dihasilkan oleh cahaya akan
dinetralisir bila perbedaan garis edarnya sama
dan mempunyai panjang , sebagai
tambahan bahwa jika cahaya dipantulkan dari
permukaan yang berindeks bias tinggi dari
suatu medium ke medium dengan index bias
lebih rendah maka perambatan cahaya
mengalami perubahan fase 180 derajat,
sebaliknya jika pemantulan dari medium yang
berindeks bias rendah ke medium berindeks
bias tinggi tidak mengalami fase gelombang.
Untuk jelasnya hubungan antara dua
gelombang cahaya yang terjadi pada peristiwa
lapisan anti refleksi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
“Fenomena interferensi cahaya
khususnya pada lapisan tipis dimanfaatkan
sebagai lapisan anti refleksi. Lapisan
antirefleksi banyak dimanfaatkan sebagi
lapisan tambahan pada alat optik seperti kaca
mata, sehingga kaca mata menjadi lebih
nyaman ketika dipakai. Salah satu untuk
membuat kacamata menjadi nyaman adalah
dengan membuat lapisan pada lensa kacamata
yang berfungsi sebagai antirefleksi. Secara
konsep fisika lapisan pada kacamata tesebut
dapat dipandang sebagai lapisan tipis. Pada
lapisan tipis terjadi fenomena cahaya yaitu
peristiwa interferensi, dengan memanfaatkan
peristiwa interferensi maka dapat ditentukan
jenis dan tebal lapisan tipis sehingga dapat
menjadi lapisan yang berfungsi sebagai
antirefleksi.”(Yudoyono et al., 2015)
Peristiwa interferensi merupakan hasil
perpaduan antara dua gelombang atau lebih
yang bertemu pada satu titik didalam ruang
dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat
diamati. Interferensi pada lapisan tipis dapat
diamati dalam kehidupan sehari-hari misalnya
pada air yang berisi lapisan minyak di atasnya
terlihat berwarna. Untuk menimbulkan
interferensi dibutuhkan sumber-sumber
gelombang (cahaya) yang bersifat koheren
yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi
sama dan beda fase tetap dalam
perambatannya. Dalam peristiwa interferensi
ada interferensi saling menguatkan (terang)
dan interferensi saling melemahkan (gelap).
Lapisan anti refleksi harus mempunyai fase
gelombang sebesar . Pemeriksaam kedua
amplitudo akan mempengaruhi pada indeks
bias dari lapisan antirefleksi dengan panjang
akan menghasilkan tebal yang sesuai.
Untuk mendapatkan kondisi amplitudo yang
ideal maka intensitas pantulan dari permukaan
lapisan antirefleksi ke permukaan lensa.
Untuk memenuhi kondisi amplitudo
maka indeks bias suatu lapisan harus sama
dengan (akar pangkat 2) dari index bias
atau sesuai dengan ketebalan optis dan tebal
lapisan harus sama dengan . Agar
memiliki indeks bias dan tebal yang ideal
maka pwlapisan harus mempunyai efek
pelekatan (adhesive) yang kuat, cukup keras
dan tahan air dibuat dengan menggunakan
Magnesium Flourida (Mgf2), karena setiap satu
lapisan magnesium flourida yang mempunyai
ketebalan yang akan mengurangi
pemantulan yang terjadi pada permukaan lensa
kacamata dari 4% menjadi 1,25% dengan
indeks bias 1,38 seperti dijelaskan oleh
Nicholas J Giordano “Lapisan antirefleksi
sering dibuat dari Mgf2, yang memiliki indeks
biasi sekitar nMgf2= 1,38. Cahaya datang yang
dipantulkan dari permukaan depan lapisan
Mgf2– permukaan kaca. Ada 180 fase
perubahan pada kedua refeleksi (seperti lapisan
sabun pada kaca), sehingga kondisi gangguan
menerapkan dan interferensi saling
menghilangkan terjadi ketika
2d = m = 0,1,2,......
Nilai terkecil yang mungkin dari d dan
karenanya lapisan MgF2 tertipis yang
memberikan interferensi destruktif sesuai
dengan m=0. Dengan demikian didapatkan
2d = (College Physics,
Volume 2 - Nicholas Giordano -
Google Books, n.d.)
Dari penjelasan diatas dapat dilihat
bahwa untuk membuat lapisan antirefleksi
dibutuhkan lapisan dari magnesium flourida
yang mempunyai index bias 1,38 dengan
ketebalan lapisan yang disesuaikan dengan
kebutuhan sehingga lapisan tersebut dapat
berfungsi dengan baik seperti lapisan tipis
sabun pada permukaan lensa atau kaca.
Bila lapisan yang digunakan memiliki
indeks bias yang mendekati atau kurang dari
1.30 akan menyebabkan amplitudi akomodasi
yang terlalu tinggi bila diterapkan pada lensa
opthalmik karena tidak bisa menetralisir
pantulan permukaan dan aberasi kromatis yang
terjadi. Lebih baik MgF2 diterapkan pada lensa
dengan indeks bias tinggi, sebagai contoh bila
digunakan pada lensa hi index dengan n=1,7
maka intensitas pantulan sinar akan berkurang
dari 6,8% menjadi tinggal 0,38%. Untuk
mengurangi panjang gelombang maka
pemantulan harus mempunyai perbedaan fase
1/2 , sehingga dari lapisan antirefleksi akan
mentrasfer pelapisan sebanyak 2 kali. Syarat
perbedaan panjang gelombang optik ideal bagi
lapisan antirefleksi harus 1/2 cahaya
monokromatis walaupun hampir semua cahaya
memiliki panjang gelombang yang sensitif
terhadapa perubahan. Panjang gelombang yang
digunakan biasanya maksimum 550 nm.
dengan panjang gelombang maksimum
tersebut pada dasarnya semua spektrum cahaya
dapat dihilangkan, tetapi pemantulan akan
sedikit meningkat pada spektum merah dan
ungu.
Penggunaan Hidrofobik
Kata “hidrofobik” sebenarnya berarti
tahan air atau dengan kata-kata normal, sesuatu
yang memiliki rasa takut pada air. Tidak
seperti perangkat optik lain, lensa kacamata
langsung terkena lingkungan. Akumulasi dari
kotoran tersebut dapat merusak sifat lensa
optik. Hal ini dijelaskan oleh José Alonso, José
A. Gómez-Pedrero, Juan A. Quiroga: “Deposit
lemak di atas permukaan lensa dapat
menghasilkan efek yang tidak diinginkan
seperti dispersi cahaya, hamburan, difraksi,
dan bahkan gangguan dengan lapisan anti
refleksi. Selain itu, jika larutan cair
bersentuhan dengan permukaan lensa, ada
kemungkinan bahwa reaksi kimia muncul
antara zat-zat yang larut dalam larutan dan
yang ada pada permukaan lensa. reaksi kimia
apapun yang melibatkan zat yang membentuk
lapisan anti refleksi menjadi perhatian khusus,
karena dapat merusak lapisan. Akhirnya, jelas
bahwa semakin sering lensa kotor, semakin
besar frekuensi pengguna hasur membersihkan
permukaan lensa, terutama jika pengguna tidak
cukup berhati-hati dalam membersihkannya
”(Alonso et al., 2019). Oleh karena itu,
industri lensa kacamata telah mengembangkan
perawatan hidrofobik untuk mencegah masalah
yang disebabkan oleh cairan yang tersimpan di
permukaan lensa. tujuan dari lapisan
hidrofobik adalah untuk mengurangi
pembentukan endapan cairan di atas
permukaan lensa dan untuk bertindak sebagai
penghalang yang melindungi lapisan dalam
dari perawatan dari perawatan permukaan,
khususnya lapisan anti refleksi.
Lapisan hidrofobik dapat dibuat dari
silane dan senyawa berbasis silazan yang
memiliki flourocarbon, perfluoro carbon,
polyfluorocarbon, fluoropolyether, atau
perfluoropoly kelompok eter. Biasanya lapisan
hidrofobik dibentuk dengan penguapan
dibawah vakum atau aplikasi cair
menggunakan stan teknik dard dip atau spin
coating. Polimer pelapis pembentuk lapisan
dapat berupa polimer apapun itu dapat dilapisi
ke permukaan hidrofobik dan membentuk
lapisan hidrofobik yang memiliki daya rekat
relatif kuat pada pemukaan.
Lapisan hidrophobik bekerja dengan
membuat permukaan lensa untuk menolak
molekul air yang tersisa di dalamnya, yang
berarti bahwa lapisan hidrophobik
melemahkan ikatan permukaan antara tetesan
air dan permukaan lensa. Ini memungkinkan
tetesan air menjauhi permukaan lensa,seperti
terlihat pada gambar di bawah ini
Gambar 1
Cara kerja lapisan hidrophobik
Hidrofobik suatu permukaan dapat
diketahui dengan menukur besarnya sudut
kontak yaitu sudut yang terbentuk antara
permukaan lapisan dengan fluida yang
diteteskan. Pada saat sudut kontak <90, maka
permukaan padatan tersebut hidrofilik, apabila
>90 permukaan padatan tersebut bersifat
hidrofobik. Dalam kasus lensa organik kita
mengukur sudut kontak dengan metode tetesan
pada permukaan halus.
Apabila energi antar permukaan solid-
vapor lebih besar dari pada energi antar
permukaan solid-liquid( ), ruas
kanan persamaan bernilai positif. Nilai sudut
kontak akan bernilai 0 sampai 90, sehingga
membasahi permukaan. Apabila cos bernilai
negatif ( ), sudut kontak melebihi
90, maka tetesan air tidak akan membasahi
permukaan lensa organik.
Berbagai pelapis yang membentuk
seluruh struktur lapisan lensa disimpan dalam
urutan yang sangat khusus. Ini sebagian, untuk
dependensi antara lapisan yang berbeda.
Sebagai contoh, salah satu misi dari lapisan
hidrofobik adalah untuk bertindak sebagai
penghalang antara media eksternal dan lapisan
AR (anti refleksi). Oleh karena itu, lapisan
hidrofobik harus diendapkan di atas lapisan
anti-reflektif. berikut urutan pengendapan dari
berbagai lapisan yang membentuk pelapis
lensa, dijelaskan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2
Susunan lapisan lensa
Sebuah lapisan hidrofobik sangat
mendukung untuk menangkal air tetes dari
permukaan lensa. Sebagai kekakuan antara
cairan dan hidrofobik eksterior lebih rendah.
Jadi, bila ada tetesan datang dan mengenai
lapisan hidrofobik maka lapisan tersebut akan
menahan cairan tersebut untuk terserap dalam
lensa dan membuat lensa kotor.
Lapisan hidrofobik lensa juga anti-
statis yang membuat debu dan partikel kotoran
jauh dari itu. Ketika partikel datang ke dalam
kontak dengan lensa, mereka cenderung hanya
jatuh.Lapisan hidrofobik juga membutuhkan
lebih sedikit pembersihan daripada yang
normal karena secara signifikan mengusir noda
dan minyak dari jari. Dengan cara ini,
membersihkan lensa jauh lebih cepat
Ada banyak permasalahan yang terjadi
jika kita tidak menggunakan hardcoat pada
lensa organik. Karena lensa organik cenderung
lebih mudah tergores dibandingkan dengan
lensa dengan bahan mineral. Salah satunya,
jika kita tidak menggunakan lapisan hardcoat
lensa akan mudah tergores yang akan
menimbulkan banyak aberasi sehingga
membuat pemakai kacamata menjadi tidak
nyaman dan akan menimbulkan banyak aberasi
sehingga transmisi cahaya yang terjadi pada
kacamata tidak bisa 100%.
Seringkali ditemukan bahwa lensa
yang sudah menggunakan lapisan antigores
ternyata tidak benar benar membuat lensa
tersebut tahan terhadap goresan, terutama jika
kita membersihkannya tidak benar. namun,
lensa yang dirawat depan dan belakang dengan
lapisan yang jelas dan anti gores memiliki
permukaan yang jauh lebih keras yang lebih
tahan terhadap goresan, baik dari menjatuhkan
kacamata Anda di lantai atau sesekali
membersihkan mereka dengan tisu.
Seiring bertambahnya waktu,
membuat lapisan antigores pada lensa menjadi
semakin tipis karena pengaruh dari proses
pembersihan lensa yang intens. Misal pada
bahan Hi-Index yang memiliki density lebih
padat dibandingkan dengan lensa jenis lain, itu
membuat lapisan hardcoat akan sulit
menempel sehingga daya rekat dari lapisan
tersebut tidak terlalu kuat. Terutama jika kita
membersihkan lensa tersebut dengan kasar. Itu
akan membuat daya rekat dari lapisan
antigores semakin berkurang. Dan perlu
diingat bahwa hardcoat adalah lapisan pertama
pada sebuah lensa, jadi jika hardcoat
mengelupas maka semua lapisan pada lensa
tersebut pun akan ikut mengelupas.
Lensa organik tanpa menggunakan
lapisan anti refleksi akan menimbulkan banyak
masalah, yang utama akan menimbulkan
banyak pantulan pada lensa kacamata. Berikut
ini beberapa bahan lensa dengan index bias
yang berbeda-beda dan akan menimbulkan
pantulan yang berbeda pula, dapat dijelaskan
pada rumus fresnel sebagai berikut:
R=
Yang mana:
R = koefisien Refleksi (Reflektansi)
= Index Bias Udara
= Index Bias Lensa
Pelengkap R adalah Koefisien
Transmisi atau Transmitansi dengan satuan T.
Nilai T adalah 1-R, jadi jika sebuah lensa
dengan index bias 1,5 maka nilai reflektansi
yang di dapat adalah sebesar 0,04 atau 4%.
Maka transmitansi yang terjadi adalah 1-0,04 =
0,96 atau 96%. Jadi cahaya yang masuk ke
mata hanya 96% saja. semakin tinggi index
bias maka semakin besar pula pantulan yang
akan terjadi. Berikut beberapa contoh
persentase pantulan pada berbagai macam
lensa organik:
a. Lensa CR-39
lensa dengan jenis ini memiliki index
bias 1,498 dan akan menimbulkan pantulan
sebesar:
R= = = 0,0397
 Jadi, lensa dengan bahan CR-39 dapat
menimbulkan pantulan sebesar 3,97% pada
setiap permukaan lensa.
b. Lensa Polikarbonat
Lensa ini memiliki index bias 1,586
dan akan menimbulkan pantulan sebesar:
R= = = 0,0513
Jadi, lensa dengan bahan polikarbonat
dapat menimbulkan pantulan sebesar 5,13%
pada setiap permukaan lensa.
c. Lensa Hi-Index
Lensa dengan bahan Hi-Index
memiliki index bias 1,74 dan akan
menimbulkan pantulan sebesar:
R= = = 0,0729
Jadi, lensa dengan bahan Hi-Index
dapat menimbulkan pantulan sebesar 7,29%
pada setiap permukaan.
Dapat disimpulkan, bahwa semakin
besar index bias pada suatu lensa maka
semakin tinggi pula pantulan yang akan terjadi
pada kacamata dan akan mengurangi transmisi
cahaya yang masuk kemata dan akan
mengurangi kekontrasan cahaya pada
mata.Lensa dengan index bias tinggi memiliki
abbe number yang rendah yang akan
menyebabkan aberasi kromatik yang semakin
tinggi. Jadi pengguna kacamata dengan index
bias tinggi akan merasakan distorsi berupa
kemunculan warna pelangi pada tepi lensa dan
akan merasakan pandangan yang tidak jernih
pada saat menggunakan kacamata tersebut.
Jika kita tidak menggunakan lapisan anti
refleksi pada kacamata maka yang terjadi
adalah mata menjadi mudah lelah karena silau
dan itu menyebabkan tidak nyaman dalam
menggunakan kacamata.
Pemberian lapisan anti refleksi
sebenarnya tidak benar benar bekerja
mamantulkan sinar, karena hanya dengan
pemberian lapisan anti refleksi standar hanya
bisa memantulkan panjang gelombangtunggal,
sedangkan untuk panjang gelombang cahaya
yang nampak masih memiliki pemantulan sisa
yang tinggi dan mengakibatkan berkas warna
pada cahaya pantulan dalam hal ini akan
terlihat warna lain dan violet.
Penggunaan lapisan anti refleksi
memang sejatinya memiliki banyak manfaat.
Tetapi menggunakan lensa dengan lapisan anti
refleksi lebih mudah tergores dibandingkan
dengan lapisan tanpa anti refleksi. Terlebih jika
kita merawat lensa kacamata dengan kasar dan
tidak hati-hati. Membuat lensa semakin
tergores dan akan membuat pengguna merasa
tidak nyaman dalam menggunakan kacamata.
Lensa organik tanpa menggunakan
lapisan hidrofobik dapat membuat lensa
menjadi lebih kotar dan membuat lensa lebih
sulit untuk dibersihkan. Tanpa menggunakan
lapisan hidrofobik, lensa lebih mudah untuk
terkena noda seperti tetesan air yang akan
menimbulkan distorsi. Tanpa lapisan
hidrofobik juga akan membuat debu dan
partikel kotoran lebih mudah menempel dan
akan membuat lensa semakin tidak nyaman
untuk digunakan.
Lensa kacamata yang dilapisi dengan
lapisan hidrofobik akan mudah tergelincir pada
saat proses pemotongan. Ini dikarenakan
lapisan tersebut sangat licin yang membuat
lensa selalu berputar pada mesin faset. Ini
merupakan masalah yang serius jika tidak
ditangani dengan benar maka akan membuat
ketidakakuratan pada kacamata.
Lapisan hidrofobik merupakan lapisan
yang terakhir diaplikasikan. Ini membuat
lapisan tersebut lebih mudah rusak dan
menjadi tidak efektif lagi dalam menahan air.
Terutama jika kita membersihkan kacamata
kita secara kasar yang dapat merusak lapisan
hidrophobik pada lensa.
Banyak masalah yang terjadi jika kita
tidak menggunakan salah satu dari lapisan
tersebut. masalah-masalah yang terjadi sangat
berhubungan antara lapisan satu dengan yang
lainnya. Misalnya jika kita tidak menggunakan
lapisan hidrofobik, maka lensa akan mudah
kotor yang mengakibatkan kita sering
mengusap lensa untuk dibersihkan.
Pengusapan yang terus menerus menimbulkan
gaya statis yang dapat membuat debu dengan
mudah menempel dan membuat gores pada
lensa tersebut, yang mana dapat membuat
lapisan anti refleksi rusak. Itu akan
berpengaruh terhadap cahaya yang masuk ke
mata, yang membuat mata mudah lelah dan
tidak nyaman dalam pemakaian kacamata
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
studi pustaka. Dengan menggunakan metode
analisis deskriptif, yaitu dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun atau
mengklarifikasi, dimana data yang didapatkan
bersumber dari literatur (kepustakaan, baik
berupa buku cetak maupun elektronik, jurnal,
catatan kerja, maupun laporan hasil penelitian
sebelumnya
PEMBAHASAN
Banyak masalah yang akan terjadi jika
kita tidak menggunakan hardcoat pada lensa
kacamata. Maka dari itu kita membutuhkan
lapisan hardcoat untuk melindungi lensa
kacamata agar tebih tahan terhadap goresan,
dan membuat lensa kacamata lebih jernih dan
transmisi yang dihasilkan akan maksimal.
Dengan menggunkan lapisan hardcoat pada
lensa juga akan membuat daya tahan lebih
pada lapisan anti refleksi.
Untuk mencegah lapisan hardcoat
tidak berfungsi dengan maksimal yang harus
kita lakukan adalah merawatnya dengan benar.
Kita harus membersihkan lensa dengan teratur
dan dengan bahan pembersih yang sesuai. Cara
tersebut dapat melindungi lensa dari goresan
dan ini akan membuat lapisan tersebut bekerja
secara maksimal.
Lapisan hardcoat pada lensa kacamata
semakin lama memang semakin menipis yang
diakibatkan oleh pembersihan lensa kacamata
yang secara intens dan dengan kasar. Kita
dapat memperlambat penipisan tersebut
dengan cara membersihkan kacamata secara
halus. Membersihkan kacamata pun harus
secara berkala tidak boleh terus menerus.
Terutama pada pengguna kacamata dengan
bahan Hi-Index, mereka harus extra hati-hati
dalam merawat kacamata tersebut. Berikut
cara membersihkan kacamata secara tepat agar
lapisan hardcoat lebih tahan lama:
1. Jangan membersihkan kacamata dalam
keadaan kering. Hal ini akan meninggalkan
goresan pada lensa secara permanen.
2. Gunakan sabun lembut yang tidak
mengandung alkohol atau cairan pembersih
khusus agar kotoran benar-benar bersih.
Hindari penggunaan bahan kimia selama
proses pembersihan.
3. Cucilah kacamata dengan air dingin atau air
yang mengalir dari keran. Jangan gunakan air
panas dan sikat karana merusak lapisan.
4. Setelahnya, keringkan satua arah
menggunakan kain berserat mikro yang sangat
halus. Hindari menekan lensa terlalu keras.
5. simpan kacamata pada tempatnya saat tidak
digunakan agar terhindar dari debu.
Dengan menggunakan lapisan
antirefleksi membuat lensa menjadi lebih
jernih dan mengurangi pantulan cahaya dan
memperbesar transmisi cahaya yang masuk ke
mata. Sebagai contoh pada lensa CR-39,
cahaya yang ditransimikan ke mata hanya
96,21%, tapi jika kita memberikan anti refleksi
pada lensa CR-39 cahaya yang ditransmisikan
bisa 100%. Dan akan membuat lensa menjadi
lebih kotras terhadap cahaya. dari segi
kosmetiknya pun, penggunaan lapisan anti
refleksi bisa memperbaiki penampilan tanpa
adanya refleksi pada kacamata.
Dengan menggunakan lapisan anti
refleksi mata menjadi lebih nyaman karena
anti refleksi dapat mengurangi silau sehingga
mata lebih rileks dalam melihat. Selain itu bagi
pengguna kacamata dengan kelainan refraksi
rendah disarankan untuk menggunakan lensa
dengan index bias rendah. Itu akan mengurangi
distorsi yang terjadi pada lensa.
Memberikan lapisan anti refleksi
standar memang sudah dapat bekerja
memantulkan sinar, tetapi ada beberapa
spektrum cahata yang masih tidak dapat
dipantulkan dengan lapisan anti refleksi
standar. Pengguanaan lapisan anti refleksi
majemuk adalah solusi yang tepat pada
permasalahan ini. Lapisan majemuk
menggunakan beberapa lapisan untuk melapisi
suatu permukaan lensa sehingga akan lebih
kompleks dan memberbaiki transmisi cahaya
dan optik. Lapisan majemuk menggunakan
prinsip pemantulan dimana sinar-sinar pantul
dari permukaan lensa misal R1, R2, R3, dan R4,
komposisi indeks bias bahan lapisan diatur
sedemikian rupa sehingga R1+R2, dan R3+R4
atau beda fase R1+R3 jumlah reflektansinya
akan sama dengan nol.
Untuk mencegah kacamata yang
menggunakan lapisan anti refleksi mudah
tergores, salah satu solusinya adalah dengan
menambahkan lapisan tahan gores pada
kacamata. Itu akan memberikan manfaat lebih
pada kacamata. Selain itu gunakanlah
kacamata dengan index bias rendah pada
penderita kelainan refraksi rendah untuk
mengurangi aberasi kromatik yang terjadi
sehingga penglihatan lebih jelas lagi.
Dengan menggunakan lapisan
hidrofobik banyak manfaat yang bisa
didapatkan. Lensa akan cenderung lebih tahan
terhadap segala macam cairan dan akan
membuat lensa lebih mudah dibersihkan dan
akan mengurangi gaya statis yang terjadi.
Lapisan hidrofobik juga membuat nyaman
dalam menggunakan kacamata karena kita
tidak harus sering membersihkan kacamata dan
tidak perlu khawatir jika keringat menetes
pada kacamata karena cairan tersebut akan
langsung tergelincir dan tidak akan mengotori
lensa kacamta.
Dengan mempertimbangkan betapa
pentingnya lapisan tersebut, kita harus bisa
merawat lapisan tersebut dari berbagai
kerusakan agar mendapatkan fungsi maksimal
dari lapisan hidrofobik. Bersihkan lensa secara
halus dan teratur agar tidak ada debu atau
kotoran yang menempel. Hindari suhu yang
terlalu panas atau terlalu dingin. Itu membuat
lapisan hidrofobik dapat terkelupas dan
membuat debu atau kotoran mudah menempel.
Seiring dengan waktu, lensa kacamata
dapat mengalami perubahan baik pada
permukaan yang mudah kotor, adanya goresan
- goresan dan unjuk kerja pembiasan lensa
yang menurun. Solusi dari permasalah
tersebut adalah kita harus menggunakan
kesemua lapisan pelindung tersebut agar
mendapatkan hasil yang maksimal untuk
sebuah kacamata, walaupun masih banyak
terdapat kekurangan pada masing-masing
lapisan tersebut, namun kelebihan dari setiap
lapisan tersebut juga dapat memperpanjang
umur kacamata dan membuat kita menjadi
nyaman menggunakan kacamata.
Dengan menggunakan lapisan
hidrofobik bisa membuat lensa tidak mudah
kotor yang berarti semakin jarang kita
mengusap lensa dan semakin sedikit gaya
statis yang timbul yang menyebabkan debu
menempel. Itu juga akan membuat lensa kita
lebih tahan terhadap goresan yang membuat
transmisi cahaya yang masuk ke mata menjadi
semakin tinggi yang membuat meningkatnya
kekontrasan pada pengguna yang membuat
kita menjadi rileks dan nyaman dalam
memakai kacamata.
KESIMPULAN DAN SARAN
Lapisan hardcoat berfungsi untuk mengurangi
efek goresan pada lensa yang mempengaruhi
kenyamanan pada pengguna kacamata, juga
dapat membuat lensa organik bertahan lebih
lama dan membatu mempertahankan nilai
estetika pada permukaan lensa organik.
Lapisan anti refleksi pada lensa organik
berfungsi menurunkan pantulan yang terjadi
baik pada permukaan ataupun pada tepi lensa
dan mempertinggi daya lalu cahaya
(transmisi), menaikkan intensitas ahaya yang
datang dan menambah nilai kosmetika
pemakai, menghilangkan atau mengurangi
terjadinya bayangan semu serta bentuk aberasi
lainnya sehingga trasmisi cahaya yang masuk
ke mata akan lebih baik dan akan
meningkatkan ketajaman penglihatan
pemakainnya. Tipe lapisan anti refleksi yang
digunakan pada lensa organik umumnya
adalah lapisan majemuk (multilayer) yang
dapat memberikan mekanisme terbaik sebagai
lapisan anti refleksi dengan mutu yang paling
baik karena hanya mengakibatkan pemantulan
sisa minimal yang terjadi baik pada permukaan
maupun tepi lensa.
Lapisan hidrofobik berfungsi untuk mencegah
masalah yang disebabkan oleh cairan yang
tersimpan pada permukaan lensa dan
mengurangi pembentukan endapan cairan
diatas permukaan lensa yang bekerja dengan
melemahkan ikatan permukaan antara tetesan
air dengan permukaan lensa dan permukaan
lensa dikatakan hidrofobik jika memiliki sudut
kontak >90. Lapisan hidrofobik yang baik
pada lensa bisa memiliki sudut kontak >150.
Sebaiknya pemakai kacamata mengetahui dan
mengenal fungsi dan kegunaan pada lapisan
hardcoat, anti refleksi dan hidrofobik pada
lensa organik, yang akan lebih meningkatkan
mutu dan kualitas serta kenyaman pada
kacamata dengan memperhatikan cara
memelihara dan merawat lensa kacamata yang
benar
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, J., Gómez-Pedrero, J. A., &
Quiroga, J. A. (2019). Modern Ophthalmic
Optics. In Modern Ophthalmic Optics. Informatika, 17(1), 71–78.
https://doi.org/10.1017/9781316275474 Wikipedia. (2020). lens.
Ariswati. (2017). Fisika Kesehatan https://en.wikipedia.org/wiki/Lens.
Dalam Keperawatan (1st ed.). Deepublish Yudoyono, G., Indarto, B., &
Publishers. Pramono, Y. H. (2015). Fabrikasi Lapisan
Arti kata plastik - Kamus Besar Antirefleksi dengan Bahan Methyl
Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (n.d.). Methacrylate (MMA) Menggunakan Metode
Retrieved November 8, 2020, from Spin Coating. XIX(November), 30–33.
https://kbbi.web.id/plastik
College Physics, Volume 2 - Nicholas
Giordano - Google Books. (n.d.). Retrieved
November 8, 2020, from
https://books.google.co.id/books?id=6a4JAAA
AQBAJ&pg=PA853&dq=lens+maker+formul
a&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwja9pLq5fHsA
hWQbSsKHYvKDIIQ6AEwAnoECAMQAg#
v=onepage&q=lens maker formula&f=false
Complete Optometric Assistant -
Sarah Morgan - Google Buku. (n.d.).
Retrieved November 8, 2020, from
https://books.google.co.id/books?id=hpX0OA
6sgWcC&lpg=PP1&dq=the complete
optometric
assistant&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q=the
complete optometric assistant&f=false
FISIKA KEDOKTERAN - Sri Jumini,
M.Pd - Google Books. (n.d.). Retrieved
November 8, 2020, from
https://books.google.co.id/books?id=SteFDwA
AQBAJ&printsec=frontcover&dq=fisika+kedo
kteran&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwill5-
a7fHsAhVXeX0KHQQfCQgQ6AEwAXoEC
AUQAg#v=onepage&q&f=false
Hidayat, W. N. (2016). Analisis
Pemahaman Konsep Mahasiswa Fisika
Terhadap Pembentukan Bayangan Pada Lensa.
Analisis Pemahaman Konsep Mahasiswa
Fisika Terhadap Pembentukan Bayangan
Pada Lensa, 1–117.
Introduction to Optics: Geometrical,
Physical and Quantum - Nkoma, John S., Jain,
Pushpendra K. - Google Books. (n.d.).
Retrieved November 8, 2020, from
https://books.google.co.id/books?id=AqSfDw
AAQBAJ&pg=PA84&dq=lens+maker+formul
a&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwja9pLq5fHsA
hWQbSsKHYvKDIIQ6AEwA3oECAUQAg#
v=onepage&q=lens maker formula&f=false
Merriam Webster. (2016).
Novida, E., & Sunandar, H. (2018).
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Produk Lensa Kacamata Menggunakan
Metode Promethee Ii. Jurnal Pelita