Anda di halaman 1dari 8

MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II

J. Antono
2023

DISAIN LENSA

a. Pengenalan Prinsip Disain Lensa


Prinsip dasar disain lensa adalah memanfaatkan sifat refraksi cahaya. Cahaya akan dibelokkan
ketika melewati medium yang berbeda indeks biasnya. Lensa terbuat dari bahan dengan indeks
bias yang lebih tinggi daripada udara, sehingga cahaya akan dibelokkan ketika melewati lensa.

www.ruangguru.com
Prinsip refraksi cahaya

Prinsip-prinsip disain lensa kacamata adalah panduan yang digunakan dalam merancang lensa
kacamata untuk memastikan kenyamanan dan kualitas penglihatan bagi pemakainya. Berikut
adalah beberapa prinsip dasar dalam disain lensa kacamata:
1. Fokus: Lensa kacamata dirancang untuk memfokuskan cahaya pada retina mata. Ini
dilakukan dengan memperhitungkan kekuatan refraksi lensa yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Kekuatan refraksi ini dapat dikoreksi untuk masalah penglihatan
seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatismus.
2. Pembesaran: Lensa kacamata juga dapat digunakan untuk memperbesar atau
memperkecil objek yang dilihat oleh mata. Pembesaran ini dapat disesuaikan dengan
kebutuhan individu, terutama dalam kasus penggunaan lensa bifokal atau multifokal.
3. Distorsi: Lensa kacamata harus dirancang untuk mengurangi distorsi optik sebanyak
mungkin. Distorsi dapat mengganggu penglihatan dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Disain lensa yang baik akan meminimalkan distorsi dan memberikan penglihatan yang
jelas dan akurat.
4. Ketebalan dan Berat: Lensa kacamata yang terlalu tebal atau berat dapat menjadi tidak
nyaman untuk dipakai. Oleh karena itu, dalam disain lensa kacamata, penting untuk
mempertimbangkan ketebalan dan berat lensa agar sesuai dengan bingkai kacamata dan
memberikan kenyamanan maksimal kepada pengguna.
MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II
J. Antono
2023

5. Material Lensa: Pilihan material lensa juga penting dalam disain lensa kacamata.
Lensa kacamata umumnya terbuat dari bahan seperti plastik atau kaca. Bahan yang
dipilih harus memenuhi kriteria kekuatan, ketahanan terhadap goresan, dan
kemampuan optik yang baik.
Prinsip-prinsip ini membantu memastikan bahwa lensa kacamata memberikan kualitas
penglihatan yang optimal dan kenyamanan bagi pengguna. Disain lensa yang baik akan
mempertimbangkan kebutuhan individu dan memberikan solusi yang sesuai untuk masalah
penglihatan yang dihadapi.

b. Variabel Disain Lensa


Variabel disain lensa merujuk pada berbagai faktor yang dapat disesuaikan dan dikendalikan
dalam proses merancang lensa optik. Variabel ini mempengaruhi kinerja dan karakteristik optik
lensa tersebut. Ada beberapa variabel yang dapat digunakan untuk merancang lensa yang
umum, yaitu:
1. Kekuatan refraksi: Kekuatan refraksi lensa ditentukan oleh perbedaan indeks refraksi
antara lensa dan medium sekitarnya. Variabel ini mempengaruhi kemampuan lensa
untuk memfokuskan cahaya dan memperbaiki masalah penglihatan.
2. Bentuk lensa: Bentuk lensa menentukan bagaimana cahaya dibelokkan oleh lensa.
Lensa spheris memiliki bentuk seperti bola, sedangkan lensa silindris memiliki bentuk
seperti silinder.

www.optikseis.com
Lensa silindris

3. Kurvatur permukaan: Kurvatur permukaan lensa mengacu pada kelengkungan


permukaan lensa. Permukaan lensa dapat memiliki kelengkungan yang sama atau
berbeda di kedua sisi lensa. Variabel ini mempengaruhi kekuatan refraksi dan
kemampuan lensa untuk memfokuskan cahaya.
MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II
J. Antono
2023
Radius kelengkungan lensa menentukan seberapa besar cahaya dibelokkan oleh
lensa. Lensa dengan radius kelengkungan yang lebih besar akan membelokkan cahaya
lebih banyak daripada lensa dengan radius kelengkungan yang lebih kecil.
4. Diameter lensa: Diameter lensa merujuk pada ukuran fisik lensa, yang dapat
mempengaruhi jumlah cahaya yang dapat melewati lensa dan sudut pandang yang
diperoleh.
5. Indeks bias lensa: Indeks bias lensa menentukan seberapa besar cahaya dibelokkan
oleh lensa. Semakin tinggi indeks bias lensa, semakin besar cahaya dibelokkan.
6. Ketebalan lensa: Ketebalan lensa merujuk pada jarak antara permukaan depan dan
belakang lensa. Variabel ini dapat mempengaruhi kekuatan refraksi dan distorsi optik
lensa. Ketebalan lensa menentukan seberapa banyak cahaya dibelokkan oleh
lensa. Lensa yang lebih tebal akan membelokkan cahaya lebih banyak daripada lensa
yang lebih tipis.
7. Material lensa: Material lensa memainkan peran penting dalam disain lensa. Material
yang digunakan dapat memiliki indeks refraksi yang berbeda, dispersi cahaya yang
berbeda, dan sifat optik yang unik. Pemilihan material lensa akan mempengaruhi
kualitas optik, bobot, dan ketahanan lensa.
8. Aberrasi: Aberrasi adalah distorsi atau ketidaksempurnaan dalam fokus lensa yang
dapat mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan. Variabel disain lensa dapat
dikendalikan untuk mengurangi aberrasi dan meningkatkan kualitas optik.
9. Disain multifokal: Lensa multifokal dirancang untuk memberikan koreksi penglihatan
pada berbagai jarak fokus, seperti lensa bifokal atau lensa progresif. Variabel disain
lensa ini memungkinkan pengguna untuk melihat dengan jelas pada jarak dekat dan
jarak jauh tanpa perlu mengganti kacamata.
Penting untuk memahami variabel disain lensa ini ketika merancang lensa optik untuk
memastikan kinerja optik yang optimal sesuai dengan kebutuhan pengguna.

c. Lengkung Dasar Lensa


Lengkung dasar lensa adalah lengkungan lensa yang paling menonjol. Lengkung dasar lensa
menentukan kekuatan lensa.
Lengkung dasar lensa dapat berupa lengkungan positif atau negatif. Lengkungan positif
membuat lensa bersifat konvergen, yaitu mengumpulkan cahaya. Lengkungan negatif
membuat lensa bersifat divergen, yaitu menyebarkan cahaya.
MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II
J. Antono
2023

id.scribd.com
Lengkung dasar lensa positif

Lengkung dasar lensa adalah salah satu elemen penting dalam disain lensa kacamata.
Lengkung dasar mengacu pada kelengkungan permukaan lensa yang menghadap ke mata
pengguna. Permukaan lensa dapat memiliki lengkungan yang melengkung ke dalam (lengkung
negatif) atau melengkung ke luar (lengkung positif).
Lengkung dasar lensa memiliki dampak langsung pada kekuatan refraksi lensa dan penglihatan
pengguna. Berikut adalah beberapa poin penting tentang lengkung dasar lensa:
1. Lengkung Negatif: Lensa dengan lengkungan dasar negatif (concave) melengkung ke
dalam. Lensa ini digunakan untuk mengoreksi masalah penglihatan seperti rabun jauh
(myopia). Lengkungan negatif membantu lensa untuk menyebarkan cahaya yang
masuk, sehingga membantu fokus cahaya pada retina mata.
2. Lengkung Positif: Lensa dengan lengkungan dasar positif (convex) melengkung ke
luar. Lensa ini digunakan untuk mengoreksi masalah penglihatan seperti rabun dekat
(hipermetropia) atau presbiopia. Lengkungan positif membantu lensa untuk
memfokuskan cahaya yang masuk, sehingga membantu penglihatan objek yang dekat.
3. Kekuatan Refraksi: Lengkung dasar lensa berhubungan langsung dengan kekuatan
refraksi lensa. Semakin besar perbedaan antara lengkungan dasar lensa positif dan
negatif, semakin besar kekuatan refraksi lensa tersebut.

4. Ketebalan Lensa: Lengkung dasar lensa juga mempengaruhi ketebalan lensa.


Lengkungan dasar yang lebih curam (baik positif maupun negatif) cenderung
menghasilkan lensa yang lebih tebal di bagian tengah. Sebaliknya, lengkungan dasar
yang lebih datar menghasilkan lensa yang lebih tipis di bagian tengah.
Pemilihan lengkung dasar lensa yang tepat sangat penting untuk memastikan koreksi
penglihatan yang optimal dan kenyamanan pengguna. Optometris akan melakukan pengukuran
yang akurat untuk menentukan lengkung dasar lensa yang sesuai dengan kebutuhan individu.
MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II
J. Antono
2023

d. Disain Spheris
Disain spheris adalah disain lensa yang paling sederhana. Lensa spheris memiliki bentuk
seperti bola. Lensa spheris dapat digunakan untuk mengoreksi miopia, hipermetropia, dan
astigmatisma.
Disain spheris adalah salah satu jenis disain lensa kacamata yang paling umum digunakan.
Lensa spheris memiliki permukaan lengkung yang memiliki kelengkungan yang sama di semua
arah, baik secara horizontal maupun vertikal. Ini berarti bahwa lensa memiliki kekuatan
refraksi yang sama di semua bagian lensa.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang disain spheris:
1. Kekuatan Refraksi: Lensa spheris digunakan untuk mengoreksi masalah penglihatan
seperti rabun jauh (myopia) atau rabun dekat (hypermetropia). Kekuatan refraksi lensa
spheris terkonsentrasi di satu titik fokus, yang membantu memfokuskan cahaya pada
retina mata.
2. Permukaan Lengkung: Permukaan lensa spheris dapat berupa lengkungan positif
(convex) atau negatif (concave), tergantung pada jenis masalah penglihatan yang perlu
dikoreksi. Permukaan lengkung yang positif membantu memfokuskan cahaya untuk
penglihatan objek yang dekat, sedangkan permukaan lengkung yang negatif membantu
menyebarkan cahaya untuk penglihatan objek yang jauh.
3. Distorsi: Lensa spheris memiliki kecenderungan untuk menyebabkan distorsi optik,
terutama di tepi lensa. Distorsi ini dapat mempengaruhi kualitas penglihatan dan
menyebabkan ketidaknyamanan. Namun, dengan teknologi dan material lensa yang
lebih baik, distorsi ini dapat dikurangi dalam disain lensa spheris modern.
4. Ketebalan Lensa: Ketebalan lensa spheris dapat bervariasi tergantung pada kekuatan
refraksi lensa dan bahan lensa yang digunakan. Lensa dengan kekuatan refraksi yang
lebih tinggi cenderung lebih tebal di bagian tengah, sedangkan lensa dengan kekuatan
refraksi yang lebih rendah cenderung lebih tipis di bagian tengah.
Disain spheris adalah disain lensa kacamata yang sederhana dan efektif untuk mengoreksi
masalah penglihatan umum. Namun, untuk masalah penglihatan yang lebih kompleks atau
spesifik, seperti astigmatismus, diperlukan disain lensa yang lebih kompleks yaitu lensa
silindris.

e. Disain Sphero Silindris


Disain sphero silindris adalah disain lensa yang menggabungkan disain spheris dan silindris.
Lensa sphero silindris dapat digunakan untuk mengoreksi astigmatisma yang parah.
MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II
J. Antono
2023

kmu.id
Lensa sphero silindris

Disain sphero silindris, juga dikenal sebagai disain toris, adalah jenis disain lensa kacamata
yang digunakan untuk mengoreksi astigmatismus. Astigmatismus adalah kondisi di mana
permukaan kornea atau lensa mata tidak memiliki kelengkungan yang merata, sehingga
menyebabkan penglihatan kabur atau buram.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang disain sphero silindris:
1. Kekuatan Refraksi: Disain sphero silindris mengkombinasikan kekuatan refraksi
sferis dan silindris untuk mengoreksi astigmatismus. Kekuatan refraksi sferis
digunakan untuk mengoreksi masalah penglihatan seperti rabun jauh atau rabun dekat,
sedangkan kekuatan refraksi silindris digunakan untuk mengoreksi astigmatismus.
2. Permukaan Lengkung: Lensa sphero silindris memiliki permukaan lengkung yang
kompleks, dengan kelengkungan yang berbeda di berbagai arah. Permukaan lengkung
ini membantu memfokuskan cahaya pada retina mata dengan benar, mengoreksi
astigmatismus dan memberikan penglihatan yang jelas.
3. Axis: Disain sphero silindris juga melibatkan penentuan sumbu atau axis
astigmatismus. Axis ini menunjukkan arah kelengkungan yang berbeda pada
permukaan lensa, yang sesuai dengan arah astigmatismus pada mata. Penentuan axis
yang akurat penting untuk memastikan koreksi astigmatismus yang tepat.
4. Distorsi: Seperti halnya disain lensa lainnya, disain sphero silindris juga dapat
menyebabkan distorsi optik, terutama di tepi lensa. Namun, dengan teknologi dan
material lensa yang lebih baik, distorsi ini dapat dikurangi dalam disain lensa sphero
silindris modern.
Disain sphero silindris adalah disain lensa kacamata yang khusus digunakan untuk mengoreksi
astigmatismus.
MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II
J. Antono
2023

f. Disain lensa plus tinggi


Disain lensa dengan tingkat plus yang tinggi mengacu pada lensa korektif yang memiliki
kekuatan refraksi positif yang signifikan. Lensa ini digunakan untuk memperbaiki masalah
penglihatan jarak dekat, seperti hypermetropia ataupun presbiopia.
Lensa plus tinggi memiliki permukaan melengkung yang lebih curam di bagian tengah dan
lebih datar di bagian tepi. Hal ini memungkinkan lensa untuk memfokuskan cahaya yang
masuk ke mata dengan cara yang benar, sehingga membantu mata melihat objek yang berada
dekat dengan jarak pandang yang jelas.
Dalam disain lensa plus tinggi, kekuatan refraksi positif yang tinggi dicapai dengan
menggunakan profil permukaan lensa yang lebih melengkung. Ini memungkinkan lensa untuk
memperkuat cahaya yang masuk ke mata, sehingga membantu mata melihat dengan jelas pada
jarak dekat.
Disain lensa plus tinggi ini biasanya digunakan dalam kacamata baca atau kacamata multifokal
untuk memperbaiki masalah penglihatan jarak dekat. Lensa ini dapat membantu mata fokus
pada objek yang berada dekat dengan mata, sehingga memungkinkan pengguna melihat dengan
jelas tanpa perlu memaksakan fokus mata.
Penting untuk diketahui bahwa disain lensa plus tinggi harus disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna.
Disain lensa plus tinggi digunakan juga untuk mengoreksi miopia yang parah. Lensa plus
tinggi dapat terbuat dari bahan dengan indeks bias yang tinggi atau memiliki radius
kelengkungan yang besar.
Lensa plus digunakan untuk mengoreksi hipermetropia. Namun, lensa plus juga dapat
digunakan untuk mengoreksi miopia yang parah. Lensa plus yang digunakan untuk mengoreksi
miopia yang parah memiliki kekuatan lensa yang lebih tinggi daripada lensa plus yang
digunakan untuk mengoreksi hipermetropia.
Penjelasannya:
Myopia adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan objek yang jauh terlihat buram.
Myopia disebabkan oleh fokus cahaya di depan retina, bukan di retina. Lensa plus digunakan
untuk mengumpulkan cahaya sehingga fokusnya jatuh di retina.
Hypermetropia adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan objek yang dekat terlihat
buram. Hypermetropia disebabkan oleh fokus cahaya di belakang retina, bukan di retina. Lensa
plus digunakan untuk menyebarkan cahaya sehingga fokusnya jatuh di retina.
Lensa plus tinggi adalah lensa plus yang memiliki kekuatan lensa yang lebih tinggi daripada
lensa plus biasa. Lensa plus tinggi digunakan untuk mengoreksi miopia yang parah. Miopia
yang parah adalah miopia dengan kekuatan lensa lebih dari -6,00 D.

Lensa plus tinggi dapat terbuat dari bahan dengan indeks bias yang tinggi atau memiliki radius
kelengkungan yang besar. Lensa plus dengan indeks bias yang tinggi akan membelokkan
MODUL Pembelajaran Klinik Optik Dispensing II
J. Antono
2023
cahaya lebih banyak daripada lensa plus dengan indeks bias yang rendah. Lensa plus dengan
radius kelengkungan yang besar juga akan membelokkan cahaya lebih banyak daripada lensa
plus dengan radius kelengkungan yang kecil.
Dengan menggunakan lensa plus tinggi, penderita miopia yang parah dapat melihat objek yang
jauh dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai