1. Definisi Konflik
Konflik adalah Manajemen adalah Kegiatan mengelola sumberdaya secara efisien untuk
mencapai tujuan organisasi. Adapun manajemen konflik adalah usaha-usaha yang perlu dilakukan
dalam rangka mencegah, menghindari terjadinya konflik serta mengurangi resiko dan
menyelesaikan konflik sehingga tidak mengganggu kinerja organisasi.
1) suatu kondisi tanpa adanya keharmonisan;
2) suatu kondisi dimana terjadi suatu pertentangan;
3) suatu kondisi dimana tidak ada kesepakatan; dan
4) konflik merupakan kondisi yang dinamis (konflik tergantung perkembangan lingkungan
strategis).
Konfik dalam organisasi adalah suatu kondisi dalam organisasi dimana terdapat
perbedaan pendapat atau pertentangan dalam menjalankan tugas untuk melaksanakan visi dan
misi organisasi. Konflik merupakan kondisi yang dapat menghambat proses pelaksanaan tugas
guna pencapaian tujuan organisasi. Konflik didefinisikan juga sebagai kondisi yang saling
bertabrakan, tidak sesuai, terjadi perseteruan, perkelahian dan interaksi yang bertentangan sebagai
akibat adanya perbedaan kepentingan dari berbagai pihak. Konflik dapat terjadi dalam kondisi
apapun, tidak terbatas oleh tempat, waktu dan subjek.
4. Manfaat manajemen konfliklainnya adalah memupuk sikap toleransi. Manajemen konflik akan
membantu Anda untuk membangun budaya organisasi yang mengedepankan fairness and
respect. Pengelolaan konflik yang efektif mampu menyelesaikan konflik di tempat kerja, tidak
membiarkannya meluas ke luar dan menyebabkan dampak lebih buruk. Manajemen konflik akan
melatih setiap karyawan untuk memiliki sikap yang menghargai setiap orang yang berbeda
pendapat, menerima hasil putusan, dan dengan besar hati menjalankan resolusi meski hasil
putusan tidak menguntungkannya.
E. Gaya Manajemen Konflik
a) Tindakan Menghindari
bersikap tidak kooperatif dan tidak asertif menarik diri dari situasi yang berkembang atau bersikap netral
dalam segala macam suasana.
b) Kompetisi Atau Komando Otoritatif
bersikap tidak kooperatif tetapiasertif bekerja dengan menentang keinginan pihak lain mendominasi
dalam suatu situasi “menang atau kalah” dan atau memaksakan segala sesuatu dengan kesimpulan
tertentu, dengan menggunakan kekuasaan yang ada.
c) Akomodasi
bersikap kooperatif, tetapi tidak asertif membiarkan keinginan pihak lain menonjol; meratakan
perbedaan-perbedaan guna mempertahankan harmoni yang menciptakan.
d) Kompromis
bersikap cukup kooperatif dan asertif tetapi tidak hingga tingkat ekstrim. Berkerja menuju kearah
pemuasan kepentingan parsial semua pihak yang berkepentingan; melaksanakan upaya tawar menawar
untuk mencapai pemecahan-pemecahan”akseptabal” tetapi bukan pemecahan optimal, hingga tak
seorangpun merasa bahwa ia menang atau kalah secara mutlak.
e) kolaborasi ( kerja sama) atau pemecahan masalah
bersikap koperatif dan asertif berupaya untuk mencapai kepuasan setiap pihak yang berkepentingan,
dengan jalan bekerja melalui perbedaan-perbedaan yang ada; mencari dan memecahkan masalah
demikian rupa,hingga setiap orang mencapai keuntungan sebagai hasilnya.
h. Jenis-jenis Konflik
Konflik yang terjadi dalam suatu organisasi atau konflik di tempat kerja antara pihakpihak yang terlibat
konflik dan saling tergantung dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi di sebut
konflik interpersonal. Beberapa konflik interpersonal
a. Konflik di Dalam Diri Individu Terjadi apabila seorang individu tidak pasti tentang pekerjaan apa yang
diharapkan akan dilakukan olehnya, apabila tuntutan tertentu dari pekerjaan yang ada, berbenturan
dengan tuntutan lain, atau apabila sang individu dituntut untuk melaksanakan hal-hal yang melebihi
kemampuannya.
b. Konflik Antar Individu di Dalam Organisasi yang Sama Terjadi karena adanya perbedaan–perbedaan
dalam kepribadian. Seringkali konflik– konflik demikian muncul karena tekanan–tekanan yang berkaitan
dengan peranan atau dari cara orang mempersonalifikasi konflik antar kelompok – kelompok.
c. Konflik Antar Individu dengan Kelompok Dianggap hal yang konflik antara individu–individu dan
kelompok-kelompok seringkali berhubungan dengan cara para individu menghadapi tekanan–tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
d. Konflik Antar Kelompok dengan Organisasi yang Sama Konflik yang banyak terjadi didalam
organisasi-organisasi, karena tiap kelompok dalam organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan yang
berbeda dan antar kelompok sendiri menginginkan segala kepentingan dan tujuannya dapat tercapai
dengan baik walaupun harus berbenturan dengan kelompok lainnya.
e. Konflik Antar Organisasi Dalam Bidang Ekonomi 7 Hani Handoko, Manajemen Modern; Konsep dan
Aplikasi...hal 9 Menyebabkan timbulnya pengembangan produk–produk baru, teknologi, dan jasa, harga–
harga lebih rendah dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
i. Hambatan Komunikasi Keenam informan mengatakan bahwa yang menjadi penghambat atau
gangguan utama pada komunikasi mereka dengan orangtua adalah sinyal yang tidak stabil.
Informan mengatakan bahwa sinyal yang tidak stabil menyebabkan komunikasi mereka
dengan orangtua menjadi tidak lancar dan sering terputus-putus. Ketika mereka sedang asik
berbicara via telepon, video call dengan orangtua, harus terhenti dikarenakan sinyal yang
buruk. Selain sinyal, yang menjadi hambatan lain dalam komunikasi informan dengan
orangtua adalah waktu luang yang dimiliki oleh informan yang semakin sedikit dan bahkan
terkadang tidak memiliki waktu untuk melakukan komunikasi dengan orangtua. Sehingga hal
ini membuat informan jarang sekali berkomunikasi dengan orangtua. Jarak antara informan
dengan orangtua yang semakin jauh juga menjadi salah satu hambatan dalam komunikasi
mereka. Informan 1, 3, dan 6 mengatakan bahwa keadaan mereka yang sekarang tidak tinggal
bersama dengan orangtua menjadi penghambat bagi mereka untuk melakukan komunikasi.
Mereka tidak dapat lagi berkomunikasi secara intens seperti yang mereka lakukan ketika
masih tinggal bersama dengan orangtua. Informan 3 mengatakan selain jarak, yang menjadi
hambatan lain dalam komunikasi nya dengan orangtua adalah ego yang dimilikinya.
Informan 3 mengatakan karena keegoisannya menyebabkan komunikasi dengan orangtuanya
menjadi tidak lancar. Informan 3 memiliki karakter yang suka mendiami orangtuanya ketika
apa yang diharapakanya dari orangtuanya tidak tercapai. Selain itu ketika sedang terlibat
konflik dengan orangtuanya, inform 3 mengatakan bahwa dia enggan untuk meminta maaf
terlebih dahulu dengan orangtuanya. Sehingga menyebabkan komunikasinya dengan orangtua
menjadi tidak lancar karena ego yang dimiliki oleh informan 3 membuatnya gengsi untuk
menelepon orangtuanya terlebih dahulu dan akan menunggu orangtuanya yang terlebih
dahulu menelepon dan meminta maaf kepada informan 3. Berbeda dengan informan 1, 3, 6
yang mengatakan bahwa jarak adalah menjadi penghambat komunikasi mereka dengan
orangtua, informan 2 mengatakan bahwa jarak tersebut tidaklah menjadi penghambat dalam
komunikasi dengan orangtua. Karena bagi informan 2, dengan adanya jarak dengan orangtua
seperti yang dialami saat ini membuat hubungannya dengan orangtua menjadi lebih
harmonis. Karena baginya, waktu singkat yang mereka miliki untuk berkomunikasi dari
telepon dirasa sangat berarti dan mereka gunakan sebaik mungkin untuk menghilangkan rasa
kangen satu sama lain. Sehingga bagi informan 2 hanya sinyal lah yang menjadi penghambat
komunikasi informan 2 dengan orangtua. Selain itu informan 4 dan 5 mengatakan selain
sinyal, yang menjadi penghambat komunikasi mereka dengan orangtua adalah kesibukan
yang mereka miliki di kampus dan organisasi yang menyebabkan mereka tidak dapat
berkomunikasi dengan orangtua setiap saat. Selain itu informan 4 menambahkan bahwa cara
pandang yang berbeda antara dirinya dan orangtua juga menjadi salah satu hambatan
komunikasi antara informan 4 dan orangtua. Selain menyebabkan komunikais menjadi jarang
dilakukan, hubungan antara informan 4 dan orangtua juga menjadi renggang karena
perbedaan cara pandang yang mereka miliki.