Anda di halaman 1dari 42

Ergonomics

Display & Control


Teknik Industri - UPNVJT
Display
Display merupakan bagian dari
lingkungan yang perlu memberi
informasi kepada pekerja agar
tugas-tugasnya menjadi lancar
(Sutalaksana,1979).

Display berfungsi sebagai suatu


sistem komunikasi yang
menghubungkan fasilitas kerja
maupun mesin kepada manusia
(Nurmianto, 1996).
Ciri Display yang Baik
Bentuk/gambar
Dapat menarik dan Menggunakan
menyampaikan warna-warna yang
menggambarkan
pesan kejadian mencolok

Proporsi huruf
/gambar dapat Menggunakan Menggunakan huruf
memungkinkan kalimat pendek dan yang baik sehingga
untuk dibaca dan lugas mudah dibaca
dilihat

Realistis sesuai
dengan Tidak membosankan
permasalahan
Jenis Display
Display Statis
• Display yang memberikan
informasi sesuatu yang tidak
tergantung terhadap waktu,
contohnya : Kaca spion, Rambu
jalan , Peta, dsb.

Display Dinamis
• Display yang menggambarkan
perubahan menurut waktu
dengan variabel, contohnya :
Speedometer, Tachometer,
Jam, dsb.
Prinsip Mendesain Visual Display
Source: Bridger (1994)

Proximity
• Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan saling
memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan. Dapat dimengerti
meskipun tanpa melihat dengan jelas.
Similarity
• Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama
(dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh
menggunakan lebih dari 3 warna.
Symetry
• Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display artinya elemen-elemen
dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal. Antara tulisan
dan gambar harus seimbang.
Continuity
• Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu
kesatuan yang utuh.
Area Pandangan Mata Manusia
Medan pengelihatan adalah sudut
terkecil yang dibentuk ketika mata
bergerak kekiri terjauh dan kekanan
terjauh:
v Pengelihatan binokuler
v Pengelihatan monokuler kiri
v Pengelihatan monokuler kanan
Bad Design VS Good Design

X DISPLAY B

DISPLAY A

Desain ideal Traffic Light

14 14
PILIH
M M M M

Timer Sound Notifier Timer


K K K K

H H H H Sound Notifier
YANG
MANA
????
Design A Design B Design C Design D
Display Instrument

Berfungsi untuk memberikan informasi


ke indera manusia (human sense).
Visual presentation dari sebuah proses
yang dinamis.
Contoh : posisi pesawat terbang ataupun
obyek lainnya yang bisa ditangkap di
layar sebuah Radar.
Desain Display pada Radar ATC
Bad Design VS Good Design

DISPLAY B

DISPLAY A
Kategori Display Equipment
Window Display – dimana informasi dapat
dibaca secara langsung. Mudah dibaca,
namun kurang baik untuk mendeteksi
terhadap perubahan.

Pointer Moving – sebuah skala sirkular


dengan sebuah penunjuk bergerak. Cukup
mudah untuk dibaca, tetapi dibandingkan
dengan tipikal window display lebih jelek.
Deteksi terhadap perubahan baik, karena
bisa/mudah diikuti fluktuasinya.

Fixed Scaled – sebuah skala sirkular yang


bisa bergerak merujuk pada penunjuk tetap.
Dibandingkan dengan dua tipikal
sebelumnya berada pada posisi yang lebih
moderate.
Komponen/Parameter Pertimbangan dalam Desain Display Instruments (1)

Pembacaan angka/nilai yang


diukur – window display terbaik
karena hanya memberikan satu
petunjuk (angka) yang ditampilkan.
Bilamana ingin melihat bagaimana
suatu proses berjalan atau
perubahan dari satu kondisi ke
kondisi yang lain, maka pointer
moving atau fixed scale akan
memberikan alternatif yang lebih
baik.
Presetting – bila instrument harus
diatur sebelumnya, maka pointer
moving display akan lebih baik
dibandingkan dengan yang lain.
Komponen/Parameter Pertimbangan dalam Desain Display Instruments (2)

Fixed atau Moving Scale ? –


secara umum fixed scale dengan
moving pointer akan lebih baik
dibandingkan dengan yang lain.

Moving pointer akan jauh lebih


mudah diikuti oleh pandangan
mata dan lebih mudah untuk
dibaca bila dibandingkan dengan
fixed scale.
Komponen/Parameter Pertimbangan dalam Desain Display Instruments (3)

Reading Errors – layout dari


instrumen displays sangat penting
terutama dalam perancangan fasilitas
transportasi /penerbangan. Layout
yang tidak baik akan menyebabkan
kesalahan persepsi dan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pilot
(operator). Akibatnya?

Tachistoscope – alat untuk


mengukur jumlah kesalahan baca
pada saat informasi data ditampilkan
dalam instrumen display dalam satuan
waktu (fraction of seconds).
Studi Reading Errors (R.B. Sleight)
Jumlah pengukuran 17 kali per
5 6 7 0.12” masing- masing untuk
setiap model skala dan dilakukan
terhadap 60 responden (subyek)
0.5 % penelitian.
11 %
Hasil % reading errors bisa dilihat

35
5 10 15 20 25
dalam berbagai eksperimen
seperti sketsa yang ada.
30
25
• Open window display
36 %
20

terbaik karena paling


kecil/rendah % reading
15

error dibanding yang lain


• Vertical scale kurang me
10

muaskan dibandingkan
dengan horizontal scale
5
Komponen/Parameter Pertimbangan dalam Desain Display Instruments (4)

Matching instrument & information


requirement.

Instrumen seharusnya menunjukkan kepada


operator informasi-informasi yang diperlukan
saja; sebagai contoh perancangan display
instrumen dibuat menurut satuan unit yang
dibutuhkan saja.
Untuk informasi dalam bentuk range (low, safe
& upper limit atau cold, warm & hot), maka

?
moving pointer merupakan pilihan yang terbaik
(macam-macam range bisa ditampilkan
dengan warna berbeda).
Display instrument dirancang dengan
menampilkan informasi yang sederhana,
komunikatif dan menjauhkan dari kemungkinan
salah baca, persepsi, interpretasi dan
pengambilan keputusan (respons).
Bad Design VS Good Design

DISPLAY B

DISPLAY A
Komponen/Parameter Pertimbangan dalam Desain Display Instruments (5)

Scale Graduation
Bentuk dial dan juga ukuran dari skala penunjuk (scale
graduation) merupakan satu hal yang penting.
Bilamana jarak dan kontras dirasakan cukup baik, maka
dimensi skala bisa dibuat cukup kecil (dalam ukuran yang
masih mudah untuk dibaca). Contoh : untuk melihat dial dari
jarak 72 cm, maka ukuran skala penunjuk bisa dibuat
sebesar + 1.3 mm.
Rekomendasi untuk kondisi kerja nyata sbb :
1. Height of biggest graduations a/90
2. Height of middle graduations a/125
3. Height of smallest graduations a/200
4. Thickness of graduations a/5000
5. Distance between two small graduations a/600
6. Distance between two big graduations a/50
Catatan :
a = jarak pandang terjauh yang diharapkan dari obyek yang
akan dilihat.
Rekomendasi Perancangan Scale Graduations (Aspek Ergonomis) # 1 :

Tinggi, tebal, dan jarak pisah dari skala


angka penunjuk (scale graduation)
harus dalam ukuran yang mudah untuk
dibaca dan errors yang kecil
kemungkinannya terjadi (walaupun
pencahayaan kurang baik).

Informasi yang ditampilkan seharusnya


benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
Pembagian skala ukuran tidak lebih kecil
dari ketelitian yang diperlukan.
Informasi “kualitatif” harus sederhana
dan tidak mudah untuk disalah
persepsikan.
Rekomendasi Perancangan Scale Graduations (Aspek Ergonomis) # 2 :

Scale graduations harus memberikan informasi yang mudah untuk


diinterpretasikan dan digunakan sesuai kebutuhannya. Dalam hal
tertentu besaran ukuran bisa disederhanakan seperti x 10, x 100, x
1000, dll.
Subdivisi seharusnya dalam bentuk ½ atau 1/5. Pembagian divisi
dengan cara yang lain akan menyulitkan pembacaan.
Rekomendasi Perancangan Scale Graduations (Aspek Ergonomis) # 3 :

Angka-angka skala penunjuk harus disesuaikan dengan scale graduation


yang utama. Berikut contoh perancangan pembagian skala yang baik
(benar) dan jelek (salah). Rancangan pembagian skala yang baik
dikaitkan dengan angka angka pembagi 5, 2 dan/atau 1 :
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20

0 60 120 180 240 300 0 30 60 90 120 150 180

0
0 2.5

4 8
5

X 7.5

12
10

16
12.5

20
0

0
1 2 3 4

10
5 6 7 8 9


10

20

0 2 4 6 8 10 0 5 10 15 20
Rekomendasi Perancangan Scale Graduations (Aspek Ergonomis) # 4 :

Ujung jarum skala tidak menghalangi


angka atau skala penunjuk. Disamping
itu juga sebaiknya tidak terlalu lebar.

X
Akan lebih baik bila ujung jarum
penunjuk berada sedekat mungkin
dengan skala yang ditunjuk (tanpa
menyentuh).
Jarum penunjuk juga harus sebidang
dengan skala dan juga mata harus


membaca dalam posisi lurus atau sudut
yang tepat dengan jarum/dial.
Letters & Figures

Black letters dengan latar belakang terang


(putih), dibandingkan dengan white letters
dengan latar belakang hitam (gelap)
akan lebih baik dan disukai.

White letters sering akan dilihat tidak jelas/


kabur. Latar belakang gelap juga akan
bisa memantulkan cahaya. Untuk pene-
rangan yang jelek, kadang-kadang white
letters justru akan tampil lebih baik.
Proporsi Huruf & Simbol
Rekoendasi tinggi huruf dan symbol (gambar)
H/4 sd H/5
H/6 h/6
Jarak Pandang

Ga
Tinggi Huruf/Gambar (cm)
Dari Mata (cm) H = tinggi huruf
besar/kapital
Sampai 50 0,25 H h = tinggi huruf
50 – 90 0,50 h
kecil
90 – 180 0,90
180 – 360 1,80 2/3 H 2/3 h
360 – 600 3,00

Informasi sebaiknya diberikan dalam bentuk simbol, grafik, charts, dll; bukan
dengan kata-kata. Dari penelitian terbukti bahwa informasi akan lebih cepat
disampaikan dalam bentuk diagram dibandingkan deskripsi kata-kata informasi
dalam bentuk diagram, simbol, dan lain-lain akan memiliki keuntungan pula
dalam hal menghindari hambatan dari segi “bahasa”.
Distance Reading

Rumus menyatakan hubungan antara ukuran huruf dengan jarak


pengamatan terhadap objek :

Ws = 1.45 x 10-5 x S x d
HL = Ws / R

Ws = Lebar garis pembentuk huruf


HL = Tinggi huruf
S = Nilai denominator ketajaman Snellen
d = Jarak pembacaan
R = Rasio lebar garis pembentuk huruf dengan tinggi huruf
Macam Interaksi Manusia-Mesin

Sistem manusia – mesin secara Manual


Manusia sebagai sumber tenaga (Power) dan sekaligus fungsi kendali
(Control). Mesin hanya sekedar menambah kemampuan dalam
menyelesaikan aktifitas.
Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis
Manusia yg melakukan proses kendali (Control). Mesin yang memberikan
sumber tenanga (Power).
Sistem manusia – mesin secara Otomatis
Manusia hanya memonitor agar mesin dapat bekerja secara baik. Mesin
berfungsi penuh sebagai sumber tenanga (Power) & Pengendali (Control)
aktifitas.
Manusia VS Mesin
MANUSIA MESIN
Kelebihan Kelebihan
• Mudah untuk menyesuaikan diri • Mempunyai sifat relatif lebih stabil
dengan lingkungan • Dapat melakaukan pekerjaan rutin
• Dapat merubah peranan dengan / massal dengan standar
cepat dan teratur • Dapat melakukan kalkulasi
dengan cepat.
• Memungkinkan dapat bekerja
dalam kondisi apapun Kekurangan
Kekurangan • Tidak daat melakukan koreksi
• Mempunyai sifat yg mudah • Tidak dapat melakukan
pengembangan sendiri
berubah-ubah
• Tidak dapat menerima beban
• Mempunyai sifat ketidakstabilan lebih
Rancangan Mekanisme Kontrol

Merupakan “interface” yang kedua dari sistem manusia-mesin, selain instrumen


display/monitor.
Dibedakan dalam (1) kontrol yang memerlukan sedikit usaha/tenaga manual yang
mudah untuk dioperasikan oleh jari-jari tangan (push-buttons, knobs, switches,
small-hand levers, dll); dan (2) kontrol yang memerlukan usaha/tenaga otot kuat
(tangan atau kaki) secara penuh pada saat dioperasikan (hand-wheels, cranks,
pedals, heavy levers, dll).
Aturan Umum Perancangan
Desain kontrol harus memperhitungkan anatomi dan fungsi anggota tubuh yang akan
mengoperasikannya; seperti jari-jari dan tangan (telapak) biasanya akan digunakan untuk
mengoperasikan gerakan kerja yang cepat dan teliti, sedangkan lengan/kaki untuk operasi kerja
yang memerlukan tenaga besar/kuat.
Hand-operated controls seharusnya dapat dengan mudah dicapai/ jangkau. Terletak diantara
ketinggian siku dan bahu, dll.
Jarak diantara masing-masing mekanisme kontrol juga seharusnya memperhatikan anatomi
tubuh. Knob/switch yang dioperasikan oleh jari-jari tangan diletakkan terpisah dalam jarak tidak
kurang dari 15 mm. Kontrol yang dioperasikan penuh oleh tangan (genggaman) harus
dipisahkan sejauh + 50 mm.
Push-buttons, tumbler switches dan rotating knobs cukup baik diaplikasikan untuk operasi-
operasi kerja yang memerlukan sedikit gerakan atau tenaga otot, langkah kecil, presisi tinggi
serta langkah-langkah kontinyu atau operasi terputus-putus (click-stops).
Long-armed levers, cranks, hand-wheels dan pedals akan cukup sesuai diaplikasikan untuk
operasi-operasi yang memerlukan tenaga (otot) cukup besar untuk beberapa lama dengan jarak
pindah panjang serta tidak memerlukan ketelitian.
Location Compatibility
Source : Wickens et.al., 2013. Engineering Psychology and Human Performance

Three control-display layout configurations illustrating


movement compatibility principles. (a) The arrow
indicates the expected control rotation direction to
increase the indicator. (b) The display is ambiguous
because the clockwise-to-increase and the Warrick
proximity of movement principles are in opposition. In
(c) these two principles are congruent.

Possible arrangements of stove burner controls.


(a) Controls adhere to colocation principle, (b)
and (c) Controls exhibit less compatible
mapping, (d) Controls solve the compatibility
problem by the visual linkages.
Standard ABCDEFG

Standard DVORAK

Standard QWERTY
Resistance

Mekanisme kontrol harus memberikan sejumlah “resistance” (tahanan) tertentu,


sehingga operasinya akan lebih positif. Resistance diperlukan agar posisi
mekanisme kendali tidak gampang berubah lokasi hanya karena sentuhan, getaran
ataupun pijakan ringan saja (misal tangan/ jari yang gemetar).
Rekomendasi untuk resistance dengan berbagai kondisi dapat diberikan sebagai
berikut :
* single handed operation 0.2 – 0.25 mkp
* pressing with one hand 1.0 – 1.5 mkp
* pedal resistance 4 – 8 mkp
Resistance yang lebih tinggi diperlukan untuk mengisolasi mekanisme kontrol
tersebut dari mekanisme yang lainnya.
Distance Apart
Jarak minimum/optimum dari dua mekanisme kontrol yang terpisah dapat
diatur sebagai berikut :
Distance Apart (in mm)
Control Mechanisms Method of Operation
Minimum Optimum

• Push Button - with one finger 20 50

• Toggle Switch - with one hand 25 50

• Main Switch - with one finger 50 100


- with both hands 75 125
• Hand Wheel - with both hands 75 125

• Rotating Knobs - with one hand 25 50


(round/bar shaped)

• Pedal - two pedals with same foot 50 100


Desain Push Button
Finger/Hand Operation
Surface area harus cukup besar untuk jari atau tangan sehingga mampu
menekan dengan mudah dan tidak gampang tergelincir.
Rekomendasi :
* Diameter 12 – 15 mm
* For an isolated emergency stop 30 – 40 mm
* Travel 3 – 10 mm
* Resistance to operation 250 – 500 g
Push button yang dioperasikan dengan jari tangan seharusnya dirancang
dengan bentuk sedikit cekung (concave); sedangkan bila dioperasikan dengan
tangan (telapak tangan mengenggam/menekan) sebaiknya berbentuk cembung
seperti jamur (mushroom) dengan dimensi direkomen dasikan :
* diameter 60 mm * Resistance to operation 1 Kp
* Travel 10 mm
Desain Toggle Switches
Mudah dan cukup diandalkan dalam operasi. Hanya memiliki 2 (dua) posisi
operasi yaitu “OFF dan ON”. Arah gerakan (travel) seharusnya vertikal dan
posisi off/on harus ditunjukkan dengan tanda yang jelas.

Konvensi untuk meletakkan “ON” untuk posisi toggle keatas; sedangkan


“OFF” untuk posisi toggle kebawah. Tiap-tiap negara bisa saja terjadi
perbedaan didalam penetapan posisi off/on ini.

Rekomendasi rancangan :
α = 450; diameter (d) = 3 - 25 mm;
α
L = 12 – 50 mm; dan resistance to L
operation = 0.25 – 1.5 kp
Desain Hand Lever
Toggle yang > 5 cm disebut dengan “hand lever” dimana untuk
mengoperasikannya akan memerlukan force yang lebih besar dengan
toggle biasa. Arah gerakan lever bisa “up-down” atau “forward-backward”.
Bilamana sebuah hand lever memiliki beberapa posisi tidak hanya sekedar
on-off maka setiap posisi harus diberi tanda (notch) yang jelas dan tertentu.
Hand lever dengan control knob untuk operasi yang teliti; dalam hal ini
knob cukup dipegang dengan jari tangan biasa. Hand lever yang
memerlukan force cukup besar untuk mengoperasi- kannya disebut dengan
“switch lever” yang dalam hal ini diklasifikasikan sebagai “heavy control”.
900
Dimensi pengoperasian sebuah switch lever :
Maximum operating force (back and
forwards 13 kp; side ways 9 kp)

Max 150 mm
Max 350 mm
Desain knobs
l Rotating Knobs
Variasi bentuk: round, arrow shaped, dll.
Syarat pokok desain knobs :
(a) fit di jari tangan yang memegang,
(b) mudah diputar pada saat dioperasikan, dan
(c) skala/ dial mudah dilihat selama dioperasikan.

l Rotating Switches
Rotating switch dengan “click stops”.
Disini operator akan menerima ‘tactile signal”
yang jelas untuk setiap posisi.
Desain Knobs
l Rotating Knobs
Variasi bentuk: round, arrow shaped, dll.
Syarat pokok desain knobs :
(a) fit di jari tangan yang memegang,
(b) mudah diputar pada saat dioperasikan, dan
(c) skala/ dial mudah dilihat selama dioperasikan.
l Rotating Switches
Rotating switch dengan “click stops”.
Disini operator akan menerima ‘tactile signal”
yang jelas untuk setiap posisi.
l Continuous Rotation Knobs
Knob tanpa “click stops”. Untuk fine & precise regulation

l Pointed Bar Knobs


Arrow shaped atau pointed bar knobs.Cepat dan mudah untuk pembacaannya.
See you in the
next meeting

Anda mungkin juga menyukai