Anda di halaman 1dari 20

VISUAL DISPLAY

 Menurut Kroemer (2001) Display memberi


informasi kepada operator mengenai status
dari peralatan.
 Display merupakan salah satu dari alat
peraga, auditory-yang berhubungan dengan
pendengaran (bel, klakson, bunyi, atau
rekaman suara), atau tactile-sesuatu yang
dapat dirasakan (seperti bentuk tombol atau
tulisan Braille).
 Label dan instruksi atau peringatan
merupakan jenis dari display.
TIPE-TIPE DISPLAY
Tipe display berdasarkan tujuannya :
1. Display Umum
 Diantaranya mengenai aturan kepentingan
umum, contohnya display tentang kebersihan
dan kesehatan lingkungan, “Jagalah
Kebersihan” yang diperuntukkan untuk umum.
2. Display Khusus
 Diantaranya mengenai aturan keselamatan
kerja khusus pada tempat-tempat khusus
(misalnya dalam industri dan pekerjaan
konstruksi), contohnya “Awas Tegangan
Tinggi”.
TIPE DISPLAY BERDASARKAN
LINGKUNGANNYA :
1. Display Statis
 Display yang memberikan informasi sesuatu
yang tidak tergantung terhadap waktu,
contohnya adalah peta (informasi yang
menggambarkan suatu kota).
2. Display Dinamis
 Display yang menggambarkan perubahan
menurut waktu dengan variabel, contohnya
adalah jarum speedometer dan mikroskop.
TIPE DISPLAY BERDASARKAN
INFORMASI YANG DISAMPAIKAN :
1. Display representatif, biasanya berupa
sebuah “Working model” atau “mimic
diagram” dari suatu mesin, salah satu
contohnya adalah diagram sinyal lintasan
kereta api.
2. Display Kualitatif
menunjukkan informasi dari kondisi yang
berbeda pada suatu sistem (tidak berbentuk
data numerik), contohnya: informasi atau
tanda On-Off pada generator, DINGIN,
NORMAL dan PANAS
3. Display Kuantitatif
 Display yang memperlihatkan informasi numerik,
(berupa angka, nilai dari suatu variabel) dan
biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun
analog untuk suatu visual display.
 Analog Indikator: Posisi jarum penunjuknya
searah dengan besarnya nilai atau sistem yang
diwakilinya, analog indikator dapat ditambahkan
dengan menggunakan informasi kualitatif (misal
merah berarti berbahaya).
 Digital Indikator: Cocok untuk keperluan
pencatata
3 KRITERIA DASAR PEMBUATAN
DISPLAY
1. Pendeteksian
 Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui
keberadaannya atau fungsinya. Untuk visual display
harus dapat dibaca, contohnya petunjuk umum
penggunaan roda setir pada mobil dan untuk auditory
display harus bisa didengar, contohnya bel rumah.
2. Pengenalan
 Tahap pendektesian selanjutnya pesan dari display
tersebut harus bisa dibaca atau didengar.
3. Pemahaman
 Pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya
memenuhi 2 kriteria diatas, display harus dapat
dipahami sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang
disampaikan.
PEMAHAMAN DAPAT DIBAGI
MENJADI 2 LEVEL:
a) Kata-kata atau simbol yang digunakan
dealam display mungkin terlalu sulit untuk
dipahami oleh pengguna/pekerja,
contohnya ; “VELOCITY” dan “COOLANT”
mungtkin kurang cepat dipahami daripada
“SPEED” dan “WATER”.
b) Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit
apabila pengguna memiliki kesulitan dalam
memahami kata-kata dasar.
 Menurut Sutalaksana (2003), teredapat beberapa ciri–ciri
pada display yang dimana berhubungan dengan produk yang
di buat, antara lain:
 1. Dapat menyampaikan pesan.
 2. Bentuk atau gambar menarik dan menggambarkan
kejadian.
 3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik
perhatian.
 4. Bentuk gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat
dilihat atau dibaca.
 5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek.
 6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
 7. Sesuai dengan permasalahan.
 8. Tidak membosankan
DISPLAY TERDIRI DARI 4 HAL
PANCA INDERA YAITU:
 1. Visual Display, yaitu display dapat dilihat
dengan menggunakan indera penglihatan yaitu
mata.
 2. Auditori Display, yaitu display dapat
didengar dengan menggunakan indera
pendengaran yaitu telinga.
 3. Tactual Display, yaitu display dapat disentuh
dengan menggunakan indera peraba yaitu kulit.
 4. Taste Display yaitu display dapat dirasakan
dengan menggunakan indera pengecap yaitu
lidah
MEMILIH DISPLAY:
 Sebuah auditory display tepat digunakan jika
lingkungan gelap, operator harus berpindah –
pindah, dan pesannya singkat, sederhana,
memerlukan perhatian dengan segera, atau
berhubungan dengan kejadian pada waktu
sekarang.
 Sebuah visual display tepat digunakan jika
lingkungan sangat ramai, operator tetap di
tempat, dan pesannya panjang, kompleks,
akan dilakukan belakangan, atau
berhubungan dengan spatial location.
”EMPAT PERATURAN POKOK”
DISPLAY :
 Display hanya menginformasikan yang penting
untuk menunjukkan pekerjaan dengan cukup.
 Display menginformasikan hanya dengan seteliti
mungkin yang diperlukan untuk tindakan
keputusan dan kontrol yang dilakukan operator.
 Informasi yang diberikan langsung, sederhana,
mudah dipahami, dan sebisa mungkin dapat
dipakai dalam kondisi apapun.
 Memberikan informasi sesuatu hal yang
gagal/rusak atau kegagalan pemakaian pada
display akan dengan segera jelas/dapat
diketahui.
4 (EMPAT) PRINSIP DALAM
MENDISAIN SUATU VISUAL DISPLAY
 1. Proximity
 Jarak terhadap susunan display yang disusun secara
bersama-sama dan saling memiliki dapat membuat
suatu perkiraan atau pernyataan. Artinya display
yang dibuat dapat dimengerti tanpa harus melihat
dengan jelas, namun dapat mengerti apa yang
dimaksud, misalnya bunyi sirine ambulance,
perlintasan kereta api, dan lain-lain.
 2. Similarity
 Menyatakan bahwa item-item yang sama akan
dikelompokkan bersama-sama (dalam konsep warna,
bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display
tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna.
 3. Symetri
 Menjelaskan perancangan untuk
memaksimalkan display, artinya elemen elemen
dalam perancangan display akan lebih baik
dalam bentuk simetrikal, yaitu antara tulisan
dan gambar harus seimbang.
 4. Continuity
 Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan
informasi kualitatif menjadi satu kesatuan yang
utuh. Hubungan satu display dengan yang lain
saling berkelanjutan membentuk satu kesatuan.
 Penggunaan Warna pada Visual Display
 Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk
kode warna. Indera mata sangat sensitif
terhadap warna BIRU-HIJAU-KUNING, tetapi
sangat tergantung juga pada kondisi terang
dan gelap.
 Visual Display sebaiknya tidak menggunakan
lebih dari 5 warna. Hal ini berkaitan dengan
adanya beberapa kelompok orang yang
memiliki gangguan penglihatan atau
mengalami kekurangan dan keterbatasan
penglihatan pada matanya. Warna merah dan
hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan
begitu pula warna kuning dan biru.
 Arti penggunaan warna pada sebuah display
adalah sebagai berikut:
 1. Merah menunjukkan Larangan
 2. Biru menunjukkan Petunjuk
 3. Kuning menunjukkan Perhatian
 Sinyal putih mempunyai maksud tidak tepat, tetapi
dapat menunjukkan bahwa fungsi pasti dalam
keadaan on.
 Sinyal hijau menunjukkan bahwa peralatan yang
sedang dimonitor dalam keadaan yang memuaskan
dan dapat diteruskan. Sebagai contoh, sebuah
lampu hijau dapat memberikan informasi “jalan
terus”, “in tolerance”, “siap”, atau “power on”.
 Sinyal kuning memberitahu bahwa sebuah kondisi
yang ada dan kewaspadaan diperlukan, bahwa
perhatian dapat dilakukan, bahwa pemeriksaan,
atau bahwa dalam keadaan keterlambatan yang tak
terduga.
 Sinyal merah memberitahu operator bahwa sistem atau
bagian dari itu sedang tidak beroperasi dan bahwa
kesuksesan operasi tidak mungkin terjadi sampai tindakan
korektif yang tepat dilakukan atau harus dilakukan. Contoh
dari penggunaan dari sinyal merah adalah memberikan
informasi mengenai kegagalan pemakaian, kerusakan,
error, dll.
 Sinyal merah yang berkelap – kelip menunjukkan keadaan
darurat yang memerlukan tindakan segera untuk mencegah
korban, kerusakan, atau konsekuensi serius yang lain.
 Biru tidak menunjukkan sinyal khusus yang berarti, tetapi
bersamaan dengan lampu merah kelap – kelip digunakan
oleh United States pada kendaraan kepolisian dan
kendaraan darurat yang lain.
KETENTUAN UNTUK MEMBUAT
HURUF

Anda mungkin juga menyukai