informasi kepada operator mengenai status dari peralatan. Display merupakan salah satu dari alat peraga, auditory-yang berhubungan dengan pendengaran (bel, klakson, bunyi, atau rekaman suara), atau tactile-sesuatu yang dapat dirasakan (seperti bentuk tombol atau tulisan Braille). Label dan instruksi atau peringatan merupakan jenis dari display. TIPE-TIPE DISPLAY Tipe display berdasarkan tujuannya : 1. Display Umum Diantaranya mengenai aturan kepentingan umum, contohnya display tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan, “Jagalah Kebersihan” yang diperuntukkan untuk umum. 2. Display Khusus Diantaranya mengenai aturan keselamatan kerja khusus pada tempat-tempat khusus (misalnya dalam industri dan pekerjaan konstruksi), contohnya “Awas Tegangan Tinggi”. TIPE DISPLAY BERDASARKAN LINGKUNGANNYA : 1. Display Statis Display yang memberikan informasi sesuatu yang tidak tergantung terhadap waktu, contohnya adalah peta (informasi yang menggambarkan suatu kota). 2. Display Dinamis Display yang menggambarkan perubahan menurut waktu dengan variabel, contohnya adalah jarum speedometer dan mikroskop. TIPE DISPLAY BERDASARKAN INFORMASI YANG DISAMPAIKAN : 1. Display representatif, biasanya berupa sebuah “Working model” atau “mimic diagram” dari suatu mesin, salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta api. 2. Display Kualitatif menunjukkan informasi dari kondisi yang berbeda pada suatu sistem (tidak berbentuk data numerik), contohnya: informasi atau tanda On-Off pada generator, DINGIN, NORMAL dan PANAS 3. Display Kuantitatif Display yang memperlihatkan informasi numerik, (berupa angka, nilai dari suatu variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog untuk suatu visual display. Analog Indikator: Posisi jarum penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau sistem yang diwakilinya, analog indikator dapat ditambahkan dengan menggunakan informasi kualitatif (misal merah berarti berbahaya). Digital Indikator: Cocok untuk keperluan pencatata 3 KRITERIA DASAR PEMBUATAN DISPLAY 1. Pendeteksian Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau fungsinya. Untuk visual display harus dapat dibaca, contohnya petunjuk umum penggunaan roda setir pada mobil dan untuk auditory display harus bisa didengar, contohnya bel rumah. 2. Pengenalan Tahap pendektesian selanjutnya pesan dari display tersebut harus bisa dibaca atau didengar. 3. Pemahaman Pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya memenuhi 2 kriteria diatas, display harus dapat dipahami sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang disampaikan. PEMAHAMAN DAPAT DIBAGI MENJADI 2 LEVEL: a) Kata-kata atau simbol yang digunakan dealam display mungkin terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna/pekerja, contohnya ; “VELOCITY” dan “COOLANT” mungtkin kurang cepat dipahami daripada “SPEED” dan “WATER”. b) Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki kesulitan dalam memahami kata-kata dasar. Menurut Sutalaksana (2003), teredapat beberapa ciri–ciri pada display yang dimana berhubungan dengan produk yang di buat, antara lain: 1. Dapat menyampaikan pesan. 2. Bentuk atau gambar menarik dan menggambarkan kejadian. 3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian. 4. Bentuk gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat dilihat atau dibaca. 5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek. 6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca. 7. Sesuai dengan permasalahan. 8. Tidak membosankan DISPLAY TERDIRI DARI 4 HAL PANCA INDERA YAITU: 1. Visual Display, yaitu display dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan yaitu mata. 2. Auditori Display, yaitu display dapat didengar dengan menggunakan indera pendengaran yaitu telinga. 3. Tactual Display, yaitu display dapat disentuh dengan menggunakan indera peraba yaitu kulit. 4. Taste Display yaitu display dapat dirasakan dengan menggunakan indera pengecap yaitu lidah MEMILIH DISPLAY: Sebuah auditory display tepat digunakan jika lingkungan gelap, operator harus berpindah – pindah, dan pesannya singkat, sederhana, memerlukan perhatian dengan segera, atau berhubungan dengan kejadian pada waktu sekarang. Sebuah visual display tepat digunakan jika lingkungan sangat ramai, operator tetap di tempat, dan pesannya panjang, kompleks, akan dilakukan belakangan, atau berhubungan dengan spatial location. ”EMPAT PERATURAN POKOK” DISPLAY : Display hanya menginformasikan yang penting untuk menunjukkan pekerjaan dengan cukup. Display menginformasikan hanya dengan seteliti mungkin yang diperlukan untuk tindakan keputusan dan kontrol yang dilakukan operator. Informasi yang diberikan langsung, sederhana, mudah dipahami, dan sebisa mungkin dapat dipakai dalam kondisi apapun. Memberikan informasi sesuatu hal yang gagal/rusak atau kegagalan pemakaian pada display akan dengan segera jelas/dapat diketahui. 4 (EMPAT) PRINSIP DALAM MENDISAIN SUATU VISUAL DISPLAY 1. Proximity Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan saling memiliki dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan. Artinya display yang dibuat dapat dimengerti tanpa harus melihat dengan jelas, namun dapat mengerti apa yang dimaksud, misalnya bunyi sirine ambulance, perlintasan kereta api, dan lain-lain. 2. Similarity Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama (dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh menggunakan lebih dari 3 warna. 3. Symetri Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display, artinya elemen elemen dalam perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal, yaitu antara tulisan dan gambar harus seimbang. 4. Continuity Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu kesatuan yang utuh. Hubungan satu display dengan yang lain saling berkelanjutan membentuk satu kesatuan. Penggunaan Warna pada Visual Display Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat sensitif terhadap warna BIRU-HIJAU-KUNING, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi terang dan gelap. Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya. Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna kuning dan biru. Arti penggunaan warna pada sebuah display adalah sebagai berikut: 1. Merah menunjukkan Larangan 2. Biru menunjukkan Petunjuk 3. Kuning menunjukkan Perhatian Sinyal putih mempunyai maksud tidak tepat, tetapi dapat menunjukkan bahwa fungsi pasti dalam keadaan on. Sinyal hijau menunjukkan bahwa peralatan yang sedang dimonitor dalam keadaan yang memuaskan dan dapat diteruskan. Sebagai contoh, sebuah lampu hijau dapat memberikan informasi “jalan terus”, “in tolerance”, “siap”, atau “power on”. Sinyal kuning memberitahu bahwa sebuah kondisi yang ada dan kewaspadaan diperlukan, bahwa perhatian dapat dilakukan, bahwa pemeriksaan, atau bahwa dalam keadaan keterlambatan yang tak terduga. Sinyal merah memberitahu operator bahwa sistem atau bagian dari itu sedang tidak beroperasi dan bahwa kesuksesan operasi tidak mungkin terjadi sampai tindakan korektif yang tepat dilakukan atau harus dilakukan. Contoh dari penggunaan dari sinyal merah adalah memberikan informasi mengenai kegagalan pemakaian, kerusakan, error, dll. Sinyal merah yang berkelap – kelip menunjukkan keadaan darurat yang memerlukan tindakan segera untuk mencegah korban, kerusakan, atau konsekuensi serius yang lain. Biru tidak menunjukkan sinyal khusus yang berarti, tetapi bersamaan dengan lampu merah kelap – kelip digunakan oleh United States pada kendaraan kepolisian dan kendaraan darurat yang lain. KETENTUAN UNTUK MEMBUAT HURUF
Pendekatan sederhana untuk kandil jepang dalam berinvestasi: Panduan pengantar untuk trading kandil dan strategi analisis teknikal yang paling efektif dalam bidang kandil Jepang