Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM

KERJA I
“PENERAPAN ERGONOMI DALAM DISPLAY”

DOSEN PEMBIMBING
RESY KUMALASARI, ST.,M.Sc

Disusun Oleh :
Kelompok I

1. Nur Aliza 2026201022


2. Sri Naldi Fitri 2026201013
3. Viellani Hazanah 2026201017
4. Mohd. Asrul Baroqah 2026201020
5. Wahyu Pratama 2026201007

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PRODI S1 TEKNIK INDUSTRI
BANGKINANG KOTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Adapun laporan yang berjudul “Penerapan Ergonomi Dalam Display” ini
kami buat dalam rangka memenuhi tugas praktek ergonomi dan perancangan system kerja
1 dari Dosen yaitu Ibu Resy Kumalasari,ST.,M.Sc

Laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan pemahaman


tentang pentingnya penerapan ergonomi dalam membuat display.Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Bangkinang, 21 Desember 2021

Penyusun

KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ergonomi adalah ilmu yang mengaji interface antara manusia dengan komponen sistem
dengan segala keterbatasan dan kemampuan manusia yang menekankan hubungan optimal
antara lingkungan kerja sehingga tercipta sebuah sistem kerja yang baik dalam meningkatkan
performansi, keamanan dan kepuasan pengguna . Ergonomi dapat membantu manusia untuk
meningkatkan efisiensi waktu kerja, meningkatkan efisiensi pemakaian otot dan energi,
meningkatkan kenyamanan, menurunkan resiko kecelakaan kerja, menurunkan resiko penyakit
akibat kerja, menurunkan resiko kelelahan, menghindari resiko kebosanan, menekan angka
absensi karyawan, menekan biaya tidak terduga, menekan angka man-days/hours dan
sebagainya yang sangat menguntungkan semua pihak . Salah satu ruang lingkup ergonomi
adalalah infirmasi dan display.
Manusia membutuhkan berbagai macam informasi untuk mempermudah aktivitas dalam
hidupnya. Proses penginderaan merupakan proses mendeteksi adanya fenomena, rangsangan
(stimulus) maupun informasi di sekeliling kita. Mata sebagai alat indera penglihatan memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena dengan menggunakan mata, banyak objek
dan kejadian yang dapat kita ketahui. Dengan penglihatan, pekerjaan dapat dilakukan dengan
baik, karena seluruh objek dan kejadian dapat diketahui. Dikarenakan peranannya yang sangat
penting dalam melaksanakan suatu pekerjaan, khususnya dalam dunia industri. Maka,
kemampuan alat penglihatan yang maksimal sangat diperlukan meskipun funsi mataitu sendiri
juga dipengaruhi oleh hal-hal lain diluar objek penglihatan. Namun demikian, kemampuan
mata untuk melihat pada dasarnya dibatasi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan
akomodasi, jarak pandang, ukuran objek, kekontrasan warna serta pencahayaannya.
Keterbatasan untuk melihat akan memiliki dampak pada perencanaa display sebagai
penyampaian informasi. Dalam suatu lingkungan kerja, penyampaian informasi merupakan hal
yang sangat penting agar terhindar dari kesalahan. Kondisi lingkungan kerja berpengaruh
terhadap lingkuungan kerja.
Display merupakan alat peraga yang menyampaikan informasi kepada organ tubuh
manusia dengan berbagai macam cara. Penyampaian informasi tersebut didalam”sistem
manusia-mesin” merupakan suatu proses yang dinamis dari presentasi visual indera
penglihatan. Proses tersebut akan sangat banyak dipengaruhi oleh design dari alat
peraganya.Display berfungsi sebagai suatu ”sistem komunikasi”yang menghubungkan antara
fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia. Variabel yang bertindak sebagai mesin dalam
hal ini adalah stasiun kerja dengan perantaraannya adalah alat peraga. Manusia di sisi lain,
berfungsi sebagai operator yang dapat diharapkan untuk melakukan suatu kegiatan yang
diinginkan.
Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada
pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar. Arti informasi di sini cukup luas, menyangkut
semua rangsangan yang diterima oleh manusia baik langsung maupun tidak langsung. Contoh
dari display diantaranya adalah jarum penunjuk speedometer, keadaan jalan raya yang
memberikan informasi langsung ke mata, dan peta yang menggambarkan keadaan suatu kota.
Jalan raya merupakan contoh dari display langsung, karena kondisi lingkungan jalan bisa
langsung diterima oleh pengemudi. Jarum penunjuk speedometer merupakan contoh display
tak langsung, karena kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum
speedometer sebagai pemberi atau perantara informasi. Dalam prosesnya, manusia
membutuhkan suatu sistem untuk dapat menangkap dan memproses informasi yang disajikan
dari suatu display.
Mata merupakan alat indera pada mausia yang berperan paling penting dalammenangkap
informasi dari suatu display. Namun demikian kemampuan mata untukmelihat dibatasi oleh
sejumlah faktor, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal.Faktor internal yang membatasi
kemampuan manusia antara lain adalah kemampuanakomodasi. Sedangkan faktor eksternal
yang berpengaruh antara lain adalah jarakpandang, ukuran objek, kekontrasan, serta
pencahayaannya. Oleh karena itu, display sebagai alat untuk memberikan informasi,
harusdirancang sedemikian rupa agar dapat ditangkap oleh alat indera untuk kemudiandapat
diproses dan diartikan dengan baik oleh manusia sebagai penerima informasi. Display yang
baik merupakan display yang dapat menyampaikan informasi selengkapmungkin tanpa
menimbulkan banyak kesalahan dari manusia sebagai penerima.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Pada saat melaksanakan Praktikum ergonomi dan system perancangan kerja yaitu
tentang penginderaan dan informasi, di mana perumusan masalah yang akan disampaikan
adalah keterbatasan alat indera seperti mata untuk melihat yang berdampak pada perancangan
obyek yang ergonomis, perancangan display, warna sebagai sarana penyampaian
informasi,perancangan dan perbaikan bentuk dan ukuran huruf atau angka agar lebih jelas dan
ergonomis, perancangan kontras warna agar lebih baik, guna untuk menghindari kesilauan dan
kepekaan terhadap cahaya. Selain itu untuk penyampaian pesan melalui simbol harus jelas dan
mudah dimengerti.
Untuk dapat menerapkan keergonomisan perlu informasi yang lengkap mengenai
kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Informasi ini salah satunya didapat dari
penyelidikan tentang display. Dari keterbatasan penglihatan manusia yang didapat maka
informasi atau display dapat dirancang denganm emperhatikan ukuran objeknya, jarak
penglihatan normal, rasio geometri huruf yang dirancang, kontras warna dan pencahayaan

1.3 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk menentukan dan mengidentifikasi objek informasi yang tidak ergonomis,baik
dalam bentuk teks, simbol, dan display menjadi ergonomis.
2. Untuk mengetahui cara penggunaan aplikasi Corel Draw sebagai desain rancangan dari
kalimat “PROGRAM”
3. Untuk memahami, menjelaskan dan merancang suatu informasi berupa teks,simbol
maupun display. Selain itu praktikum juga diharapkan mampu untuk memperbaiki
informasi-informasi yang tidak ergonomis sehingga didapatkan sistem kerja yang
ergonomis dan efisien berdasarkan faktor internal seperti kemampuan akomodasi dan
faktor eksternal seperti jarak/pandang, ukuran objek,kekontrasan serta
pencahayaannya.
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi terpenting dari mata seseorang yang
meliputiketajaman penglihatan, kecepatan persepsi dan persepsi warna dimana
fungsitersebut dapat diidentifikasikan normal atau tidak norma.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN DISPLAY

Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada
pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar. Arti informasi disini cukup luas, menyangkut
semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Contoh dari display diantaranya adalah jarum penunjuk speedometer, keadaan jalan raya
memberikan informasi langsung ke mata, peta yang menggambarkan keadaan suatu
kota. Jalan raya merupakan contoh dari display langsung, karena kondisi lingkungan jalan
bisa langsung diterima oleh pengemudi. Jarum penunjuk spedometer merupakan contoh
display tak langsung karena kecepatan kendaraan diketahui secara tak langsung melalui jarum
speedometer sebagai pemberi informasi (Sutalaksana, 1979)
Agar display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan manusia dalam
melaksanakan pekerjaannya maka display harus dirancang dengan baik. Perancangan display
yang baik adalah bila display tersebut dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin
tanpa menimbulkan banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya.
Sedangkan menurut Sutalaksana (1996), Display yang baik harus dapat menyampaikan
pesan tertentu sesuai dengan tulisan atau gambar yang dimaksud dalam display atau sejenis
poster. Ciri-ciri display dan poster yang baik adalah:
1. Dapat menyampaikan pesan.
2. Bentuk/gambar menarik dan menggambarkan kejadian.
3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian.
4. Proporsi gambar dan hururuf memungkinkan untuk dapat dilihat/dibaca.
5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek, lugas, dan jelas.
6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
7. Realistis sesuai dengan permasalahan.
8. Tidak membosankan.
Berdasarkan tujuannya, secara garis besar poster terdiri atas dua bagian,yaitu poster
untuk tujuan umum dan poster untuk tujuan khusus. Poster umum, diantaranya mengenai
aturan keselamatan kerja umum, poster tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan, poster
mengenai kesalahan-kesalahan manusia dalam bekerja. Sedangkan poster untuk tujuan khusus
diantaranya, poster-poster dalam industri, pekerjaan konstruksi. Dengan demikian pesan-
pesan yang dikandung bersifat spesifik untuk lingkungan yang bersangkutran. Misalnya poster
untuk bahaya penggunaan lift, tangga, penyimpanan benda-benda mudah terbakar atau mudah
meledak.
Ukuran poster bervariasi mulai dari stiker yang berukuran kecil sampai yang berukuran
besar. Tetapi umumnya berukuran sebesar kalender. Poster berukuran kecil biasanya dalam
bentuk stiker yang mudah ditempel dimana-mana, misalnya “Dilarang Menumpang” dapat
ditempel di bagian forklift dan buldoser.
Display yang berbentuk rambu-rambu berbahaya, biasanya dipasang pada dinding,
pintu masuk atau pada tiang-tiang. Display ini berbentuk seperti rambu-rambu lalu lintas
(berbentuk bulat, segitiga, segiempat atau belah ketupat)
Peran ergonomi sangat penting dalam membuat rancangan display dan poster yang
memiliki daya sambung yang tinggi dengan pembaca. Display dan poster harus mampu
memberikan informasi yang jelas. Konsep”Human Centered Design” sangat kuat dalam
pembuatan display dan poster karena terkait dengan sifat-sifat manusia sebagai “penglihat dan
pemaham isyarat”.

2.2 Tipe-Tipe Display

Sehubungan dengan lingkungan, display terbagi dalam dua macam yaitu: Display
Statis dan Display Dinamis. Display Dinamis adalah display yang menggambarkan perubahan
menurut waktu, contohnya mikroskop dan speedometer. Display Statis memberikan informasi
yang tidak tergantung terhadap waktu, misalnya informasi yang menggambarkan suatu kota
(Sutalaksana, 1996).
Menurut Galer (1989), Display dan Informasi yang disampaikan terbagi atas tiga tipe,
yaitu (1) Display Kualitatif, (2) Display Kuantitatif, dan (3) Display Representatif. Untuk jenis
Display Kualitatif merupakan penyederhanaan dari informasi yang semula berbentuk data
numerik. Contoh display kualitatif misalnya informasi atau tanda ON, OFF pada
generator, DINGIN, NORMAL, PANAS pada pembacaan temperatur, BELL dan BUZZER
untuk menunjukkan informasi kehadiran, lampu kelap-kelip dan sirine sebagai tanda
peringatan (Warning devices). Jenis Display Kuantitatif memperlihatkan informasi numerik
dan biasanya disajikan dalam bentuk Digital ataupun Analog untuk suatu Visual
Display. Untuk Display Representatif, biasanya berupa sebuah “working model” atau “mimic
diagram” dari suatu mesin. Salah satu contohnya adalah diagram sinyal lintasan kereta api.
2.3 Warna pada Visual Display

Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat sensitif
terhadap warna BIRU-HIJAU-KUNING, tetapi sangat tergantung juga pada kondisi terang dan
gelap. Dalam Visual Display sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna. Hal ini
berkaitan dengan adanya beberapa kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau
mengalami kekurangan dan keterbatasan penglihatan pada matanya. Warna merah dan hijau
sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna kuning dan biru (Galer,
1989). Sedangkan menurut Bridger,R.S (1995) terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan
dalam penggunaan warna pada pembuatan display. Kelebihannya antara lain: memberi
tanda untuk data-data yang spesifik, informasi dapat lebih cepat diterima, dan dapat terlihat
lebih natural. Sedangkan kekurangan dalam penggunaan warna pada pembuatan display
diantaranya: dapat menyebabkan “fatique”, membingungkan dan mungkin dapat memberikan
reaksi yang salah, dan tidak bermanfaat bagi orang yang butawarna.

2.4 Prinsip-Prinsip Mendesain Visual Display

Menurut Bridger,R.S (1995) ada 4 (empat) prinsip dalam mendesain suatu visual display
yaitu:
1. Prinsip PROXIMITY
2. Prinsip SIMILARITY
3. Prinsip SYMETRY
4. Prinsip CONTINUITY
Uraian lengkap lihat dan baca buku Introduction to Ergonomic, chapter 13.
Berger dalam Sutalaksana (1979) pernah menyelidiki, berapa jauh orang dapat melihat
huruf berdasarkan perbandingan antara tabel dan tinggi huruf yang berbeda-beda. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa untuk huruf yang berwarna putih dengan dasar hitam
perbandingan 1:13,3 merupakan yang paling baik, dalam arti kata dapat dilihat dari tempat
yang paling jauh terhadap yang lainnya yaitu dari jarak 36,5 meter. Sedangkan untuk huruf
yang berwarna hitam dengan dasar putih, perbandingan 1:8 merupakan perbandingan terbaik,
yaitu dapat dilihat dari jarak 33,5 meter.
2.5 Rumus Perhitungan dalam Pembuatan Display

Terdapat beberapa rumus yang diperlukan untuk menghitung ukuran-ukuran dalam


membuat display. Ukuran-ukuran tersebut antara lain tinggi, lebar, tebal, jarak antar
huruf, dan beberapa ukuran spesifik lainnya.
BAB III

METODOLOGI PEMBUATAN

3.1 Perhitungan Pembuatan Display

Diketahui jarak visual = 20 m = 20.000 mm

20.000
Tinggi hu ruf besar = = 100 mm
200

2
Lebar huruf besar = x 100 = 66,6 mm
3

1
Tebal huruf = x 100 = 16,6 mm
6

1
Jarak antar 2 huruf = x 100 = 25 mm
4

3.2 Design Display

Untuk membuat design display ada beberapa alternative aplikasi yang bisa
digunakan. Seperti Microsoft office word, Microsoft office excel,photoshop, corel
draw,Auto CAD dll. Namun pada praktikum kali ini, kami memilihin menggunakan
Corel Draw. Menurut kami hasil gambar yang dihasilkan lebih baik, kemudahan
dalam penggunaannya serta didukung dengan tersedianya banyak tool baik
selection,editing, dan pemberian efek .
3.3 Cetakan Display

3.3.1 Alat dan Bahan


1. Sterofoam
2. Lilin ( sebagai alat pembakar cutter agar lebih mudah)
3. Gunting
4. Pisau Cutter
5. Lem Kertas
6. Mancis
7. Laptop untuk design display
8. Hasil Pola Display

3.3.2 Dokumentasi Kerja Kelompok


3.3.3 Anggaran Biaya

Alat dan Bahan Banyak Harga


No.

1 Sterofom 1 Rp 10.000

2 Pisau cutter 2 Rp 5000

3 Gunting 1 Rp 3000

4 Lilin dan Mancis 1 Rp 5000

5 Biaya Print Rp 7.000

TOTAL Rp 30.000
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS PERANCANGAN DISPLAY


Dalam membuat suatu display perlu memperhatikan prinsip ergonomi.
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari prilaku manusia dengan lingkungan dan
pekerjaan nya. Singkatnya ergonomi menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi waktu kerja, efisiensi otot
dan energy, serta kenyamanan kerja. Display yang baik merupakan display yang dapat
menyampaikan informasi dengan mudah yang terdapat didalam gambar, tulisan atau
simbol. Penerapan ergonomi sangat mempengaruhi tersampaikannya informasi dalam
sebuah display. Pada praktikum kali ini,display dibuat sesuai rumus rumus perhitungan
yang tepat. Dengan jarak visual 20 m (20.000 mm) diperoleh lebar huruf 66,6 mm, tinggi
huruf 100 mm, tebal 16,6 mm dan jarak antar 2 huruf 25 mm. Melalui perhitungan ini,
isi display diharapkan mampu mudah dipahami oleh pembaca sampai pada jarak 30 m.

Display didesign dengan huruf yang mudah dimengerti, pemilihan warna juga
mepengaruhi tersampaikannya pesan. Warna yang mencolok dinilai lebih menarik
perhatian. Oleh karena itu, kami memilih warna biru agar terlihat jelas dari kejauhan,
terlebih dinding laboratorium berwarna cream. Sehingga dengan latar berwarna cream,
display berwarna biru akan terlihat jelas dan mencolok namun tetap menarik. Untuk
design display sendiri, kami menggunakan Corel draw. Corel draw memliki beberapa
kelebihan diantara aplikasi lainnya, diantaranya gambar yang dihasilkan lebih baik,
kemudahan dalam penggunaannya serta didukung dengan tersedianya banyak tool baik
selection,editing, dan pemberian efek .
4.2 HASIL DISPLAY

Anda mungkin juga menyukai