Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nindya Dwi Astuti

NIM : 1702121986

Ujian Akhir Semester Manajemen Koperasi

1. a.) RUANG LINGKUP DAN LEMBAGA PEMERINGKAT KOPERASI (Bagian Kesatu)

Pasal 4
Ruang lingkup pemeringkatan koperasi meliputi 5 (lima) aspek koperasi, yang terdiri dari:
a. aspek kelembagaan koperasi;
b. aspek usaha koperasi;
c. aspek keuangan koperasi;
d. aspek manfaat koperasi terhadap anggota;
e. aspek manfaat koperasi terhadap masyarakat.
Pasal 5
(1) Aspek kelembagaan koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi
legalitas badan hukum aktif keanggotaan, kepengurusan, program kerja, standar operasional
prosedur, standar operasional manajemen, peraturan khusus, rapat anggota dan karyawan,
rasio peningkatan jumlah anggota serta persentase kehadiran dalam rapat anggota.
(2) Aspek usaha koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, ditunjukkan dengan
membaiknya keterikatan anggota terhadap anggota lain maupun terhadap organisasi, dalam
hal rasa tanggung renteng atau kemauan untuk berbagi resiko (risk sharing), tingkat
pemanfaatan pelayanan koperasi, penambahan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan
kapasitas produksi, dan peningkatan keuntungan;

(3) Aspek keuangan koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, ditunjukkan dengan
struktur permodalan, kondisi kemampuan penyediaan dana, serta ukuran-ukuran kuantitatif
lainnya, seperti, prosentase pelunasan simpanan wajib, dan prosentase besaran simpanan
sukarela;
(4) Aspek manfaat koperasi terhadap anggota sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d
ditunjukan dengan meningkatkan penghasilan anggota, menawarkan barang dan jasa yang
lebih murah, menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan, menumbuhkan sikap
jujur dan terbuka;

(5) Aspek manfaat koperasi terhadap masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e,
ditunjukan dengan seberapa jauh usaha yang dijalankan koperasi dapat menyerap tenaga kerja
setempat serta seberapa banyak jumlah layanan koperasi yang dapat dinikmati oleh masyrakat
umum termasuk peran koperasi ikut mereduksi kemiskinan masyarakat setempat.

(6) Kriteria dan indikator penilaian dalam aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) diatur dalam Peraturan Deputi Bidang Kelembagaan.

b.) Tujuan Peraturan ini adalah :


a. mengetahui tingkat kinerja koperasi dalam suatu periode tertentu;

b.menunjukkan keberhasilan dan eksistensi koperasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan;

c. tumbuhnya kesadaran koperasi akan pentingnya hasil pemeringkatan koperasi;


d. meningkatnya kepercayaan anggota koperasi,masyarakat, mitra kerja dan pemangku
kepentingan kepada koperasi.

Sasaran pemeringkatan koperasi adalah sebagai berikut :

a. terciptanya kesadaran para pengurus, pengelola dan anggota koperasi untuk menumbuhkan
koperasi ke arah yang lebih besar;

b. terwujudnya tingkat kepercayaan dunia perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta
calon investor;
c. terwujudnya daya tarik koperasi untuk bermitra dengan lembaga lainnya;
2. Cara Mengembangkan Koperasi di Indonesia yaitu :

1. Mensosialisasikan Koperasi

Cara yang paling utama adalah mensosialisasikan koperasi kepada masyarakat mengenai apa
itu koperasi sendiri , manfaat nya, tujuan nya, dan bagaimana jika seseorang ingin meminjam
modal di koperasi, serta bagaimana jika seorang investor ingin menanamkan modalnya di
koperasi.

terutama hal ini sangat perlu dilakukan di daerah pedesaan , karena seperti yang kita ketahui
bahwasannya orang-orang yang tinggal di pedesaan umumnya masih belum memahami apa
makna dari koperasi itu sendiri.

2. Mendirikan koperasi-koperasi di berbagai wilayah di indonesia

Hal ini perlu dilakukan karena dengan banyak nya jumlah koperasi-koperasi yang tersebar,
masyarakat lambat laun akan memahami dan mau bergabung dengan koperasi itu sendiri yaitu
sebagai konsumen atau pun investor yang mau menanamkan modalnya di koperasi

3. Mendirikan koperasi di Lingkungan sekolah, kampus, dan Lingkungan kerja.

Dengan mendirikan koperasi di lingkungan sekolah dan kampus membuat para siswa/siswi
maupun para mahasiswa dan mahasiswi menjadi terbiasa dengan koperasi dan bisa
menumbuhkembangkan jiwa koperasi kepada para siswa yang kelak akan menjadi penerus
pembangunan bangsa dan Negara.

4. Meningkatkan Daya jual Koperasi

Meningkatkan daya jual koperasi penting di dalam koperasi itu sendiri misalnya dengan :
meningkatkan mutu dan kulaitas barang-barang yang ingin dijual di koperasi, meningkatkan
pelayanan para anggota koperasi, membujuk para investor untuk mau menanamkan modalnya
di koperasi,

5. Memberikan Bonus terhadap pembelian barang-barang

Dengan memberikan bonus terhadap pembelian barang-barang yang di beli oleh konsumen,
maka para konsumen akan tertarik untuk membeli barang-barang keperluan nya di koperasi,
contohnya : jika ada seorang konsumen yang membeli barang-barang dalam jumlah banyak
maka koperasi memberikan satu barang gratis sebagai bonus untuk konsumen atas pembelian
nya dalam jumlah banyak tersebut.

6. Peranan Pemerintah

Peranan pemerintah dalam mendukung dan mengembangkan koperasi sangat diperlukan ,


karena sudah sangat jelas pendirian koperasi sudah ada di dalam undang-undang dasar 1945
pada pasal 33 ayat (1), yang menempatkan koperasi sebagai sokogurunya perekonomian atau
sebagai fondasi dari perekonomian Negara kita karna melihat tujuan untuk kepentingan orang
banyak dan mensejahterakan para anggotanya.

3. Masalah-masalah berkembangnya Koperasi di indonesia yaitu Permasalahan internal dan


eksternal :

Permasalahan Internal

1. Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas;


2. Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap jabatan” ini
menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang
sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;

3. Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;


Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan fasilitas (mesin-
mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini mengakibatkan harga pokok yang relative
tinggi sehingga mengurangi kekuatan bersaing koperasi;

4. Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga menyediakan


data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan
kurang memenuhi kebutuhan;

5. Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak
berhutang kepada koperasi;

6. Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila ingin
memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha
besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak tergerak hatinya menjalankan
usaha besar yang kompleks.

b. Permasalahan Eksternal

1. Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang
usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;

2. Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya
dengan baik, misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi
melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.

3. Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu
yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan
ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
4. Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarangtidak
dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.

4. cara yang baik untuk memajukan koperasi di indonesia adalah sebagai berikut :

1. Membenahi kondisi internal dalam koperasi

Adalah praktik-praktik operasional yang tidak efisien dan juga mengandung kelemahan dalam
kinerjanya perlu dibenahi secara cepat. Dengan adanya dominasi pengurusan yang berlebihan
dan tidak sesuai dengan aspeknya perlu dibatasi dengan cara peraturan-peraturan yang
menutup celah penyimpangan koperasi

2. Memperbaiki koperasi secara keseluruhan

Adalah Kementerian Koperasi dan UKM perlu menyiapkan sebuah blue print pengelolaan
koperasi secara efektif. Blue print koperasi ini nantinya bisa diharapkan akan menjadi panduan
untuk seluruh koperasi di Indonesia dalam menjalankan kegiatan operasinya secara profesional,
efektif dan efisien.

3. Menerapkan Sistem GCG

Adalah Koperasi perlu mencontoh implementasi good corporate governance(GCG) yang telah
diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG
dalam beberapa hal dapat diimplementasikan pada koperasi. Untuk itu, regulator, dalam hal ini
Kementerian Koperasi dan UKM perlu memperkenalkan secara maksimal suatu konsep good
cooperative governance (disingkat juga dengan GCG) atau tatakelola koperasi yang baik agar
koperasi dapat menjadi lebih maju dalam bidangnya. Perkembangan koperasi di Indonesia
semakin lama semakin menunjukkan perkembangan menggembirakan. Sebagai salah satu pilar
penopang perekonomian Indonesia, keberadaan koperasi sangat kuat dan mendapat tempat
tersendiri di kalangan pengguna jasanya.
4. Merekrut anggota yang berkompeten

Adalah Tidak hanya orang yang sekedar mau menjadi anggota melainkan orang-orang yang
memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi. Contohnya dengan
mencari pemimpin yang dapat memimpin dengan baik, kemudian pengelolaan dipegang oleh
orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Serta perlu dibuat pelatihan bagi
pengurus koperasi yang belum berpengalaman.

5. Meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan sarana promosi

Adalah Untuk meningkatkan daya jual koperasi, yang akan saya lakukan adalah membuat
koperasi lebih bagus lagi. Membuat koperasi agar terlihat menarik supaya masyarakat tertarik
ntuk membeli di koperasi mungkin dengan cara mengecat dinding koperasi dengan warna-
warna yang indah, menyediakan AC, ruangan tertata dengan rapi dan menyediakan pelayanan
yang baik sehingga masyarakat puas. koperasi pun memerlukan sarana promosi untuk
mengekspose kegiatan usahanya agar dapat diketahui oleh masyarakat umum seperti badan
usaha lainnya salah satu caranya dengan menyebarkan brosur dan membuat spanduk agar
masyarakat mengetahuinya.

5. faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha koperasi, yaitu:

a. Pendidikan Perkoperasian Anggota

Pendidikan dan latihan pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh semua bentuk organisasi, besar
maupun kecil, termasuk pula perkumpulan koperasi. Menurut Sudarsono (2005:37) dikatakan
bahwa pada gerakan koperasi masalah pendidikan dan latihan ini sangat urgen sebab dalam
penyelenggaraannya terkandung dimensi ideologi yang harus dipatuhi. Di sinilah antara lain
pentingnya masalah pendidikan dan latihan koperasi. Selain itu pendidikan dalam koperasi
bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran koperasi di kalangan anggota pada
umumnya (termasuk pengurus, badan pengawas, dsb) serta untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan personil-personil yang menangani bidang usaha.

b. Permodalan Koperasi

Sumber modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Untuk modal sendiri
dapat diklasifikasikan sebagai modal internal. Sifat dari jenis dana ini adalah tertanam untuk
jangka waktu yang tidak terbatas sebab sepanjang koperasi berdiri.

c. Pengalaman Pengurus

Pengalaman kerja menurut Manulang (1984:15) dikatakan sebagai proses pembentukan


pengetahuan dan ketrampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan
tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Menurut Undang- undang No. 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian dijelaskan tentang kedudukan pengurus sebagai pemegang kuasa rapat
anggota dan memiliki tugas serta wewenang. Lebih jauh dikatakan oleh Sudarsono (2005: 45)
bahwa pengalaman-pengalaman tertentu yang sesuai sangat berguna dalam praktik mengurus
koperasi. Jadi pengalaman pengurus indikatornya dilihat dari pengalaman mengelola organisasi
dan usaha koperasi, lama waktu/masa kerja, tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki
untuk keberhasilan usaha koperasi.

Faktor internal diantaranya adalah rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki
oleh koperasi, terutama pengalaman yang dimiliki oleh pengelola koperasi (pengurus dan
manajer) masih sangat terbatas, selain faktor pendidikan perkoperasian anggota dan
permodalan.

Note : maaf bu jika berantakan,saya mengerjakannya dengan telepon karena laptop saya mati
total. Terimakasih buu

Anda mungkin juga menyukai