Anda di halaman 1dari 2

Sosialisasi dan Edukasi tentang Cinta, Bangga dan Paham Rupiah di IAIN Kota Kediri

Tuai Banyak Antusias Siswa Siswi SMA/Sederajat

Tanamkan rasa cinta, bangga, dan paham rupiah Bank Indonesia bersama IAIN Kota Kediri
menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang cinta, bangga, dan paham rupiah,
Senin(23/5/2022).
Antusiasme para peserta yang tinggi saat adanya sesi tanya jawab dengan pemateri menjadi
kurangnya waktu diskusi yang lebih lama mengenai salah satu dari beberapa pertanyaan yang
diajukan peserta. Tak sedikit peserta yang memiliki rasa ingin tahu dan ingin mendalami
materi yang dijelaskan oleh para pemateri.
Bapak Mahendra Ardi Kurniawan, selaku pemateri perwakilan dari Bank Indonesia
menyebutkan bahwa sosialisasi dan edukasi ini adalah suatu bentuk kepedulian Bank
Indonesia agar para peserta memiliki rasa cinta, bangga, dan paham rupiah.
“Kegiatan sosialisasi dan edukasi pada hari ini adalah bentuk kepedulian kami Bank
Indonesia agar kalian memiliki rasa cinta, bangga, dan paham rupiah,” ujarnya.
Beliau memberi salah satu contoh perbedaan menjaga dan merawat uang di Indonesia dengan
Jepang. Di Jepang, masyarakat Jepang sangat menghargai uang yen dengan menyimpan uang
dengan rapi, tidak melipat serta meremas-remas uang yen. Sedangkan di Indonesia,
masyarakatnya kurang menghargai adanya uang rupiah, mereka menyimpan dengan apa
adanya, melipat dan meremas uang rupiah. Beliau berharap semoga Indonesia bisa
menerapkan apa yang diterapkan oleh masyarakat Jepang.
Beliau juga menambahkan penjelasan bahwa cinta rupiah ditunjukkan dengan mengenali,
merawat dan menjaga rupiah serta menghindari peredaran uang palsu. Rasa bangga rupiah
ditunjukkan dengan menggunakan uang rupiah untuk transaksi dalam negeri. Sedangkan
paham rupiah ditunjukkan dengan memahami fungsi rupiah sebagai nilai tukar agar
mempertahankan secara efisien dan hemat berbelanja sesuai kebutuhan.
Beliau juga menambahkan beberapa materi lainnya, seperti tujuan penerapan unsur
pengaman pada uang serta tingkatannya, cara mengenali, merawat, dan menjaga uang rupiah,
serta lain sebagainya.
Tak hanya itu, selain para peserta mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang cinta,
bangga, dan paham rupiah, para peserta juga mendapatkan pengetahuan lain tentang
jurnalistik.
Gus April, selaku pemateri pertama yang menjelaskan tentang jurnalisme dan jurnalistik.
Beliau menyebut sebenarnya jurnalistik dan jurnalisme memiliki pengertian yang tidak begitu
berbeda yaitu sama-sama suatu hal yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran.
Selain itu, beliau juga menyebutkan bahwa jurnalistik pada jaman sekarang memakai media
online yang penyebaran dan pengembangannya lebih cepat dari pada jaman dahulu yang
menggunakan media cetak.
“Jurnalistik jaman sekarang sudah lebih mudah penyebarannya menggunakan media
elektronik atau online, dulu menggunakan media cetak tidak semudah sekarang,” ungkapnya.
Kemudian pada materi jurnalistik selanjutnya, yang dijelaskan oleh Bapak Irwan tentang
teknik penulisan berita, kriteria berita, struktur berita serta unsur-unsur yang harus ada dalam
suatu berita.
“Struktur berita yang paling mudah adalah piramida terbalik, yang dimulai dari yang penting
dahulu kemudian menuju ke yang tidak penting. Karena pembaca membaca berita mencari
hal yang penting saja,” jelasnya.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang cinta, bangga, dan paham rupiah
diharapkan para peserta mampu memahami dan menerapkan materi yang telah disampaikan
pada kegiatan sosialisasi dan edukasi.
Salah satu dari peserta sosialisasi dan edukasi tentang cinta, bangga dan paham rupiah
memberikan kesan dan pesannya saat mengikuti sosialisasi dan edukasi tentang cinta,
bangga, dan paham rupiah.
“Saya sangat bersyukur bisa mengikuti sosialisasi hari ini, saya banyak mendapat
pengetahuan pada sosialisasi dan edukasi tentang cinta, bangga, dan paham rupiah di IAIN
Kota Kediri. Terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan,” ungkapnya.

Anda mungkin juga menyukai