Anda di halaman 1dari 6

Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit dan Mewujudkannya Bersama LPDP

Deskripsi Diri

Gantungkan cita-citamu setinggi langit dan rendahkan hatimu seperti mutiara di dasar
laut. Saya Tiara Wulandari Umagapi, motto hidup ini yang pernah diajarkan dan dituliskan
oleh mama di dalam buku diary saya sewaktu SD dulu. Motto hidup inilah yang menjadi
pedoman saya hingga detik ini, yang berarti bahwa saya akan selalu meraih cita-cita saya
bahwa apa yang saya impikan harus saya dapatkan dengan usaha dan doa tak lupa pula untuk
menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain dengan selalu merendahkan hati. Menjadi
anak dari seorang ayah yang berprofesi sebagai seorang polisi, saya juga dididik keras dan
disiplin dalam segala hal terutama mengenai pendidikan. Pada tahun 2018, program studi
Akuntansi menjadi perhatian dan minat saya, menjatuhkan pilihan untuk berkuliah di jurusan
Akuntansi karena menurut saya ilmu Akuntansi sangat penting bagi kehidupan di masa
sekarang maupun masa yang akan datang dalam hal pengelolaan dan pengendalian keuangan
sehingga kita mampu menstabilkan sistem keuangan yang baik pada pendapatan maupun
pengeluaran kita dalam prospek apapun. Didikan dari kedua orang tua saya dan telah sesuai
dengan minat pada jurusan Akuntansi yang membuat saya tekun belajar dan mampu meraih
impian saya menyelesaikan studi tepat waktu dengan memperoleh predikat cumlaude di
tahun 2022.
Sebelum lulus dari strata satu, saya juga turut aktif di berbagai organisasi maupun
komunitas. Pada tahun 2019-2020 saya turut aktif di organisasi internal kampus seperti
Himpunan Mahasiswa Prodi Akuntansi (Himapro Akuntansi). Organisasi ini adalah tempat
pertama saya berproses sebagai seorang mahasiswa di divisi konsumsi, banyak hal yang saya
pelajari di divisi ini terutama juga mengenai bagaimana caranya kita mengelola dana dan
mengatur pengeluaran organisasi sehingga mampu untuk menyukseskan kegiatan besar kita
yaitu Dies Natalis Akuntansi yang ke-11, suksesnya suatu kegiatan dalam organisasi tercipta
dari hubungan antar tim yang kolaboratif. Pada tahun 2019 saya mengikuti pelatihan Program
Mahasiswa Wirausaha. Kami dibekali materi mengenai wirausaha dalam beberapa hari,
setelah itu turun ke lapangan dengan mengunjungi salah satu UMKM yang ada di Kota
Ternate. Disana kami diajarkan berinovasi mengolah buah pala menjadi berbagai macam
produk makanan dan minuman seperti selai pala, manisan pala, dan sirup pala. Dengan
memanfaatkan buah pala bertujuan untuk mengurangi limbah sehingga mampu menciptakan
suatu produk yang memiliki nilai jual demi memajukan UMKM yang ada di Kota Ternate.
Setelah proses pengolahan dan pengemasan, kita diarahkan untuk melakukan praktik
pemasaran yaitu dengan menjualnya di masyarakat sekitar dan mendapat respon yang positif.
Kegiatan turun lapangan seperti ini yang membuat saya mengetahui banyak hal mengenai
proses produksi, pengemasan, dan pemasaran.
Di tahun 2020 saya memperoleh kesempatan untuk magang di Badan Pengelolaan Pajak
dan Retribusi Daerah Ternate (BP2RD) sesuai dengan konsetrasi saya yaitu mengenai pajak.
Magang di bagian pelayanan umum khususnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) saat itu.
Belajar menjadi pelayan masyarakat bukan suatu hal yang mudah, mencoba untuk selalu
mengerti keluhan wajib pajak, memberikan pelayanan yang terbaik, dan mencoba untuk tetap
disiplin guna menjadi contoh yang baik bagi wajib pajak dalam kesadaran membayar Pajak
Bumi dan Bangunan tepat waktu. Pada tahun 2021, saya juga berpartisipasi menjadi relawan
pajak di kantor KPP Pratama Ternate. Saat itu saya menjadi relawan bersama dengan teman-
teman saya yang dibagi menjadi beberapa tim untuk melakukan pelaporan SPT Tahunan.
Pada tahun 2020-2021, saya memperoleh beasiswa dari Bank Indonesia dan menjadi
bagian dari komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) selama 1 periode. Sebagai anggota
GenBI di divisi Pendidikan dan Religi merupakan tanggung jawab menjadi jembatan antara
Bank Indonesia dengan masyarakat sekitar untuk mengajak masyarakat agar turut andil
mencintai, bangga, dan paham Rupiah. Sebagai agent of chage disana saya belajar banyak hal
dari beberapa program kerja divisi Pendidikan dan Religi dengan melakukan sosialisasi
mengenai ciri keaslian uang Rupiah, cara merawat uang Rupiah, dan penggunaan QRIS di
SMP IT al-Khairat dan SMA Islam Terpadu Nurul Hasan di Kota Ternate. Dengan adanya
sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat sekitar lebih berhati-hati dalam peredaran uang
Rupiah palsu sebagai alat transaksi pembayaran dan merawat uang Rupiah agar stabilitas
perekonomian seperti nilai uang Rupiah yang ada di Indonesia selalu baik. Kegiatan selain
sosialisasi adalah GenBI Online Leadership Journey yang bertujuan untuk mengembangkan
jiwa kepemimpinan serta kerja sama antar tim dengan kreatif dan inovatif.
Adanya kualitas SDM di Indonesia merupakan keberhasilan masa depan bangsa. Dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah saya peroleh di bangku perkuliahan, saya berharap
LPDP dapat mempercayai saya agar bisa menjadi bagian dari agen perubahan untuk
masyarakat sekitar. Saya percaya bahwa dengan pendidikan dapat mengubah dunia.
Mengubah dunia inilah saya memutuskan untuk menjadi seorang dosen yang dapat memberi
ilmu pengetahuan dan pengalaman saya selama saya belajar di luar negeri, karena sebaik-
baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Besar harapan saya agar mampu
mewujudkan mimpi saya bersama LPDP.
Komitmen Kembali ke Indonesia
Bagi saya Indonesia adalah rumah saya dimana saya memulai segala perjalanan hidup.
Proses perjalanan hidup ini membuat saya tidak akan melupakan rumah saya yaitu Indonesia
sehingga saya akan berkomitmen untuk mengabdi dengan sepenuh hati kepada Indonesia.
Dengan dedikasi dan komitmen tersebut, saya harap dapat mengubah mimpi menjadi
kenyataan. Pengetahuan, pengalaman, relasi, dan keterampilan yang nanti saya dapatkan
setelah menyelesaikan studi yaitu saya akan dedikasikan kepada masyarakat sekitar. Karena
perjalanan hidup saya dimulai di Indonesia maka saya akan dedikasikan diri saya hanya
untuk Indonesia.

Rencana Pasca Studi


Setelah menyelesaikan studi saya akan kembali ke Indonesia dan bercita-cita menjadi
seorang dosen di daerah asal saya. Karena alasan saya mengejar gelar magister adalah untuk
melengkapi pencapaian impian saya sebagai dosen. Impian saya adalah untuk memberikan
dampak pengetahuan pada masyarakat luas maupun sistem pendidikan di Indonesia.
Sehingga ilmu yang saya peroleh dapat berharga bagi masyarakat sekitar.

Rencana Kontribusi di Indonesia


Ketika lulus dari studi magister saya nanti, ilmu dan pengalaman yang saya peroleh akan
diimplementasikan pada masyarakat luas khususnya di daerah Maluku Utara untuk
menanggapi permasalahan-permasalahan yang ada pada bidang ekonomi. Salah satu
permasalahan yang ada di daerah asal saya yaitu Kabupaten Kepulauan Sula, berupa
penggunaan uang logam yang tidak ternilai. Hal yang mungkin terdengar sangat sederhana
akan tetapi memiliki dampak yang tidak baik pada sistem perekonomian yang ada di
Indonesia terutama di Kepulauan Sula. Dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 tentang
mata uang, yang menjelaskan bahwa uang sebagai alat untuk mendukung perekonomian
negara Indonesia dapat berjalan dengan baik sehingga mendukung tercapainya tujuan
bernegara, yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur. Pada isu saat ini, uang logam sudah
jarang digunakan bahkan tidak ternilai bagi masyarakat sekitar khususnya di toko-toko kecil
yang berada di setiap desa yang ada di Kepulauan Sula. Misalnya, harga suatu barang
Rp11.500 dinaikkan menjadi Rp12.000 bahkan bisa lebih karena uang logam sudah tidak
diterima. Hal ini dapat menyebabkan tingkat inflasi semakin meningkat dan mempengaruhi
perekonomian yang ada di Kepulauan Sula. Akhirnya, masyarakat selalu mengeluh akan
kenaikkan harga barang karena harga barang yang tidak signifikan dibandingkan daerah-
daerah lain yang ada di Maluku Utara dan berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari
warga sekitar mengatakan bahwa uang logam yang mereka simpan di rumah semakin
menumpuk. Hal ini mendorong saya untuk berkontribusi menyalurkan ilmu saya setelah
menyelesaikan studi dengan melakukan peningkatkan terhadap kualitas SDM yang ada di
Kepulauan Sula berupa pengadaan sosialisai-sosialisasi di tiap desa yang berisi pemahaman
mengenai cara merawat uang Rupiah, ciri keaslian uang, dan meningkatkan minat
penggunaan uang logam dengan bekerja sama dengan para lembaga swadaya masyarakat
(LSM), perguruan tinggi, maupun dengan kepala desa dengan mendorong Bupati, Bank
Indonesia, Bank Cabang BPD Maluku, DPRD, dan pemerintah daerah lainnya untuk
mengeluarkan kebijakkan yang tegas berupa sanksi kepada toko-toko kecil maupun
pemberian jasa lainnya yang menolak uang logam sebagai alat transaksi yang sah.
Yang kedua saya juga akan mendedikasikan diri saya terkhususnya bagi desa Pastina,
Kabupaten Kepulauan Sula untuk menjadi bagian dari pemberian jasa keuangan. Kurangnya
pemahaman SDM dalam pengelolaan keuangan inilah terkadang menimbulkan keluhan dari
para penjual yang sulit untuk mereka utarakan dengan alasan pendapatan lebih kecil dari
pengeluaran yang penting bisa menyambung kehidupan padahal sebenarnya penjual telah
mengalami sedikit kerugian. Berdasarkan observasi pada salah satu penjual yang memiliki
stand di pantai Jazirah Pastina mengatakan bahwa masih dibutuhkan perhatian pengelolaan
keuangan yang akuntabel dan transparan dari BUMDes dan pemilik lahan ke tiap-tiap penjual
yang memiliki stand di pantai Jazirah Pastina dalam melakukan pembayaran retribusi kepada
BUMDes setiap bulan dan tanggungan listik tiap Minggu ke pemilik lahan di pantai tersebut.
Dengan adanya destinasi wisata pantai Jazirah Pastina yang harapannya dana retribusi di
pantai tersebut dapat mendongkrak perekonomian desa justru terkadang masih menimbulkan
keluhan penjual hal ini karena pendapatan yang diperoleh dari penjualan tersebut justru lebih
kecil dari pengeluaran. Akibat dari kurangnya pengetahuan untuk mengelola keuangan yang
baik dari BUMDes, pemilik lahan, dan penjual. Padahal sangat disayangkan yang dikatakan
oleh Kepala Desa Pastina diliput dari sumber Metro7 online yang mengatakan bahwa
pendapatan retribusi Desa Pastina bisa mencapai kurang lebih Rp 60.000.000 per tahunnya,
itupun jika pengelolaannya baik maka mampu untuk menggenjot pendapatan desa. Dana
retribusi belum sepenuhnya mampu mensejahterakan penjual. Sudah menjadi rahasia umum
bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai jika keuangan tidak
dikelola dengan baik. Saya akan memberikan jasa layanan keuangan kepada masyarakat Desa
Pastina dengan bekerja sama dengan Sekda Kepulauan Sula, kepala Desa Pastina, dan
BUMDes. Peran akuntan menjadi lebih penting saat ini karena dunia sedang berusaha pulih
dari guncangan krisis keuangan yang mengguncang perekonomian global secara keseluruhan.
Pemberian jasa keuangan di desa Pastina inilah diharapkan mampu menciptakan pengelolaan
keuangan yang transparansi dan akuntabel sehingga dapat mendongrak perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat yang merata di Desa Pastina, Kabupaten Kepulauan Sula.
Yang ketiga saya bercita-cita untuk menjadi seorang akademisi yaitu dosen yang sesuai
dengan latar belakang pendidikan saya. Dengan menjadi seorang dosen, saya memiliki
kesempatan untuk berdedikasi dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri
dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada
masyarakat. Mengingat bahwa di kampus asal saya juga masih kekurangan dosen Akuntansi,
hal ini mendorong saya untuk berkeinginan menjadi seorang dosen. Saya ingin membagikan
ilmu, pengalaman, relasi yang saya peroleh selama saya studi di luar negeri kepada
mahasiswa maupun masyarakat melalui aktivitas belajar mengajar, forum diskusi, workshop,
dan seminar. Sehingga pengetahuan tersebut diharapkan mampu mengembangkan SDM yang
lebih berkualitas.
Demi mewujudkan rencana dan kontribusi saya, maka penting bagi saya untuk
melanjutkan studi magister. Saya menyadari daerah asal saya sangat membutuhkan SDM di
bidang ilmu Akuntansi demi memajukan perekonomian masyarakat sekitar. Sehingga saya
menjatuhkan pilihan pertama saya untuk melanjutkan studi di negara Australia. Alasan saya
memilih negara Australia karena selain dekat dengan provinsi Maluku Utara, Indonesia,
Australia juga merupakan salah satu negara yang memiliki perekonomian yang stabil dan
terkuat di dunia, minimnya resiko krisis ekonomi, dan sistem perdagangan yang lebih banyak
sehingga sangat baik bagi saya untuk memilih Australia sebagai negara tujuan studi magister
saya. Saya memilih University of Melbourne, Master of Management (Accounting and
Finance). Alasan saya memilih University of Melbourne karena program studi di universitas
ini sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan terakhir saya, selain itu juga University of
Melbourne secara konsisten berada di antara universitas-universitas terbaik dunia dalam
bidang Akuntansi dan Keuangan dan memiliki 60.000 alumni bisnis di lebih dari 100 negara,
sehingga mempermudah saya untuk menjalin hubungan yang berharga dengan para rekan
alumni. Program studi di University of Melbourne tidak hanya menawarkan ilmu Akuntansi
akan tetapi memberikan studi dasar dan lanjutan dalam disiplin ilmu Akuntansi dan
Keuangan yang dikembangkan melalui kombinasi mata pelajaran inti dan mata pelajaran
pilihan yang akan mempersiapkan lulusan untuk memasuki profesi Akuntansi atau Keuangan.
Dibesarkan dari keluarga yang memandang pendidikan adalah hal yang sangat penting.
Oleh karena itu, mendorong diri ini untuk terus belajar dan bermimpi. Dengan melanjutkan
studi magister ini, saya berharap dapat kembali ke Indonesia dan menjadi manusia yang
bermanfaat bagi masyarakat luas dengan berbagi ilmu, pengalaman, jaringan, serta
keterampilan yang saya peroleh. Sesuai dengan Pancasila sila ke-5 yaitu keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia yang berarti bahwa kepentingan umum (sosial) perlu diutamakan
ketimbang kepentingan pribadi. LPDP adalah salah satu beasiswa yang mendukung saya
untuk mewujudkan mimpi tersebut. Besar harapan saya untuk menjadi salah satu Awardee
LPDP yang tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi tetapi kepentingan masyarakat luas
yang masih membutuhkan peran saya sebagi problem solver.

Anda mungkin juga menyukai