PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seluruh dunia saat ini sedang menghadapi virus COVID-19. Virus
COVID-19 ditemukan pertama kali di kota Wuhan China pada tanggal 31
Desember 2019 (Detik Health, 2020). Dalam kurun waktu kurang lebih satu
tahun, virus COVID-19 sudah tersebar keseluruh dunia dengan angka
hingga 174 juta kasus. Seiring berjalannya waktu, banyak negara melakukan
kebijakan lockdown untuk mengantisipasi persebaran COVID-19 yang
semakin menyebar luas. Negara yang cenderung memiliki angka kasus
COVID-19 yang tinggi, merupakan negara dengan jumlah angka penduduk
yang tinggi. Peringkat 1 hingga 3 ditempati oleh Amerika Serikat, India, dan
Brazil (Our World in Data, 2021).
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Novel Coronavirus
(2019-nCoV). Jenis baru coronavirus yang pada manusia menyebabkan
penyakit mulai flu biasa hingga penyakit yang serius. Penyakit ini dapat
menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat
batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya,
Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi
dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut
(segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Seseorang
juga bisa terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari
penderita (PIKOBAR, 2020).
Kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Berdasarkan laporan Kemenkes RI, pada tanggal 30 Agustus 2020 tercatat
172.053 kasus konfirmasi dengan angka kematian 7343 (CFR 4,3%). DKI
Jakarta memiliki kasus terkonfirmasi kumulatif terbanyak, yaitu 39.037
kasus. Daerah dengan kasus kumulatif paling sedikit yaitu Nusa Tenggara
Timur dengan 177 kasus (Kemenkes RI, 2020). Hal tersebut terus menjadi
perhatian pemerintah selaku pemegang kebijakan agar angka sebaran
COVID-19 tetap terkendali.
1
Mochamad Djorghy Nanda Septyan, 2022
PENGARUH KUALITAS PERMUKIMAN TERHADAP SEBARAN TINGKAT BAHAYA COVID-19 DI KOTA
BEKASI
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu I perpustakaan.upi.edu
2
aplikasi SIG, wilayah yang terkena dampak virus COVID-19 dapat mudah
terlihat dalam tampilan peta seperti gambaran sebaran jumlah pasien
terkonfirmasi, jumlah masyarat suspek, jumlah masyarakat probable,
jumlah orang kontak erat, dan jumlah pelaku perjalanan (LAPAN, 2021).
Sistem Informasi Geografis (SIG) menawarkan suatu sistem yang
mengintegrasikan data yang bersifat keruangan (spasial/geografis) dengan
data tekstual yang merupakan deskripsi menyeluruh tentang obyek dan
keterkaitannya dengan obyek lain. Dengan sistem ini data dapat dikelola,
dilakukan manipulasi untuk keperluan analisis secara komprehensif dan
sekaligus menampilkan hasilnya dalam berbagai format baik dalam bentuk
peta maupun berupa tabel atau report. Sistem Informasi Geografis (SIG)
memiliki alasan untuk digunakan, diantaranya karena Sistem Informasi
Geografis (SIG) bersifat terintegrasi, menarik untuk meningkatkan
pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-
unsur geografi yang ada di permukaan bumi, selain itu Sistem Informasi
Geografis (SIG) mampu melakukan visualisasi informasi yang sangat dapat
di baca dengan jelas.
Alat penting di dalam pencegahan penyebaran dan penekanan laju
korban wabah COVID-19 adalah model yang digunakan para pengambil
kebijakan untuk memutuskan rantai penyebaran dari virus ini. Teknologi
informasi geospasial merupakan salah satu model kebijakan yang
diterapkan. Penggunaan teknologi geospasial ini dirasa cukup efektif jika
data yang diperoleh merupakan data yang akurat. Untuk mendapat data yang
akurat dibutuhkan kerja sama yang baik antara instansi kesehatan yang
menangani virus ini dan pemerintah setempat. Hal ini bertujuan untuk agar
data yang diolah dapat dijadikan sebuah informasi yang bermanfaat bagi
masyarakat umum.
Tidak hanya data jumlah kasus yang terjadi, data masyarakat yang
mengalami dampak akibat adanya virus ini, data lembaga kesehatan, data
daerah yang terdapat virus akan tersedia dengan adanya penerapan model
menggunakan teknologi informasi geospasial ini. Dengan informasi yang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sebaran tingkat kualitas pemukiman Kota Bekasi ?
2. Bagaimana potensi sebaran tingkat bahaya COVID-19 di Kota Bekasi ?
3. Bagaimana pengaruh antara sebaran kualitas permukiman dengan
sebaran tingkat bahaya COVID-19 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini diantaranya :
1. Menganalisis sebaran tingkat kualitas permukiman Kota Bekasi.
2. Menganalisis sebaran tingkat bahaya COVID-19 di Kota Bekasi.
3. Menganalisis pengaruh antara sebaran kualitas permukiman dengan
sebaran tingkat bahaya COVID-19 di Kota Bekasi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu berupa
manfaat teoritis dan manfaat praktis yang mana sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan
geografi dalam pemetaan sebaran tingkat bahaya COVID-19 dan
pemetaan kualitas permukiman serta mengetahui apakah terdapat
pengaruh di antara keduanya.
2. Manfaat Praktis
a. Masyarakat
Penelitian ini memberikan perhatian bagi warga setempat untuk
lebih menjaga protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah untuk lebih menekan angka persebaran COVID-19
khususnya bagi masyarakat Kota Bekasi.
b. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintan
dalam menentukan kebijakan dalam penganggulangan sebaran
Tingkat Bahaya COVID-19.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah bagaimana cara mendapatkan data atau
mengukur variabel yang telah ditetapkan. Pendapat lain menyebutkan
bahwa definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk kata-kata menjadi kata-
kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan diuji
oleh orang lain (Koenjaraningrat, 1991).
1. Kualitas Permukiman
Kualitas permukiman merupakan derajat kemampuan suatu
lingkungan untuk memenuhi perumahan yang baik untuk digunakan
sebagai ruang tinggal yang terdiri dari dua unsur, yaitu kondisi rumah
dan keadaan lingkungan rumah tersebut (Soemarwoto, 1984). Analisis
Kualitas permukiman akan menghasilkan sebaran tingkatan kualitas
permukiman mulai rendah hingga tinggi. Analisis kualitas permukiman
menggunakan parameter sebagai berikut yakni :
a. Kepadatan Permukiman
Kepadatan permukiman suatu blok permukiman dihitung
berdasarkan jumlah luas seluruh atap dibagi dengan luas blok
permukiman dalam satuan unit permukiman, sehingga dari hasil
perhitungan tersebut dapat diketahui perbandingan antara
penggunaan lahan prmukiman dan non permukiman di
permukiman tersebut.
b. Tata letak bangunan
Parameter ini di nilai berdasarkan keteraturan letak, dan
besar/kecilnya bangunan. Bangunan yang memiliki ukuran
relatif sama dan letaknya mengikuti pola tertentu, maka
dikelompokkan pada satuan unit pemetaan yang sama.
c. lebar jalan
Lebar jalan yang dimaksud adalah lebar pada suatu zona blok
pemukiman.
d. Lokasi Permukiman
Parameter lokasi permukiman dinilai dari letak jauh atau
dekatnya suatu blok permukiman terhadap sumber polusi ini bisa
berasal dari terminal, pabrik, kawasan perdagangan dan jasa atau
jalan utama. Hal ini berpengaruh dengan tingkat kualitas udara
di permukiman tersebut. Pada tahap interpretasi untuk penilaian
lokasi permukiman melalui citra, dinilai secara kualitatif.
e. Pohon Pelindung.
Pohon pelindung adalah pohon yang terdapat pada kanan kiri
jalan pada blok permukiman. Kenampakan obyek pohon
pelindung yang ditampilkan pada citra dapat dikenali melalui
warna dari obyek tersebut.
2. Tingkat Bahaya COVID-19
Tingkat Bahaya COVID-19 merupakan suatu kejadian yang
mempunyai potensi untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera,
hilangnya nyawa atau kehilangan harta benda yang disebabkan oleh
adanya virus Covid-19. Analisis Covid-19 menghasilkan data sebaran
area yang memiliki tingkatan Tingkat Bahaya COVID-19 mulai dari
rendah hingga tinggi. Analisis Tingkat Bahaya COVID-19
menggunakan parameter sebagai berikut yakni :
a. jumlah pasien terkonfirmasi
pasien terkonfirmasi adalah jumlah masyarakat yang sudah
terkena virus Covid-19 baik yang sudah sembuh, meninggal, dan
masih terpapar.
b. jumlah masyarat suspek
masyarakat suspek adalah masyarakat yang dalam waktu 14 hari
terakhir baru saja mengalami gejala Covid-19.
c. jumlah masyarakat probable
masyarkat probable adalah masyarakat yang memiliki penyakit
yang menyerupai Covid-19 namun belum di lakukan test hasil
laboratorium.
5 2020 Hamid Reza International Spatial modeling, risk Tujuan dalam Metode yang Hasil penelitian ini
Pourghasemi, dkk Journal of mapping, change penelitian ini adalah digunakan adalah menghasilkan peta
Infection Diseases detection, and outbreak untuk mengetahui data dengan mengoverlay sebaran spasial
trend of coronavirus sebaran risiko virus titik-titik yang mengenai risiko
(COVID-19) in Iran covid-19 di Iran pada berpotensi COVID-19 di Iran.
(days between bulan Februari hingga menyebarkan virus
February 19 and June bulan Juni. COVID-19. Lalu di
14, 2020) kalkulasikan
kemungkinan lokasi
yang memiliki riisko
penyebaran tinggi
hingga rendah
6 2020 Leonardo International Geostatiscal COVID- Penelitian ini bertujuan Metode yang Hasil penelitian ini
Azevedo, dkk Journal of Health 19 Infection Risk untuk mengetahui pola digunakan adalah menghasilkan peta
Geographics Maps for Portugal persebaran virus dengan penggunaan risiko secara berkala
Covid-19 dalam kurun statistika model selama 5 hari.
waktu 5 hari pada poison. Sumber data
tanggal 10 April yang digunakan adalah
hingga 15 April. jumlah kasus sebaran
tiap waktunya.
7 2020 Ainun Rizkia A, Jurnal Ilmiah dan Analisis Tingkat Pada penelitian ini Metode penelitian Hasil dapat diketahui
dkk Teknik Industri Bahaya COVID-19 adalah untuk digunakan adalah bahwa pada kegiatan-
Universitas Kediri Sebagai Upaya mengetahui penelitian deskriptif kegiatan di bandara
Pencegahan identifikasi yaitu Hasil riset data, terdapat 12 kegiatan
Penyebaran bahaya, penilaian berupa Jurnal-jurnal utama, Di antaranya 3
Di Fasilitas Umum risiko, dan penelitian dan Media kegiatan kategori
Bandara Dengan pengendalian risiko online. Objek risiko ekstrem, 5
Metode Hazard dengan metode penelitian adalah kegiatan kategori
Identification Hazard Identification, kegiatan yang risiko tinggi, dan 4
Risk Assessment Risk Assessment And berpotensi bahaya kegiatan kategori
(HIRA) Risk Control penularan virus covid- resiko sedang. Upaya
(HIRARC) di Bandara. 19 di Bandara. penanggulangan
COVID-19 yang
diusulkan adalah
melakukan pembatasan
kuota penerbangan di
bandara, penyediaan
peralatan kebersihan
sesuai protokol
kesehatan yang
dianjurkan dan
perlengkapan Alat
Pelindung Diri.
8 2020 Sugianto, Made Jurnal Kesehatan Daerah Risiko tujuan penelitian ini metode dalam hasil pemetaan daerah
Agus Medika Udayana COVID-19 di adalah untuk penelitian ini adalah dari aspek
Kabupaten Badung memperoleh gambaran descriptive analytic Epidemiologi
peta daerah risiko dengan desain menunjukan sebanyak
Covid-19 di crosssectional Study. 4 kecamatan (66,6%)
Kabupaten Badung Penelitian ini dari 6 kecamatan
dilaksanakan di merupakan zona
Kabupaten Badung merah Covid-19.
selama dua bulan dari Dari aspek
tanggal 15 Juli Kemampuan Daerah
sampai dengan 15 Dalam Menangani
September 2020 Kasus Infeksi Covid-
dengan menggunakan 19 menunjukan bahwa
data sekunder laporan semua kecamatan
harian Satuan Tugas masuk dalam kategori
Covid-19 Kabupaten Respon Tinggi dalam
Badung dari tanggal 23 penanganan Covid-19
Agustus 2020 sampai dan dari aspek
dengan 23 September Kemampuan Daerah
2020. Dalam Melakukan
Penelusuran Riwayat
Kontak Dekat Orang
yang Terinfeksi
Covid-19 nampak
bahwa 3 kecamatan
menentukan radius
tertentu dari objek
kajian yang diteliti
khususnya jalan dan
sarana kesehatan
pada wilayah kajian
covid 19.
10 2020 Hariati Lestari, Universitas Halu Pemetaan kasus covid- Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Angka kumulatif
Hartati Bahar Oleo 19 di sulawesi untuk mengetahui menggunakan desain penemuan kasus
tenggara tahun 2020 hubungan kepadatan penelitian deskriptif Covid-19 tertinggi
penduduk dengan analitik. Penelitian ini pada Kabupaten
kejadian covid-19 di di laksanakan di Bombana dengan
Sulawesi Tenggara beberapa kecamatan rincian 65 kasus dan
Tahun 2020 yang ada di Sulawesi beberapa daerah belum
tenggara. Populasi ditemukan kasus sama
dalam penelitian ini sekali seperti Muna
adalah penderita Barat, Buton, Buton
covid-19 yang tinggal Tengah, Buton
Sulawesi Tenggara. Selatan, Buton Utara,
Konawe Kepualauan
dan Konawe Utara,
kepadatan penduduk
tertinggi yaitu di Kota
Kendari dan terendah
di Konawe Utara.
Secara statistic tidak
terdapat hubungan
yang signifikan antara
kepdatan penduduk
dengan kejadian
COVID-19 Sulawesi
Tenggara.