Paragraf ini hanya terdiri atas satu paragraf. Pada paragraf tersebut penulis
memberikan beberapa gambaran umum tentang topik/tema yang akan dibahas.
Maksud dari paragaraf tersebut merupakan bagian utama esai pada Paragraf pembuka
(introductory paragraph)
Beberapa paragraf ini menjabarkan poin-poin penting yang menjadi isu dalam esai
tersebut. Banyaknya paragraf pada esai tersebut tergantung pada banyaknya poin yang
tercantum pada pernyataan tesis di paragraf pembuka. Maksud dari paragaraf tersebut
merupakan bagian utama esai pada Paragraf pengembang (tubuh esai)
Berikut cara menguraikan langkah dalam menyusun tulisan (esai) menurut Robinson
(2004), yaitu:
- Mencari/menemukan ide
- Mengorganisasikan ide
- Menuliskan draf awal
- Merevisi draf tulisan
Esai harus menggambarkan secara jelas sebuah topik yang menarik untuk dibahas.
Topik yang diangkat dalam esai tersebut harus secara implisit terlihat pada paragraf
pembuka yaitu pada pernyataan tesisnya. Pernyataan tersebut merupakan struktur esai
menurut Oshima dan Hogue (2006) terkait Konten/isi
“Seorang penulis sejarah yang baik tahu bahwa ia seorang penggubah origami. Ia
membangun sesuatu, sebuah struktur, dari bahan-bahan yang gampang melayang.
Sebab bahan penyusunan sejarah sesungguhnya bagaikan kertas: ingatan”. Paragraf
tersebut adalah tulisan sastrawan Goenawan Muhamad yang berjudul Origami. Dilihat
dari struktur bahasa, paragraf tersebut merupakan bagian utama esai dari Paragraf
pembuka (introductory paragraph)
“Itu sebabnya kita perlu membayangkan origami itu tak mati. Dalam bentuk seekor
burung undan, kita bayangkan ia terbang tinggi”. Paragraf tersebut adalah tulisan
sastrawan Goenawan Muhamad yang berjudul Origami. Dilihat dari struktur bahasa,
paragraf tersebut merupakan bagian utama esai dari Paragraf penutup (concluding
paragraph)
Tata bahasa yang digunakan dalam menulis esai harus menggunakan kalimat efektif
dan logis. Pernyataan tersebut merupakan struktur esai menurut Oshima dan Hogue
(2006) terkait Struktur kalimat
Berikut adalah fungsi meringkas, adalah Menangkap pikiran pokok dan tujuan penulis
Menurut ahli bahasa Gorys Keraf, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
meringkas. Berikut cara meringkas menurut Gorys Keraf, yaitu?
- Membaca naskah asli
- Mencatat gagasan utama
- Mengadakan reproduksi karangan
- Mematuhi ketetntuan tambahan karangan
“Bertujuan untuk membuat konkret semua hal yang berkenaan dengan kesan
membaca ataupun sudut pandang penulis”. Merupakan pernyataan cara meringkas
berkaitan dengan Mencatat gagasan utama
“Bertujuan untuk mengetahui kesan umum tentang karangan secara menyeluruh dan
memahami maksud dan sudut pandang yang digunakan oleh penulis”. Merupakan
pernyataan cara meringkas berkaitan dengan Membaca naskah asli
“Merupakan uraian singkat namun lengkap dari karya tulis ilmiah yang memuat
permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil, dan kesimpulan”, merupakan definisi
dari Abstrak
“Kekayaan adalah titipan Illahi Rabbi”. Kata “kekayaan” merupakan salah satu
kategori kata jenis Abstrak
Berikut adalah contoh proposisi yang benar: Presiden Republik Indonesia adalah
simbol negara
Berikut adalah contoh kalimat tidak efektif: “Makalah ini membahas tentang asuhan
keperawatan pada penyakit jiwa”. Kalimat efektif pada kalimat tersebut menjadi
“Makalah ini membahas asuhan keperawatan penyakit jiwa”
Proses pemikiran adalah suatu pergerakan mental dari satu hal menuju hal lain, dari
proposisi satu ke proposisi lainnya
Kata serapan bisa terjadi karena proses adaptasi dengan EYD Bahasa Indonesia.
Berikut adalah contoh kata serapan berdasarkan proses adaptasi Acceptability >
Akseptabilitas
Ada tiga kerangka utama pada langkah-langkah penyusunan kerangka tulisan, sketiga
kerangka utama tersebut secara berurutan adalah pendahuluan, isi dan penutup
Berikut adalah pola penulisan deduksi Umum > khusus > khusus
Hal ini juga mengindikasikan akan permasalahan epistemologi Islam yang seringkali
dikaburkan oleh pandangan positivisme Barat yang benar-benar telah menghilangkan
metafisika Islam sebagai basis ontologis utama dalam proses mengetahui dan
sumbangan antropologisnya. Gejala tersebut apa yang disebut Karlina Supelli sebagai
“kecenderungan pemutlakan, yang mengarah pada dogmatisasi pengetahuan melalui
penyingkiran ciri antropologis yang intrinsik pada actus mengetahui itu sendiri”.
Kalimat yang dicetak miring pada paragraf di atas merupakan jenis kutipan langsung
pendek.
Seperti halnya filsuf pra-sokratik yang membangkitkan pikirnya untuk mencari yang
asali untuk mengetahui keberadaan alam, Al-Attas pun demikian menelaah
kemunduran umat Islam melalui yang asali, yaitu tingkat metafisika. Logika
metafisika tidak cenderung menekankan pola berpikir pragmatis dengan pendekatan
problem solving, dengan demikian menurut Dr. Johanis Ohaitumur :
“…hal itu hanya mungkin karena didahului oleh pencarian penyebab problem yang
hendak dijawab. Menurut cara berpikir ini, suatu problem dapat dipecahkan apabila
akar atau penyebab masalahnya sudah terlebih dahulu diketahui.”
Kalimat yang dicetak miring pada paragraf di atas merupakan jenis kutipan langsung
panjang.
“Seseorang yang lelah akan tidur guna menghilangkan lelah dan untuk membugarkan
tubuhnya kembali. Tidur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebab dari aktivitas
tidur tersebut tubuh merelaksasi dan mendetoksifikasi secara alami serta dapat
menyeimbangkan metabolisme dalam, oleh karena itu setiap makhluk hidup sangat
memerlukannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidur ialah keadaan dimana makhluk
hidup untuk dapat beristirahat secara alami.” Jenis paragraf di atas adalah paragraf
induktif
-----Good Luck-----