Anda di halaman 1dari 6

Biota Vol.

X (3): 170-175, Oktober 2005


ISSN 0853-8670

Studi Perilaku Teritorial Burung Cangak Abu (Ardea cinerea Linn.) di


Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta
Study of Cangak Abu (Ardea cinerea Linn) Territorial Behaviour at Gembira Loka
Botanical Garden and Zoo Yogyakarta

Wahyu Nugroho1, Djuwantoko2*, Wibowo N. Jati1


1. Fakultas Biologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jl. Babarsari No 44. Yogyakarta 55281
2. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bulaksumur, Yogyakarta 55281
E-mail: juwantoko@yahoo.com *Penulis untuk korespondensi

Abstract

This study aim to see on ecological aspect of Cangak Abu specifically on its behavior
in defending their terittory. This research was done from July to August 2004. Data
collecting was done using territory mapping methods with three observation area
(1st-3rd). One pair of Cangak Abu observed at each area. Cangak Abu showed some
behavior such as vocalization, sound, visual display, visual display-sound, visual
display-sound-shortflight, patroling flight and fighting. The territories on frist to
third observation areas were OA : 9 m2; OA : 6 m2 and OA : 9 m2 respectively.

Key words : Cangak Abu, territory

Diterima : 29 Juni 2005, disetujui : 28 Juli 2005

Pendahuluan yang berkaitan dengan perannya di dalam


koloni. Beberapa perilaku seperti membuat
Indonesia memiliki keanekaragaman sarang, kawin, berkembang biak,
satwa yang cukup tinggi. Khusus untuk jenis mempertahankan teritori dan lainnya adalah
satwa burung, Indonesia memiliki 1539 jenis obyek kajian yang sangat perlu untuk diteliti
burung yang tersebar dari Sabang sampai secara lebih dalam. Kajian ini sangat berguna
Merauke (Shannaz et al., 1995). Dari jumlah sebagai sumber data dalam upaya konservasi
itu, 381 jenis di antaranya adalah jenis spesies ini secara menyeluruh.
endemik. Di antara jenis endemik tersebut,
tersebar beraneka ragam familia eksotis yang Metode Penelitian
semuanya termasuk dalam kriteria dilindungi,
bahkan ada yang masuk dalam status terancam
Lokasi dan Waktu Penelitian
punah. Di antara jenis satuan burung yang
dilindungi itu adalah jenis burung paruh Penelitian dilakukan di Kebun Raya dan
bengkok, burung kicauan dan jenis lainnya, Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.
termasuk diantaranya jenis burung air. Pengambilan data dilakukan selama bulan Juli
Cangak Abu (Ardea cinerea Linn.) sampai Agustus 2004.
memiliki ciri khas yaitu hidupnya yang soliter Pengamatan dilakukan pada pagi hari
namun berkelompok (Widati, 2000). Soliter antara pukul 06.30 sampai 09.00 berturut-turut
pada saat mencari makan, sedangkan selama lima hari secara serentak dari tiap
berkelompok pada saat bersarang, kawin dan lokasi. Waktu ini dipilih karena aktivitas
berkembang biak. Dalam hidup berkoloni, teritorial burung umumnya aktif pada pagi hari
Cangak Abu memiliki beberapa perilaku khas (Bibby et al., 1992).
Nugroho, dkk.

Alat dan Bahan mempermudah pengamatan dan pemetaan


teritori burung. (2) Pada tiap-tiap kelompok
Alat dan bahan yang digunakan dilakukan pengamatan dan pemetaan teritori
Binokuler untuk mengamati perilaku teritori selama lima hari berturut-turut. (3) Pengamatan
burung, kamera foto dan kamera video dan pemetaan teritori setiap hari dicatat dan
digunakan untuk merekam perilaku teritori, dipetakan pada lembar peta pengamatan harian.
buku panduan pengenalan burung digunakan Pada setiap lembar peta pengamatan tersebut
untuk identifikasi jenis lain yang berinteraksi ditandai dengan kode pengamatan harian (visit
dengan Cangak Abu, alat tulis digunakan untuk code) dengan huruf A, B, C, D, dan E.
mencatat tiap perilaku, stop watch digunakan Aktivitas-aktivitas penandaan teritori
untuk mencatat waktu perilaku teritori. yang diamati meliputi pengusiran, patrolling
flight, vokalisasi (calling) yang menunjukkan
Pengambilan Data penandaan teritori (suara ribut) ataupun
Metode pengamatan teritori Cangak Abu vokalisasi komunikasi serta aktivitas-aktivitas
dilakukan dengan Territory Mapping Methods lainnya yang menunjukkan aktivitas teritorial
(Bibby et al., 1992), cara kerjanya adalah: (1) (Bibby et al., 1992). Untuk mempermudah
Membuat blok-blok pengamatan teritori. Hasil pencatatan hasil pengamatan pada peta
dari pengamatan awal akan digunakan untuk digunakan simbol-simbol aktivitas teritori
pembuatan blok-blok pengamatan dengan seperti pada Tabel 1.
luasan yang lebih kecil, sehingga

Tabel 1. Simbol-simbol aktivitas teritorial Cangak Abu


Simbol Keterangan
Burung Cangak Abu, n = 1,2,3,...dst
N menunjukkan individu burung yang berbeda
Anakan Ca bertengger bersama induknya

Sepasang Ca

Seekor Ca melakukan komunikasi terhadap pasangannya (keeping contact by calling)

Seekor Ca melakukan peringatan berulang-ulang (bervokalisasi) yang menunjukkan


kepemilikan teritori
Terdapat sarang aktif Ca

Seekor Ca terbang sambil bervokalisasi

Seekor Ca terbang, hinggap dan terbang lagi

Seekor Ca terbang dan hinggap (pertama kali terlihat terbang)


Dua ekor Ca sedang bervokalisasi bersamaan. Garis tak putus menunjukkan pasangan yang
sama
Dua ekor Ca sedang bervokalisasi bersamaan. Garis putus-putus menunjukkan pasangan yang
berbeda
Seekor Ca melakukan pengusiran terhadap individu lain

Seekor Ca melakukan pengusiran terhadap jenis lain

(Sumber : Bibby et al., 1992)

Biota Vol. X (3), Oktober 2005 171


Studi Perilaku Teritorial Cangak Abu

Hasil dan Pembahasan Beringin (Ficus benjamina) dan Rasamala


(Altingia excelsa). Karena letaknya berdekatan
Aktivitas Teritorial Cangak Abu di ini, maka tidak jarang banyak terjadi beberapa
kali perilaku teritori setiap menitnya. Bentuk
lokasi I
perilaku teritori yang terjadi pada lokasi I
Aktivitas teritorial Cangak Abu di lokasi banyak didominasi oleh perilaku pengusiran,
I yaitu pohon Asem (Tamarindus indicus) baik dengan suara, visual display, visual
teramati sejak hari ke-1 sampai hari ke-5 (hari display disertai suara dan dengan kontak fisik
ke-1 dilambangkan dengan simbol A, hari ke-2 seperti berkelahi.
dengan simbol B, dan seterusnya sampai hari Untuk melihat perilaku teritorial yang
ke-5). Perlu diketahui bahwa pohon Asem ini terjadi pada lokasi I, lihat Tabel 2.
letaknya berdekatan dengan pohon lainnya
seperti pohon Bodhi (Ficus religiosa), pohon
Tabel 2. Beberapa simbol aktivitas teritorial Cangak Abu di lokasi I
Simbol Keterangan
Cangak Abu mengusir individu lain dengan bulu jambul dan bulu dada yang berdiri namun
tanpa bersuara

Cangak Abu mengusir individu lain dengan bulu jambul dan dada berdiri diikuti suara
parau kraaak

Cangak Abu mengusir individu lain. bulu jambul dan dada berdiri diikuti suara parau dan
terbang pendek

Cangak Abu melakukan pengusiran dengan cara berkelahi (fighting); ditunjukkan dengan
perilaku saling menjulurkan leher dan paruh serta kaki/cakarnya.

Beberapa bentuk perilaku teritorial satunya pohon yang dekat dengan lokasi II
adalah visual display, ditandai dengan bulu adalah pohon Beringin, sehingga ada perilaku
jambul dan dada yang berdiri namun tanpa pengusiran terhadap jenis lain, yaitu kowak
suara (terjadi pada hari ke-1 dan hari ke-2), malam yang memang banyak bersarang pada
visual display dengan diikuti suara (terjadi pohon beringin tersebut. Akibat letaknya yang
pada hari ke-1, hari ke-3, hari ke-4, dan hari jauh tersebut, maka perilaku teritori yang
ke-5), visual display, suara diikuti terbang terjadi di lokasi II tidak sering terjadi seperti
pendek (terjadi pada hari ke-2 dan hari ke-4), halnya di lokasi I. Visualisasi perilaku di lokasi
pengusiran dengan cara berkelahi (fighting), II dari hari ke-1 sampai ke-5 dapat dilihat pada
ditunjukkan dengan perilaku saling Tabel 3.
menjulurkan leher dan mencakar antara Beberapa bentuk perilaku teritorial
Cangak Abu satu dan individu lainnya (terjadi adalah vokalisasi (terjadi pada hari ke-1,
pada hari ke-5). dilakukan oleh baik jantan maupun kedua
pasangan), visual display (terjadi pada hari ke-
Aktivitas Teritorial Cangak Abu di 5 terutama pada saat Cangak Abu mengusir
Lokasi II Kowak Malam dan Kuntul Kerbau, visual
display dengan suara lantang (ini terjadi pada
Berbeda dengan lokasi I, lokasi II terdiri hari ke-2) sampai akhirnya pengusiran dengan
dari kumpulan pohon pinus yang tumbuh terbang pendek (terjadi pada hari ke-2, dan hari
secara homogen pada jarak yang teratur serta ke-5).
jauh dari pohon lainnya di lokasi I. Satu-
172 Biota Vol. X (3), Oktober 2005
Nugroho, dkk.

Tabel 3. Beberapa aktivitas teritorial Cangak Abu di lokasi II


Simbol Keterangan
Cangak Abu bervokalisasi secara berulang-ulang

Cangak Abu mengusir individu lain dengan bulu jambul dan dada berdiri, diikuti suara parau
kraaak

Cangak Abu mengusir individu lain; bulu jambul dan dada berdiri, diikuti suara parau dan
terbang pendek
Cangak Abu melakukan pengusiran pada spesies lain dengan cara bersuara namun tidak
terbang

Aktivitas Teritorial Cangak Abu di hari ke-1, 2, 3, 4 dan 5). Kedua yaitu vokalisasi
Lokasi III yang dilakukan terhadap pasangannya (hanya
terjadi pada hari ke-1). Perilaku vokalisasi ini
Pada lokasi III perilaku vokalisasi paling meningkat menjadi bentuk visual display
banyak terjadi, karena tipikal pohon Rasamala (teramati pada hari ke-5), visual display
banyak dijadikan lokasi sarang, ini tanda disertai suara (pada hari ke-5) serta visual
daerah teritorial masing-masing pasangan display, suara diikuti dengan terbang (hanya
(Tabel 4). terjadi pada hari ke-1), kemudian perilaku yang
Sebagian besar perilaku teritori nampak selanjutnya yaitu terbang mengelilingi
didominasi oleh perilaku vokalisasi. Vokaliasi sarang sambil bersuara (patrolling flight).
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu vokalisasi
pertama dengan pasangan lain (terjadi pada

Tabel 4. Beberapa aktivitas teritorial Cangak Abu di lokasi III


Simbol Keterangan
Cangak Abu bervokalisasi secara berulang-ulang terhadap Cangak Abu lain yang bukan
pasangannya

Cangak Abu bervokalisasi secara berulang-ulang terhadap pasangannya

Cangak Abu Mengusir individu lain dengan bulu jambul dan dada berdiri diikuti suara parau
kraaak

Cangak Abu melakukan pengusiran terhadap jenis lain dengan bersuara namun tidak terbang

Cangak Abu terbang sambil bersuara (patrolling flight)

Teritori Cangak Abu dalam Koloni dilindungi oleh spesies tersebut. Tipe A yaitu
teritori untuk kawin, bersarang dan makan,
Cangak Abu, seperti halnya jenis burung Tipe B yaitu teritori untuk kawin dan
lainnya, akan bersifat teritorial pada saat bersarang, tipe C yaitu teritori bersarang, tipe
tertentu. Ehrlich et al., (1989) D yaitu teritori untuk mencari pasangan dan
mengklasifikasikan teritori ke dalam beberapa kawin, tipe E teritori untuk beristirahat dan tipe
tipe berdasarkan atas sumber daya yang

Biota Vol. X (3), Oktober 2005 173


Studi Perilaku Teritorial Burung Cangak Abu

F yaitu teritori untuk musim dingin (mencakup 1. Perilaku peringatan


daerah makan dan beristirahat).
Bentuk perilaku peringatan ditandai
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
dengan vokalisasi dan patroling flight.
diketahui bahwa Cangak Abu merupakan jenis
Vokalisasi adalah bentuk perilaku bersuara
burung air yang teritorial saat berada di dalam
yang dilakukan oleh Cangak Abu. Vokalisasi
koloni. Di dalam daerah teritorinya, Cangak
sering ditandai dengan suara Krak krak krak
Abu melakukan berbagai aktivitas, mulai dari
krak pendek dan berulang. Tujuan vokalisasi
pembuatan sarang sampai bersarang. Cangak
untuk menandai daerah teritori individu yang
Abu dalam koloni mempertahankan teritorinya
bersangkutan atau sebagai tanda peringatan
untuk bersarang termasuk tipe C, yaitu teritori
saat ada intruder yang masuk daerah
yang dipertahankan untuk bersarang (nesting
teritorinya. Patroling flight adalah perilaku
teritory).
terbang mengelilingi sarang sambil bersuara.
Cangak Abu melakukan aktivitas
Tujuan dari patrolling flight ialah sebagai tanda
teritorinya di tempat terbuka, seperti di ujung
kepada individu lain dari satu pohon tentang
tajuk, dan dahan-dahan terbuka dengan daun-
daerah teritorinya, patrolling flight ini juga
daun yang jarang. Berdasarkan pengamatan
berfungsi sebagai tanda kepada individu lain
terhadap tinggi pohon dan letak sarang,
agar tidak masuk lagi ke dalam daerah
nampak bahwa Cangak Abu lebih cenderung
teritorinya. Patrolling flight sering ditandai
memilih pohon dengan ketinggian yang cukup.
dengan suara Krak krak krak krak pendek dan
Menurut Widati (2000) tinggi rata-rata 30,4 +
berulang.
5, 17 m dan letak sarang pada pohon rata-rata
adalah 26, 3 + 3,96 m di atas permukaan tanah. 2. Perilaku pengusiran
Selain pohon yang tinggi, kanopi yang rapat Bentuk perilaku peringatan ditandai
dan rimbun adalah syarat yang cocok untuk dengan perilaku visual display dan berkelahi
lokasi sarang. (fighting). Visual display adalah upaya
Aktivitas teritorial Cangak Abu sangat pengusiran terhadap kehadiran individu lain
dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan intensitas yang bukan pasangannya. Biasanya bentuk
sinar matahari. Pengaruh cuaca dapat visual display dilakukan dengan cara jambul
dibuktikan dengan minimnya aktivitas teritori berdiri diikuti dengan bulu dada yang berdiri
termasuk juga aktivitas harian yang teramati serta leher yang ditegakkan ke atas dan disertai
pada saat cuaca mendung, dari pengamatan dengan suara. Dari hasil pengamatan ada
hari ke-3. Pada awal jam pengamatan (jam 6.00 beberapa variasi suara yang terdengar saat
- jam 7.30) cuaca mendung, hampir tidak Cangak Abu melakukan visual display, yaitu
ditemui aktivitas teritorial maupun non- bunyi Kraaaaak rendah dan panjang, kraaak
teritorial. Semua nampak bertengger di rendah pendek, kraaaaak tinggi dan kraaaaak
sarangnya. Baru setelah sinar matahari mulai tinggi berulang. Selain dengan suara, visual
nampak dan intensitas sinar yang display juga sering diikuti dengan terbang
menghangatkan suhu udara baru teramati pendek (atau lebih tepatnya melompat) jarak
beberapa pergerakan seperti terbang dan suara lompatan berkisar 3 m dari sarang.
yang berisik pada koloni di tiap lokasi, Bentuk pengusiran dengan cara berkelahi
termasuk di dalamnya beberapa perilaku umumnya jarang terjadi. Biasanya dengan
teritori. bersuara saja, intruder sudah pergi. Namun
Perilaku Teritori Cangak Abu kadang ada intruder yang resisten dengan
beberapa perilaku pengusiran tersebut,
Bentuk aktivitas teritori Cangak Abu sehingga Cangak Abu melakukan upaya
ditunjukkan dengan beberapa visualisasi seperti berkelahi dengan intruder dalam upaya
suara, visual display, patrolling flight dan mempertahankan teritorinya. Berkelahi
berkelahi (fight/combat). Berdasarkan dari ditandai dengan bentuk saling mematuk dan
macam bentuk perilaku tersebut, maka bentuk mencakar antara Cangak Abu dengan
perilaku teritori Cangak Abu dapat intrudernya. Perilaku berkelahi sering diikuti
dikategorikan ke dalam dua bentuk perilaku :
174 Biota Vol. X (3), Oktober 2005
Nugroho, dkk.

dengan suara kraaaaak panjang dan berulang dalam satu pohon. Proporsi jumlah sarang
adalah suara yang sering terdengar saat dengan proporsi pohon yang ada inilah yang
perilaku berkelahi berlangsung. kemudian menjadi faktor utama yang
Selain terhadap individu yang sama, mempengaruhi keterbatasan luas teritori
Cangak Abu juga sering melakukan pengusiran Cangak Abu. Leahy (1982) mengatakan bahwa
terhadap jenis yang berbeda. Dari hasil luas teritori ditentukan oleh ukuran dari
pengamatan diamati bahwa jenis Kowak spesies. sehingga makin besar spesies, makin
Malam Abu (Nycticorax nycticorax) dan luas teritorinya, namun pada kenyataannya
Kuntul Kerbau (Bulbucus ibis) adalah jenis lain pendapat ini tidak terbukti dalam penelitian ini.
yang memasuki teritori burung Cangak Abu.
Jenis Kowak Malam Abu adalah jenis yang Kesimpulan
menempati koloni yang sama dengan burung
Cangak Abu. Koloni Kowak Malam Abu ini Dari hasil penelitian dapat diambil
terdapat di sisi selatan pada strata pertama kesimpulan:
tajuk pada pohon beringin, sehingga tidak jarak 1. Bentuk perilaku teritori Cangak Abu
mereka juga terkadang menempati teritori dikategorikan ke dalam dua tipe perilaku,
Cangak Abu hanya sekedar untuk bertengger yaitu perilaku peringatan dengan bentuk
atau mencari ranting sarang. perilaku vokalisasi dan patrolling flight
Luas Teritori Cangak Abu dan perilaku pengusiran ditandai dengan
visual display dan berkelahi (fighting).
Banyaknya jumlah sarang dalam satu 2. Luas teritori Cangak Abu di lokasi I
pohon tersebut yang menyebabkan luas teritori sebesar 9 m2, di lokasi II sebesar 6 m2 dan
Cangak Abu di dalam pohon Asem menjadi di lokasi III sebesar 9 m2.
terbatas. Hasil pengukuran luas teritori
menunjukkan luas teritori pasangan Cangak Daftar Pustaka
Abu di Lokasi I adalah 9 m2, lokasi II 6 m2 dan
lokasi III adalah 9 m2. Bibby, C.J., Bergess, N.D. and Hill, D.A. 1992. Bird
Berdasarkan pengamatan terhadap Cencus Techniques. Academic Press.
kanopi pohon, diketahui bahwa pohon Harcount Brace Javanovich, Publisher.
London.
Rasamala ini memiliki kanopi yang cukup luas
dan rimbun dengan jumlah sarang yang cukup Ehrlich, P.R., Dobkin, D.S. and Wheye, D. 1989.
banyak. Berdasarkan penghitungan sarang saat Territoriality and Coloniality. www.
stanford.edu.ac.
penelitian didapat jumlah sarang sebanyak 15
buah sarang. Proporsi jumlah sarang serta Leahy, C. 1982. The Birdwatcher’s Companion : An
bentuk kanopi pohon secara tidak langsung ikut Encyclopedic Handbook of North American
Birdlife. McGraw-Hill Ryerson Ltd.,
mempengaruhi luas teritori Cangak Abu di Toronto.
Lokasi III menjadi terbatas.
Shannaz, J., Jepson, P. dan Rudianto. 1995. Burung-
Hidup berkoloni selain memiliki burung Terancam Punah di Indonesia.
keuntungan seperti keamanan yang terjamin PHPA dan Birdlife International Indonesia
dari predator dan deteksi akan bahaya predator Programme. Bogor.
lebih cepat, namun juga memiliki beberapa Widati, L.W. 2000. Studi Habitat Burung Cangak Abu
kelemahan. Erlich et al., (1989) mencatat (Ardea cinerea Linn.) di Yogyakarta. Skripsi
beberapa kelemahan yang ada dari burung- S1. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Biologi
burung yang hidup berkoloni, antara lain Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yogyakarta.
meningkatnya kompetisi dalam hal pasangan
dan makanan, meningkatnya kompetisi
kebutuhan akan tempat sarang dan material
sarang. Sumber daya (dalam hal ini pohon
sebagai tempat lokasi sarang) terbatas, ini
menuntut adanya pembagian sarang dalam satu
pohon, sehingga dapat ditemui banyak sarang
Biota Vol. X (3), Oktober 2005 175

Anda mungkin juga menyukai