Anda di halaman 1dari 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES No. Dokumen : IK.

LAB-61
SURABAYA
Jurusan Keperawatan
INSTRUKSI KERJA No. Revisi : 00.01

Resusitasi Jantung Paru Tanggal : 27-9-2013


di Laboratorium Kep. GADAR
Tujuan : Halaman : 1 / 2
Sebagai acuan dalam melaksankan praktek
Petugas :
laboratorium keperawatan gawat darurat khususnya Pembimbing Lab. Kep.
tindakan RJP (Resusitasi Jantung Paru) GADAR
UNIT : Layanan Laboratorium

Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung
(cardiac arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.

1. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksankan praktek laboratorium keperawatan gawat darurat
khususnya tindakan RJP (Resusitasi Jantung Paru)

2. Ruang Lingkup
Prosedur tindakan RJP, sebelum mahasiswa melakukan praktek klinik keperawatan gawat
darurat, wajib melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru tanpa bantuan alat sebagai
sarana praktek.

3. Uraian umum
3.1 Persiapan pelaksanaan tindakan RJP
3.2 Pelaksanaan prosedur
3.3 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
3.4 Penilaian terhadap perfoma mahasiswa

4. 4. Alat dan Bahan


4.1 Phantom
4.2 Hand skun

5. Teknik resusitasi jantung paru


5.1 1 ( satu) orang penolong : memberikan pijat jantung luar dan pernafasan buatan
dengan perbandingan 30 : 2 dalam 2 menit (5 siklus).
5.2 2 (dua) orang penolong : memberikan pijat jantung luar dalam pernafasan buatan
yang dilakukan oleh masing-masing penolong secara bergantian dengan perbandingan
sama dengan 1 penolong yaitu 30 : 2 dalam 2 menit (7-8) siklus.
6. Prosedur kerja
6.1 Satu penolong
1. Pada korban tidak sadar (periksa dan tegur sapa, menepuk bahu, lalu beri rangsangan
nyeri/cubit untuk memastikan).
2. Sekaligus atur posisi korban, telentangkan di alas keras dengan cara log roll
(menggelinding). Hati hati bila ada kecurigaan patah tulang belakang.
3. Berusaha memberikan pertolongan segera dan minta bantuan (berteriak, call for help,
dsb) tanpa meninggalkan pasien.
4. Raba denyut karotis 5-10 detik
5. Bila karotis tidak teraba, tentukan titik tumpu tekan jantung, yaitu di tengah 2 dada,
pasien dengan posisi telentang, kedua tangan penolong saling mencengkram. Kedua
lutut penolong merapat, lutut menempel bahu korban, kedua lengan tegak lurus, pijatan
dengan cara menjatuhkan berat badan penolong ke sternum, lakukan pijat jantung dari
luar 30 kali pada titik tumpu tekan jantung, tekan tulang dada sampai turun dengan
kedalaman menekan sternum 5 cm. Lakukan dengan kecepatan 100 kali per menit.
6. Periksa apakah pasien bernafas/tidak
7. Bila tidak bernafas, buka dan bebaskan jalan nafas : head tilt/chin lift/juw thrust.
8. Bila tidak bernapas, berikan nafas 2 x, tidak perlu berlebihan cukup asal membuat
dada mengembang
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES No. Dokumen : IK.LAB-61
SURABAYA
Jurusan Keperawatan
INSTRUKSI KERJA No. Revisi : 00.01

Resusitasi Jantung Paru Tanggal : 27-9-2013


di Laboratorium Kep. GADAR
Tujuan : Halaman : 2 / 2
Sebagai acuan dalam melaksankan praktek
Petugas :
laboratorium keperawatan gawat darurat khususnya Pembimbing Lab. Kep.
tindakan RJP (Resusitasi Jantung Paru) GADAR
UNIT : Layanan Laboratorium

9. Lengkapi tiap siklus dengan perbandingan 30 pijatan sama 2 kali napas


10. Evaluasi denyut nadi karotis tiap 2 menit. Untuk satu penolong evaluasi dilakukan
setiap akhir siklus ke-5
11. Bila denyut karotis belum teraba, lanjutkan RJPO hingga nadi karotis berdenyut.

6.2 Dua penolong


1. Langkah 1-10 di atas tetap dilakukan oleh penolong pertama hingga penolong ke
dua datang
2. Saat penolong pertama memeriksa denyut nadi karotis, penolong ke dua mengambil
posisi untuk pijat jantung.
3. Bila denyut nadi tidak teraba, penolong ke dua langsung melakukan pijatan.
Penolong pertama tidak perlu mendahului pijatan jantung dengan melakukan 2 kali
tiupan nafas.
4. Lanjutkan siklus pertolongan dengan perbandingan 30 kali pijat jantung (oleh
penolong ke dua) dan 2 kali napas buatan (oleh penolong pertama)
5. Lakukan evaluasi denyut nadi karotis setiap 2 menit atau untuk 2 penolong. Evaluasi
setiap akhir siklus ke 7 atau akhir siklus ke 8

Anda mungkin juga menyukai