Anda di halaman 1dari 2

Integritas adalah Kekuatan

Oleh: Eko Jalu Santoso*

“Pribadi yang memiliki integritas hanyalah menginginkan tepukan halus malaikat di


pundak kanannya, bukan dari manusia lainnya.  Karena ia menyadari bahwa para
malaikat dan Tuhan selalu menjadi pengawasnya.”

Shinta adalah seorang karyawati yang merintis karir di dunia asuransi. Di kalangan teman-temannya
Shinta dikenal sebagai seorang pribadi yang ramah, baik hati dan jujur. Beberapa waktu lalu Shinta
sedang memprospek seorang calon klien baru yang sangat potensial. Setelah melalui beberapa kali
pertemuan dengan calon klien baru ini, akhirnya Shinta berhasil menutup sebuah polis asuransi dari
klien baru ini. 
Ketika ia mengerjakan tugas administratifnya, klien baru ini memintanya untuk mengubah tanggal
berlakunya polis asuransi, supaya ia mendapatkan klaim kecil yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Mengubah tanggal itu akan membuat kliennya meraih keuntungan dan akan menyenangkan kliennya
yang sangat potensial ini. Akan tetapi bagaimana dampaknya bagi Shinta ? Kalau hal itu
dilakukannya, maka ia akan mengorbankan integritas pribadinya. Padahal selama ini ia telah memiliki
komitmen pribadi yang diyakininya dan berjanji tidak akan melanggarkan demi apapun dan untuk
siapapun. Akhirnya dengan bahasa yang sopan  dan halus, Shintapun menolak permintaan klien
barunya tersebut. 

Shinta akhirnya berhasil memenangkan pertempuran pribadi antara memenuhi keinginan klien
potensialnya atau mempertahankan integritas pribadi yang diyakininya. Pada akhirnya, keyakinan
integritas pribadinyapun berbuah manis.   Klien itu yang awalnya hanya membayar beberapa puluh
juta rupiah untuk polis asuransi, tapi sejak itu akhirnya ia menghabiskan  ratusan juta rupiah dalam
beberapa tahun terakhir. Mengapa demikian ? Karena kliennya dapat mempercayai integritas Shinta
sebagai agen asuransinya. Ia tahu bahwa agen asuransinya memliki sesuatu yang lebih berharga
daripada kekuasaan uang. Bahkan akhirnya Shinta mendapatkan beberapa klien baru lainnya berkat
rekomendasi dari kliennya tersebut.
Kisah diatas adalah contoh dari kekuatan integritas pribadi dalam bekerja. Menjunjung tinggi
integritas merupakan salah satu dari “Good Ethos” atau etos kerja terbaik dan mulia yang tidak bisa
ditawar lagi kalau ingin meraih sukses dalam karir. Karena integritas menjadikan seseorang bisa
diandalkan.

Kita seringkali mendengar kata integritas ini, tapi sebenarnya apa makna terdalam dibalik kata
integritas itu? Dalam beberapa kali memberikan Training Good Ethos, saya seringkali menanyakan
kepada para peserta apa itu integritas. Dan ternyata sebagian besar peserta selalu memberikan
jawaban bahwa integritas itu sama dengan kejujuran. Hal ini tentu tidaklah sepenuhnya benar.
Karena kalau kita memahami lebih dalam, maka sesungguhnya integritas itu berbeda dengan
kejujuran. Sebagaimana disampaikan oleh Stephen R Covey, seorang motivator dan penulis
kelas dunia, “Honesty is telling the truth, in other word, conforming our words to reality.
Integrity is conforming to our words, in other word, keeping promise and fulfilling
expectations.”
Kalau mengacu pada pernyataan Covey tersebut maka kejujuran dapat diartikan setiap kata-katanya
dapat dipegang dan benar-benar dilakukannya. Sedangkan integritas lebih merupakan komitmen
terhadap janji dan dapat memenuhi sesuai harapan.

Integritas dapat menjadikan seseorang berani melakukan hal-hal yang benar sesuai yang diyakininya.
Pribadi yang berintegritas tidak akan mengorbankan keyakinannya hanya untuk uang, jabatan atau
untuk kepentingan sesaat. Inilah yang akan melahirkan profesional yang memiliki integritas tinggi.
Sebagaimana disampaikan oleh Oprah Winfrey, seorang pembawa acara talkshow yang sukses luar
biasa, “integritas sejati adalah melakukan sesuatu hal yang benar, tanpa peduli orang lain
mengetahuinya atau tidak.” Integritas pribadi inilah yang akan menghasilkan kepercayaan dan
menjadi dasar bagi kesuksesan seseorang dalam jangka panjang.
Dalam dunia karir dan bisnis, integritras tidak diragukan lagi akan menjadi kekuatan untuk meraih
prestasi tertinggi. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh James M. Kouzes dan
Barry Z. Posner yang melibatkan ribuan orang dari seluruh dunia, membuktikan bahwa integritas
merupakan hal penting yang harus dimiliki untuk meraih keberhasilan. Menurut Kouzes dan Posner,
hampir sebagian besar responden menjawab, integritas diidentifikasi sebagai karakter yang mutlak
harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana dengan perilaku sehari-hari kita dalam organisasi, apakah
sudah mencerminkan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas pribadi ? Dalam bekerja misalnya,
apakah selama ini kita sudah bisa memenuhi komitmen yang telah kita janjikan  ? Apakah selama ini
kita sudah bisa bertindak sesuai dengan apa yang selalu kita ucapkan ? Ataukah selama ini kita masih
sering berkompromi dengan nilai-nilai kebenaran yang kita yakini ?. Apakah selama ini ketika melihat
ada yang salah atau melangar nilai-nilai kebenaran, kita hanya diam membiarkan saja atau berani
mengingatkan hal itu salah dan harus diubah?

Setiap orang perlu membangun etos kerja jujur dan mennjujung tinggi integritas. Bukan etos kerja
yang mau mengorbankan kebenaran demi mementingkan uang. Bukan etos kerja yang membohongi
orang lain, asalkan meraih keuntungan. Bukan etos kerja pintar membuat alasan, karena tidak bisa
memenuhi komitmen yang dijanjikan. Kita perlu etos kerja jujur dan berani bertindak dengan
integritas yang tinggi, agar dapat membangun integritas kelompok dan organisasi di mana kita
berada. Kalau hal ini dilakukan, pada gilirannya akan dapat pula menyumbang kearah pembentukan
integritas masyarakat secara luas. Semoga bermanfaat. SalamGood Ethos.
 
*) Eko Jalu Santoso adalah seorang professional, penulis buku Good Ethos dan beberapa
buku motivasi laris lainnya, serta pembicara inspiratif profesional. Follow twitternya:
@ekojalusantoso  Web: www.ekojalusantoso.com

Anda mungkin juga menyukai