Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.

16, Edisi Khusus III, Oktober 2010

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap


Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Intelegensi Siswa

Lizza Novrida
Guru SMP Negeri 11 Jakarta
lizzanovrida@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan menemukan pengaruh strategi pembelajaran dan bentuk tes formatif
terhadap hasil belajar matematika dengan mengontrol inteligensi siswa. Penelitian ini menggunakan
design eksperimen faktorial 2x2. Cluster random sampling dengan 80 siswa kelas delapan di SMPN 11
dan SMPN 19 Jakarta pada tahun ajaran 2009/2010. Variabel bebasnya yaitu strategi pembelajaran dan
bentuk tes formatif, serta variabel terikatnya hasil belajar matematika. Inteligensi sebagai co-variabel.
Strategi yang digunakan yaitu pemetaan informasi dan konvensional, dan bentuk tes formatif yang
digunakan adalah pilihan ganda dan uraian. Hasil penelitian menunjukkan: 1) strategi pemetaan informasi
lebih efektif dibanding strategi konvensional; 2) bentuk tes formatif pilihan ganda kurang efektif dibanding
bentuk tes formatif uraian, dan 3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan bentuk tes
formatif.

Kata kunci: hasil belajar matematika, strategi pembelajaran, bentuk tes formatif, dan siswa sekolah
menengah pertama

ABSTRACT: The objectives of this study is to find out the effects of the learning strategy and the formative
test on the learning outcome in mathematics. The quasi-experiment with 2x2 factorial design was used in
this research. A cluster random sampling was used for 80 students of grade-2 at the State Junior High
Schools number 11 and 19 in Jakarta in 2009-2010. The independent variables were the learning strategy
and formative test, and for the dependent variables were learning outcome. The student intelligent was
used as a co-variable. The strategy used were the information mapping, and conventional strategy, and
the test were multiple choice and essay. The results showed the fallowings: 1) the information mapping
strategy is more effective than the conventional way; 2) the multiple choice is better than essay test; 3)
there was found an interaction between the learning strategy with the formative test.

Key words: math learning outcome, learning strategy test types, and junior high school student

Pendahuluan kepada siswanya agar memiliki bekal ilmu apabila


Latar Belakang Masalah kelak mereka meninggalkan bangku sekolah.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar,
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses sedangkan prestasi belajar itu merupakan indi-
pembelajaran agar peserta didik secara aktif kator adanya dan derajat perubahan tingkah laku
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki siswa (Soedjadi, 2000: 10). Evaluasi hasil belajar
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyara- belajar peserta didik secara kesinambungan
kat , ba ngsa, da n ne gara (Undang-Undang (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20,
Republik Indonesia Nomor 20, 2003: 50). 20 03: 38). Sel anjutnya dit entukan ba hwa
Sekolah Menengah Pertama merupakan salah “Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan dan
satu dari lembaga pendidikan dasar yang berorien- program pendidikan dilakukan oleh lembaga
tasi pada pendidikan umum. Lembaga pendidikan mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan,
ini memberikan kemampuan dan keterampilan dan sistemik untuk menilai pencapaian standar

300
Lizza Novrida, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Mengontrol Intelegensi Siswa

nasional pendidikan” (Undang-undang Republik bentuk tes formatif pilihan ganda karena dapat
Indonesia Nomor 20, 2003: 38). Jadi jelas, bahwa melatih siswa menghadapi ujian nasional yang
bukan hanya guru yang berkeinginan untuk mempunyai bentuk tes pilihan ganda dan bentuk
meningkatkan keberhasilan siswa, mulai dari tes uraian agar dapat melatih siswa menuangkan
tingkat satuan pendidikan sampai tingkat nasional kemampuan menguraikan hal yang diketahui
bersama-sama berusaha meningkatkan hasil terutama tentang materi yang telah dipelajari.
belajar melalui evaluasi. Faktor strategi pembelajaran dan faktor bentuk
Matematika adalah salah satu mata pelajaran tes formatif inilah yang akan diselidiki pengaruh-
yang diwajibkan untuk diikuti semua siswa, nya terhadap hasil belajar matematika pada siswa
karena berfungsi sebagai jembatan pengetahuan kelas 8 pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)
matematika di Sekolah Dasar (SD) dengan di Jakarta setelah mengontrol inteligensi siswa.
Sekolah Menengah Atas (SMA), dan memberikan Bertitik tolak dari uraian yang telah dikemuka-
dasar pengetahuan matematika untuk pelajaran kan di atas, maka secara umum masalah peneliti-
yang lain. Untuk itu peneliti menggunakan an adalah bagaimana pe ngaruh strategi
matematika sebagai mata pelajaran yang perlu pembelajaran, bentuk tes formatif dan inteligensi
ditingkatkan hasil belajarnya agar dapat menjadi siswa terhadap hasil belajar matematika siswa?
jembatan pengetahuan dari SD dengan SMA. Secara rinci, masalah dalam penelitian ini yaitu:
Dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada 1) apakah terdapat perbedaan hasil belajar
saat Ujian Nasional (UN) untuk mata pelajaran matematika siswa yang menggunakan strategi
Bahasa Indonesia (7,86), Bahasa Inggris (7,29), pemetaan i nformasi d engan hasil bela ja r
Matematika (7,06) dan IPA (7,22) (Berita Jakarta. matematika siswa yang menggunakan strategi
Com, 2008:1), diketahui bahwa pada mata konvensional setelah mengontrol inteligensi
pelajaran matematika siswa diperoleh nilai yang siswa?; 2) apakah terdapat perbedaan hasil
te re ndah d ibandingkan dengan nilai mata belajar matematika siswa yang diberikan bentuk
pelajaran lain. Keadaan ini merupakan masalah tes formatif pilihan ganda dengan hasil belajar
yang sangat memprihatinkan bagi semua pihak, matematika siswa yang diberikan bentuk tes
terutama yang menaruh perhatian kepada hasil formatif uraian setelah mengontrol inteligensi
UN mata pelajaran matematika. Untuk itu, perlu siswa?; 3) apakah terdapat pengaruh interaksi
upaya perbaikan yang dapat meningkatkan hasil antara strategi pembelajaran dan bentuk tes
belajar matematika khususnya pada sekolah formatif terhadap hasil belajar matematika setelah
menengah pertama. mengontrol inteligensi siswa?; 4) untuk siswa
Perlu dilakukan suatu kajian secara cermat yang diberikan bentuk tes formatif pilihan ganda,
dan mendalam mengenai faktor-faktor yang apakah hasil belajar matematika siswa yang
diduga mempengaruhi hasil belajar matematika menggunakan strategi pe me taan i nformasi
siswa. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar berbeda dengan hasil belajar matematika siswa
matematika ada dua yaitu faktor internal dan yang menggunakan strategi konvensional setelah
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor mengontrol inteligensi siswa?; 5) untuk siswa
yang berasal dari dalam diri individu. Faktor yang diberikan bentuk tes formatif uraian, apakah
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar hasil belajar matematika siswa yang mengguna-
individu (Woolfolk, 1993: 197). Dari faktor internal kan strategi pemetaan informasi berbeda dengan
dan faktor eksternal inilah peneliti akan mengkaji hasil belajar matematika siswa yang mengguna-
dua faktor yaitu faktor eksternal dari faktor kan strategi konvensional setelah mengontrol
kurikulum sekolah, khususnya bentuk tes formatif inteligensi siswa?; 6) untuk siswa yang meng-
dan faktor strategi pembelajaran. gunakan strategi pemetaan informasi, apakah
Strategi pembelajaran konvensional yang hasil belajar matematika siswa yang diberikan
selama ini diterapkan akan diubah dengan strategi bentuk tes formatif pilihan ganda berbeda dengan
pembelajaran pemetaan informasi yang menitik- hasil belajar matematika siswa yang diberikan
beratkan pada peran guru sebagai fasilitator. bentuk tes formatif uraian setelah mengontrol
Bentuk tes formatif yang akan digunakan adalah inteligensi siswa?; dan 7) untuk siswa yang

301
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010

menggunakan strategi konvensional, apakah hasil tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan,
belajar matematika siswa yang diberikan bentuk tidak karena proses pertumbuhan fisik atau
tes formatif pilihan ganda berbeda dengan hasil kematangan, tidak karena kelelahan, penyakit
belajar matematika siswa yang diberikan bentuk atau pengaruh obat, dan perubahan tersebut
tes formatif uraian setelah mengontrol inteligensi bersifat permanen, tahan lama dan menetap, tidak
siswa?. berlangsung sesaat saja (Sadiman, 2002: 3).
Sesuai dengan latar belakang masalah dan Belajar adalah proses yang aktif dan memberikan
perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk reaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
melihat: 1) perbedaan hasil belajar matematika individu yang sedang belajar, yang diarahkan
siswa yang menggunakan strategi pemetaan kepada tujuan dengan melihat, mengamati serta
informasi dengan hasil belajar matematika siswa memahami sesuatu untuk mengubah tingkah laku
yang menggunakan strategi konvensional setelah seseorang pada saat belajar, tingkah laku yang
mengontrol inteligensi siswa?; 2) perbedaan hasil dapat diamati (penampilan), maupun yang tidak
belajar matematika siswa yang diberikan bentuk dapat diamati (kecenderungan perilaku). Artinya,
tes formatif pilihan ganda dengan hasil belajar belajar adalah suatu kegiatan seseorang yang
matematika siswa yang diberikan bentuk tes dilakukan dengan sadar atau disengaja sehingga
formatif uraian setelah mengontrol inteligensi diperoleh kecakapan baru dan terjadi perubahan
siswa?; 3) pengaruh interaksi antara strategi yang disebut hasil belajar.
pembelajaran dan bentuk tes formatif terhadap Hasil belajar adalah hasil perubahan tingkah
hasil belajar matematika setelah mengontrol laku yang meliputi 3 (tiga) ranah, yaitu kognitif,
inteligensi siswa?; 4) untuk siswa yang diberikan afektif dan psikomotor (Bloom, 1971: 864 - 865).
bentuk tes formatif pilihan ganda, apakah hasil Hasil belajar seseorang dapat diperoleh melalui
belajar matematika siswa yang menggunakan seperangkat tes, dari hasil tes tersebut dapat
strategi pemetaan informasi berbeda dengan memberikan informasi tentang seberapa jauh
hasil belajar matematika siswa yang mengguna- kemampuan penyerapan materi oleh sis wa
kan strategi konvensional setelah mengontrol setelah mengikuti proses belajar. Hasil belajar
inteligensi siswa?; 5) untuk siswa yang diberikan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
bentuk tes formatif uraian, apakah hasil belajar pada ranah kognitif yang diperoleh setelah
matematika siswa yang menggunakan strategi mengikuti proses pembelajaran yang terwujud
pemetaan informasi berbeda dengan hasil belajar dalam bentuk skor hasil belajar matematika.
matematika siswa yang menggunakan strategi Hingga saat ini belum ada definisi matematika
konvensional setelah mengontrol inteligensi yang tunggal dan berlaku secara universal. Para
siswa?; 6) untuk siswa yang menggunakan ahli matematika mendefinisikan matematika
strategi pemetaan informasi, apakah hasil belajar sesuai dengan bidang keahliannya masing-
matematika siswa yang diberikan bentuk tes masing. Contoh-contoh definisi matematika antara
formatif pilihan ganda berbeda dengan hasil lain: 1) cabang ilmu pengetahuan eksak dan
belajar matematika siswa yang diberikan bentuk terorganisir secara sistematik; 2) pengetahuan
tes formatif uraian setelah mengontrol inteligensi tentang bilangan dan kalkulasi; 3) pengetahuan
siswa?; dan 7) untuk siswa yang menggunakan te nt ang pe nalaran logi k dan be rhub unga n
strategi konvensional, apakah hasil belajar dengan bilangan; 4) pengetahuan tentang fakta-
matematika siswa yang diberikan bentuk tes fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan
formatif pilihan ganda berbeda dengan hasil bentuk; 5) pengetahuan tentang struktur-struktur
belajar matematika siswa yang diberikan bentuk yang logik; dan 6) pengetahuan tentang aturan-
tes formatif uraian setelah mengontrol inteligensi aturan yang ketat (Soedjadi, 2000: 11).
siswa?. Fungsi matematika sekolah yaitu: 1) kegiatan
penelusuran pola; 2) kreatifitas yang memerlukan
Kajian literatur imajinasi, intuisi dan penemuan; 3) kegiatan
Hasil Belajar Matematika pemecahan masalah (problem solving); dan 4) alat
Seseorang telah belajar jika terdapat perubahan komunikasi (Departemen Pendidikan Nasional,

302
Lizza Novrida, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Mengontrol Intelegensi Siswa

2003: 3–4). Artinya matematika Sekolah, me- pelajaran atau menulis suatu pengantar untuk
nekankan pada penataan nalar, pembentukkan latihan suatu masalah yang berbicara tentang
sikap siswa, dan keterampilan dalam penerapan sesuatu (Horn, 1996: 8). Pemetaan informasi yang
matematika. disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa
Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah,
siswa pada ranah kognitif yang diperoleh setelah tetapi pemetaan informasi yang dapat di terima
mengikuti proses pembelajaran yang terwujud oleh siswa yang mempunyai IQ tinggi maupun
dalam bentuk skor hasil belajar matematika. Skor siswa yang mempunyai IQ rendah.
hasil belajar matematika pada penelitian ini Pemetaan informasi yang dapat digunakan
mengarah pada ranah kognitif taksonomi Bloom, untuk merancang dan menyusun bahan pengajar-
yang dibatasi pada: 1) pengetahuan; 2) pema- an yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa
haman; 3) aplikasi; dan 4) analisis pada mata kategori informasi, dan kemudian disusun ke dalam
pelajaran matematika. suatu bentuk yang terstruktur yang di sebut peta-
peta informasi, yang berisi peta: struktur, prosedur,
Strategi Pembelajaran proses, klasifikasi, konsep, fakta, dan prinsip. Peta
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu struktur menampilkan struktur dari suatu obyek
diperhatikan oleh seorang instruktur, guru, fisik. Peta prosedur menerangkan bagaimana
widyaiswara dalam proses pembelajaran dengan mengerjakan sesuatu dan bagaimana urutan
3 jenis strategi yaitu: 1) pengorganisasian; 2) pengerjaannya. Peta proses menjelaskan bagai-
penyampaian; dan 3) pengelolaan. Strategi mana terjadinya perubahan struktur menurut
pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan waktu. Peta konsep mendefinisikan, memberi
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan contoh, dan menampilkan ciri-ciri lain dari suatu
siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai konsep. Peta klasifikasi menunjukan bagaimana
secara efektif dan efisien (Departemen Pendidikan sekelompok konsep diorganisasikan, dan peta
Nasional, 2008: 3 – 4). Dengan demikian, strategi fakta menampilkan hasil observasi atau ukuran.
pembelajaran adalah kegiatan pengorganisasian Peta prinsip adalah peta yang menunjukan
bahan ajar, kegiatan penyampaian informasi di bagaimana aturan-aturan suatu struktur berlaku
dalam kelas, serta kegiatan pengelolaan proses (Horn, 1996: 8).
belajar mengajar di kelas. Sebuah peta informasi dibentuk oleh bebera-
Strategi pemetaan informasi pada penelitian pa petak informasi, sebuah petak informasi
ini adalah strategi pembelajaran yang mengguna- dibentuk oleh kalimat atau diagram tentang topik
kan strategi pemetaan informasi pada waktu yang tak terbatas, pemecahan yang terpadu
pengorganisasian dengan menggunakan peta secara logis, mengidentifikasi secara jelas dengan
konsep dan peta prosedur dilengkapi latihan sebuah label yang menggambarkan fungsi yang
sebagai bahan pengajaran, penyampaian materi berfokus pada pembacaan atau isi petak yang
pelajaran dengan peta konsep dan peta prosedur, berdasarkan subjek te ntang sesuatu. Peta
pengelolaan di kelas dengan peran siswa untuk konsep dan peta prosedur dapat digunakan untuk
memproses informasi dan guru adalah membim- menyusun bahan pengajaran matematika. Untuk
bing dan memberikan sedikit pengarahan dalam menyusun sebuah peta konsep at au peta
proses belajar. Pemetaan info rmasi adal ah prosedur terdapat beberapa petak informasi yang
memasangkan pada waktu serangkaian tahapan- dapat digunakan. Ada petak yang perlu dimuatkan
tahapan dari proses menulis ke bagian-bagian, ke dalam peta dan ada petak yang dapat di pilih
seksi-seksi, bab-bab, dan dokumen-dokumen oleh guru atau perancangan bahan pengajaran.
yang berhubungan dengan suatu maksud dari Petak ini merupakan urutan pengajaran. Urutan
suatu informasi dan kebutuhan untuk membaca pengajaran memperhatikan: 1) nama konsep; 2)
(Horn, 1996: 7). Dan salah satu tujuan utama dari atribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variabel
pemetaan informasi adalah untuk memberi suatu dari konsep; 3) definisi konsep; 4) contoh-contoh
subjek masalah yang mana akan memberikan dan non contoh dari konsep; dan 5) hubungan
suatu pikiran, pengetahuan yang baik dalam mata konsep dengan konsep-konsep lain (Dahar, 1989:

303
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010

113). Khusus untuk nama konsep biasanya dicetak completion), pilihan ganda (multiple choice), benar-
tebal atau miring (Dahar, 1989: 109). salah (true-false), dan menjodohkan (matching)
Se tiap sis wa memulai kegiatan be lajar (Aiken, 1997: 30). Penelitian ini menggunakan
dengan mempelajari peta konsep, diteruskan bentuk tes pilihan ganda. Hal ini disebabkan: 1)
dengan peta prosedur, dan setelah itu mengerja- tipe tes di susun dan digunakan untuk mengukur
kan latihan. Dalam mengerjakan latihan, siswa semua standar kompetensi, mulai dari yang paling
yang tidak mendapatkan kesukaran pada satu sederhana sampai yang paling kompleks; 2)
butir soal, dapat mengerjakan butir soal berikut- jumlah alternatif jawaban (option) lebih dari dua
nya. Tetapi jika mereka memperoleh kesukaran sehingga dapat mengurangi keinginan siswa
mereka harus mempelajari kembali peta konsep untuk menebak (guessing); 3) tipe tes ini menuntut
dan peta prosedur. kemampuan siswa untuk membedakan berbagai
Pada strategi konvensional, pengorganisasi- tingkatan kebenaran sekaligus; dan 4) tingkat
an dengan buku teks, penyampaiannya oleh guru, kesukaran butir soal dapat dikendalikan dengan
dan pengelolaan kelas dengan guru sebagai nara hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif
sumber dan siswa mencatat bahan yang penting jawaban. Bentuk tes formatif pilihan ganda di skor
kemudian diakhiri dengan mengerjakan latihan. secara objektif, karena pemeriksaannya atau
Strategi konvensional dalam penelitian ini adalah penskorannya tidak selalu dilakukan oleh manusia
suatu strategi pembelajaran yang pada pengor- tapi dapat dilakukan mesin misalnya mesin
ganisasian menggunakan buku teks, penyampai- scanner.
an menggunakan catatan dari guru, dan pada Tes uraian lebih efektif digunakan pada
strategi pengelolaan menekankan tanggung tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan
jawab guru untuk menjelaskan bahan pengajaran evaluasi. Bukan berarti tes uraian tidak efektif
kepada siswa, sedangkan aktivitas siswa terutama untuk mengukur hasil belajar tingkat rendah
mengikuti penyajian bahan pengajaran dari guru (Wiersma, 1990: 72). Tes uraian dalam kegiatan
serta mengerjakan latihan yang sudah ada dalam belajar mengajar matematika bermanfaat untuk:
buku teks. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa 1) mengungkapkan kemampuan intelektual tinggi,
strategi konvensional adalah cara mengajar pada sebab siswa mengorganisasikan kemampuannya
materi tertentu yang bahan ajarnya dari buku teks untuk menemukan jawaban dengan mengguna-
yang sudah tersedia dan peran guru adalah kan kata-katanya sendiri; 2) mengungkapkan cara
menjelaskan materi pelajaran serta diselingi tanya berpikir matematika, namun tes yang soalnya
jawab sedangkan siswa mendengar dan mencatat adalah membuktikan teorema yang sudah diajar-
keterangan guru. kan akan mendorong siswa untuk menghafalnya
saja; dan 3) mendorong siswa untuk terbiasa
Bentuk Tes Formatif dalam menent ukan langkah p enyele saia n
Di lihat dari tujuan dan fungsinya tes dibagi men- masalah disertai dengan alasannya. Bentuk tes
jadi empat, yaitu: 1) tes penempatan, 2) tes formatif uraian dalam penelitian ini adalah
formatif, 3) tes diagnosis, dan 4) tes sumatif seperangkat tes yang menuntut siswa menjawab-
(Daryanto, 2001: 11). Dalam penelitian ini jenis nya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
tes yang digunakan adalah tes formatif yang mendiskusikan, membandingkan, memberikan
disajikan di tengah program pengajaran, diharap- alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai
kan untuk dapat memonitor kemajuan belajar dengan tuntutan pertanyaan-pertanyaan yang
siswa dan memberikan umpan balik, baik kepada menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
siswa maupun kepada guru. Berdasarkan hasil tes
tersebut guru dan siswa dapat mengetahui Inteligensi
apakah masíh ada yang perlu dijelaskan kembali Inteligensi adalah potensi yang berpengaruh
materi yang sudah disampaikan agar dapat pada kemampuan berpikir seseorang sebagai
dikuasai dengan baik. salah satu aktivitas mental yang menjadi latar
Secara umum terdapat empat tipe objektif, belakang perilaku. Menurut Stern, inteligensi
yakni: soal jawaban singkat (short-answer or adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan

304
Lizza Novrida, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Mengontrol Intelegensi Siswa

baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir tujuh, baik siswa Sekolah Menengah Pertama
menurut tujuannya (Sternberg, 2000: 81). (SMP) Negeri 11 Jakarta maupun siswa SMP Negeri
Inteligensi yang menitikberatkan pada soal 19 Jakarta. Instrumen tes inteligensi tidak dapat
penyesuaian diri (adjustment) seseorang pada diperlihatkan pada disertasi ini karena milik
masalah yang dihadapi. Sehingga orang yang lembaga psikologi yang tidak boleh diperlihatkan
inteligensinya tinggi (sering di sebut orang kepada umum. Ketika mereka di kelas delapan,
cerdas), lebih cepat menyesuaikan diri dengan data skor inteligensinya masih tetap ada. Ber-
masalah baru yang dihadapinya, bila dibanding- dasarkan data skor inteligensi itulah, peneliti
kan dengan orang yang tidak cerdas. memperoleh data untuk dijadikan salah satu
Penggunaan tes untuk menilai inteligensi variabel.
seorang anak, memiliki standar atau ukuran
tersendiri, yaitu: a) IQ > 130 digolongkan dalam Metodologi Penelitian
genius; b) IQ: 120 – 129 digolongkan dalam Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11
sangat pandai; c) IQ: 110 – 119 digolongkan Jakarta dan SMP Negeri 19 Jakarta. Penelitian ini
dalam pandai; d) IQ: 90 – 109 digolongkan dalam menggunakan tiga variabel bebas dan satu
normal; e) IQ: 80 – 89 digolongkan dalam bodoh; variabel terikat. Variabel bebas pertama adalah
f) IQ: 70 – 79 digolongkan dalam dungu; g) IQ: strategi pembelajaran yang berperan sebagai
30 – 69 digolongkan dalam luar biasa; dan h) IQ variabel perlakuan yang di bagi atas dua taraf yaitu
< 25 digolongkan dalam idiot (Arikunto, 2005: 14). strategi pemetaan informasi d an strategi
Tes untuk menilai inteligensi siswa, salah konvensional. Variabel bebas kedua adalah bentuk
satunya adalah Tes Inteligensi Binet-Simon (Binet tes formatif yang berperan sebagai variabel
Simon Intelligence Test). Tes ini untuk mengukur perlakuan yang di bagi atas dua taraf yaitu bentuk
tiga aspek yaitu aspek kecerdasan, kepribadian tes formatif pilihan ganda dan bentuk tes formatif
dan arah minat. Untuk aspek kecerdasan terbagi uraian. Variabel bebas ketiga adalah inteligensi
lagi dari 7 kemampuan yaitu: 1) kemampuan dalam yang berperan sebagai covariable atau covariate.
ruang tiga dimensi; 2) kemampuan dasar Inteligensi ini merupakan skor yang diperoleh
abstraksi; 3) kemampuan bahasa; 4) kemampu- siswa setelah mengikuti tes inteligensi yang dibuat
an dasar berhitung; 5) kemampuan praktis dan dan di skor oleh lembaga psikologi. Variabel terikat
logika; 6) potensi verbal/kapasitas belajar, adalah hasil belajar matematika. Hasil belajar ini
berhubungan erat dengan prestasi belajar yang merupakan skor yang diperoleh siswa setelah
di capai di sekolah; dan 7) ketelitian/kecepatan mengikuti tes hasil belajar yang diadakan setelah
kerja, (Java, 2007: 1 – 2). Tes kecerdasan ini yang perlakuan eksperimen. Skor inteligensi siswa
digunakan lembaga psikologi untuk menilai hasil dihubungkan dengan skor hasil belajar matema-
tes inteligensi siswa pada sekolah-sekolah. tika siswa, dari hubungan kedua skor tersebut
Inteligensi dalam penelitian ini adalah skor akan di lihat pengaruh strategi pembelajaran dan
yang diperoleh dari tes IQ (Intelligence Quotient) bentuk tes formatif setelah diberikan kepada
yang di buat dan di nilai oleh lembaga yang siswa. Desain eksperimen ditunjukkan pada Tabel
berwenang dilakukan pada saat siswa di kelas 1 yang terlihat di bawah ini:

Tabel 1. Desain Eksperimen “Treatment-by-Level” 2 x 2

STRATEGI PEMBELAJARAN
PEMETAAN KONVEN-
TOTAL
INFORMASI SIONAL
(A1 ) (A2 )
BENTUK PILIHAN X11 Y11 X21 Y21 X.1 Y .1
TES GANDA (B1 )
FORMATIF URAIAN (B2 ) X12 Y12 X22 Y22 X. 2 Y.2
TOTAL X1. Y1. X2.. Y2 . X.. Y ..

Keterangan:
X = Skor Inteligensi Siswa. Y = Skor Hasil Belajar Matematika

305
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010

Perlakuan penelitian yang dilakukan pada kan sendiri jawabannya dan menyatakan dengan
siswa dengan menggunakan strategi pembela- kata-katanya sendiri, mengundang jawaban
jaran yaitu strategi pemetaan informasi pada secara luas, waktu siswa untuk berpikir dan
kelompok eksperimen dan strategi konvensional menulis, mudah persiapannya t etapi sulit
pada kelompok kontrol. Kemudian kelompok menskornya, siswa bebas menjawab dan pemberi
eksperimen dan kelompok kontrol diberikan skor bebas memberi skor secara profesional, dapat
bentuk tes formatif yaitu bentuk tes pilihan ganda menyatakan tugas siswa dengan pertimbangan
dan uraian secara bersamaan. yang kurang jelas, secara sengaja memungkinkan
Strategi pemetaan informasi adalah strategi dorongan ekspresinya keluar, distribusi skor
yang dilakukan guru pada proses belajar menga- ditentukan oleh si pemberi nilai.
jar dengan 3 strategi yaitu: 1) pengorganisasian- Instrumen hasil belajar matematika sebelum
nya membuat bahan ajar yang memuat peta digunakan, diujicobakan terlebih dahulu untuk
konsep dan peta prose dur dan latihan; 2) menentukan indeks kesukaran, daya pembeda,
penyampaiannya diberi bahan ajar berisi peta keefektifan alternatif jawaban, validitas dan
konsep dan peta prosedur; dan 3) pengelolaan- reliabilitas. Digunakan setelah strategi pemetaan
nya adalah guru sebagai pemberi arahan dan informasi dan bentuk tes formatif dilaksanakan
bimbingan pada siswa dan siswa menganalisis sebagai perlakuan penelitian eksperimen dengan
bahan belajar dan latihan. 30 butir soal.
Strategi konvensional adalah strategi yang Skor inteligensi di peroleh dari tes inteligensi
digunakan guru pada saat proses belajar menga- yang dinyatakan dalam nilai Intelligence Quotient
jar dengan 3 strategi yaitu: 1) pengorganisasian- (IQ). Nilai IQ berdasarkan hasil tes inteligensi yang
nya bahan ajar buku teks; 2) penyampaian adalah dilaksanakan lembaga psikologi.
catatan yang diberikan guru; dan 3) pengelolaan Analisa data dengan analisis inferensial
adalah guru sebagai penyaji bahan pengajaran berupa ANKOVA dua jalur untuk menguji hipotesis
dan siswa mendengar dan mencatat serta latihan. yang dilanjutkan dengan uji lanjut (Neter, 1974:
Bentuk tes formatif pilihan ganda adalah 703 – 717). Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji
se pe rangkat tes de ngan empat alt ernati f persyaratan analisis data berupa Uji Normalitas
jawaban, jawaban secara garis besar, waktu dengan Uji Lilliefors, Uji Homogonitas dengan Uji
siswa untuk membaca dan berpikir, kualitas tes Bartlett dan Uji-F (Murwani, 2003/2004: 18 – 26),
ditentukan keterampilan penyusun tes, mudah Uji Homogeneity Slopes (Agung, 2006: 249 - 253),
menskornya, penyusun tes menunjukkan penge- dan Uji kelinearan regresi (Neter, 1985: 852).
tahuan yang dimiliki dan membatasi siswa untuk
berekspresi, memberikan kesempatan kepada Hasil dan Pembahasan
siswa untuk menerka jawaban, distribusi skor Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) hasil
ditentukan oleh tes. belajar matematika siswa yang menggunakan
Bentuk tes formatif uraian adalah seperang- strategi pemetaan informasi lebih tinggi dari pada
kat tes yang menuntut siswa untuk merencana- hasil belajar matematika siswa yang mengguna-

Tabel 2. Perhitungan Ankova

JK Ftabel
JK RJK
No Sumber Varians db F0 Α=
X Y XY Residu Residu α = 0,05
0,01
Antar Kolom
1 4794,721 0,059 -16,794 1589,519 1 1589,519 94,080*
(A)
2 1,191 272 18 246,692 1 246,692 14,601*
Antar Baris (B)
3 1,779 313,471 23,618 280,363 1 280,363 16,594*
Interaksi A x B 2,754 4,112
4 Antar 4797,691 585,529 24,824 2137,588 3 712,529
42,173*
5 Dalam 8336,588 5375,529 5995 1064,410 63 16,895
6 Total 13134,279 5961,059 6019,824 3201 66 48,515

Keterangan : * = Signifikan

306
Lizza Novrida, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Mengontrol Intelegensi Siswa

kan strategi konvensional; 2) hasil belajar Hasil perhitungan uji perbedaan ditunjukkan pada
matematika yang menggunakan bentuk tes Tabel 4.
formatif pilihan ganda lebih rendah dari pada hasil
belajar matematika yang menggunakan bentuk Tabel 4. Uji Perbedaan Setiap Kelompok Hasil
Belajar Matematika
tes formatif uraian, setelah mengontrol inteligensi
siswa; dan 3) pengaruh strategi pembelajaran
ttabel Perhi-
dengan bentuk tes formatif. Hasil pengujian thitung
α = 0,05 α = 0,10 α = 0,15 tungan
hipotesis disajikan pada Tabel 2. t3 = 1,243 t3 > ttabel
Jika F0 > Ftabel pada taraf signifikan α = 0,05 t4 = 1,647 t4 > ttabel
1,693 1,308 1,054
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara t5 = 2,767 t5 > ttabel
sumber varians. Pada tabel terlihat F0 > Ftabel untuk t6 = 0,095 t6 < ttabel
sumber varians antar kolom (antar strategi
pembelajaran), antar baris (antar bentuk tes Jika ti > ttabel pada taraf signifikan á = 0,05
fo rmat if ), interaksi A x B, (ant ar s trategi berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Pada
pembelajaran dan bentuk tes formatif) ini berarti tabe l te rlihat t i > t tabe l ke cuali pada t 6 , ini
terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi menunjukkan bahwa t 3, t 4, dan t 5 mempunyai
pembelajaran, antara bentuk tes formatif dan pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti bahwa:
adanya interaksi antara straegi pembelajaran dan 1) Untuk siswa yang diberikan bentuk tes formatif
bentuk tes formatif. Karena hasil yang diperoleh pilihan ganda, hasil belajar matematika siswa
signifikan maka perlu dilanjutkan dengan uji lanjut yang mengguna-kan strategi pemetaan informasi
dengan uji t ankova. lebih rendah dari pada hasil belajar matematika
Hasil perhitungan uji lanjut dengan uji t siswa yang meng-gunakan strategi konvensional
ankova pada tabel 3. setelah mengon-trol inteligensi siswa; 2) Untuk
siswa yang diberikan bentuk tes formatif uraian,
Tabel 3. Uji Lanjut Setiap Kelompok Hasil hasil belajar matematika siswa yang mengguna-
Belajar Matematika kan strategi pemetaan informasi lebih tinggi dari
pada hasil be lajar matemati ka siswa yang
thitung ttabel Perhitungan
menggunakan strategi konvensional setelah
t1 = 12,136 t1 > ttabel mengontrol inteligensi siswa; 3) Untuk siswa yang
1,670
t2 = 3,821 t2 > ttabel menggunakan strategi pemetaan informasi, hasil
belajar matematika siswa yang diberikan bentuk
tes formatif pilihan ganda lebih rendah dari pada
Jika ti = ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 hasil belajar matematika siswa yang diberikan
berarti terdapat pengaruh yang signifikan antar bentuk tes formatif uraian setelah mengontrol
kelompok hasil belajar matematika. Pada tabel inteligensi siswa; dan 4) Untuk siswa yang
terlihat ti > t tabel untuk kelompok hasil belajar menggunakan strategi konvensional, hasil belajar
matematika yang menggunakan strategi matematika siswa yang diberikan bentuk tes
pembela jaran, d an kelompo k hasi l belajar formatif pilihan ganda lebih tinggi dari pada hasil
matematika yang diberikan bentuk tes formatif, belajar matema-tika siswa yang diberikan bentuk
ini berarti hasil belajar matematika siswa yang tes formatif uraian setelah mengontrol inteligensi
menggunakan strategi pemetaan informasi lebih siswa.
tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa Hasil tersebut berdasarkan pengujian per-
yang menggunakan strategi konvensional dan syaratan analisis: 1) Uji normalitas, menunjukkan
hasil belajar matematika siswa yang diberikan bahwa sampel penelitian berasal dari populasi
bentuk tes formatif uraian mempunyai pengaruh yang berdistribusi normal; 2) Uji homogenitas,
yang signifikan dari pada hasil belajar matematika memiliki variansi populasi yang homogen; 3) Uji
siswa yang diberikan bentuk tes formatif pilihan ho mo geneous slopes menyatakan bahwa
ganda. Karena hasil yang diperoleh signifikan inteligensi siswa mempunyai perbedaan yang
maka perlu dilanjutkan dengan uji perbedaan. signifikan terhadap hasil belajar matematika yang

307
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010

di bentuk oleh kedua faktor yaitu faktor strategi hambatannya memang sulit pada tahap penyu-
pembelajaran dan faktor bentuk tes formatif, dan sunan soal oleh guru, tetapi tidak sulit untuk
(4) Uji kelinearan regresi, menunjukkan regresi digunakan kepada siswa sebagai bahan mereka
signifikan. untuk belajar berkompetisi dari bentuk tes pilihan
Hasi l pengujian hipote sis me nunjukkan ganda maupun bentuk tes uraian.
bahwa strategi pembelajaran dan bentuk tes
formatif mempunyai pengaruh yang signifikan Simpulan dan Saran
terhadap hasil belajar matematika siswa setelah Simpulan
mengontrol inteligensi siswa. Khusus untuk siswa Strategi pemetaan informasi yang diterapkan
yang menggunakan strategi konvensional tidak pada mata pelajaran matematika cukup efektif
mempunyai pengaruh bersyarat yang signifikan untuk meningkatkan hasil belajar. Kekuatan
terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil strategi pemetaan informasi ini terletak pada
penelitian untuk siswa yang diberikan bentuk tes bahan pengajaran yang memberikan kemudahan
formatif uraian lebih cocok dengan menggunakan belajar pada siswa serta mampu mewujudkan
strategi pembelajaran pemetaan informasi. aktivitas belajar siswa. Dengan demikian proses
Kesimpulan ini dapat di lihat dari lebih besarnya belajar mengajar mata pelajaran matematika
rata-rata hasil belajar matematika siswa yang akan terpusat kepada siswa dan peran guru akan
menggunakan strategi pe me taan i nformasi terpusat kepada peran memberi arahan serta
dibandingkan dengan hasil belajar matematika bimbingan belajar kepada siswa.
siswa yang menggunakan strategi konvensional Berdasarkan hasil perhitungan statistika
jika diberikan bentuk tes formatif uraian dan faktor temuan penel itian dapat diuraikan seba gai
strategi pembelajaran mempunyai pengaruh berikut: 1) Hasil belajar matematika antara siswa
bersyarat yang signifikan terhadap hasil belajar yang menggunakan strategi pemetaan informasi
matematika siswa khusus yang diberikan bentuk lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika
tes formatif uraian serta faktor bentuk tes formatif siswa yang menggunakan strategi konvensional
mempunyai pengaruh bersyarat yang signifikan setelah mengontrol inteligensi siswa; 2) Hasil
terhadap hasil belajar matematika siswa khusus belajar matematika siswa yang diberikan bentuk
untuk strategi pemetaan informasi. tes formatif pilihan ganda lebih rendah dari pada
Strategi pemetaan informasi ini adalah peng- hasil belajar matematika siswa yang diberikan
hematan biaya penyediaan informasi dan peng- bentuk tes formatif uraian setelah mengontrol
hematan waktu penyajian bahan pengajaran. inteligensi siswa; 3) Terdapat pengaruh interaksi
Peta-peta informasi ini sesuai dengan kebutuhan antara strategi pembelajaran dan bentuk tes
akan bahan pengajaran yang dapat meningkat- formatif terhadap hasil belajar matematika setelah
kan motivasi siswa. Peningkatan ini akan bermula mengontrol inteligensi siswa; 4) Untuk siswa yang
dari sebuah ruang kelas yang dapat dilakukan oleh diberikan bentuk tes formatif pilihan ganda, hasil
seorang guru. Peningkatan hasil belajar matema- belajar matematika siswa yang menggunakan
tika ini diusahakan guru melalui pemusatan strategi pemetaan informasi lebih rendah dari
aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada hasil belajar matematika siswa yang meng-
inilah yang terpenting, karena dengan aktivitas gunakan strategi konvensional setelah mengon-
tersebut siswa menentukan sendiri apakah ia akan trol inteligensi siswa; 5) Untuk siswa yang
belajar atau tidak, apakah ia akan mengolah dan diberikan bentuk tes formatif uraian, hasil belajar
menyimpan informasi dengan pengertian, ataukah matematika siswa yang menggunakan strategi
semata-mata aktif karena akan menghadapi ujian. pemetaan informasi lebih tinggi dari pada hasil
Bentuk tes formatif ini adalah terbiasanya belajar matematika siswa yang menggunakan
siswa menyelesaikan soal-soal matematika yang strategi konvensional setelah mengontrol inte-
di susun secara baik dan benar dan merasa ligensi siswa; 6) Untuk siswa yang menggunakan
tenang ketika menghadapi soal matematika yang strategi pemetaan i nformasi , hasil bela ja r
lain termasuk soal matematika yang dibuat oleh matematika siswa yang diberikan bentuk tes
penyusun soal tingkat nasional. Di lihat dari formatif pilihan ganda lebih rendah dari pada hasil

308
Lizza Novrida, Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Bentuk Tes Formatif Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Mengontrol Intelegensi Siswa

belajar matematika siswa yang diberikan bentuk agar diperoleh bahan pengajaran yang memiliki
tes formatif uraian setelah mengontrol inteligensi keefektifan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa; dan 7) Untuk siswa yang menggunakan matematika, dalam arti tidak hanya didasarkan
strategi konvensional, hasil belajar matematika kepada materi pelajaran akan tetapi juga melihat
siswa yang diberikan bentuk tes formatif pilihan pada ke mampuan penerimaan siswa da lam
ganda lebih tinggi dari pada hasil belajar matema- menerima bahan pengajaran. Apapun cara yang
tika siswa yang diberikan bentuk tes formatif digunakan untuk mempersiapkan guru mata
uraian setelah mengontrol inteligensi siswa. pelajaran matematika, suatu kompetensi yang
Jadi dengan menerapkan strategi pemetaan sangat mendasar adalah mereka harus benar-
informasi dan bentuk tes formatif, seorang guru benar menguasai materi pelajaran matematika
matematika dengan bekal kemauan, kemampuan, yang akan disampaikan kepada siswa. Tanpa
dan kreativitas dapat mengusahakan peningkatan penguasaan materi pelajaran matematika ter-
pengajaran matemat ika tanpa me nungggu sebut mereka akan memperoleh hambatan dalam
adanya penyempurnaan kurikulum, penyediaan menyusun bahan pengajaran.
sarana dan biaya yang memadai yang selama ini Perlu melakukan variasi bentuk tes formatif
di anggap kendala dalam meningkatkan mutu khususnya bentuk tes pilihan ganda dan bentuk
pendidikan. Walaupun penyempurnaan kurikulum, tes uraian pada saat guru ingin melihat hasil
sarana serta biaya yang memadai itu selalu belajar matematika siswa. Tujuannya adalah agar
diperlukan, namun guru harus berusaha melaku- diperoleh bentuk tes formatif efektif dalam
kan terobosan menghadapi hambatan itu, dengan meningkatkan hasil belajar matematika selain itu
demikian dapat diartikan bahwa peningkatan untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dalam
strat egi pembelajaran matematika maupun menghadapi berbagai tes yang akan dihadapi
bentuk formatif tidak berhenti walaupun banyak terutama pada saat ulangan umum, ujian nasional
tantangan yang dihadapi guru. atau ujian tingkat internasional.
Penelitian lanjutan menggeneralisasikan hasil
Saran penelitian pada populasi yang lebih luas, yang
Dalam meningkatkan hasil belajar matematika meliputi Sekolah Menengah Pertama Negeri yang
disarankan untuk guru khususnya guru matema- berkualitas sebagai sekolah ungulan, sedang,
tika dapat menggunakan strategi pemetaan dan kurang, maka perlu diadakan penelitian
informasi selain menggunakan strategi konven- dengan me ng gunakan sampel berst ra ta.
sional yang selama ini sudah dilakukan, memberi- Penelitian ini dapat lebih diperluas dengan
kan bentuk formatif tes tertulis dalam bentuk menggunakan populasi yang terdiri dari Sekolah
pilihan ganda maupun bentuk tes uraian. Menengah Pertama Negeri dan Swasta dari
Perlu dilakukan bimbingan kepala sekolah berbagai daerah. Selain itu dapat pula diperluas
untuk meningkatkan kemampuan guru khususnya suatu penelitian keefektifan pemetaan informasi
guru matematika dalam menyusun peta konsep atau keefektifan bentuk tes formatif terhadap
dan peta prosedur yang akan dilaksanakan berbagai variabel lainnya yang berkaitan dengan
sebagai bahan pengajaran. Tujuannya adalah pelajaran matematika.

PUSTAKA ACUAN
Agung, Gusti Ngurah, 2006. Statistika Penerapan Model Rerata-Sel Multivariat dan Model Ekomoni dengan
SPSS, Jakarta: Sad Satria Bhakti.
Aiken, Lewis R., 1997. Psychological Testing and Assessment, Boston: Allyn and Bacon.
Arikunto, S., 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidik, Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom, Benyamin S., J. Thomas Hastings and George F. Madaus, 1971. Handbook on Formative and
Summative Evaluation of Student Learning, New York:Mc-Graw-Hill. Inc.
Dahar, Ratna Wilis, 1989.Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.
Daryanto, 2001. Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

309
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Edisi Khusus III, Oktober 2010

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_____, 2008. Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
_____, 2006.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Horn, Robert E., 1996. Structured Writing as a Paradigm, Englewood Cliffs: Educational Technology
Publications.
Java, Tri, 2007. Analisa Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologi, Jakarta: Lembaga Psikologi Tri Java.
Murwani, Santosa, 2003. Statistika Terapan, Jakarta: Program Pascasarjana UHAMKA.
Neter, John, and William Wasserman, 1985. Applied Linear Statistical Models Regression, Analysis of
Variance, and Experimental Designs, Illinois: Richard D. Irwin, Inc.
Sadiman, Arief S., 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta:
Pustekom Depdikbud dan Raja Grafindo Persada.
Soedjadi, R., 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sternberg, Robert J., 2004. “Teori Kognitif”, Psikologi Pendidikan, Djaali (ed) Jakarta: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Wiersma, William and Stephen G. Jurs, 1990. Educational Measurement and Testing, Toronto: Allyn and
Bacon.
Woolfolk, A. E., 1993. Educational Psychology, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

310

Anda mungkin juga menyukai