DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERALATAN KONSTRUKSI
(i) Bulldozer
(ii) Wheel loader
(iii) Backhoe
(iv) Dumptruck
(v) Truck tangki air
(vi) Sheepfoot roller dan atau tandem roller,
tandem roller mini
(vii) Stamper
(2) Apabila pekerjaan dilaksanakan dengan tenaga
manusia, kecuali pekerjaan ayat (2.1) butir (1) yang
harus dilaksanakan dengan alat berat, maka
diperlukan:
(i) Bulldozer dilengkapi dengan sheepfoot roller,
dan atau
(ii) Tandem roller dan tandem roller mini
(iii) Stamper
1. Bulldozer
4| Pusat Litbang Sumber Daya Air
Teknologi Infrastruktur Perdesaan
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : ≤ tipe D7
Penggunaan : Pembersihan semak, rumput, dan
pohon
Pengupasan tanah
Penggalian tanah
Penggusuran dan penghamparan
tanah
Perataan tanah
2. Wheel Loader
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : Bucket ½ - 1 m3
Penggunaan : Menggali dan memuat tanah atau
material berbutir, mengangkat,
mengangkut, dan membuang pada
3. Backhoe
Jumlah : 1 buah dengan alat penggerak roda
ban
Kapasitas : Bucket ½ - 1 m3
Penggunaan : Penggalian tanah yang terletak di
bawah tempat kedudukan backhoe.
Juga dapat digunakan untuk
memuat hasil galian ke dalam truck.
4. Dump truck
Jumlah : 2 buah
Kapasitas : 7 ton
Penggunaan : Transportasi material yang akan
digunakan untuk konstruksi dan
bahan buangan.
6. Sheepfoot roller
Jumlah : 1 buah dengan alat penarik beroda
ban.
Kapasitas : 8 – 10 ton termasuk ballast
Penggunaan : Alat pemadat material berlempung.
7. Tandem roller
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 8 – 10 ton termasuk ballast
Penggunaan : Alat pemadat material berbutir
kasar.
BAB III
BAHAN BANGUNAN
BAB IV
TUBUH EMBUNG DAN KOLAM EMBUNG
| 15
16 |
Teknologi Infrastruktur Perdesaan
Gambar 3. Tubuh Embung Tipe Urugan Homogen dengan Dinding Halang dan Selimut
Gambar 5. Urugan Batu, dengan inti Diapragma (tanpa dan dengan selimut)
BAB V
PELIMPAH
BAB VI
JARINGAN PIPA DISTRIBUSI
6.1 Fungsi
Mengangkat air dari kolam langsung ke tempat
pemakaian dengan pipan tertutup bertekanan.
6.2 Komponen
(1) Alat sadap terapung, dibuat dengan cara ujung
pipa utama dilubangi (perforated) sepanjang 1,50
m dan dibungkus dengan filter geotekstil,
kemudian digantungkan pada pelampung (missal:
bola plastik). Gambar 11 – detil B.
(2) Pipa utama, dari bahan HDPE Ø 2 “ dipasang pada
galian kemudian diurug kembali. Di bawah tubuh
embung pipa diberi lembaran karet 30 x 30 cm
setiap jarak 5,00 m kemudian diurug lempung
plastis dipadatkan dalam keadaan basah. Gambar
11 – potongan I-I, dan gambar 12.
(3) Pipa sekunder, ada 3 buah semua dari bahan HDPE
Ø 1 ¼ “. Pipa ini dipasang dalam parit yang
ditimbun kembali, langsung disambungkan pada
pipa utama, dan masing-masing menuju ke tiga
buah bak air (periksa butir 4).
BAB VII
PEMELIHARAAN
7.1 Umum
1. Organisasi
Embung yang telah selesai dibangun hendaknya
dikelola oleh desa setempat. Dinas Pengairan
setempat membantu desa dalam masalah
keteknikan.
2. Inspeksi
i) Desa Pengelola Embung perlu mengadakan
inspeksi minimal sekali dua minggu terutama
terhadap tubuh embung, pelimpah dan dinding
kolam embung.
ii) Pada waktu dan setelah hujan lebat perlu
melakukan inspeksi.
iii) Menjelang musim kemarau perlu diperiksa
apakah alat sadap dan keran air bekerja dengan
baik.
3. Daerah Tadah Hujan (DTH)
i) Seluruh DTH sebaiknya dihijaukan dan dibuat
teras dari tumpukan batu setinggi ± 0,5 m untuk
mengurangi erosi. Tanaman rumput sangat
disarankan.
Teknik Perbaikan:
- Buat paritan sejajar sumbu embung, dari puncak
embung vertikal ke bawah menembus lapisan lulus
air, lebar parit minimal 0,60 m, dasar parit mencapai
minimal 0,50 m di bawah lapisan lulus air
- Isilah paritan dengan bahan lempung plastis yang
dipadatkan dalam keadaan basah.
3 Retakan melintang
Tanda:
- Retakan terbuka di puncak embung, dari udik ke hilir.
- Air dapat mengalir dari kolam embung ke lereng hilir,
sehingga terlihat sebagai mata air.
Penyebab:
Penurunan urugan tidak merata
Tindakan:
Laporkan kepada Dinas Pengairan setempat.Akibat:
- Erosi yang dapat memperlebar dan memperdalam
retakan
- Air hujan dapat merembes dan menjenuhkan tubuh
embung
Teknik Perbaikan :
- Bila longsoran, buang runtuhannya hingga ke bidang
gerakan.
- Isi kembali galian tersebut dengan tanah yang sesuai
untuk urugan dan dipadatkan
Akibat :
- Alur erosi berkembang makin lebar, makin dalam, dan
makin panjang menuju ke udik
- Dapat mengakibatkan longsoran
- Bila berkembang ke udik hingga ke kolam embung
akan mengakibatkan kehilangan air karena daya
tampung embung berkurang
Tindakan :
Laporkan kepada Dinas Pengairan
Teknik Perbaikan :
- Tutuplah alur dengan bahan kerikil – kerakal
- Ratakan dasar saluran pelimpah
PUSTAKA