Kelompok 4 Kelompok 5
No Nama NIM Reviewer 1
1. Ayu Lestari 1900839 (UPI) Nama Mhs : Silmi Febriyanti
2. Dhiya Luthfi Basyasyah 1905973 (UPI) NIM : 17101619076
3. Dwi Octavianti Santoso 1701619109 (UNJ)
4. Gracia Natalia Nainggolan 1901555 (UPI)
5. Mila Lestari 1701619073 (UNJ)
Judul Kasus Judul yang dibuat kelompok 4 cukup menarik, namun agak
Kegagalan Pasar dan Pemerintah di Balik Ekspor Benih Lobster di Indonesia sedikit rancu pada bagian pemerintah yang mungkin dapat
diganti dengan “Kegagalan Pasar akan Kebijakan Pemerintah
di Balik Ekspor Benih Lobster di Indonesia”
Jawaban\Solusi Kasus Jawaban yang diberikan oleh kelompok 4 sudah sangat tepat,
1. Pemberlakuan Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor 12 Tahun namun alangkah lebih baiknya jika ditambahkan pembahasan
2020 pada umumnya memberikan dampak buruk di sejumlah sisi. Alih-alih mengenai monopoli ekspor yaitu, Salah satu temuan penting
membantu para nelayan lobster dalam mendapatkan mata pencahariannya
kembali ternyata berujung pada kerugian akibat adanya disparitas harga. Selain KPPU itu, adalah pintu untuk melaksanakan kegiatan ekspor BL
itu, para ahli sepakat mengatakan bahwa diperbolehkannya ekspor benih lobster hanya dibolehkan dari satu lokasi saja, yakni Bandara
dapat berpengaruh pada keterbatasan pangan Indonesia di masa yang akan Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Kebijakan
datang. Karena Menteri KKP sebelumnya yaitu Susi Pudjiastuti memaparkan tersebut dinilai aneh, karena mayoritas pelaku usaha Lobster
bahwa tidak ada negara selain Indonesia yang memperbolehkan ekspor benih justru berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sebagian
lobster, seharusnya lobster hanya boleh dijual dengan ketentuan berat minimal
200gram. Namun dengan adanya izin tersebut, dikhawatirkan akan pulau Sumatera.
bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang turut mengeksploitasi lobster.
Sehingga ketersediannya akan punah dan memberikan eksternalitas pada Di sisi lain, walau ditunjuk satu pintu saja, namun sebenarnya
habitat laut. Terutama jika eksploitasi dilakukan dengan cara yang tidak ramah Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan
lingkungan. Hasil Perikanan (BKIPM) KKP sudah mengeluarkan
2. Kebijakan yang dianggap lebih tepat adalah sebaiknya pemerintah tidak
mengizinkan ekspor benih lobster. Alasannya karena dampak yang dihasilkan rekomendasi lokasi mana saja yang layak untuk menjadi pintu
cukup buruk bagi SDA yang ada di wilayah laut Indonesia. Ekspor benih lobster keluar kegiatan ekspor benih Lobster. Temuan KPPU tersebut
jelas tidak memberikan manfaat bagi Indonesia, terutama jika perizinan ekspor sudah membuktikan bahwa ada kerusakan tata kelola Lobster di
benih lobster tersebut tidak disertai dengan syarat dan pola yang tepat. Adapun level hilir. Dimana ada pihak- pihak yang hendak mencari
solusi yang ditawarkan bagi para nelayan kecil yang kehilangan mata keuntungan dengan sengaja melakukan konsentrasi pengiriman
pencahariannya menangkap benih lobster yaitu pengembangan budidaya sistem benih Lobster ke luar negeri hanya melalui Bandara Soekarno-
silvofishery yang bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan
Hatta saja. Temuan KPPU tersebut, semakin menegaskan
budidaya yang berkelanjutan. Selain itu, para penangkap benih lobster juga
diarahkan untuk mengembangkan budidaya rumput laut dan ikan laut untuk bahwa ada banyak hal yang tidak transparan dan akuntabel
menggantikan kegiatan penangkapan benih lobster yang dilarang. dalam kebijakan ekspor benih Lobster yang berjalan saat ini di
bawah arahan KKP. Semua itu, mengerucut pada proses awal
penyusunan kebijakan ekspor benih Lobster.
Selain itu dampak lainnya ialah,
Nilai ekspor benih lobster meroket tajam semenjak keran dibuka
pada Mei 2020 lalu yaitu pada Juni sebesar 32 kilogram dengan
nilai sekitar Rp1,6 miliar dan meroket tajam menjadi Rp51
miliar (1.389 kilogram) sebulan kemudian.